Bertemu Luna

“Heeemmm.” Glen menghempaskan nafas yang terasa sesak. “Ny, kamu benar. Memang tidak ada kata pacaran dia antara kita berdua. Tapi, ahhh, kamu nya saja yang tidak ngerti. Emang harus ada kata ngajak pacaran kah? Leoni, aku bingung harus ngomong kata itu ke kamu seperti apa? Aku juga takut ditolak. Aku takut kamu malah jauh dari aku.” Kata Glen dalam hati. Sejenak dia terdiam memikirkan hal itu.

“Luna?” Leoni bertabrakan dengan seseorang karena lari meninggalkan Glen tadi.

“Leoni?” Luna kaget. “Kamu kok lari-lari sih? Lihat nih semua berserakan di lantai.” Luna dengan marah menunjuk barang-barang bawaaannya yang jatuh ke lantai akibat tabrakan dengan Leoni.

“Aduh maaf tidak sengaja, maaf banget.” Leoni bermohon kepada Luna. Rasa malu, wajahnya memerah karena dilihat banyak orang teman-teman Luna yang ada bersama dia saat itu.

“Ihhh dasar, kenapa pakai lari-lari sih.” Kata seorang teman Luna.

“Aku... heeemmm... aku tidak sabaran mau minum. Karena haus.” Leoni terbata-bata dan tiba-tiba saja mengalihkan pembicaraan karena melihat pelayan caffe yang tadi sedang membawah minuman yang dia pesan tadi.

“Ini kak pesanannya. Disini meja kakak berdua tadi kan?” Kata Pelayan caffe menghampiri Leoni.

“Iya.. “ Leoni membenarkan. “Maaf yah.” Leoni menunduk membereskan barang-barang Luna yang jatuh.

“Ada apaan ini?” Glen datang dan langsung menarik Leoni berdiri.

“Tidak sengaja tadi aku menabrak dia.” Kata Leoni tertunduk.

“Kamu, bisa ngambil sendiri kan?” Glen mengambil barang-barang di tangan Leoni dan menyerahkan secara kasar ke Luna.

Luna hanya bisa terdiam mendapat perlakuan Glen barusan.

"Aku yang salah, karena sudah menabrak dia Glen." Kata Leoni. "Kamu jangan kasar gitu dong." Kata Leoni.

"Orang seperti dia? Harus di kasarin. Bukan teman yang baik. Dengan teman sendiri saja marah-marah kayak gitu, padahal orang sudah minta maaf." Glen menerangkan ke Leoni.

*

Dibelakang mereka, teman-teman Luna berbisik-bisik.

“Itu kan Glen, pacarnya Luna?”

“iya, tapi kok sama cewek lain yah?”

“trus kasar lagi sama Luna”

“itu siapa?”

“kayaknya mereka saling kenal deh”

*

“Ayooo...” Ajak Luna kepada teman-temannya dan meninggalkan Leoni dan Glen dengan kesal.

“Lun...” Panggil Leoni, Luna berbalik melihat ke arah suara yang memanggilnya. “Maaf yah. Aku tidak sengaja tadi. Maaf.” Leoni memegang tangan Luna dan meminta maaf dengan tulus.

“Ny...” Panggil Glen.

“Kamu pergi saja dengan laki-laki itu!! Karena kamu yang selama ini dia tunggu.” Bentak Luna. “Selamat yah Glen.. wanita impianmu sudah kembali, dan terima kasih selama ini sudah memberikan kenikmatan padaku. Kenikmatan yang tak akan pernah terlupakan.” Kata Luna dengan emosi dan marah.

“Hah? Kenikmatan?” Leoni berbisik pada dirinya sendiri, dia kaget mendengar perkataan Luna.

“Maksud kamu apa? Jangan asal ngomong!” Glen mendekat dan menarik tangan Leoni yang sementara menggenggam tangan Luna. Terlihat wajah Glen sangat marah.

