Balasan Email dari Seberang

Sesampai dirumah Emak mereka menunggu waktu sholat dzuhur dan makan siang bersama.

"Ayah ... kata bunda nanti habis adek tidul siang kita mau kelumah Uti, Yah?" panggilan Alia kepada kakeknya dari Aini adalah Kakung, kepada neneknya Uti.

"Iya, Sayang. Nanti InsyaAllah kita kerumah Uti,"

"Alhamdulillah, holeee ... sudah lama nggak kesana."

"Ayok kita pulang kerumah dulu, bobo siang. Habis itu InsyaAllah kita jadi kerumah Uti,"

"Siap bunda. Ayok kita bobo," teriak Alia

"Cucu nenek semangat banget, mau kemana ini?"

"Kelumah Uti, Nek,"

"Pantesan seneng banget, nenek ikut yaaa?" goda neneknya.

"Kakek juga ikut dong dek!" ledek kakeknya juga

"Ndak muat, Nek, Kek. Pakai motol, mobil sudah dijual sama ayah," Seketika wajah Al berubah kurang nyaman. Bapak melihat hal itu langsung menggoda cucunya lagi untuk mencairkan suasana kembali.

"Dek, bobo sini aja ya. Biar ayah sama bunda aja yg ketempat Uti,"

"Ndak mau kek, Adek mau ikut kelumah Uti...." Alia berontak dari pelukan kakeknya.

"Haha ... gemes sama cucu kakek ini. Sudah sana bobo siang dulu,"

"Iya ... iya ... ini adek mau pulang," sambil merengek ke Ayahnya.

"Ayo ayah, buluan kita pulang," menarik tangan Al untuk mendekat kearah motor yang terparkir dihalaman rumah nenek.

Alia langsung terlelap ketika memasuki tempat ternyamannya, Aini kembali ke kamar untuk rebahan setelah menemani Alia tidur dikamar anaknya tadi. Aini membuka hp tertera ada notifikasi email masuk.

"MasyaAllah Alhamdulillah ada balasan masuk dari yayasan sekolah di Pulau S," sorak Aini dalam hati langsung bangkit duduk.

Dilihat isinya ternyata panggilan interview.

"Bagaimana ini, interview harus datang langsung. Nggak mungkin kan kita asal nekad," ucap Aini dalam hati.

Al melihat kening Aini yang sedang berkerut tanda lagi bingung, Al mendekat kemudian ikut melihat hp yang ditangan Aini.

"Ada apa sayang? Kelihatannya bingung banget,"

"Astaghfirullah mas Al, kaget banget Ai,"

"Segitunya Ai, lihat mas kaya lihat hantu saja"

"Emang mas pernah lihat hantu?" dengan wajah penuh tanya

"Haha ... mana ada hantu?"

"Ada mas di film, aslinya Ai nggak tau,"

"Mas, Ai dapat panggilan interview dari yayasan di Pulau S, undangannya datang langsung ke sekolah. Ai bingung mas, sudah datang ternyata nggak diterima, nggak datang ini kesempatan yg kita tunggu-tunggu,"

"Gini Ai, kamu balas lagi saja. Saya posisi masih di Pulau J, kemudian sertakan no hp lagi dijawaban. Siapa tau ada pertimbangan buat interview lewat tlp,"

"Iya, Mas. Kenapa nggak kepikiran,"

"Iya lah Ai, karena kamu sudah panik duluan. Merespon apapun langsung pakai perasaan duluan, takut ini dan itu jadinya logika nggak jalan,"

"Itulah mas kenapa Ai kalau ada persoalan apapun nanya solusinya sama mas, karena Ai tau pola pikir laki-laki itu pakai logika, pakai otak. Sedangkan wanita pakai perasaan," sambil nyengir.

"Eh mas, nanti mas ngomong sama mama rencana kepergian kita?"

"Iya Ai, mas InsyaAllah nanti mau ngomong sama bapa mama, siap nggak siap harus siap,"

"Maafin mas ya Ai, gara-gara keadaan mas kita harus jauh dengan orang tua," memeluk Ai yg masih memegang hp.

