Esok hari, Adnan kembali mengajak Putri untuk makan siang setelah mereka melakukan meeting dengan klien Adnan. Untuk kali ini, demi mempersingkat waktu mereka makan di tempat yang sama ketika mereka bertemu dengan klien.
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya pesanan mereka pun tiba. Mereka berdua pun menikmati makanan mereka dalam diam. Sesekali Putri mencuri curi pandang ke arah Adnan.
"Alhamdulillah.. Hmmm Put. Aku tinggal dulu ke mushola sebentar ya.. gapapa kan?" tanya Adnan.
"Hahhh... Ohhh iya gapapa.." jawab Putri.
"Kamu kenapa??? Sakit??" tanya Adnan yang melihat Putri gugup.
"Hehehe gapapa kok.." jawab Putri malu.
"Ya udah aku tinggal dulu sebentar" pamit Adnan.
Putri hanya mengangguk dan terus mengamati pergerakan Adnan yang semakin menjauhinya. Setelah Adnan menghilang dari pandangannya, Putri pun kembali melanjutkan makannya..
"Mungkinkah Adnan diam diam masih menyukaiku ya... Tidak mungkin juga jika tidak.. Dari tadi aja kata katanya begitu.. Perhatian.." gumam Putri tersenyum.
"Andai dari dulu aku tau dia akan bisa menjadi seperti sekarang.. Udah pasti aku respon perasaannya.." lanjut Putri.
Setelah selesai menikmati makan siangnya. Putri menunggu Adnan sambil memainkan ponselnya..
"Putri... Ini benarkan Putri???" Tanya seseorang.
"Ri... Rio.." Putri terkejut dengan kehadiran Rio..
"Ngapain kamu berada di sini??" Tanya Putri sinis.
"Ya kan ini cafe aku.. Kamu dah lama di kota ini??" Tanya Rio.
"Bukan urusan kamu" jawab Putri.
"Kamu marah sma aku ya?? Maaf ya Put, tidak ada niatan aku tak menghubungi kamu lagi.. Waktu itu ponselku hilang dan aku kehilangan kontakmu... Tapi aku ga nyangka bisa bertemu dengan kamu di sini" kata Rio.
"Ga perlu basa basi... Lebih baik tinggalkan aku sekarang" kata Putri.
"Jadi kamu benar benar masih marah sama aku.. Tapi tidak mungkin kamu semudah itu melupakan kebersamaan kita dahulu kan Put.. hmmm atau???" Kata Rio melirik ke arah piring kosong milik Adnan.
"Kamu sudah punya yang lain???" Tanya Rio.
"Bukan urusan mu.. Cepat kamu pergi dari sini" usir Putri yang tidak ingin Adnan bertemu dengan Rio.
"Kenapa buru buru si Put.. Aku masih ingin ngobrol sama kamu.. Atau, aku minta nomor ponsel kamu" pinta Rio memberikan ponselnya ke Putri.
"Ti..." Kata kata Putri terputus ketika melihat Adnan tengah berjalan ke arahnya.
Putri segera mengambil ponsel milik Rio dan segera mengembalikan ponsel itu ke Rio.
"Ok.. Thanks ya.. nanti aku hubungi kamu" kata Rio mengedipkan satu matanya ke arah Putri.
Putri merasa tidak senang bertemu dengan Rio hari ini. Dan dia sebenarnya memberikan nomor ponsel lamanya yang sudah tidak aktif ke Rio.. Putri merasa enggan jika harus kembali dekat dengan Rio.
"Udah selesai?? Itu tadi siapa???" Tanya Adnan.
"Haahhh siapa???" Tanya Putri pura pura tidak tau.
"Yang barusan mengenakan kemeja biru muda" kata Adnan.
"Ohhh.. i..itu temen sewaktu SMA aku.. iya.. temen SMA... Tidak sengaja bertemu tadi hehe" jawab Putri canggung.
"Biasa aja kali Put.. Ga usah gerogi gitu.. Dahh yuk, kita balik ke kantor" kata Adnan tersenyum.
"Ayok.." jawab Putri malu.
Merekapun telah memasuki arena parkir. Dan Adnan segera memarkir mobilnya. Mereka berdua pun turun bersama.
"Makasih ya Nan makan siangnya" kata Putri berjalan di samping Adnan.
"Sama sama.." jawab Adnan.
Merekapun bersama sama menuju ke ruang kerja mereka.
Saat melewati ruang kerja Anton, Adnan singgah terlebih dahulu.
Tok... Tok.. Tok..
"Masuk..." Jawab Anton.
"Pak Anton tengah sibukkah?" Tanya Adnan.
"Eh pak Adnan.." sapa Anton.
"Egak kok.. Ada apa?? Tumben.." tanya Anton.
"Bagaimana soal rumah?" Tanya Adnan.
"Ohh iya.. berhubung mereka ingin segera pindah ke luar negeri, mereka melepas seharga 120 juta. Awalnya mereka memberi harga 150 juta..Berhubung aku yang akan beli, jadi mereka kasih 120.. Bagaimana??" Tanya Anton.
