melihatnya

"Besok ada meeting sama Naya Group membahas tentang proyek yang ada di daerah Jogja. Apa kamu sudah menyiapkan segala sesuatunya?" Tanya Adnan ketika mereka tengah menunggu lampu kembali hijau.

"Udah, semua sudah siap. Yang penting kamunya dah siap belum? Proyek ini termasuk proyek paling besar, keuntungannya sangat besar jika gol" jawab Anton melirik ke arah Adnan.

"Insya Allah siap" jawab Adnan.

Tanpa sengaja, mata Adnan seperti melihat seseorang yang tidak asing dengannya. Adnan mengamati terus orang tersebut yang tengah berjalan menuju ke sebuah hotel dengan sang pria memeluk pinggang sang wanita.

Mata Adnan mengernyit, mencoba meyakinkan benarkah dia. Sesaat kemudian dia menggelengkan kepalanya.

"Ada apa Nan.. Kamu sakit??" tanya Anton.

"Hahhh.. Enggak kok" jawab Adnan.

Perlahan, Anton kembali melajukan mobilnya. Mata Adnan tak lepas dari hotel di mana gadis itu masuk bersama seorang pria dewasa.

"Ahh pikir apa si aku ini.. Sekalipun itu memang benar dia juga bukan urusanku" batin Adnan.

"Nan.. kamu kenapa?? Ada masalah?" tanya Anton.

"Ga kok.. rasanya cuma capek aja.." jawab Adnan.

*****

Keesokan harinya, Adnan sudah bersiap siap untuk pergi ke perusahaannya. Adnan bergegas menuju ke ruang kerjanya untuk segera kembali mengecek berkas berkas yang dibutuhkan untuk pertemuannya nanti.

Tok.. Tok.. tok..

"Masuk.." jawab Adnan.

"Pak.. saya mau mengambil berkas yang kemarin saya berikan ke bapak" kata Putri

"Ahh iya sebentar ya.." kata Adnan.

Adnan pun segera mengecek dan menandatangani berkas berkas yang Putri berikan kemarin.

"Ini berkasnya.. Anton sudah datang Put?" Tanya Adnan.

"Terimakasih.. Sudah pak" jawab Putri seraya mengambil berkas di meja Adnan.

"Baiklah, sebentar lagi bersiap siaplah untuk meeting dengan Naya Group" kata Adnan.

"Baik pak" jawab Putri.

Waktu sudah beranjak semakin siang. Setelah mendapatkan kesepakatan bersama, masing masing perwakilan menandatangani berkas perjanjian..

"Kita makan siang dahulu.. Putri.. Mungkin ada tempat yang rekomendet??" Tanya Adnan setelah mereka selesai meeting.

"Saya kurang mengerti pak.." jawab Putri.

"Selama ini memangnya ga pernah keluar, kencan gitu?" tanya Adnan yang setengah menyindir Anton.

"Tidak pak.." geleng Putri.

"Di luar pekerjaan panggil aja Adnan." Kata Adnan.

"Nan.. aku pergi dulu ya.. Aku baru inget mau ketemu sama pemilik rumah." Kata Anton tiba tiba.

"Ok.. Nanti kabari ya" jawab Adnan.

"Ok.."Anton pun melenggang pergi meninggalkan Adnan dan Putri.

"Mumpung masih jam makan siang.. Mau menemaniku makan?" tanya Adnan.

Mendengar itu, hati Putri tiba tiba berbunga bunga. Dia terlihat tersipu, dengan malu malu dia mengangguk dengan senyum manisnya.

Adnan pun melanjutkan langkahnya setelah melihat anggukan Putri. Bagi Adnan, ajakan ini hanya sekedar ajakan makan biasa mengingat waktu masih menunjukkan jam makan siang. Namun tidak bagi Putri, dia menganggapnya berbeda.

"Put.. Aku bukan supir mu.. Duduklah di depan" kata Adnan saat melihat Putri malah duduk di belakang.

Mendengar itu, hati Putri semakin senang. Putri benar benar menganggap jika Adnan memiliki perasaan pada dirinya.

Dengan wajah yang terus menyunggingkan senyum, dengan anggunnya Putri masuk kedalam mobil tepat di samping Adnan.

Perlahan, Adnan melajukan mobilnya dan menuju ke tempat makan favoritnya.

"Bagaimana kabar pak Rahmat?" tanya Adnan.

"Alhamdulillah bapak sehat Nan.." jawab Putri.

"Alhamdulillah. Kamu betah ga ikut kerja sama aku?" tanya Adnan.