"Jangan gitu, Mas. Skenario perjalanan hidup kita sudah tertulis sebelum kita lahir. Nggak ada yang perlu disalahkan disini. Ai yakin Allah punya rencana yang lebih indah untuk kita,"

"Aamiin,"

"Mas, tidur dulu sebentar. Selepas asar kita bisa langsung berangkat kerumah mama,"

"Hem..." Al mencoba memejamkan mata tapi pikiran masih berkelana.

...🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸...

Dikediaman Mama Aini

"Ma, lama ya kita nggak ketemu cucu. Kangen sama yg cerewet itu,"

"Bapa, baru aja Minggu kemarin kita ketemu. Tiap hari Ahad mereka kesini. Palingan bentar lagi sampai,"

"Yah gimana lagi Ma, cucu kita baru 1, rasanya Aini masih kecil ya, Ma," sambil menerawang.

"Iya ya pa, rasanya baru kemarin menimang Aini. Eh ... tau-tau sekarang sudah menikah dan punya anak,"

"Ma, sudah masak apa untuk menyambut cucu kesayangan,"

Bapaknya Aini terlihat tegar dan cuek, tapi nyatanya setelah Aini tinggal dengan suaminya beliaulah yang sering mengenang kebersamaan dengan Aini. Aslinya berat tapi harus ikhlas. Bagaimanapun sekarang tanggungjawab dibahunya beralih ke menantunya.

"Assalamualaikum, Akung, Uti," teriak Alia dengan suara comprengnya.

"Adek datang!" teriak lagi

"Wa'alaikumussallam cucu Akung yang cantik," langsung menggendong cucu kesayangannya. Mereka langsung masuk tanpa dipersilahkan oleh tuan rumahnya.

"Wa'alaikumussallam," jawab mama Aini

Aini dan Al menyalami kedua orang tuanya.

"Akhirnya cucu Uti datang juga, Akung sudah uring-uringan dari tadi."

"Ma, maafin kami kesininya terlalu sore,"

"Nggak apa Al, Mama ngarang itu, Bapa tuh tadi hanya bilang lagi kangen sama cucu yg cerewet ini,"

"Akung, siapa yang celewet. Adek tuh cantik bukan celewet" sambil memainkan jenggot Akungnya yg mulai berwarna putih.

"Iya cantik ya dek, Akung tuh suka ngeledek. Giliran ngambek nanti kebingungan," ucap Utinya.

"Cucu Akung malam ini menginap disini?" Alia sudah mengangguk setuju

"Kali ini maaf Kung, Ai nggak bisa. Besok mau ada rapat disekolahkan," jawab Aini

"Nggak apa Ai, masih banyak kesempatan InsyaAllah. Cucu Uti jangan cemberut gitu dong," Mama menenangkan

"Kung, adek mau es klim beli yuk kung," sambil turun dari pangkuan Kakungnya.

"Adek ... barusan nyampai sudah langsung minta keluar," tegur Ai

"Tadi pagi kata kakek juga baru makan es krim. Kesempatan ya dek, sekarang tinggal minta Akung," goda Al

"Biar saja Ai, Al bapa senang kok. Ayuk cucu Akung kita berangkat. Jalan kaki aja ya, gendong sini" sambil jongkok untuk menggendong cucu kesayangannya.

"Siap belangkat," setelah kepergian Akung dan cucunya susana jadi sepi.

"Nggak nginep tapi pulangnya setelah makan malam ya Ai, Al,"

"Iya Ma, Al sama Ai makan malam disini. Kangen masakan mama, iya kan Ai?"

"Tentu saja ma, Ai kangen masakan mama" mengiyakan ucapan suaminya.

"Sudah masak apa belum, Ma?Ai kangen masak bareng mama," ucap Ai lagi

"Sayangnya mama sudah masak Ai, mama sudah selesai sejak tadi. Supaya kalau kalian datang tidak perlu sibuk, kesempatan berkumpul sama kalian. Rugi mama kalau sampai sibuk sendiri,"

"Iya, Mamaku sayang," ucap Aini sambil mendekati mamanya dan memeluk manja sang mama. Al hanya geleng-geleng kepala ketika melihat istrinya berubah menjadi anak kecilnya mama kembali.

