Bertemu sahabat masa kecilnya

Seperti biasa, sejak kecil dulu Glen selalu menceritakan ke mama nya apa yang dia lakukan sepanjang hari dan bahkan dia sering curhat ke mama Dona tentang Leoni. Kali ini pun demikian, sesampainya di rumah dia menemui mama Dona dan menceritakan kejadian yang dia alami di kampus.

“Glen?” Mama Dona kaget mendengarkan perkataan anaknya barusan. “Kenapa kamu tega melakukan itu pada Leoni?” Tanya mama Dona yang tidak menyangka anaknya itu tega menyakiti Leoni yang sebenarnya sangat dia cintai.

Glen tidak dapat menjelaskan apa alasan dia melakukan itu pada Leoni dihadapan mamanya.

“Kasihan loh Leoninya.” Kata Mama Dona lagi.

“Heemmm… itu sih belum seberapa ma.” Tanpa sengaja Glen mengatakan hal yang malah tambah membuat

mamanya kaget.

“Maksudnya apa? Apanya yang belum seberapa?” Tanya mama lagi.

“Ah, tidak. Tidak ada apa-apa.” Jawab Glen.

“Kamu jangan bohongin mama yah!” Kata mama Dona. “Emangnya kamu tidak sayang lagi sama Leoni? Sampai kamu tega nyakitin dia? Maksud kamu perbuatan kamu ke dia itu belum seberapa kan?” Tebak mama Dona. “Seharusnya kamu jangan gitu ke Leoni dong Glen, harusnya kamu ngusahain cintamu ke dia dan jangan nyakitin dia. Kalau kamu nyakitin dia lagi, bisa-bisa dia malah jauhin kamu.” Jelas mama Dona.

***

Sebaliknya dengan Leoni, sepulang dari kampus dia mencari Anita ke kafe. Secara kebetulan Anita juga sudah mengirim pesan ke Glen dan Luna untuk datang ke kafe nya. Sesampainya mereka di sana, Anita sedang duduk dengan Leoni bercerita. Leoni sudah sempat menceritakan semua perlakuan Glen ke dia tadi di kampus.

“Hai Nit.” Luna menggandeng tangan Glen memasuki kafe milik Anitaitu, kebetulan mereka bertemu di depan kafe.

“Hai Lun, hai Glen.” Anita menyapah mereka. “Mari duduk sini yuk!” Anita mengajak mereka bergabung ditempat dia dan Leoni duduk.

“Nit, Luna sama Glen yah?” Bisik Leoni sebelum mereka berdua sampai di tempat mereka duduk.

“Tidak sih, tapi tahu aja Luna tuh, kan aku uda pernah kasi tahu kamu? Sssttt, jangan omong dulu yah, nanti baru kita bicarakan lagi.” Bisik Anita pada Leoni. Anita menghampiri Luna dan Glen dan mempersilahkan mereka duduk. “Kalian ngobrol aja dulu yah, aku siapin minum dulu.” Kata Anita lagi.

“Minum aja Nit? Aku laper nih.” Kata Glen jutek.

“Ohhh, iya sabar.” Anita menuju meja kasir dan mengambil buku daftar Menu kemudian menyerahkan ke Glen.

“Woeee boss nih, belum tau kah apa yang biasa aku makan?” Ledek Glen. “Kayak baru sekarang aja aku makan di

sini.” Kata Glen sombong

“Lun kamu?” Anita tidak menanggapi perkataan Glen lagi, dia malah menyodorkan daftar menuke Luna.

“Jus alvokat aja.” Jawab Luna.

“Ny...?” Ekspersi Anita menanyakan kalau Leoni mau apa.

“Mana-mana aja deh, aku tidak bawah uang, jadi kasi aku yang paling murah aja.” kata Leoni cuek.

“Leonniii...!” Bentak Anita merasa tersinggung.

“Iya, iya. Kamu kasi aku menu terbaik di kafe mu.” Kata Leoni lagi.

“Oke, kalian tunggu sebentar yah!” Anita menuju ke dapur.

Anita pergi ke dapur untuk mempersiapkan makanan dan minuman untuk teman-temannya, sementara mereka bertiga tak ada seorangpun yang bersuara, semua sibuk dengan gadged nya masing-masing.

