Makhluk cerewet dan Makhluk Tak Peka

Flashback On

"Mas, Ai boleh minta tolong. Belikan buah, persediaan buah kita habis mas, Aini lupa nggak beli sepulang sekolah tadi" ucap Aini lembut serta melihat kearah suaminya sementara Aini posisi ada di kasur sedang menyus*i anaknya yg 3 bulan lagi genap 2 tahun.

"Mas!"

"Mas!" berkali kali Aini memanggil suaminya yang sedang berkutat dengan grup WhatsApp hpnya. Grup dengan teman-teman sesama petani, grup itu digunakan untuk bertukar pikiran saat mereka menanam namun ada mengalami kendala dalam proses pertumbuhan tanamannya. Seperti ada tanda bercak pada daunnya, ada tanaman yang mengalami tanda-tanda busuk. Al sedang menjawab pertanyaan teman petaninya. Meskipun tidak mendesak tapi pikir Al mumpung Aini sedang konsentrasi dengan anaknya. Maka Al pun punya kesibukan.

"Mas Al...!"

"Masssss!" panggil Ai kesal sambil teriak

Al pun melihat kearah Aini dengan kesal harusnya Aini tidak perlu teriak saat memanggilnya. Al tidak menyadari kalau ternyata Aini sudah memanggil berkali-kali. Yang terdengar oleh Al hanya 1 kali yg dalam bentuk panggilan teriakan serta dilihatnya wajah Aini kesal. Melihat wajah Aini kesal maka Al juga ikut kesal dengan tingkah istrinya.

"Aini apa harus teriak. Mas masih punya 2 telinga yang berfungsi dengan baik,"

Menyadari Alia sudah lepas maka Aini bangkit dari duduknya. Lalu meninggalkan Alia yang masih tertidur dengan Al. Aini lalu mengganti baju yg biasa dipakai untuk keluar rumah. Al bingung melihat tingkah istrinya yang tiba-tiba teriak, ekspresi marah ditambah sekarang melihat Ai hendak keluar rumah.

"Aini, kamu mau kemana? Apa sopan mengabaikan omongan suamimu," Al mengikuti langkah istrinya yang berjalan ke garasi tempat terparkir mobil dan motornya.

"Harusnya Ai yang bilang begitu mas, Ai sudah minta tolong sama mas Al tadi. Jangankan menjawab ucapan minta tolongku, panggilanku pun nggak dijawab," ucap Aini kesal dengan posisi sudah berkaca-kaca.

"Kenapa kamu menangis?"

"Aku nggak papa mas," sambil meraih kunci motornya untuk membeli buah

"Kamu mau kemana Aini?" tekan Al dengan suara keras.

"Ai mau beli buah, Mas. Ai sudah minta tolong mas tadi. Nggak akan pergi jauh. Kalaupun Ai pergi jauhpun Ai rasa mas akan baik-baik saja hidup sama hp," Ucap Aini asal

"Harusnya mas yang marah Ai, kamu panggil mas nggak ada sopan-sopannya," Persoalan kecil seperti itu sering kali memicu pertengkaran.

...---------------------------------------------------------...

Jika tidak bertengkar maka berakhir dengan Aini yang menangis sendirian.

"Mas, mau ada tamu tapi ruangan belum dibersihkan,"

"Ya Ai. Bisa dikerjakan setelah kamu selesaikan itu," jawab Al santai.

Aini menahan kesal sehingga mesti buru-buru mengerjakan urusan dapur. Sebenarnya Aini sengaja ngomong ke Al seperti itu supaya Al tau dan segera membantu menyapu. Tapi kenyataannya Al nggak peka.

...-----------------------------------------------------------...

"Ai, kunci mobil dimana ya, Sayang?"

"Mas, mas coba diingat-ingat naruhnya dimana. Harusnya kalau naruh itu ditempat biasa, kebiasaan mas Al kalau naruh sesuatu sembarangan. Lihat kunci Ai ini mas posisi selalu ditempat biasa," cerocos Aini panjang lebar.