"Gimana kondisi kamu Al, sudah baik kan?"

"Alhamdulillah berkat doa mama, Al semakin membaik,"

Aini menuju pantry untuk mengambil air minum buat suami dan orang tuanya. Bapa kopi hitam tanpa gula, mas Al dan mama teh hijau, seperti biasa Aini tidak buat tapi ikut meminum punya bapak. Tiap datang kerumah mama Ai selalu minum apapun yang bapa nya minum, kata Ai jauh lebih nikmat nimbrung minum punya bapa daripada bikin khusus buat sendiri sekalipun punya bapa pait tetap saja suka.

"Ma, Ai ... Al pamit kerumah pakdhe Surya dulu ya. Mau lihat gurameh dikolam pakdhe"

"Ya, Al," jawab mama dan Ai hanya mengangguk. Al kerumah pakdhe seperti biasa selain niat silaturahmi juga karena Al memberi ruang buat Aini melepas kangen bersama mamanya. Walau bagaimanapun Aini butuh waktu bersama orang tuanya meski sudah dewasa.

...🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷...

Terimakasih kk para pembaca. Like dan komen kami tunggu.❤️

Terpopuler

Comments

Dehan

Dehan

penjahit cantik hadir..

2022-06-26

0

Nana

Nana

kak aku bcanya nyicil ya kak ,smgt 💪😍

2022-06-05

1

Tu 0527

Tu 0527

Iya ya dek bukan cerewet, tapi ngomongnya banyak hehe

2022-04-19

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Suasana Hangat di Pagi Hari
3 Meminta Ijin Suami
4 Pak Abid Telpon Aini
5 Ajakan Pak Abid
6 Keseruan dikelas Aini
7 Lamaran Al untuk Aini
8 Berangkat Seminar
9 Aini dan Abid dipagi Hari
10 Adik Bu Tina
11 Kekhawatiran Al
12 Penasaran Aini
13 Sikap Aini yang Memalukan
14 Al Pamit sama Emak Bapak
15 Kehangatan dirumah Emak
16 Kelegaan Ayah Abid
17 Bertemu Penggemar Al
18 Tindakan Aini
19 Makhluk cerewet dan Makhluk Tak Peka
20 Balasan Email dari Seberang
21 Nasihat Orang Tua Aini
22 Bandara Sultan Syarif Kasim II
23 Kenalan dengan Teman Baru
24 Mengibarkan Bendera Permusuhan
25 Awal Mula
26 Buatan Pertama Gagal
27 Tak Tega
28 Fatimah
29 Dilarang Nge Gosip
30 Insiden di sekolah
31 Menghadap Kepala Sekolah
32 Telpon dari bapak
33 Mira sebuah masa lalu
34 Kedatangan Mira
35 Kedatangan Pelanggan
36 Omongannya Tanpa Saringan
37 Mandi Sendiri
38 Usaha Baru Al Ghazali
39 Pertengkaran Kecil
40 Budhe Surti
41 Nasihat Budhe
42 Mencoba Berdamai
43 Nyemil Malam
44 Survei
45 Kedap Suara
46 Menempati Rumah Baru 1
47 Yang Sakit Hatinya
48 Cari Perhatian Bos
49 Ketegasan Aini
50 Rencana Busuk Irma
51 Kejelian Trio
52 Harus Lembur
53 Nasihat Ibu Indri
54 Cemburu Aini
55 Menjemput Emak
56 Kecurigaan Izal
57 Suami Indri
58 Nasihat Bapak
59 Afrizal Danurrahman
60 Lina ngambek
61 Perhatian Izal pada Lina
62 Ketakutan Nenek Izal
63 Perubahan Izal
64 Maksud Orang Tua Izal
65 Lina Menerima Izal
66 Bertemu Mantan Izal
67 Kegelisahan Lina adik Al
68 Keberadaan Izal
69 Permohonan Ibu Izal
70 Mantan Izal Mengamuk
