Adik Bu Tina

Dipagi yang sama, seperti halnya Aini dan Abid yang menikmati waktu santai setelah sholat subuh, Al pun demikian. Alia anaknya belum bangun, sepulang dari masjid Al mengambil hp di nakes kamar lalu membawa ke teras belakang. Al mengirim pesan singkat untuk istrinya.

[Assalamualaikum, Sayang] tulis Al singkat. Tanpa menunggu lama langsung centang biru tanda sudah terbaca.

[Wa'alaikumussallam Mas ❤️] ada tambahan emoticon lope lopenya hehe.

[Sudah mandi belum ya istrinya mas?. Jangan-jangan masih bau iler]

[Iiih ngarang mas Al, aku sudah wangi. Coba cium si😘] Al mendapat pesan seperti itu tersenyum

[Kok nggak minta ke Mas, buat mandiin kamu. Hehe]

[Yang ada di mesyumin kalau minta dimandiin sama mas🤔]

[Mesyum cuma sama kamu Ai]

[Duh yg lagi senyum-senyum sendiri] tulis Al lagi.

[Siapa yg senyum sendiri. Mas ngarang deh, Ai tuh lagi senyum sama mas Al]

[Biar Ai tebak, mas Al posisi lagi di teras belakang ya?] tulis Aini lagi

]Salah Ai, mas tuh lagi ditempat favorit kita saat ngumpul]

[Sama aja mas Al 😬]

]Siap² dulu sana, mau sarapan kan? mas mau masak dulu. Nasib-nasib, ditinggal istri gini amat ya, kesepian. Haha]

[🤣🤣🤣 cuma 2 hari maaasss]

[Asli Ai, mas kesepian banget nggak ada kamu. Nggak ada yang bentar-bentar teriak memanggil mas]

[Damai ya mas, nggak dengar Ai teriak-teriak?😔]

[Merasa kehilangan Ai, bukannya damai. Apalagi tadi malam, nggak ada yang bisa dipeluk]

"Hmm ... masa Ai nggak percaya]

[Coba kalau dekat, sudah kucium kamu Ai] sudah centang biru tapi nggak ada balasan. Ditunggu beberapa saat nggak ada balasan juga.

Sudahlah mungkin keburu dipanggil temannya. Al menuju ke dapur untuk masak buat anak dan dirinya sendiri.

...*************...

Pada saat sarapan awalnya Aini duduk berdua, dalam satu meja ada 5 kursi yang mengelilingi. Mejanya berbentuk bundar.

"Bu Aini, tadi malam tidurnya gimana?"

"Alhamdulillah Bu Tina, meski awalnya susah tidur. Sejak menikah baru kali ana saya tugas luar Bu, jadi rasanya masih aneh tidur ditempat asing," ucap Aini.

"Bu Aini kesininya naik motor sendiri ya? Aku nggak berani Bu. Takut kalau berada dijalan raya besar."

"Apa sebelumnya pernah terjadi sesuatu yang membuat Bu Tina trauma?"

"Iya Bu, pernah waktu itu hampir keserempet bus. Sejak kejadian itu kemana-mana selalu minta diantar suami ataupun adik ketika bepergian jauh,"

"Berarti nanti juga dijemput Bu?

"Iya sama adik,"

Tiba-tiba di samping Aini ada seseorang yang duduk. Aini kaget lalu menoleh kearah orang tersebut.

"Pak Hasan ... sudah sarapan pak?"

"Sudah Aini, bagaimana tidurnya semalam?"

"Alhamdulillah Pak, nanti jadi Pak pulangnya lebih awal?"

"InsyaAllah jadi Ai, sudah kangen banget ya?" dengan senyum meledek

"Iya lah Pak, kangen berat sama anak,"

"Iya kalau itu si bapak percaya Ai, sama anaknya mertua kan? Haha...." tertawa lepas.

Sampai-sampai Bu Tina heran, baru kali ini melihat Pak Hasan tertawa lepas seperti itu. "Aini kamu menarik sekali, sampai-sampai Pak Hasan sosok berwibawa dan dingin bisa tertawa lepas berbincang dengan Aini," batin Tina

"Jangan heran Bu, Aini itu murid saya. Saya melihat Aini semasa Aini masih ingusnya keluar keluar, masih suka ngompol," Seolah bisa membaca pikiran Bu Tina.

"Yaaahhh ... Pak Hasan jangan buka-buka rahasia dong. Jadi malu Aini,"

"Ternyata kamu punya malu juga Ai," seloroh pak Hasan

"Makan fokus jangan ngobrol terus, jadinya nggak selesai-selesai!"

"Cepet habisin. Kalau pulang nanti kamu kurus bisa-bisa bapak dapat teguran dari Al," ledek Pak Hasan

Hanya dijawab dengan cengengesan sama Aini.

Pak Hasan kenal dengan Al, dulu Al sering mengantar Aini ke sekolah jadi sering ngobrol. Meski dunia yang digeluti berbeda tapi tidak sulit bagi Al untuk berbaur dengan teman-teman istrinya.

...------------------------------------...

Semua peserta sudah kumpul di Aula. Pembawa acara sudah mulai membacakan susunan acara, dilanjutkan dengan materi. Susana berjalan dengan hikmat. Peserta seminar dipilih berdasarkan keaktifannya, dipilih yang memiliki kemampuan nantinya menyampaikan didesa masing-masing. Tiap satu gugus ada 2 guru yang mewakili. Mau tak mau Aini harus bekerjasama dengan Abid dalam membuat laporan serta menyampaikan hasil seminar ini kepada rekan-rekan nantinya.

Aini bernafas lega ketika mengharuskan satu kelompok dengan Abid kondisi sudah berbeda, meski masih ada kecanggungan diantara mereka namun kejadian pagi tadi sudah membuat Aini sedikit nyaman. Pak Abid sesuai janjinya sudah tidak berlebihan terhadap Aini, berusaha bersikap profesional.

Aini sudah bisa ramah meskipun tetap masih menjaga jarak. Jarak wajar antara lawan jenis. Aini tau betul batasan-batasan berteman dengan lawan jenis. Pakaian Aini juga selalu sederhana dan longgar, tidak pernah berlebihan sejak dulu, namun tidak menjadikan kecantikan Aini hilang, justru hal itu menjadikan Aini lebih anggun dan berwibawa. Apalagi ditambah dengan profesinya sebagai guru, yang mana guru adalah salah satu figur untuk anak didiknya. Jadi Aini mau memberi contoh cara berpakaian yang sopan, dalam rangka menghargai diri sendiri sekaligus perintah Allah. Pepatah Jawa mengatakan Ajining diri saka lathi, Ajining raga saka busana, Tut Wuri Handayani yang memiliki arti. harga diri seseorang dinilai dari seberapa baik tutur katanya, harga diri badan seseorang dinilai dari pakaian yang dikenakan, kemudian yang didepan memberi contoh.

Selain itu Islam juga mengajarkan bagaimana wanita hendaknya berpakaian.

Jam menunjukan pukul 11.00 acara penutupan dimulai dan diakhiri dengan doa bersama. Haru bisa berkumpul dengan perwakilan gugus dalam satu kabupaten. Acara pun selesai, Aini dan Tina berjalan menuju lobby. Aini menunggu Bu Tina dijemput oleh adiknya.

"Nggak apa Bu, aku ditinggal saja. InsyaAllah sebentar lagi sampai adikku,"

"Nggak apa Bu, biar aku tunggu. Lagian aku sendiri nggak ada janjian dengan siapapun jadi bebas"

"Gitu ya? Gimana dengan suami dan anak, pastinya sudah menanti," Goda Bu Tina.

"Hihi ... Bu Tina bisa aja. Itu si jelas, tapi aku sudah wa barusan ke mas suami,"

"Eh itu dia, adikku sudah tiba," sambil nunjuk mobil yang baru parkir. Kemudian keluarlah sosok pemuda berusia kurang lebih 26 tahun.

"Loh ... loh ... Bu Tina, bukannya itu Galih ... iya Galih kan?"

"Bu Aini kenal toh?"

