Mencari Leoni

Glen memutuskan untuk menuju ke kamarnya menunggu pagi baru menyusul ke rumah Leoni. Dia masuk ke dalam kamar, mandi kemudian tidur.

“Glen, bangun nak!” Mama Dona menggedor-gedor pintu kamarnya. “Glenn, sudah siang loh, kok belum bangun sih? Emanggnya kamu tidak ke kantor yah?” Lagi-lagi mama Dona teriak dari balik pintukamar Glen.

“Iyaa maa.” Teriak Glen dari dalam kamar. “Aku sudah bangun maa...” Kata Glen lagi dari dalam kamar, takut jika dia tidak menyahut maka bisa-bisa mama Dona mendobrak pintu kamarnya itu.

“Yah sudah, buruan mandi dan cepat turun dan makan!” Teriak mama lagi.

“Iya aku mandi dulu ma.” Kata Glen lagi kemudian melirik ke jam dinding besar yang dipasang di dalam kamarnya. “Waduhh, sudah jam satu?” Glen melompat dari tempat tidurnya kemudian langsung ke kamar mandi. Selesai mandi dia langsung memakai pakaiannya dengan buru-buru seperti dikejar-kejar setan..

“Ma aku langsung berangkat yah, aku lagi buru-buru.” Glen meneguk segelas susu di ruang makandan memberikan kecupan di pipi mama Dona.

“Makan dulu, ini sudah siang loh, dari tadi pagi juga kamu tidak sarapan.” Kata mama Dona lagi.

“Aku harus menyelesaikan masalah maa, setelah itu baru aku bisa makan.” Glen berpamitanseperti dikejar-kejar setan.

“Masalah apa sih? Kayak penting dan urgen banget? Emangnya tidak bisa ditunda sedikit saja? Ingat jaga kesehatan dong, kalau kamu sakit gimana?” Tanya mamatanpa henti seperti rel kereta api yang sambung menyambung.

“Nanti aku kasih tahu mama masalahnya apa, tapi belum sekarang.” Glen merasa tidak tenang terus diinterogasi mama Dona.

“Kalau kamu tidak kasi tahu mama apa masalahnya, mama tidak akan mengijinkan kamu untuk keluar dari rumah

ini.” Kata mama Dona tegas.

“Mamaaaa…” Rengek Glen.

“Kasi tahu mama apa inti masalahnya!” Perintah mama Dona.

“Iya, iya. Aku lagi ada masalah sama Leoni ma. Aku harus selesaikan masalah ini secepatnya. Kalau tidak diselesaikan secepatnya, aku pasti akan kehilangan Leoni selamanya.” Jelas Glen.

“Sampai segitunya?” Mama Dona tambah penasaran.

“Mama, sudah dong ma, aku janji nanti bakalan aku ceritakan semuanya ke mama, tapi ijinkan aku pergi sekarang sebelum terlambat.” Kata Glen serius, dia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sambil mencari-cari ide apa yang harus dikatakan agar mama Dona tidak menanyainya terus.

“Yah sudah, pergi sana!” Mama Dona cemberut tapi tetap mengijinkan anaknya itu pergi. “Tapi ingat makan yah!”

Mama Dona mengingatkan.

Glen berlari menuju ke luar. “Plaaakkk.” Glen memukul jidatnya setelah sampai di depan rumah.

“Kenapa kembali lagi?” Tanya mama Dona melihat Glen kembali masuk ke dalam rumah.

“Om Yudha di mana ma?” Glen balik bertanya, menanyakan supir baru di rumahnya.

“Ada di taman belakang kayaknya. Emangnya kenapa?” Tanya mama.

“Maa... tolong suru om Yudha antarin aku dong. Mobil ku dibawah Leoni semalam.” Glen memeluk mamanya.

“Kok bisa?” Mama Dona masih terus bertanya.

“Aduh mama ini sebenarnya wartawan apa sih? Kebanyakan nanya deh. Buruan ma, panggilin om Yudha!” Rengek

Glen lagi.