“Iyaaa, kamu lupa yah? Selama 4 tahun ini apa yang kamu lakukan kepadaku? hah?? ohhh jangan-jangan karena Leoni kesayanganmu sudah kembali jadi kamu melupakan aku?” Kata Luna dengan sombong dan membuat Glen emosi. Dia sengaja mengatakan hal itu untuk membuat Leoni ilfeel kepada Glen.

“Aku tidak pernah melakukan apapun padamu. Sekarang pergi!!” Bentak Glen yang membuat semua orang di caffe itu melihat ke arah mereka.

Luna membentakkan kaki nya dihadapan Glen dan Loeni kemudian berbalik pergi meninggalkan mereka.

*

Luna dan teman-temannya pindah ke caffe lain untuk bersenang-senang karena dia tidak mood lagi kalau ada di caffe Nyiur dan melihat Glen bersama Leoni di sana.

“Lun? Kamu tidak apa-apa kan?” Kata Angie teman Luna yang ada bersamanya saat itu.

“Iya Lun. Kamu??” Kata Juan teman Luna yang juga sebenarnya suka dengan Luna. “Kamu sudah lakuin apa sama Glen? Tadi aku dengar...” Juan ragu-ragu.

“Diam kamu!” Bentak Luna marah.

“Lunaa, aku hanya mau memastikan kamu baik-baik aja kan?” Kata Juan lagi.

“Iya Lun, kejadian tadi kayaknya membuat kamu tidak mood banget deh. Padahal kan hanya tabrakan biasa aja dan tidak disengaja.” Kata Angie. “Atau karena ada Glen?” Angie menebak.

“Iya Gie, itu Leoni yang sering aku ceritain ke kamu. Kami temenan sejak kecil, kami tetanggaan juga.” Kata Luna menjelaskan.

“Teruss?? Kenapa kamu jengkel banget sama dia?” Sambung Juan.

“Zzzztttt...” Angie menyiku tangan Juan seperti memberi signal agar tidak membahas itu lagi.

“Dia mengambil Glen dari aku.” Luna menanggapi perkataan Juan.

“Glen itu pacarmu?” Tanya Juan hati-hati.

“Sekarang gak lagi.” Jawab Luna singkat membuat Juan agak legah karena sepertinya dia masih punya harapan untuk mendapatkan Luna.

“Lun, boleh tau? Tadi kamu bilang Glen memberimu kenikmatan? Maksudnya?” Sambung Angie penasaran.

“Jangan-jangan...” Angie menunjuk ke arah perut Luna. "Atau kamu dipuaskn dengan kemewahan oleh Glen?" Tanya Angie lagi.

“Apaan sih, kamu jangan ngomong sembarangan!!” Luna jadi malu sementara Juan penasaran menunggu jawaban dari Luna atas pernyataan yang disampaikan Angie.

“Aku ngomong gitu hanya untuk buat mereka jengkel saja dan pasti mereka akan bertengkar, hahahaaaa....” Luna tertawa terbahak-bahak.

Juan menjadi lega mendengarnya, ternyata apa yang dia pikirkan itu tidak benar.

"Benar memang dia memanjakan dengan kemewahan, tapi jarang juga dia belikan aku barang-barang mahal." Kata Luna kecewa.

*

Sementara Glen dan Leoni di caffe Nyiur, Glen tidak mau bicara sama sekali, dia pura-pura bekerja didepan laptop tapi sedikit-sedikit melirik ke Leoni, sedangkan Leoni sibuk dengan pemikirannya, dia mengambil hati apa yang Luna katakan tadi.

“Ny, kamu kenapa?” Tanya Glen melihat leoni meneteskan air mata.

“Tidak kok.” Jawab Leoni sambil menghapus air mata yang jatuh di pipihnya.

“Jangan bohong! Pasti ada yang kamu pikirkan.” Glen pindah tempat duduk tepat disamping Leoni kemudian menggenggam tangannya.

“Aku mikirin Luna.” Jawab Leoni jujur.

“Ohh kamu mikirin Luna? Orang yang tidak tahu diri itu?” Kata Glen sinis.