"Cukup dalam juga ya.. Ya udah.. nanti aku transfer uangnya.. Kapan bisa ditempati??" Tanya Adnan.
"Lusa mereka sudah pindah" jawab Anton.
"Mereka tidak membawa serta barang barangnya??" Tanya Adnan.
"Tidak.. Barang barang yang ada di dalam rumah sudah termasuk. Urusan jual beli tanah dan bangunan sudah aku serahkan ke pak Kris" jawab Anton.
"Cakepp... Asistenku yang satu ini memang bisa di andalkan" puji Adnan.
"Yaahhh siapa dulu bosnya.." goda Anton.
"Ahhh udah yukk.. kita balik.. ada kelas jam 3 kan?? Masih ada waktu.." kata Adnan melirik ke arah jam tangannya..
"Ok... Aku beres beres dulu.." jawab Anton.
"Aku tunggu di ruanganku ya.." kata Adnan.
"Siap pak.." jawab Anton.
Begitulah keseharian Adnan, bekerja dan mengejar S2nya agar dirinya lebih percaya diri dalam mengembangkan bisnisnya..
Adnan benar benar fokus mengejar studynya.. dia ingin dalam kurun waktu 2 tahun dia mampu menyelesaikannya meski akan banyak menghabiskan energi..
Hingga suatu hari, setelah selesai menyelesaikan kepindahannya ke rumah baru.. Adnan kembali menaiki mobilnya untuk mengambil beberapa barangnya yang masih tertinggal di apartemennya.
Adnan bergegas menuju ke apartemennya, dan segera mengambil barang barang miliknya. Dan tidak lupa menghubungi mbak Imah ART yang membantunya membersihkan Apartemen miliknya.
"Hallo mbak Imah.." kata Adnan.
"Ya hallo mas.." jawab mbak Imah.
"Mbak... mbak Imah bisa kan bekerja di rumah baru saya.. Tapi menginap mbak.." tanya Adnan.
"Kalau menginap saya tidak bisa mas... Saya tidak mungkin meninggalkan rumah mas. Mas jadi pindah hari ini??" Tanya mbak Imah..
"Iya mbak.. mbak bisa ga carikan yang bisa menginap.. mba nanti 3 hari sekali bersihkan apartemen saya ya mba.. seperti biasa.. kunci masih di mbak kan??" Jawab Adnan.
"Ohh iya mas.. Coba nanti saya tanyakan tetangga saya ya mas.. kebetulan kemarin sempat tanya kerjaan.. Namanya bi Lasmi, siapa tau mau... Kunci apartemen masih di saya mas.. Nanti seperti biasa saya akan ke apartemen" jawab mbak Imah.
" Terimakasih ya mbak.. Maaf merepotkan" kata Adnan.
"Sama sama mas.." jawab mba Imah.
Setelah selesai, Adnan bergegas kembali ke kamarnya untuk melaksanakan sholat maghrib.
Selesai sholat, Adnan melihat jam di tangannya. Waktu menunjukkan pukul 18.30.
"Cari makan malam dulu" gumam Adnan.
Adnan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Hingga di pertengahan jalan, Adnan melihat seorang perempuan yang tengah berjongkok.
Semakin dekat, Adnan semakin mengenali perempuan itu.
"Reina" gumam Adnan.
Adnan pun bergegas menepikan mobilnya dan segera turun dari mobilnya.
"Reina!!" Panggil Adnan.
"Adnan.." gumam Reina menyeka air matanya.
"Kamu kenapa di sini?? Kamu kenapa??" Tanya Adnan membantu Reina berdiri.
Reina hanya menggelengkan kepalanya, namun air matanya terus mengalir.
"Ayo aku antar.. pakai jaketku" kata Adnan memasangkan jaketnya di kedua pundak Reina.
"Terimakasih" jawab Reina serak.
Reina pun dibantu Adnan menuju ke mobil Adnan. Setelah memastikan Reina sudah nyaman duduk, Adnan menutup pintu mobilnya dan bergegas menuju ke bangku sopir.
"Kamu dah makan?" Tanya Adnan seraya melajukan mobilnya perlahan.
Reina hanya menggeleng. Adnan sesaat melihat kondisi Reina. Selama perjalanan Reina hanya terdiam, tatapan matanya kosong ke arah keluar jendela. Adnan berinisiatif mengajak Reina makan malam terlebih dahulu.
"Ayo turun, kita makan malam dulu.. Makan di lesehan tidak keberatankan??" Tanya Adnan.
Lagi Reina hanya menggelengkan kepalanya. Terlihat enggan beranjak dari duduknya. Adnan bergegas turun dari mobilnya dan berputar membukakan pintu untuk Reina agar mau turun.
Reina pun mau tidak mau turun dan mengikuti Adnan memasuki warung lesehan.
"Mas, pesan ayam gorengnya 2, jangan lupa pete gorengnya juga ya. Es jeruk dan es teh juga" pesan Adnan tanpa menanyakan terlebih dahulu ke Reina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments