Pagi harinya.
Leoni layaknya mahasiswa pada umumnya, dia pergi ke kampus untuk pertama kalinya sebagai mahasiswa baru di
kampus itu dan mengikuti kegiatan pembukaan Masa Orientasi Mahasiswa yang lebih di kenal dengan istilah OSPEK.
“OSPEK merupakan momen yang sangat berharga dalam perjalanan pendidikan kita di perguruan tinggi ini. Melalui rangkaian kegiatan OSPEK, kami berharap dapat membantu Anda para mahasiswa baru untuk beradaptasi dengan lingkungan kampus, mengenal lebih dekat dengan dosen dan staf, serta menjalin hubungan baik dengan sesama mahasiswa baik dengan senior-senior maupun sesama teman dalam satu tingkatan. Kita akan bersama-sama menjalani perjalanan ini, menghadapi tantangan-tantangan yang ada, dan meraih kesuksesan dalam berbagai bidang. Sekali lagi saya mewakili pimpinan Yayasan dan juga senat mahasiswa mengucapkan selamat datang kepada adik-adik mahasiswa baru, saya sebagai ketua senat di kampus ini nama saya Glen. Saya menyambut kedatangan kalian dan mengucapkan terima kasih sudah memilih kampus ini. Selamat mengikuti OSPEK.” Glen membuka kegiatan pengenalan lingkungan kampus, dia sebagai pemilik kampus dan juga sebagai ketua senat mahasiswa
“Hah..? itu Glen?” Leoni yang sedang duduk di deretan mahasiswa baru bertanya-tanya dalam hatinya. Rasanya orang yang saja memberikan sambutan itu bukan Glen yang dia kenal karena telah banyak yang berubah padanya. “Benar nggak sih? Itu beneran Glen?” Leoni megucek-ngucek matanya seolah kurang yakin kalau itu benar-benar Glen. Padahal sebelum masuk kekampus dia sudah sempat berkomunikasi dengan Anita dan Anita sudah menceritakan kondisi Glen. Bahkan Anita mengiriminya foto-foto Glen. Sebaliknya Anita juga sudah memberitahu Glen kalau Leoni sudah kembali ke Manado dan bahkan masuk kuliah di kampusnya. Walaupun belum secara langsung bertemu dengan Leoni namun Glen sudah mengetahui keberadaan Leoni di kampusnya. Itu semua berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Anita.
“Banyak sekali yang berubah dari dia.” Bisik Leoni pada dirinya sendiri yang rasanya tidak percaya melihat Glen yang ada di depannya itu.
Glen pun sudah mengecek daftar nama mahasiswa baru yang masuk dikampusnya, walaupun dia juga terdaftar sebagai mahasiswa tapi dia sekaligus sebagai pemilik kampus jadi berhak tahu semua data mahasiswa. Jadi dia sudah tahu tentang Leoni, ditambah lagi informasi yang disampaikan oleh Anita padanya, Glen sengaja menaru nama Leoni kedalam daftar mahasiswa binaannya.
“Baik, teman-teman yang berdiri disamping saya ini adalah para senior dikampus ini yang nanti akan menjadi pendamping atau pembina di kelompok kalian nanti.” Glen memperkenalkan teman-temanna yang menjadi panitia
kegiatan ospek tersebut. “Nama-nama yang saya sebutkan berikut ini adalah mereka yang tergabung dalam kelompok saya Wina, Sky, Clark, Cindy, Cia, Nia, Jhon, Leoni, Mery, Ika. Silahkan maju dan mengikuti saya.” Glen memanggil nama-nama mahasiswa baru dan mengarahkan mereka ke satu ruangan untuk berkumpul. “Silahkan berbaris yah dan tunggu di sini sampai aku suruh masuk.” Sesampainya di depan ruangan yang dimaksud, Glen menyuruh mereka untuk berbaris kemudian dia menutup pintu dari dalam untuk mempersiapkan ruangan tersebut.
Leoni berbaris paling depan, sengaja dia pingin berada di paling depan barisannya karena penasaran dengan Glen yang entah sengaja atau tidak sengaja memilih dia sebagai salah satu bimbingannya.
Setelah selesai mempersiapkan ruangan kelas, Glen membuka pintu dan hendak mempersilahkan para mahasiswa baru binaannya itu untuk masuk. Dia kaget kemudian tersenyum melihat Leoni didepannya, dia tidak menyangka kalau Leoni akan berada di paling depan barisan mahasiswa baru itu, padahal dia berencana akan menyuruh para mahasiswa baru itu masuk berdasarkan daftar nama yang nanti akan dia sebutkan namun karena melihat Leoni
sudah berada di paling depan jadinya Glen mengurungkan niatnya. Leoni jadi salah tingkah karena langsung bertatapan dengan Glen, dia pikir Glen akan langsung menyapahnya, ternyata tidak malah Glen menganggap tidak kenal dengan Leoni.
