"Mba, bicara disini saja. Tidak baik bicara berdua sementara kalian bukan muhrim," ujar Ai tetap tersenyum meski kesal dengan sifat keras kepala penggemar suaminya. Ulfa mengambil tempat duduk disamping Aini sementara Al masih tetap berdiri. Heran dengan istrinya yang malah mempersilahkan wanita lain untuk berbicara dengan suaminya.
"Al, sejak dulu aku mencintaimu. Lama menunggumu, dan menanyakan keberadaan mu kepada telan-teman kita, aku mencari informasi tentang kamu di media sosial dan tidak menjumpai kamu. Sampai akhirnya aku menikah, tapi tetap saja bayanganmu masih sering hadir di depanku," berhenti sejenak,
"Aku tau, dulu kamu tidak mau denganku. Tapi aku yakin kamu yang sekarang jelas berbeda. Kamu laki-laki dewasa yang ketika melihat penampilanku pastinya kamu bakalan tertarik," ucap Ulfa dengan percaya diri.
Penampilan Ulfa sangat berbeda dengan Aini. Ulfa pakaian modis dan ****. Ai tidak pernah menilai seseorang dari penampilan tapi melihat wanita ini Ai jelas tidak suka, bagaimanapun Ai tidak rela suaminya didekati wanita lain. Tapi Aini tetap berusaha tenang, menghadapi orang seperti itu.
"Jawab Al, kamu tidak berubah masih tetap sama pendiam, aku seperti ngomong dengan patung,"
"Baiklah kalau itu maumu, saya akan menjawab. Tapi setelah ini tolong jangan usik saya,"
"Kamu berhadapan dengan orang yang salah, tidak semua laki-laki menyukai wanita yang suka mengumbar kehormatan diri sendiri dengan pakaian yang tujuannya menggoda laki-laki. Dari ucapan kamu, jelas tujuan kamu untuk menggoda laki-laki,"
"Sebagai wanita apakah kamu pernah berfikir, bagaimana kalau istriku mengetahui ada wanita yang berusaha mendekati suaminya. Kamu bercermin bagaimana perasaanmu jika suatu saat ada wanita yg berusaha menggoda suamimu?. Dalam bertindak kita harus berfikir, didunia ini ada yang namanya hukum alam. Siapa yang menanam maka ia akan menuai,"
"Iya, kenapa aku berfikir bahwa Al masih sama dengan Al yang dulu. Yg tak akan berurusan dengan wanita, apakah dia sudah menikah?" ucap Ulfa dalam hati sambil menyesali kecerobohannya.
"Saya rasa nggak perlu dilanjutkan. Ayo sayang kita pergi," ucap Al sengaja keras sambil menggandeng istrinya.
"Apa kamu bilang Al, sayang. Bukankah dia Adikmu,"
"Dia istriku, dan dari awal ketemu tadi saya sudah berusaha menjelaskan tapi nyatanya kamu terus memotong ucapan ku,"
"Al, dia tidak pantas jadi istrimu Al," benar² kaget dengan fakta bahwa istrinya ada disini.
"Bagaimana istri Al begitu santai melihat suaminya di dekati wanita lain. Apa karena tidak mencintainya? Atau karena apa?" Batin ulfa.
"Mba, istighfar. Mari kita duduk," melepaskan tangan suaminya lalu meraih tangan Ulfa untuk duduk.
"Mas ke parkiran dulu ya, biar Ai mau bicara sama Mba Ulfa," dijawab anggukan kepala oleh suaminya
"Mba Ulfa, mari kita bicara dari hati ke hati," dengan senyum tulusnya.
"Mba Ulfa mungkin bertanya, kenapa saya sebagai istrinya tidak marah-marah ketika tadi. Sehingga mba menyangka kalau saya adalah adik dari mas Al. Mba mau tau alasannya. Bukan karena saya nggak mencintai suami saya, tapi saya menjaga kehormatannya. Bagaimana jika saya ikut berteriak menyatakan kalau mas Al suamiku, dan akan terjadi keributan yang tentunya akan menjadi tontonan. Saya mengenal mas Al bukan sebentar, saya paham dengan tindakan seperti apa yang bakalan mas Al ambil," jelas Aini
Ulfa heran, jawaban istrinya Al sepertinya mengetahui pertanyaan dihati Ulfa, sebenarnya hati Ulfa sangat menyesal dengan kecerobohannya. Dan dia merasa berurusan dengan orang yang salah. Seharusnya bukan Al yang menjadi sasarannya. Dia tahu Al sosok laki-laki yang kuat pendirian.
"Maafkan aku mba, aku menyesali terlalu ceroboh,"
"Mba Ulfa, sebenarnya mba sedang punya masalah apa? saya yakin mba menyadari bahwa yang saat ini mba lakukan adalah sesuatu yang salah,"
"Suamiku sering memarahiku, orang tuaku selalu menyalahkan aku," ucap Ulfa, entah mengapa Ulfa begitu mudahnya menceritakan persoalannya kepada orang asing.