"Iya Bu, kenal ... teman SMA. Ternyata ... adiknya Bu Tina," sambil cengengesan.

Galih mendekat, kemudian menyapa Aini.

"Assalamualaikum, Aini," menelungkupkan kedua tangannya didepan dadanya.

"Wa'alaikumussallam, Galih. Beneran kamu Galih. Lama sekali kita nggak pernah ketemu," menelungkupkan kedua tangannya didepan dada juga.

"Aini apa kabarnya?" ucap Galih datar

"Hai ... Alhamdulillah sehat. Kamu belum berubah ya ... masih dingin macam es batu. Kapan cairnya Galih?" seloroh Aini sambil ketawa.

"Isshhh ... kamu tuh yang nggak berubah, masih juga bar bar," Galih sudah mendengar dari teman-temannya kalau Aini sudah menikah dan memiliki anak.

...🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷...

Terimakasih untuk para pembaca, semoga sehat selalu. ❤️

Terimakasih juga yang sudah like, ditunggu kritik dan sarannya. Tinggalkan jejak di komentar ya kak💜

Terpopuler

Comments

mom mimu

mom mimu

kalo udah biasa sama2 pasti berasa ada yg hilang, ada yg kurang kalau di tinggal 😁😁

2022-06-26

1

Dehan

Dehan

keren ceritanya.. semangat selalu kak..