“Heemmm.. pas banget. Kena kau.” Kata Glen dalam hati. “Siapa suru meninggalkan aku waktu itu. Sekarang rasakan balasannya.” Glen tersenyum sumringah dalam hatinya. Ternyata dia telah mempersiapkan surprise bagi Leoni dan benar-benar dia tepat sasaran.
“Silahkan masuk secara tertib yah!” Glen mundur jauh-jauh dari pintu dan mempersilahkan mereka masuk. Dia menyunggingkan bibirnya karena berhasil dengan rencananya yang sangat sesuai dengan ekspektasinya.
“Byuuurrr....” Dua ember penuh air comberan telak jatuh dikepala Leoni. Dua ember berisi air comberan itu tepat berada di atas pintu masuk dan diikat dengan benang yang jika di injak oleh orang maka akan menyebabkan ember itu terbalik sehingga isi di dalamnya bisa tumpah ruah.
“Hahahaaaa.....” teman-teman Leoni serentak tertawa menyaksikan apa yang baru saja Leoni alami. “Siapa suru tadi nyosor memilih paling depan.” Bisik salah satu teman mahasiswa baru itu pada teman mereka yang lain, mereka sama-sama tertawa. Tidak ada satu orang pun teman Leoni yang berani membantu Leoni atau bahkan sekedar menunjukkan rasa empati pada Leoni, malah mereka hanya menertawakannya.
Sementara Glen tersenyum-senyum melihat Leoni. “Itu belum seberapa yah.” Kata Glen lagi dalam hatinya, dia merasa puas melihat hasil dari perbuatannya pada Leoni.
“Ini, silahkan ke toilet dan ganti pakaianmu!” Glen melempar satu kantong plastik ke arah Leoni berisi baju gantiyang telah dia persiapkan sebelumnya.
“Kamu…” Leoni membentak Glen.
“Wah lihat anak itu, dia membentak senior.” Bisik teman-temannya
“Ssttt… diam!” Glen berteriak ke orang-orang yang sedang berbisik-bisikmembicarakan Leoni dan tingkahnya saat itu.
Tidak ada waktu bagi Leoni untuk menceritakan kejadian ini ke Anita karena dia harus buru-buru berganti pakaian dan Kembali bergabung dengan teman-temannya untuk mengikuti kegiatan.
“Glen kok gitu yahhh, tidak seperti Glen yang aku kenal dulu, biasanya kalau ada orang yang usil padaku, dialah yang membelah dan menjagaku. Sekarang? Kok malah dia kayak gini? Kenapa dia tega banget?? Uhhh...” Leoni menangis sambil mengganti pakaiannya, dia tahu bahwa kejadian barusan itu disengaja oleh Glen.
Sekembalinya ke ruangan kelas tadi Leoni tidak menemukan siapa-siapa di dalam ruangan itu, ternyata kelas itu kosong dan tidak ada satu orang pun di dalam ruangan tersebut.
“Mereka ke mana?” tanya Leoni dalam hati. Dia memutuskan untuk menuju ke aula tempat sebelumnya mereka berada dan benar saja mereka semua ada disana dalam keadaan hening dan nampak terdengar suara Glen yang sedang memberikan pengarahan-pengarahan. Leoni pun diam-diam masuk ke dalam untuk bergabung dengan mereka.
“Hei kamu, diam disitu!” Tiba-tiba Glen menunjuk ke arah Leoni dengan nada tidak senang.
“Aku?” Leoni menunjuk ke dirinya sendiri untuk memperjelas apa yang Glen sampaikan
“Aduh ni anak pakai tanya lagi.” Glen berkata dengan sombong. “Ia kamu, siapa lagi.” Bentak Glen. “Heeemmmm... Sini, ini tempatmu!” Bentak Glen menujuk ke arah tempat kosong di bagian depan. “Tapi jalan ke sini pake lutut!” perintah Glenlagi.
Leoni hanya terdiam tanpa ekspresi sedikitpun ketika mendengar kata-kata Glen. Dia tak mampu bergerak sedikitpun dari tempat dia berdiri.
“Kenapa dia tega banget sih...” Kata Leoni dalam hati.
“Ayooo cepat!” teriak Glen lagi. “Waktu sudah terbuang banyak hanya untuk kamu, buruan!” Bentak Glen lagi.
Sejenak air mata Leoni jatuh membasahi pipinya, dia tidak menyangka kalau Glen yang dia kenal dulu telah berubah dan tega berbuat seperti itu pada dirinya. Leoni hanya bisa menangis dan melakukan apa yang diperintahkan oleh Glen.
“Brruuukkk…” Lutut Leoni membentur lantai, dia kemudian melangkah menuju tempat yang ditunjuk oleh Glen tadi dengan kedua lututnya.
***
Mohon maaf atas ketidak nyamanan ini readers, aku lagi buat revisi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Jecky87 ChaneL
ikut ke Jakarta dong...
2022-04-09
0
Jecky87 ChaneL
ikut ke Jakarta dong
2022-04-09
0