71 Ketakutan Aini
72 Lina Menangis
73 Untuk Apa Dia Datang
74 Mengusir Tak Sopan
75 Hanya Mundur Bukan Batal
76 Mau Nambah
77 Aini Menghilang
78 Al Kocar-kacir Mencari Istrinya
79 Kegilaan Istri Al
80 Candaan yang membuat hancur
81 Semakin Menggila
82 Aslinya Siapa yg Aneh
83 Jebakan sahabat Al
84 Ada Yang mengikutiku
85 Siapa Kamu?
86 Zaki oh Zaki
87 Jemput Alia
88 Titik Terang
89 Sebuah peluang
90 Berhasil Menjalin Kerjasama
91 Perubahan Dia
92 Siapa itu?
93 RSJ
94 Sari
95 Selles Mobil
96 Lagi Malas Gerak, Mas.
97 Aini Tes Kehamilan
98 TAMAT
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Prolog
2
Suasana Hangat di Pagi Hari
3
Meminta Ijin Suami
4
Pak Abid Telpon Aini
5
Ajakan Pak Abid
6
Keseruan dikelas Aini
7
Lamaran Al untuk Aini
8
Berangkat Seminar
9
Aini dan Abid dipagi Hari
10
Adik Bu Tina
11
Kekhawatiran Al
12
Penasaran Aini
13
Sikap Aini yang Memalukan
14
Al Pamit sama Emak Bapak
15
Kehangatan dirumah Emak
16
Kelegaan Ayah Abid
17
Bertemu Penggemar Al
18
Tindakan Aini
19
Makhluk cerewet dan Makhluk Tak Peka
20
Balasan Email dari Seberang
21
Nasihat Orang Tua Aini
22
Bandara Sultan Syarif Kasim II
23
Kenalan dengan Teman Baru
24
Mengibarkan Bendera Permusuhan
25
Awal Mula
26
Buatan Pertama Gagal
27
Tak Tega
28
Fatimah
29
Dilarang Nge Gosip
30
Insiden di sekolah
31
Menghadap Kepala Sekolah
32
Telpon dari bapak
33
Mira sebuah masa lalu
34
Kedatangan Mira
35
Kedatangan Pelanggan
36
Omongannya Tanpa Saringan
37
Mandi Sendiri
38
Usaha Baru Al Ghazali
39
Pertengkaran Kecil
40
Budhe Surti
41
Nasihat Budhe
42
Mencoba Berdamai
43
Nyemil Malam
44
Survei
45
Kedap Suara
46
Menempati Rumah Baru 1
47
Yang Sakit Hatinya
48
Cari Perhatian Bos
49
Ketegasan Aini
50
Rencana Busuk Irma
51
Kejelian Trio
52
Harus Lembur
53
Nasihat Ibu Indri
54
Cemburu Aini
55
Menjemput Emak
56
Kecurigaan Izal
57
Suami Indri
58
Nasihat Bapak
59
Afrizal Danurrahman
60
Lina ngambek
61
Perhatian Izal pada Lina
62
Ketakutan Nenek Izal
63
Perubahan Izal
64
Maksud Orang Tua Izal
65
Lina Menerima Izal
66
Bertemu Mantan Izal
67
Kegelisahan Lina adik Al
68
Keberadaan Izal
69
Permohonan Ibu Izal
70
Mantan Izal Mengamuk
71
Ketakutan Aini
72
Lina Menangis
73
Untuk Apa Dia Datang
74
Mengusir Tak Sopan
75
Hanya Mundur Bukan Batal
76
Mau Nambah
77
Aini Menghilang
78
Al Kocar-kacir Mencari Istrinya
79
Kegilaan Istri Al
80
Candaan yang membuat hancur
81
Semakin Menggila
82
Aslinya Siapa yg Aneh
83
Jebakan sahabat Al
84
Ada Yang mengikutiku
85
Siapa Kamu?
86
Zaki oh Zaki
87
Jemput Alia
88
Titik Terang
89
Sebuah peluang
90
Berhasil Menjalin Kerjasama
91
Perubahan Dia
92
Siapa itu?
93
RSJ
94
Sari
95
Selles Mobil
96
Lagi Malas Gerak, Mas.
97
Aini Tes Kehamilan
98
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!