Dalam hatinya Glen sebenarnya sangat merindukan Leoni sahabatnya itu, tapi karena ke-ego-an nya dan sakit hati yang dia rasakan waktu Leoni berangkat ke Jakarta waktu itu, dia jadi emosi dan tidak mau menegur Leoni sama sekali walaupun mereka duduk bersampingan. Hatinya meronta-ronta pingin sekali menatap wajah Leoni, menggenggam tangannya, memeluknya, tapi itulah laki-laki yang egois. Sekali-kali dia mencuri pandangan untuk menatap wajah Leoni.

Sedangkan Leoni, dalam pikirannya kenapa Glen sudah berubah? Kenapa Glen tidak seperti dulu lagi, Glen yang penyayang, perhatian, kini kejam sekali dan tidak berperasaan. Leoni pingin banget melepas rindu dengan Glen, pingin bercerita bercanda bersama, beberapa kali dia melirik Glen tapi tidak ditanggapi, malah Glen memalingkan wajahnya ke arah yang lain.

“Makanan dataangg...” Anita bersama beberapa karyawannya menghampiri mereka dan menyajikan makanan sertaminuman untuk ketiga temannya itu.

“Makasi Nit.” Kata Leoni. “Tapi kok banyak banget?” Kata Leoni yang menatap kaget pada makanan yang disajikan oleh Anita.

“Sudah, nikmatin aja!” Kata Anita santai.

Sambil menikmati makanan yang dihidangkan, Glen tidak berkata apa-apa, dia hanya fokus menikmati makanannya.

“Nit, kamu panggil kami ke sini hanya untuk makan nih?” Tanya Luna memecah kesunyiandiantara mereka.

“Heemmmm….” Anita menarik nafas dalam-dalam. “Sebenarnya maksud aku mengajak kalian kesini adalah untuk

merayakan kembalinya Leoni ke sini dan kita bisa berkumpul lagi kayak dulu.” jawab Anita dengan wajah bahagiah,

dia menggenggam tangan Leoni. “Kita bisa jalan-jalan bareng, main bareng dan seru-seruan lagi kayak dulu. Iya kan?” Anita membayangkan masa kecil mereka, dia menatap wajah mereka satu persatu.

“Hah? Leoni?” Tanya Luna lagi memastikan seolah tidak melihat Leoni yang ada bersama mereka saat itu.

“Iya, Leoni.” Tegas Anita. “Lun, masa sih dari tadi kamu tidak menyadari keberadaan Leoni? heemmm... ngapain aja sih kalian bertiga?” Anita emosi tapi dibuatnya kayak bercanda.

“Leoni?” Luna pura-pura kaget dan menatap ke arah Leoni. “Selamat datang kembali yah...” Luna tersenyum ketika saling bertatapan dengan Leoni.

“Iya Lun, Makasi.” Kata Leoni agak kaku. “Munafik banget sih jadi orang, dari tadi tidak mau tegur.” Kata Leoni dalam hati. “Glen...” bisik Leoni mengalihkan pembicaraan.

Glen diam saja, meski dia sudah dengar suara Leoni. Glen hanya melahap makanan yang masih ada didepannya. Selesai makan dia langsung bangun dari tempat duduknya.

“Makasi Nit!” Glen berdiri hendak melangkah meninggalkan mereka.

“Glen, aku kan belum selesai makan.” Tiba-tiba Luna menarik tangan Glen dan bermaja-manja di tangannya. “Tungguin aku dulu dong!” Pintah Luna pada Glen.

“Lepaskan! Aku harus pergi, ada urusan yang harus aku kerjakan.” Glen menghempaskan tangan Luna lalu melangkahkan kaki menuju ke pintu keluar.

Entah apa yang membuat Glen jengkel saat ini, sepertinya pingin banget liatin Leoni terus menerus tapi kok juga tiba-tiba jengkel dan main jalan seperti itu.

“Glen... gitu aja nih??” teriak Anitapada Glen yang sudah melangkah menuju pintu keluar.

Glen tidak menghiraukan Anita, dia langsung pergi. Hanya dalam hitungan detik mobilnya sudah tidak terlihat lagi.