"Betah dong.. Mana mungkin ga betah dapat bos sebaik dan seganteng kamu" jawab Putri dengan tersenyum.

"Bisa aja kamu. Kita makan di sini aja ya.. Ini salah satu tempat favorit aku" kata Adnan setelah memarkirkan mobil miliknya.

Mereka berdua pun sama sama turun dari dalam mobil dan masuk ke dalam tempat makan tersebut.

"Awwww.." pekik Putri yang tersandung anak tangga.

Sigap Adnan menahan tubuh Putri dengan setengah memeluk Putri.

"Kamu tidak apa apa? Hati hati.." kata Adnan mengingatkan.

Merasa diperhatikan, Putri benar benar merasa senang, hatinya merasa menghangat. Bahkan rasa sakit di kakinya tiba tiba lenyap seketika.

Dalam waktu yang bersamaan, Reina yang baru saja selesai makan siang dengan salah satu temannya melihat kejadian tersebut.

Entah mengapa, hatinya seperti tercubit melihat adegan tersebut. Dengan buru buru, Reina menarik tangan Adel. Dia berjalan melewati Adnan dan Putri tanpa disadari oleh mereka berdua..

Sedangkan Adel teman Reina menatap kagum melihat kesigapan Adnan.

"Beruntung sekali mbak mbaknya punya cowok kaya masnya itu. Dah ganteng sigap lagi.. beuuhhh mau aku kalau masih ada" kata teman Reina mengimbangi langkah Reina.

" B aja deh perasaan" sewot Reina.

"Diihhh kenapa kamu jadi sewot" goda Adel.

"Ga suka aja melihat pasangan yang mengumbar kemesraan di tempat umum. Kaya ga ada tempat aja" kata Reina.

" Heiii.. kok seperti ada yang sedang cemburu ya" kata Adel lagi penuh selidik.

"Diihhh siapa juga yang cemburu.. Dahh yuk ahh.." jawab Reina.

Reina dan Adel pergi meninggalkan tempat itu sedangkan Adnan dan Putri masuk kedalam dengan Adnan membantu Putri berjalan.

Adnan membantu Putri duduk dengan menarik kursi untuknya duduk.

"Apa perlu kedokter?" tanya Adnan.

"Tidak perlu.. tidak apa apa" tolak Putri.

"Baiklah, mau pesan apa?" tanya Adnan.

"Apa saja.. disamain aja" jawab Putri.

Adnan pun memesan beberapa menu makanan. Seraya menunggu pesenan mereka datang, mereka mengobrol sembari menikmati tempat tersebut.

"Kamu adalah gadis pertama yang aku ajak makan hanya berdua" kata Adnan.

"Ohh ya.. mana mungkin?" jawab Putri merasa spesial.

Wajahnya merasa panas dan hatinya terus berbunga bunga dengan semua sikap Adnan hari ini yang seolah olah begitu perhatian kepada diririnya. Bahkan kini jantungnya terus berdegup kencang.

"Serius.." jawab Adnan.

"Aku pikir kamu sudah memiliki seseorang. Secara kamu sudah ganteng, mapan lagi. Mana mungkin tidak ada yang menyukai mu" kata Putri memancing.

"Salah satunya kamu kan" ucap Adnan tertawa.

Mendengar itu, Putri menjadi salah tingkah.

"Kata siapa? Sok tau kamu" jawab Putri malu.

"Hahaha becanda Putri.. Jangan dianggap serius. Untuk saat ini, aku belum tau perasaan ku sendiri. Tapi ada salah satu gadis yang mampu menarik perhatianku akhir akhir ini. Tapi aku tidak bisa memastikan perasaan apa itu." jawab Adnan jujur.

Tiba tiba Putri tersenyum, dia merasa kata kata Adnan itu untuk dirinya dan dia berkata dalam hatinya akan siap menunggunya.

"Jika boleh tau siapa gadis itu?" tanya Putri penasaran.

"Adalahh nanti juga kamu tau. Ahh kita makan dulu.." jawab Adnan.

Merekapun menikmati makan siang mereka bersama. Setelah selesai merekapun segera kembali ke perusahaan.

Putri kini benar benar merasa percaya diri jika Adnan tengah menyukai dirinya, dengan melihat sikap Adnan seharian ini kepada dirinya.

Setelah kejadian hari itu, Putri berusaha memberikan perhatian kepada Adnan dan berdandan serapih mungkin jika didepan Adnan. Dia berfikir dengan cara itu Adnan akan menyadari perasaan Adnan untuk dirinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!