"Ai, Mas itu tanya sama kamu. Kok Mas disuruh mengingat," Al kesal.

"Ini Mas ada di rak sepatu. Lain kali taruh disini mas, ditempat yang sudah Ai siapkan. Jangan ditaruh sembarangan lagi, nyarinya jadinya susah kan. Kalau sudah kejadian ujung-ujung nya ribut nyariin,"

Al sangat pusing mendengar ucapan istrinya yang seperti kereta api.

...------------------------------------------------...

"Mas, tadi dipostingan teman Ai melihat baju bagus banget mas, imut cocok banget buat Alia," sambil berbinar-binar. "Ya,"

"Ini nih mas, bagus kan? Ai suka yg model ini imut banget," sambil menunjukan gambar.

"Mas, Ai sudah membayangkan baju itu dikenakan anak kita. Pastinya akan terlihat sangat cantik dan imut. Menurut mas bagus pink apa ungu?" sambil menunjuk gambar satu persatu.

"Terserah kamu Ai,"

"Mas jawab, ungu apa pink?"

"Ungu Ai,"

"Tapi kalau Ai bagusan yang pink. Pilih pink saja ya mas. Eh ... tapi Ai bingung, Mas,"

"Kamu suka yg mana Aini?" Al mulai kesal

"Pink,"

...-----------------------------------------------------...

Flashback off

Mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu Aini senyum-senyum sendiri dengan tingkahnya dulu, hal yang sangat sepele tapi sering memicu pertengkaran dan membuat mereka uring-uringan berhari-hari, satu rumah tapi serasa orang asing.

Yang perlu diperhatikan dalam berumah tangga yang paling utama adalah kita harus punya pondasi yang kokoh, sekuat apapun goncangan/ujiannya nanti ketika pondasinya kokoh maka akan terus bertahan. Pondasi utamanya apakah batu dan semen ... haha itu kalau buat bangunan yaaa. Kalau untuk berumah tangga pondasinya Iman dan taqwa.

"Mungkin para kaum pria setuju ya kalau perempuan itu makhluk paling cerewet didunia ini yang bikin pusing," ceplos Ai pada suaminya yang masih menikmati dawetnya

"Haha ... tentu saja Ai. Tapi mas sadar Allah memang menciptakan perempuan dengan kosakata jauh lebih banyak alias cerewet dibanding laki-laki karena ada maksud dan tujuan,"

"Haha....iya iya mas, kalau perempuan tidak cerewet nanti anaknya tidak cepet dalam menguasai kosa kata,"

"Iya lah Ai, nanti bisa dibayangkan pas Alia sama mas kan. Alia diam mainan sendiri. Beda kalau sama kamu, kamu bisa mengajarkan banyak kata sama anak kita. Terimakasih ya, Ai,"

"Iya, Sayang. Sudah jadi kewajiban Ai"

"Terus Ai, kali ini semua wanita pasti akan setuju jika mas bilang laki-laki adalah makhluk yang paling tidak peka," sambil cengengesan

"Aihhh ... itu Ai paling setuju, Mas. Tunjuk tangan paling pertama jika diadakan poling,"

"Haha ... Ai, lihat ekspresi mu lucu. Semangat banget," sambil memegangi perut karena tertawa. Aini ngacung sambil berdiri, dengan posisi awal tadi duduk.

Aini duduk kembali melihat kesal sama suaminya.

"Tapi Ai sudah jadi pawang dari makhluk tak peka ini," mencubit perut Al.

Aini sudah paham jika seorang laki-laki adalah makhluk yang kurang peka, jadi dalam keseharian Aini sudah tidak pakai kode kode lagi, jika pengin Al membantu maka ngomong langsung, capek kalau harus pakai kode, karena yang dikasih kode nggak bakalan peka. Dan satu lagi yang Aini tau, kalau laki-laki hanya bisa konsentrasi dengan satu pekerjaan, seperti pas Al sedang pegang hp, Aini memanggil satu kali nggak bakalan menjawabnya karena konsentrasi fokus dihp, maka langkah selanjutnya Aini mendekat dan menyentuh bagian tubuh suaminya lalu baru memanggil.