“Iya mama panggilkan, kamu tunggu disini!” Mama menuju ke belakang untuk memanggilkan sopir.

“Aku harus cari Leoni di mana jam segini? Jangan sampai dia tidak ada dirumahnya lagi. Di telpon hp nya tidak aktif sejak semalam.” Kata Glen dalam hati, dia melamun memikirkan Leoni sambil menunggu mama Dona yang pergi memanggilkan sang supir.

“Tuan Glen mau ke mana? Om Yudha siap nganterin.” Om Yudha menghampiri Glen yang sedang duduk diteras.

“Om Yudha.” Glen kaget dari lamunannya. “Aku mau nyari mobilku.” Jawab Glen.

“Nyari mobil? Emangnya kenapa dengan mobil tuan? Tidak ada di garasi mobil gitu?” Om Yudha nyerocos.

“Om Yudha nih lama-lama jadi kayak mama deh. Kebanyakan nanya.” Bentak Glen.

“Hah? Kok om Yudha di samain dengan Nyonya sih? Tuan nih bisa-bisa saja.” Kata Om Yudha menanggapi perkataan Glen dengan bercanda.

“Ayoh ah om, jangan nanya melulu, kelamaan.” Kata Glen jengkel.

“Iya, iya. Tapi tuan belum jawab pertanyaanku loh. Emang mobil tuan dimana? Kok harus di cari sih?” Kata Om Yudha lagi.

“Kemarin di bawah teman. Ayoo!” ajak Glen. “Mana kunci mobilnya?” Glen mengulurkan tangannya ke om Yudha. “Aku yang nyetir.” Glen menyambar kunci mobil di tangan om Yudha kemudian masuk ke dalam mobil.

“Tapi tuan….” Om Yudha masih ragu-ragu untuk masukdan hendak membantah Glen.

“Ayooo! Aku yang nyetir karena om tidak tahu tempat nya di mana.” Jelas Glen.

“Baik.” Om Yudha menurut dan duduk tepat disamping Glen yang ada di balik kemudi.

Beberapa menit kemudian mereka tiba didepan rumahnya Leoni. Mobil Glen terparkir dengan rapih didepan rumah Leoni.

“Benar yah, dia nyetir sendiri semalam.” Glen legah melihat mobilnya ada di depan rumah Leoni yang artinya Leoni sampai rumah dengan aman. Tapi dia rasa bersalah karena berjanji untuk mengantar Leoni pulang eh malah Leoni pulang sendiri.

“Om Yudha pulang saja. Aku ambil mobilku di sini, nanti aku pulang sendiri dengan mobilku.” Glen turun dari mobil dan diikuti om Yudha yang pindah ke belakang kemudi dan melajukan mobilnya meninggalkan Glen yang masi kebingungan didepan rumah Leoni. Dia bingung apa yang harus dilakukan saat ketemu Leoni, apakah harus minta maaf? Kalau iya,  bagaimana caranya memulai pembicaraan, karena selama ini Glen adalahorang yang paling sulit untuk mengungkapkan isi hatinya.

“Dia sementara manasin mobil, atau lupa matikan mesin sih?” Glen melihat ke arah mobilnya yang ternyata mesin mobilnya masi menyala tapi tidak terlihat seorangpun di sekitar mobil.

“Permisi...” Teriak Glen di depan pintu rumah Leoni. “Leoni... Kevin...” Teriak Glen lagi karena tidak mendapat respon dari seseorangpun di dalam rumah. “Rumah ini berpenghuni apa tidak sih sebenarnya? Kok sepih banget?” Glen mulai jengkel karena tidak ada satu orang pun yang keluar. “Apa aku pergi saja? Tapi takutnya aku bawah mobilnya, nanti di kira mobilnya hilang lagi, teruss kalau gitu kapan aku bisa menyelesaikan masalah dengan Leoni?” Kata Glen dalam hati. “Atau aku panggil sekali lagi yah? Atau aku masuk saja dan nyari mereka di dalam?” Glen berdiri dari tempat duduknya danhendak memanggil Leoni tapi tiba-tiba orang yang dia cari sudah berdiri

didepannya.