"Mba, saya tau yang dirasakan mba saat ini sangatlah berat tapi bukan berarti mba bertindak ceroboh. Bukan kesitu pelampiasannya dan satu lagi kubur hal masa lalu yang sudah tak bisa kita dapat,"
"Maaf ya mba Ulfa, setiap orang Allah kasih ujian sendiri², sesuai dengan kemampuan hambanya. Saya yakin, mba mampu jika mau berusaha. Bangkit mba, semangat. Perubahan orang lain itu bermula dari perubahan diri sendiri. Jangan tuntut orang lain, tapi perlakukan orang lain dengan yang terbaik. Jika orang diperlakukan dengan baik, tentu orang itu akan berusaha memberikan yang terbaik buat kita juga. Kalau berkenan, silahkan direnungkan,"
"Saya permisi dulu mba Ulfa, kasihan mas Al menunggu lama," lanjut Aini. Ulfa mengangguk lemah masih dengan isak tangisnya.
Sebenarnya Aini merasa kasihan ketika melihat wanita sedih seperti itu, tapi Aini juga tidak akan memberikan celah untuk wanita lain merusak rumah tangganya. Aini tidak mau mendekatkan wanita manapun dengan suaminya. Hati orang siapa yang tau.
Sesampainya diparkiran,
"Sudah, Sayang?"
"Aku belum mau pulang, kita pindah ke seberang sana yuk. Aku mau jajan lagi, beli dawet dulu ya mas, biar dingin ini kepala," Al mengangguk sebagai tanda jawaban. Setelah membeli Es Dawet pindah tempat duduk yang jauh dengan posisi Ulfa.
"Sayang, kok diam si. Kamu marah sama mas?
"Nggak marah, tapi kesal, Mas,"
"Kesal pakai ngomong segala ya Ai"
"Gimana kalau kejadian tadi pas aku nggak bareng dengan mas?"
"Jawaban akan tetap sama Ai, ada atau tidak ada kamu bersama mas saat itu tidak akan merubah jawaban mas,"
"Mas bukan takut sama kamu saja Ai, tapi terutama takut sama Allah. Kenapa kamu tidak marah sayang, apa kamu tidak cinta sama mas?"
"Dasar mas ini, ternyata sama saja dengan Ulfa. Karena Ai nggak marah-marah menganggap kalau Ai tidak cinta. Sebenarnya Ai kesal mas, mulut ini ditahan-tahan supaya tidak bersuara. Sampai rasanya pegel ni mulut pengin ngomong. Pengin teriak, tapi kalau Ai melakukan itu bagaimana kalau kita jadi tontonan? Aku tidak mau mas menanggung malu" mulut Ai terus nyerocos
"Dan dari dulu Ai pernah bilang sama mas, Ai menyerahkan semua kepada mas atas sikap mas, Allah maha tau apa yang diperbuat hambanya. Mas adalah sosok pemimpin, dosa Ai juga mas ikut menanggung apalagi dosa mas sendiri, tentu mas bertanggungjawab penuh. Jika mas mencintai wanita lain diluar sana tanpa sepengetahuan Ai, Ai nggak akan peduli. Toh yang rugi bukan Ai, tapi yang rugi mas sendiri. Dan ketika Ai mengetahui faktanya, siap-siap saja...." Ancam Ai masih dengan nada kesalnya
"Iya, Sayang. Mas makin cinta deh sama istriku ini," mengelus kepala belakang yg terbalut jilbab.
"Mas sebenarnya Ulfa itu siapa?"
"Mas tidak terlalu paham Ai, mas ini dulu sekolah nggak dekat dengan teman perempuan,"
"Haha ... Mas ada yg lucu dari ucapan Ulfa tadi. Mencari tau di media sosial, nggak bakalan nemu lah foto suamiku ini. Foto tersimpan rapi di galeri, tidak akan aku ijinkan jadi santapan wanita lain. Apalagi mengundang foto kemesraan kita, nanti yang ada banyak wanita mengejar-ngejar Mas Al. Sosok suami idaman bangat ... Astagfirullah ... jangan sampai," sambil bergidik ngeri.
"Ai ... masih ingat waktu pernikahan memasuki tahun ke 3,"
"Aahhhh ... jangan diungkit, itu masa-masa kita lagi sangat memalukan. Apa-apa jadi masalah, sudah cukup jadi pelajaran ya, Mas," Aini cekikikan.
Ya dulu cerita mereka tidak seperti sekarang, kehidupan rumah tangga Al dan Aini sama seperti rumah tangga lainnya. Penuh dengan lika liku ... banyak tikungan tajam mengintai mereka.
...🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷...
Semoga sehat dan bahagia selalu teruntuk kk para pembaca....aamiin
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Dehan
ai ai.. siapapun orangnya pasti gak suka kalau suaminya di deketin perempuan lain.. 😑
2022-06-25
0
Ridhatin Hasanah
iihh koq aku greget yaa thor jadinya sama Aini
2022-06-25
0
Author_Febrianis
hadapi para calon pelakor dg elegan 😎😎😎
2022-06-08
0