"Ayuk Ai, kita cari koper sudah 1 jam kita disini,"

"Siap komandan!"

Mereka menuju tempat parkir, menaiki motor menuju toko yang menyediakan koper dengan berbagai ukuran dan harga.

"Sayang, kita langsung pulang atau mau mampir-mampir?"

"Pulang saja ya mas, langsung kerumah emak ya," sambil menggandeng lengan suaminya.

"Maafkan mas tadi ya yang Ulfa, jangan sampai kamu masih menyimpan kesal sampai rumah tadi,"

"Lihat aja nanti," sambil tersenyum jail.

...🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷...

Like dan komentnya ya kakak kakak, semoga bahagia selalu...aamiin

Terpopuler

Comments

Dehan

Dehan

ya ampun.... dipanggil berkali kali gak nyahut.. ya keselll lahhh pastinya..

2022-06-25

0

Senajudifa

Senajudifa

semangat up y

2022-06-19

0

Frisca Araa

Frisca Araa

jawaban wanitaa, selalu, "gak papa"... 😅 padahal udah nangis bombaayyy 😅

2022-05-30

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Suasana Hangat di Pagi Hari
3 Meminta Ijin Suami
4 Pak Abid Telpon Aini
5 Ajakan Pak Abid
6 Keseruan dikelas Aini
7 Lamaran Al untuk Aini
8 Berangkat Seminar
9 Aini dan Abid dipagi Hari
10 Adik Bu Tina
11 Kekhawatiran Al
12 Penasaran Aini
13 Sikap Aini yang Memalukan
14 Al Pamit sama Emak Bapak
15 Kehangatan dirumah Emak
16 Kelegaan Ayah Abid
17 Bertemu Penggemar Al
18 Tindakan Aini
19 Makhluk cerewet dan Makhluk Tak Peka
20 Balasan Email dari Seberang
21 Nasihat Orang Tua Aini
22 Bandara Sultan Syarif Kasim II
23 Kenalan dengan Teman Baru
24 Mengibarkan Bendera Permusuhan
25 Awal Mula
26 Buatan Pertama Gagal
27 Tak Tega
28 Fatimah
29 Dilarang Nge Gosip
30 Insiden di sekolah
31 Menghadap Kepala Sekolah
32 Telpon dari bapak
33 Mira sebuah masa lalu
34 Kedatangan Mira
35 Kedatangan Pelanggan
36 Omongannya Tanpa Saringan
37 Mandi Sendiri
38 Usaha Baru Al Ghazali
39 Pertengkaran Kecil
40 Budhe Surti
41 Nasihat Budhe
42 Mencoba Berdamai
43 Nyemil Malam
44 Survei
45 Kedap Suara
46 Menempati Rumah Baru 1
47 Yang Sakit Hatinya
48 Cari Perhatian Bos
49 Ketegasan Aini
50 Rencana Busuk Irma
51 Kejelian Trio
52 Harus Lembur
53 Nasihat Ibu Indri
54 Cemburu Aini
55 Menjemput Emak
56 Kecurigaan Izal
57 Suami Indri
58 Nasihat Bapak
59 Afrizal Danurrahman
60 Lina ngambek
61 Perhatian Izal pada Lina
62 Ketakutan Nenek Izal
63 Perubahan Izal
64 Maksud Orang Tua Izal
65 Lina Menerima Izal
66 Bertemu Mantan Izal
67 Kegelisahan Lina adik Al
68 Keberadaan Izal
69 Permohonan Ibu Izal
70 Mantan Izal Mengamuk
71 Ketakutan Aini
72 Lina Menangis
73 Untuk Apa Dia Datang
74 Mengusir Tak Sopan
75 Hanya Mundur Bukan Batal
76 Mau Nambah
77 Aini Menghilang