“Maksudnya?” Tanya Leoni.

“Iya, dia itu kan tidak tahu diri, ngomong nya aja sembarangan.” Kata Glen santai. “Sudah, jangan diambil hati yah, dia memang gitu orangnya.” Glen berusaha membuat Leoni tenang.

“Tidak mungkin, tidak mungkin dia ngomong sembarangan, apalagi berkaitan dengan masalah pribadi. Di depan orang banyak tidak mungkin dia berani bicara seperti itu.” Leoni kembali meneteskan air mata.

“Maksudmu apa Ny? Aku tidak mengerti, kamu nanggapin apa yang dia lontarkan tadi??” Kata Glen. Dalam pikiran Glen mungkin Leoni tidak mau lagi dekat dengan dia karena mungkin sudah melakukan sesuatu terhadap Luna, karena tadi Luna bilang masalah “kenikmatan” sehingga Leoni berpikiran negatif dengan perkataan Luna tersebut.

Sementara Leoni berpikir kasihan Luna kalau benar Glen sudah melakukan hal-hal yang tidak baik kepadanya, kemudian Glen tidak bertanggung jawab dan malah bersenang-senang dan meninggalkannya. Leoni merasa bersalah karena Glen malah bersamanya saat ini. Memang Anita sempat memberi tahu nya kalau Glen tidak melakukan apa-apa terhadap Luna, bahkan berusaha menghindarinya. Tapi mendengar perkataan Luna tadi, Leoni jadi bimbang dan ragu dengan Glen, meskipun status mereka saat ini bukan pacaran.

“Kamu sudah merenggut kesuciannya?” Bisik Leoni hati-hati.

“Ny, aduh, segitunya kah kamu menilai aku?” Kata Glen kesal dan marah mendengar pertanyaan Leoni.

“Bukan masalah penilaian.” Kata Leoni kemudian menatap Glen dengan penuh ekspresi kebencian. “Tapi apa perkataan Luna tadi.” Kata Leoni lagi.

“Perkataan apa? Aku tidak mengerti.” Glen memalingkan wajahnya dari tatapan Leoni.

“Jujur saja, kenikmatan apa yang kamu berikan ke Luna?” Leoni to the poin, dia menarik Glen sehingga Glen hampir terjatuh tepat di hadapannya. “Kita itu sahabatan sejak kecil. Tapi kamu berani melakukan itu ke Luna? sekarang kamu nempel terus denganku dan ninggalin dia?” Leoni menangis. “Memang kamu tidak pernah ngomong pacaran denganku, hubungan kita tidak jelas dibawah ke mana. Apa karena Luna?” Entah keberanian dari mana yang muncul dibenak Leoni sehingga dia mampu berkata seperti itu. “Jawab Glennn!! Kamu buat apa dengan Luna?” Leoni menghentak-hentakan tubuh Glen sambil menangis.

“Ny, perlakuanmu seperti ini membuat aku semakin yakin kalau kamu sebetulnya suka denganku.” Bisik Glen dalam hatinya.

“Glen.. kamu harus menyelesaikan masalahmu dengan Luna.” Kata Leoni marah yang membuat Glen sadar dari lamunannya.

“Menyelesaikan masalah? Aku rasa tidak pernah buat masalah dengan Luna.” Kata Glen yang sadar dari lamunannya. “Ny, kamu percaya aku kan? Aku tidak pernah lewat batas yah, aku masih punya pendirian, dan aku masih punya orang tua yang tidak mau aku sakiti. Jadi tidak mungkin aku melakukan hal-hal yang tidak baik. Memang selama ini Luna selalu bersamaku kemana saja, tapi asalah kamu tahu, itu hanya sekedar jalan-jalan menghilangkan suntuk dikepalaku atau sekedar dia menenmani aku saat ketemu rekan bisnis dan urusan kantor. Itu saja.” Jelas Glen. “Tadi dia ngomong gitu mungkin karena kesal lihat aku sama kamu, dan aku belain kamu. Sebelum lihat aku tadi, kan dia biasa aja marahnya sama kamu. Tapi pas lihat aku tadi, sikapnya berubahkan??” Kata Glen lagi meyakinkan.