“Eehh... ehheemmm...” Glen salah tingkah.

“Itu mobilmu,silahkan ambil dan ....” Leoni menujuk ke arah mobil Glen yang terparkir di depan rumahnya.

“Dan apa?” Glen menggenggam tangan Leoni yang menunjuk ke arah mobil. “Dan pergi gitu?” Tanya Glen sinis tanpa merasa bersalah sama sekali. Pertanyaan Glen tidak ditanggapi oleh Leoni.

“Lepaskan!” Leoni menghempaskan tangannya yang tadi digenggam Glen.

“Iii... iyaaa... maaf.” Glen terbata-bata,tidak sanggup melihat kemarahan Leoni.

Episodes
1 Curhat tentang aku?
2 Tega Banget
3 Bertemu sahabat masa kecilnya
4 Masa Kecil
5 Janji
6 Mengikuti Perintah
7 Melepas RIndu
8 Mendapatkan tugas baru
9 Orang tua dan tanggung jawab perusahaan
10 Pernyataan tanggung jawab
11 Persiapan ke Kupang
12 Pertemuan malam
13 Bertemu Luna
14 Pengakuan Leoni
15 Glen memaafkan Leoni
16 Mengantar Leoni pulang
17 Mencari Leoni
18 Ungkapan hati Glen
19 Map permohonan
20 Glen berani mengungkapkan
21 Meminta jawaban
22 Kabar membahagiahkan
23 Menjadi guru renang
24 Ijin dari Glen
25 Berkunjung ke rumah Leoni
26 Panggilan dari orang tua Glen
27 Menerima tanggung jawab
28 Hubungan Glen dan Leoni
29 Kapan menikah?
30 Jalan keluar
31 Mengantar Leoni Ke Kupang
32 Yayasan Gonzaga
33 Bertemu pimpinan
34 Sport tourism
35 Merasa Berat
36 Sakit Perut
37 Leoni sendiri
38 Setuju
39 Kenapa selalu saja begini?
40 Kesenangan
41 Weekend
42 Bertengkar
43 Bertengkar part 2
44 Aku diganti dengan orang lain?
45 Acara Puncak
46 Bersulang
47 Murkah
48 Tidak Ikut Campur
49 Terima kasih
50 Feedback
51 Akibat dari perbuatan Luna
52 Mama dan papa tahu.
53 Apa yang harus aku lakukan?
54 Jangan bilang
55 Teman Baru
56 Sakit hati
57 Sungai Siumate
58 Kembali ke Sekolah
59 Laporan pertama Airin
60 Sungai Meluap
61 Bantuan
62 Cepat Nikah!
63 Kau kah itu?
64 Memohon
65 Bertemu Leoni
66 Tidak Mau bertemu
67 Masih Menolak
68 Aku Mohon
69 Kejadian sebenarnya
70 Lapang Dada
71 Bicara Berdua
72 Hidup Kembali
73 Itu Leoni kan?
74 Mengembalikan Leoni
75 Merencanakan pernikahan
76 Pertunangan
77 Persiapan Pernikahan
78 Tidak bisa menikah.
79 Wedding Invitation
80 Gaun Pengantin
81 Menerobos Api
82 Kenapa kamu disini?
83 Terlalu Kejam
84 Penjelasan
85 Berdamai
86 Kayak Kembaran
87 Pendamping Pengantin
88 Hari Bahagiah
89 Ganti Pakaian
90 First Night
91 Tanda Cinta
92 Mencetak Gol
93 Memberikan Keturunan
94 Terkurung di suatu tempat
95 Lebih dari ekspektasi
96 Honeymoon yang sebenarnya
97 Kemana?
98 Anak Kandung
99 Rumah Baru
100 Move and Stay
101 Menyelesaikan masalah
102 Berangkat
103 Larantuka
104 Kembali ke kamarmu!
105 Perusahaan ASing.
106 Hasilnya Positif.
107 Tidur di samping aku!
108 Mama sangat senang.
109 Apa yang terjadi sebenarnya?