“Ihhhh... dasar!” Bentak Luna kesal pada Glen yang meninggalkan mereka begitu saja. “Aku juga pamit, thanks yah Nit atas jamuanmu kali ini.” Luna pun juga ikut pergi.

Perasaaan Leoni jadi tidak karuan, dia menjadi sedih mendapatkan perlakuan seperti itu dari kedua temannya seperti itu

“Ny, Glen dan Luna tidak pacaran yah. Hanya Luna saja yang selalu mengikuti Glen ke mana saja dia pergi.” Anita mengelus pundak Leoni seraya menenangkan dia.

“Ihh apaan sih Nit, bukan itu maksudku.” Leoni meneteskan air mata. “Kenapa Glen jadi begitu kejam? Dia tidak mau temenan lagi sama aku yah Nit? Sakit banget loh rasanya.” Tambah Leoni.

“Aku tau Ny, aku juga jengkel banget lihat dia begitu. Heeemmm... tenang aja, nanti aku akan menegurnya. Mungkin ada yang lagi dia sembunyikan makanya dia kayak gitu.” Kata Anita.

Beberapa hari berlalu dengan cepat, Leoni pergi ke kampus seperti biasanya walaupun setiap kali ketemu Glen pasti selalu saja ada musibah yang dia dapat, semua karena ulah jahilnya Glen.

***

Happy reading.