2022-06-20

0

Nana Shin

Nana Shin

bagi psgan yg blm pernh pish jauh psti benar2 kagen walau cm dtgl sehari

2022-06-04

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Suasana Hangat di Pagi Hari
3 Meminta Ijin Suami
4 Pak Abid Telpon Aini
5 Ajakan Pak Abid
6 Keseruan dikelas Aini
7 Lamaran Al untuk Aini
8 Berangkat Seminar
9 Aini dan Abid dipagi Hari
10 Adik Bu Tina
11 Kekhawatiran Al
12 Penasaran Aini
13 Sikap Aini yang Memalukan
14 Al Pamit sama Emak Bapak
15 Kehangatan dirumah Emak
16 Kelegaan Ayah Abid
17 Bertemu Penggemar Al
18 Tindakan Aini
19 Makhluk cerewet dan Makhluk Tak Peka
20 Balasan Email dari Seberang
21 Nasihat Orang Tua Aini
22 Bandara Sultan Syarif Kasim II
23 Kenalan dengan Teman Baru
24 Mengibarkan Bendera Permusuhan
25 Awal Mula
26 Buatan Pertama Gagal
27 Tak Tega
28 Fatimah
29 Dilarang Nge Gosip
30 Insiden di sekolah
31 Menghadap Kepala Sekolah
32 Telpon dari bapak
33 Mira sebuah masa lalu
34 Kedatangan Mira
35 Kedatangan Pelanggan
36 Omongannya Tanpa Saringan
37 Mandi Sendiri
38 Usaha Baru Al Ghazali
39 Pertengkaran Kecil
40 Budhe Surti
41 Nasihat Budhe
42 Mencoba Berdamai
43 Nyemil Malam
44 Survei
45 Kedap Suara
46 Menempati Rumah Baru 1
47 Yang Sakit Hatinya
48 Cari Perhatian Bos
49 Ketegasan Aini
50 Rencana Busuk Irma
51 Kejelian Trio
52 Harus Lembur
53 Nasihat Ibu Indri
54 Cemburu Aini
55 Menjemput Emak
56 Kecurigaan Izal
57 Suami Indri
58 Nasihat Bapak
59 Afrizal Danurrahman
60 Lina ngambek
61 Perhatian Izal pada Lina
62 Ketakutan Nenek Izal
63 Perubahan Izal
64 Maksud Orang Tua Izal
65 Lina Menerima Izal
66 Bertemu Mantan Izal
67 Kegelisahan Lina adik Al
68 Keberadaan Izal
69 Permohonan Ibu Izal
70 Mantan Izal Mengamuk
71 Ketakutan Aini
72 Lina Menangis
73 Untuk Apa Dia Datang
74 Mengusir Tak Sopan
75 Hanya Mundur Bukan Batal
76 Mau Nambah
77 Aini Menghilang
78 Al Kocar-kacir Mencari Istrinya
79 Kegilaan Istri Al
80 Candaan yang membuat hancur
81 Semakin Menggila
82 Aslinya Siapa yg Aneh
83 Jebakan sahabat Al
84 Ada Yang mengikutiku
85 Siapa Kamu?
86 Zaki oh Zaki
87 Jemput Alia
88 Titik Terang
89 Sebuah peluang
90 Berhasil Menjalin Kerjasama
91 Perubahan Dia
92 Siapa itu?
93 RSJ
94 Sari
95 Selles Mobil
96 Lagi Malas Gerak, Mas.
97 Aini Tes Kehamilan
98 TAMAT
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Prolog
2
Suasana Hangat di Pagi Hari
3
Meminta Ijin Suami
4
Pak Abid Telpon Aini
5
Ajakan Pak Abid
6
Keseruan dikelas Aini
7
Lamaran Al untuk Aini
8
Berangkat Seminar
9
Aini dan Abid dipagi Hari
10
Adik Bu Tina
11
Kekhawatiran Al
12
Penasaran Aini
13
Sikap Aini yang Memalukan
14
Al Pamit sama Emak Bapak
15
Kehangatan dirumah Emak
16
Kelegaan Ayah Abid
17
Bertemu Penggemar Al
18
Tindakan Aini
19
Makhluk cerewet dan Makhluk Tak Peka
20
Balasan Email dari Seberang
21
Nasihat Orang Tua Aini
22
Bandara Sultan Syarif Kasim II
23
Kenalan dengan Teman Baru
24
Mengibarkan Bendera Permusuhan
25
Awal Mula
26
Buatan Pertama Gagal
27
Tak Tega
28
Fatimah
29
Dilarang Nge Gosip
30
Insiden di sekolah
31
Menghadap Kepala Sekolah
32
Telpon dari bapak
33
Mira sebuah masa lalu
34
Kedatangan Mira
35
Kedatangan Pelanggan
36
Omongannya Tanpa Saringan
37
Mandi Sendiri
38
Usaha Baru Al Ghazali
39
Pertengkaran Kecil
40
Budhe Surti
41
Nasihat Budhe
42
Mencoba Berdamai
43
Nyemil Malam
44
Survei
45
Kedap Suara
46
Menempati Rumah Baru 1
47
Yang Sakit Hatinya
48
Cari Perhatian Bos
49
Ketegasan Aini
50
Rencana Busuk Irma
51
Kejelian Trio
52
Harus Lembur
53
Nasihat Ibu Indri
54
Cemburu Aini
55
Menjemput Emak
56
Kecurigaan Izal
57
Suami Indri
58
Nasihat Bapak
59
Afrizal Danurrahman
60
Lina ngambek
61
Perhatian Izal pada Lina
62
Ketakutan Nenek Izal
63
Perubahan Izal
64
Maksud Orang Tua Izal
65
Lina Menerima Izal
66
Bertemu Mantan Izal
67
Kegelisahan Lina adik Al
68
Keberadaan Izal
69
Permohonan Ibu Izal
70
Mantan Izal Mengamuk
71
Ketakutan Aini
72
Lina Menangis
73
Untuk Apa Dia Datang
74
Mengusir Tak Sopan
75
Hanya Mundur Bukan Batal
76
Mau Nambah
77
Aini Menghilang
78
Al Kocar-kacir Mencari Istrinya
79
Kegilaan Istri Al
80
Candaan yang membuat hancur
81
Semakin Menggila
82
Aslinya Siapa yg Aneh
83
Jebakan sahabat Al
84
Ada Yang mengikutiku
85
Siapa Kamu?
86
Zaki oh Zaki
87
Jemput Alia
88
Titik Terang
89
Sebuah peluang
90
Berhasil Menjalin Kerjasama
91
Perubahan Dia
92
Siapa itu?
93
RSJ
94
Sari
95
Selles Mobil
96
Lagi Malas Gerak, Mas.
97
Aini Tes Kehamilan
98
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!