“Iya sih.” Leoni melemah.

“Sudah yah, jangan marah! Jangan dipikirkan!” Glen membelai kepala Leoni. “Aku berani janji sama kamu Ny, aku tidak pernah nyakitin dia seperti yang kamu omong tadi. Aku tidak pernah nyetuh dia, kecuali pegangan tangan. Itu saja.” Glen tertawa ringan.

“Aku senang kalau kamu cemburu Ny.” Kata Glen dalam hati.

Terpopuler

Comments

Jecky87 ChaneL

Jecky87 ChaneL

gak sabar menunggu cerita selanjutnya...

2022-04-10

1

lihat semua
Episodes
1 Curhat tentang aku?
2 Tega Banget
3 Bertemu sahabat masa kecilnya
4 Masa Kecil
5 Janji
6 Mengikuti Perintah
7 Melepas RIndu
8 Mendapatkan tugas baru
9 Orang tua dan tanggung jawab perusahaan
10 Pernyataan tanggung jawab
11 Persiapan ke Kupang
12 Pertemuan malam
13 Bertemu Luna
14 Pengakuan Leoni
15 Glen memaafkan Leoni
16 Mengantar Leoni pulang
17 Mencari Leoni
18 Ungkapan hati Glen
19 Map permohonan
20 Glen berani mengungkapkan
21 Meminta jawaban
22 Kabar membahagiahkan
23 Menjadi guru renang
24 Ijin dari Glen
25 Berkunjung ke rumah Leoni
26 Panggilan dari orang tua Glen
27 Menerima tanggung jawab
28 Hubungan Glen dan Leoni
29 Kapan menikah?
30 Jalan keluar
31 Mengantar Leoni Ke Kupang
32 Yayasan Gonzaga
33 Bertemu pimpinan
34 Sport tourism
35 Merasa Berat
36 Sakit Perut
37 Leoni sendiri
38 Setuju
39 Kenapa selalu saja begini?
40 Kesenangan
41 Weekend
42 Bertengkar
43 Bertengkar part 2
44 Aku diganti dengan orang lain?
45 Acara Puncak
46 Bersulang
47 Murkah
48 Tidak Ikut Campur
49 Terima kasih
50 Feedback
51 Akibat dari perbuatan Luna
52 Mama dan papa tahu.
53 Apa yang harus aku lakukan?
54 Jangan bilang
55 Teman Baru
56 Sakit hati
57 Sungai Siumate
58 Kembali ke Sekolah
59 Laporan pertama Airin
60 Sungai Meluap
61 Bantuan
62 Cepat Nikah!
63 Kau kah itu?
64 Memohon
65 Bertemu Leoni
66 Tidak Mau bertemu
67 Masih Menolak
68 Aku Mohon
69 Kejadian sebenarnya
70 Lapang Dada
71 Bicara Berdua
72 Hidup Kembali
73 Itu Leoni kan?
74 Mengembalikan Leoni
75 Merencanakan pernikahan
76 Pertunangan
77 Persiapan Pernikahan
78 Tidak bisa menikah.
79 Wedding Invitation
80 Gaun Pengantin
81 Menerobos Api
82 Kenapa kamu disini?
83 Terlalu Kejam
84 Penjelasan
85 Berdamai
86 Kayak Kembaran
87 Pendamping Pengantin
88 Hari Bahagiah
89 Ganti Pakaian
90 First Night
91 Tanda Cinta
92 Mencetak Gol
93 Memberikan Keturunan
94 Terkurung di suatu tempat
95 Lebih dari ekspektasi
96 Honeymoon yang sebenarnya
97 Kemana?
98 Anak Kandung
99 Rumah Baru
100 Move and Stay
101 Menyelesaikan masalah
102 Berangkat
103 Larantuka
104 Kembali ke kamarmu!
105 Perusahaan ASing.
106 Hasilnya Positif.
107 Tidur di samping aku!
108 Mama sangat senang.
109 Apa yang terjadi sebenarnya?