78 Al Kocar-kacir Mencari Istrinya
79 Kegilaan Istri Al
80 Candaan yang membuat hancur
81 Semakin Menggila
82 Aslinya Siapa yg Aneh
83 Jebakan sahabat Al
84 Ada Yang mengikutiku
85 Siapa Kamu?
86 Zaki oh Zaki
87 Jemput Alia
88 Titik Terang
89 Sebuah peluang
90 Berhasil Menjalin Kerjasama
91 Perubahan Dia
92 Siapa itu?
93 RSJ
94 Sari
95 Selles Mobil
96 Lagi Malas Gerak, Mas.
97 Aini Tes Kehamilan
98 TAMAT
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Prolog
2
Suasana Hangat di Pagi Hari
3
Meminta Ijin Suami
4
Pak Abid Telpon Aini
5
Ajakan Pak Abid
6
Keseruan dikelas Aini
7
Lamaran Al untuk Aini
8
Berangkat Seminar
9
Aini dan Abid dipagi Hari
10
Adik Bu Tina
11
Kekhawatiran Al
12
Penasaran Aini
13
Sikap Aini yang Memalukan
14
Al Pamit sama Emak Bapak
15
Kehangatan dirumah Emak
16
Kelegaan Ayah Abid
17
Bertemu Penggemar Al
18
Tindakan Aini
19
Makhluk cerewet dan Makhluk Tak Peka
20
Balasan Email dari Seberang
21
Nasihat Orang Tua Aini
22
Bandara Sultan Syarif Kasim II
23
Kenalan dengan Teman Baru
24
Mengibarkan Bendera Permusuhan
25
Awal Mula
26
Buatan Pertama Gagal
27
Tak Tega
28
Fatimah
29
Dilarang Nge Gosip
30
Insiden di sekolah
31
Menghadap Kepala Sekolah
32
Telpon dari bapak
33
Mira sebuah masa lalu
34
Kedatangan Mira
35
Kedatangan Pelanggan
36
Omongannya Tanpa Saringan
37
Mandi Sendiri
38
Usaha Baru Al Ghazali
39
Pertengkaran Kecil
40
Budhe Surti
41
Nasihat Budhe
42
Mencoba Berdamai
43
Nyemil Malam
44
Survei
45
Kedap Suara
46
Menempati Rumah Baru 1
47
Yang Sakit Hatinya
48
Cari Perhatian Bos
49
Ketegasan Aini
50
Rencana Busuk Irma
51
Kejelian Trio
52
Harus Lembur
53
Nasihat Ibu Indri
54
Cemburu Aini
55
Menjemput Emak
56
Kecurigaan Izal
57
Suami Indri
58
Nasihat Bapak
59
Afrizal Danurrahman
60
Lina ngambek
61
Perhatian Izal pada Lina
62
Ketakutan Nenek Izal
63
Perubahan Izal
64
Maksud Orang Tua Izal
65
Lina Menerima Izal
66
Bertemu Mantan Izal
67
Kegelisahan Lina adik Al
68
Keberadaan Izal
69
Permohonan Ibu Izal
70
Mantan Izal Mengamuk
71
Ketakutan Aini
72
Lina Menangis
73
Untuk Apa Dia Datang
74
Mengusir Tak Sopan
75
Hanya Mundur Bukan Batal
76
Mau Nambah
77
Aini Menghilang
78
Al Kocar-kacir Mencari Istrinya
79
Kegilaan Istri Al
80
Candaan yang membuat hancur
81
Semakin Menggila
82
Aslinya Siapa yg Aneh
83
Jebakan sahabat Al
84
Ada Yang mengikutiku
85
Siapa Kamu?
86
Zaki oh Zaki
87
Jemput Alia
88
Titik Terang
89
Sebuah peluang
90
Berhasil Menjalin Kerjasama
91
Perubahan Dia
92
Siapa itu?
93
RSJ
94
Sari
95
Selles Mobil
96
Lagi Malas Gerak, Mas.
97
Aini Tes Kehamilan
98
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!