Episodes
1 Curhat tentang aku?
2 Tega Banget
3 Bertemu sahabat masa kecilnya
4 Masa Kecil
5 Janji
6 Mengikuti Perintah
7 Melepas RIndu
8 Mendapatkan tugas baru
9 Orang tua dan tanggung jawab perusahaan
10 Pernyataan tanggung jawab
11 Persiapan ke Kupang
12 Pertemuan malam
13 Bertemu Luna
14 Pengakuan Leoni
15 Glen memaafkan Leoni
16 Mengantar Leoni pulang
17 Mencari Leoni
18 Ungkapan hati Glen
19 Map permohonan
20 Glen berani mengungkapkan
21 Meminta jawaban
22 Kabar membahagiahkan
23 Menjadi guru renang
24 Ijin dari Glen
25 Berkunjung ke rumah Leoni
26 Panggilan dari orang tua Glen
27 Menerima tanggung jawab
28 Hubungan Glen dan Leoni
29 Kapan menikah?
30 Jalan keluar
31 Mengantar Leoni Ke Kupang
32 Yayasan Gonzaga
33 Bertemu pimpinan
34 Sport tourism
35 Merasa Berat
36 Sakit Perut
37 Leoni sendiri
38 Setuju
39 Kenapa selalu saja begini?
40 Kesenangan
41 Weekend
42 Bertengkar
43 Bertengkar part 2
44 Aku diganti dengan orang lain?
45 Acara Puncak
46 Bersulang
47 Murkah
48 Tidak Ikut Campur
49 Terima kasih
50 Feedback
51 Akibat dari perbuatan Luna
52 Mama dan papa tahu.
53 Apa yang harus aku lakukan?
54 Jangan bilang
55 Teman Baru
56 Sakit hati
57 Sungai Siumate
58 Kembali ke Sekolah
59 Laporan pertama Airin
60 Sungai Meluap
61 Bantuan
62 Cepat Nikah!
63 Kau kah itu?
64 Memohon
65 Bertemu Leoni
66 Tidak Mau bertemu
67 Masih Menolak
68 Aku Mohon
69 Kejadian sebenarnya
70 Lapang Dada
71 Bicara Berdua
72 Hidup Kembali
73 Itu Leoni kan?
74 Mengembalikan Leoni
75 Merencanakan pernikahan
76 Pertunangan
77 Persiapan Pernikahan
78 Tidak bisa menikah.
79 Wedding Invitation
80 Gaun Pengantin
81 Menerobos Api
82 Kenapa kamu disini?
83 Terlalu Kejam
84 Penjelasan
85 Berdamai
86 Kayak Kembaran
87 Pendamping Pengantin
88 Hari Bahagiah
89 Ganti Pakaian
90 First Night
91 Tanda Cinta
92 Mencetak Gol
93 Memberikan Keturunan
94 Terkurung di suatu tempat
95 Lebih dari ekspektasi
96 Honeymoon yang sebenarnya
97 Kemana?
98 Anak Kandung
99 Rumah Baru
100 Move and Stay
101 Menyelesaikan masalah
102 Berangkat
103 Larantuka
104 Kembali ke kamarmu!
105 Perusahaan ASing.
106 Hasilnya Positif.
107 Tidur di samping aku!
108 Mama sangat senang.
109 Apa yang terjadi sebenarnya?
110 Kenapa selalu ada krikil?
111 Mood berubah
112 Aku pikir tidak sayang
113 Tidak enak hati
114 Sungguh tragis nasibku
115 Tidak percaya.
116 Akhirnya
117 Ending of this story
118 Bukan update
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Curhat tentang aku?
2
Tega Banget
3
Bertemu sahabat masa kecilnya
4
Masa Kecil
5
Janji
6
Mengikuti Perintah
7
Melepas RIndu
8
Mendapatkan tugas baru
9
Orang tua dan tanggung jawab perusahaan
10
Pernyataan tanggung jawab
11
Persiapan ke Kupang
12
Pertemuan malam
13
Bertemu Luna
14
Pengakuan Leoni
15
Glen memaafkan Leoni
16
Mengantar Leoni pulang
17
Mencari Leoni
18
Ungkapan hati Glen
19
Map permohonan
20
Glen berani mengungkapkan
21
Meminta jawaban
22
Kabar membahagiahkan
23
Menjadi guru renang
24
Ijin dari Glen
25
Berkunjung ke rumah Leoni
26
Panggilan dari orang tua Glen
27
Menerima tanggung jawab
28
Hubungan Glen dan Leoni
29
Kapan menikah?
30
Jalan keluar
31
Mengantar Leoni Ke Kupang
32
Yayasan Gonzaga
33
Bertemu pimpinan
34
Sport tourism
35
Merasa Berat
36
Sakit Perut
37
Leoni sendiri
38
Setuju
39
Kenapa selalu saja begini?
40
Kesenangan
41
Weekend
42
Bertengkar
43
Bertengkar part 2
44
Aku diganti dengan orang lain?
45
Acara Puncak
46
Bersulang
47
Murkah
48
Tidak Ikut Campur
49
Terima kasih
50
Feedback
51
Akibat dari perbuatan Luna
52
Mama dan papa tahu.
53
Apa yang harus aku lakukan?
54
Jangan bilang
55
Teman Baru
56
Sakit hati
57
Sungai Siumate
58
Kembali ke Sekolah
59
Laporan pertama Airin
60
Sungai Meluap
61
Bantuan
62
Cepat Nikah!
63
Kau kah itu?
64
Memohon
65
Bertemu Leoni
66
Tidak Mau bertemu
67
Masih Menolak
68
Aku Mohon
69
Kejadian sebenarnya
70
Lapang Dada
71
Bicara Berdua
72
Hidup Kembali
73
Itu Leoni kan?
74
Mengembalikan Leoni
75
Merencanakan pernikahan
76
Pertunangan
77
Persiapan Pernikahan
78
Tidak bisa menikah.
79
Wedding Invitation
80
Gaun Pengantin
81
Menerobos Api
82
Kenapa kamu disini?
83
Terlalu Kejam
84
Penjelasan
85
Berdamai
86
Kayak Kembaran
87
Pendamping Pengantin
88
Hari Bahagiah
89
Ganti Pakaian
90
First Night
91
Tanda Cinta
92
Mencetak Gol
93
Memberikan Keturunan
94
Terkurung di suatu tempat
95
Lebih dari ekspektasi
96
Honeymoon yang sebenarnya
97
Kemana?
98
Anak Kandung
99
Rumah Baru
100
Move and Stay
101
Menyelesaikan masalah
102
Berangkat
103
Larantuka
104
Kembali ke kamarmu!
105
Perusahaan ASing.
106
Hasilnya Positif.
107
Tidur di samping aku!
108
Mama sangat senang.
109
Apa yang terjadi sebenarnya?
110
Kenapa selalu ada krikil?
111
Mood berubah
112
Aku pikir tidak sayang
113
Tidak enak hati
114
Sungguh tragis nasibku
115
Tidak percaya.
116
Akhirnya
117
Ending of this story
118
Bukan update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!