110 Kenapa selalu ada krikil?
111 Mood berubah
112 Aku pikir tidak sayang
113 Tidak enak hati
114 Sungguh tragis nasibku
115 Tidak percaya.
116 Akhirnya
117 Ending of this story
118 Bukan update
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Curhat tentang aku?
2
Tega Banget
3
Bertemu sahabat masa kecilnya
4
Masa Kecil
5
Janji
6
Mengikuti Perintah
7
Melepas RIndu
8
Mendapatkan tugas baru
9
Orang tua dan tanggung jawab perusahaan
10
Pernyataan tanggung jawab
11
Persiapan ke Kupang
12
Pertemuan malam
13
Bertemu Luna
14
Pengakuan Leoni
15
Glen memaafkan Leoni
16
Mengantar Leoni pulang
17
Mencari Leoni
18
Ungkapan hati Glen
19
Map permohonan
20
Glen berani mengungkapkan
21
Meminta jawaban
22
Kabar membahagiahkan
23
Menjadi guru renang
24
Ijin dari Glen
25
Berkunjung ke rumah Leoni
26
Panggilan dari orang tua Glen
27
Menerima tanggung jawab
28
Hubungan Glen dan Leoni
29
Kapan menikah?
30
Jalan keluar
31
Mengantar Leoni Ke Kupang
32
Yayasan Gonzaga
33
Bertemu pimpinan
34
Sport tourism
35
Merasa Berat
36
Sakit Perut
37
Leoni sendiri
38
Setuju
39
Kenapa selalu saja begini?
40
Kesenangan
41
Weekend
42
Bertengkar
43
Bertengkar part 2
44
Aku diganti dengan orang lain?
45
Acara Puncak
46
Bersulang
47
Murkah
48
Tidak Ikut Campur
49
Terima kasih
50
Feedback
51
Akibat dari perbuatan Luna
52
Mama dan papa tahu.
53
Apa yang harus aku lakukan?
54
Jangan bilang
55
Teman Baru
56
Sakit hati
57
Sungai Siumate
58
Kembali ke Sekolah
59
Laporan pertama Airin
60
Sungai Meluap
61
Bantuan
62
Cepat Nikah!
63
Kau kah itu?
64
Memohon
65
Bertemu Leoni
66
Tidak Mau bertemu
67
Masih Menolak
68
Aku Mohon
69
Kejadian sebenarnya
70
Lapang Dada
71
Bicara Berdua
72
Hidup Kembali
73
Itu Leoni kan?
74
Mengembalikan Leoni
75
Merencanakan pernikahan
76
Pertunangan
77
Persiapan Pernikahan
78
Tidak bisa menikah.
79
Wedding Invitation
80
Gaun Pengantin
81
Menerobos Api
82
Kenapa kamu disini?
83
Terlalu Kejam
84
Penjelasan
85
Berdamai
86
Kayak Kembaran
87
Pendamping Pengantin
88
Hari Bahagiah
89
Ganti Pakaian
90
First Night
91
Tanda Cinta
92
Mencetak Gol
93
Memberikan Keturunan
94
Terkurung di suatu tempat
95
Lebih dari ekspektasi
96
Honeymoon yang sebenarnya
97
Kemana?
98
Anak Kandung
99
Rumah Baru
100
Move and Stay
101
Menyelesaikan masalah
102
Berangkat
103
Larantuka
104
Kembali ke kamarmu!
105
Perusahaan ASing.
106
Hasilnya Positif.
107
Tidur di samping aku!
108
Mama sangat senang.
109
Apa yang terjadi sebenarnya?
110
Kenapa selalu ada krikil?
111
Mood berubah
112
Aku pikir tidak sayang
113
Tidak enak hati
114
Sungguh tragis nasibku
115
Tidak percaya.
116
Akhirnya
117
Ending of this story
118
Bukan update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!