110 Kenapa selalu ada krikil?
111 Mood berubah
112 Aku pikir tidak sayang
113 Tidak enak hati
114 Sungguh tragis nasibku
115 Tidak percaya.
116 Akhirnya
117 Ending of this story
118 Bukan update
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Curhat tentang aku?
2
Tega Banget
3
Bertemu sahabat masa kecilnya
4
Masa Kecil
5
Janji
6
Mengikuti Perintah
7
Melepas RIndu
8
Mendapatkan tugas baru
9
Orang tua dan tanggung jawab perusahaan
10
Pernyataan tanggung jawab
11
Persiapan ke Kupang
12
Pertemuan malam
13
Bertemu Luna
14
Pengakuan Leoni
15
Glen memaafkan Leoni
16
Mengantar Leoni pulang
17
Mencari Leoni
18
Ungkapan hati Glen
19
Map permohonan
20
Glen berani mengungkapkan
21
Meminta jawaban
22
Kabar membahagiahkan
23
Menjadi guru renang
24
Ijin dari Glen
25
Berkunjung ke rumah Leoni
26
Panggilan dari orang tua Glen
27
Menerima tanggung jawab
28
Hubungan Glen dan Leoni
29
Kapan menikah?
30
Jalan keluar
31
Mengantar Leoni Ke Kupang
32
Yayasan Gonzaga
33
Bertemu pimpinan
34
Sport tourism
35
Merasa Berat
36
Sakit Perut
37
Leoni sendiri
38
Setuju
39
Kenapa selalu saja begini?
40
Kesenangan
41
Weekend
42
Bertengkar
43
Bertengkar part 2
44
Aku diganti dengan orang lain?
45
Acara Puncak
46
Bersulang
47
Murkah
48
Tidak Ikut Campur
49
Terima kasih
50
Feedback
51
Akibat dari perbuatan Luna
52
Mama dan papa tahu.
53
Apa yang harus aku lakukan?
54
Jangan bilang
55
Teman Baru
56
Sakit hati
57
Sungai Siumate
58
Kembali ke Sekolah
59
Laporan pertama Airin
60
Sungai Meluap
61
Bantuan
62
Cepat Nikah!
63
Kau kah itu?
64
Memohon
65
Bertemu Leoni
66
Tidak Mau bertemu
67
Masih Menolak
68
Aku Mohon
69
Kejadian sebenarnya
70
Lapang Dada
71
Bicara Berdua
72
Hidup Kembali
73
Itu Leoni kan?
74
Mengembalikan Leoni
75
Merencanakan pernikahan
76
Pertunangan
77
Persiapan Pernikahan
78
Tidak bisa menikah.
79
Wedding Invitation
80
Gaun Pengantin
81
Menerobos Api
82
Kenapa kamu disini?
83
Terlalu Kejam
84
Penjelasan
85
Berdamai
86
Kayak Kembaran
87
Pendamping Pengantin
88
Hari Bahagiah
89
Ganti Pakaian
90
First Night
91
Tanda Cinta
92
Mencetak Gol
93
Memberikan Keturunan
94
Terkurung di suatu tempat
95
Lebih dari ekspektasi
96
Honeymoon yang sebenarnya
97
Kemana?
98
Anak Kandung
99
Rumah Baru
100
Move and Stay
101
Menyelesaikan masalah
102
Berangkat
103
Larantuka
104
Kembali ke kamarmu!
105
Perusahaan ASing.
106
Hasilnya Positif.
107
Tidur di samping aku!
108
Mama sangat senang.
109
Apa yang terjadi sebenarnya?
110
Kenapa selalu ada krikil?
111
Mood berubah
112
Aku pikir tidak sayang
113
Tidak enak hati
114
Sungguh tragis nasibku
115
Tidak percaya.
116
Akhirnya
117
Ending of this story
118
Bukan update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!