Mendapatkan tugas baru

Glen...” Sapah Leoni berbisik.

“Hheemmm?” Glenmenyahut.

“Lepasin tanganku dong, keram nih.” Kata Leoni lagi.

“Keram apanya? Dipegang lembut gitu aja kok dibilang keram sih??” Ledek Anita sedikit tertawa, yang ternyata sudah berada dibelakang mereka dan tidak disadari oleh keduanya.

“Eh Nit..” Glen kaget.

“Aku senang banget melihat kalian berdua kayak gini deh, senang banget.” Anita duduk berhadapan dengan mereka berdua. “Ada apa gerangan kalian datang ke sini?” Tanya Anita pura-pura.

“Makan.” Jawab Glen spontan.

“Makan saja?” Desak Anita.

“Iya kalo kesini ngapain lagi selain makan?” Tambah Glen lagi rada cuek.

“Ohhh... hanya makan yah.” Bisik Anita seperti meledekdengan senyuman yang menghiasi pipinya.

“Makanan sudah siap.” Karyawan Anita masuk keruangan mereka dan menyajikan beberapa hidangan dihadapan mereka.

“Aku kira kalian datang ke sini untuk pamer kemesraan kalian.” ledek Anita.

Wajah Leoni memerah mendengar perkataan Anita barusan dan dia berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Glen tapi tetap aja tidak bisa karena semakin erat Glenmenggenggam tangannya.

“Glen... heemmm...” Kata Anita terpotong dan belum sempat menyempurnakan kalimat.

“Aku makan dulu.” Kata Glen cuek kemudian melepaskan tangan Leoni. “Ny cepet makannya, setelah itu kita pulang.” Bisik Glen.

“Kamu pulang duluan, aku masi mau ngomong sama Anita.” Kata Leoni yang tiba-tiba dibalas lirikan tajam dari Glen.

“Apa? Pulang duluan? Aku tidak mau jadi musuh mama kamu yah. Kesini sama aku, pulang juga sama aku.”

sambar Glen ketus.

“Ahhh cieee... jadi nih?? Ehheeemmm... ada yang dijemput dirumah nih ternyata. Hheeemmmm pakai acara malu-malu lagi. Hei jujur aja kali, kayak aku ini siapa... heeemmm.” Anita tertawa kegirangan dan meledek mereka berdua. “Ny... selama ini, Glen bener-bener merindukanmu tahu.” Ledek Anita lagi.

“Nit... jangan ngomong yang enggak-enggak deh.” Bentak Glen tapi Anita cuek saja.

“Iya Ny... dia sakit hati banget waktu kamu ke Jakarta. Dia berubah banget dan Glen yang aku kenal sekarang kembali seperti dulu lagi.” Tambah Anita yang membuat Leoni menatap Glen tajam. “Kalo kamu kirim foto bareng sama teman-teman cowok di group, pasti dia marah besar dan aku jadi tempat pelampiasannya, tempatnya mengomel dan ....” kata Anita lagi.

“Nit, udah cukup yah, jadi hilang mood ku untuk makan makananmu ini.” Bentak Glen dan tidak ditanggapi oleh Anita.

“Aku pingin persahabatan kita kembali seperti dulu lagi.” Kata Glen malu-malu.

“Iya persahabatan kita seperti dulu lagi dan kalian berdua lebih dari sahabat, alias teman hidup. Aku lebih setuju itu.” Anita semakin membuat Glen emosi.

Sejak hari itu mereka semakin akrab kembali seperti dulu sewaktu mereka masih kecil, tapi hanya sebatas itu. Tidak ada ungkapan dari Glen yang menyatakan cinta atau meminta Leoni menjadi pacarnya walaupun perlakuan Glen protektif ke Leoni melebihi seorang pacar, dia selalu menempel ke Leoni kemana saja mereka pergi, kemana saja Leoni disitu pasti ada Glen.

Setiap hari Glen menjemput Leoni ke kampus dan juga mengantarnya pulang, setiap Glen ada kegiatan atau acara untuk Perusahaannya, dia selalu menggandeng Leoni bersamanya.

Satu bulan berlalu, Glen merasa kehidupannya telah kembali dengan Leoni ada bersama mereka. Sedangkan Leoni yang selalu menurut dengan Glen tapi sebagai perempuan tentu Leoni kebingungan dengan hubungan yang terjadi di antara mereka berdua. Dia membutuhkan kepastian namun selalu saja tidak ada kesempatan untuk menyampaikan maskudnya kepada Glen, selain itu dia malu seolah nanti mendahului laki-laki, nanti harga diri Glen jatuh dan malah membuat mereka berdua jauh.

***

Beberapa hari kemudian.

“Hai riz...” Leoni masuk ke dalam caffe milik Anita.

“Eh Ny, kok sendirian? Glen mana?” Sapa Aryz saat melihat Leoni masuk ke dalam caffe nya sendirian.

“Anita?” Leoni malah bertanya dimana keberadaan Anita sahabatnya itu.

“Ada di dapur. Tunggu saya panggilin yah, kamu duduk dulu!” Aryz mempersilahkan Leoni duduk kemudian masuk ke ruang dapur dan memanggil Anita istrinya. “Ada Leoni di luar, dia sendirian.” Aryz berbisik ke istrinya yang lagi menyiapkan minuman tamu.

“Hah? Kok tumben. Glen?” Anita bingung karena biasanya mereka pasti datang berduaan

“Dia sendirian aja tuh. Samperin dia gihh, biar aku lanjutkan buat minumannya.” Kata Aryz.

“Ok.” Anita meninggalkan pekerjaannya dan menyerahkan kepada suaminya. “Haii Ny, gimana kabarmu?” Anita menghampiri Leoni.

“Baik. Kamu?” jawab Leoni singkat.

“Baik juga. Kamu sendirian nih?” tanya Anita melirik-lirik keluar.

“Iya, habis dari kampus langsung ke sini.” Jawab Leoni.

“Glen?” Tanya Anita lagi.

Anita bingung karena biasanya Glen selalu ada bersama Leoni, dia tidak pernah membiarkan Leoni jalan sendiri. Pasti selalu dianterin atau ditemenin.

“Aku ke sini tanpa sepengetahuan dia.” Jawab Leoni.

“Kok gitu sih? Emangnya dia kemana?” Kata Anita penasaran.

“Tadi dia nganterin aku ke kampus. Trus dia pulang, katanya ada urusan di kantornya.” Jelas Leoni.

“Ohh yah sudah. Jadi dia jemput kamu di sini?” Tanya Anita lagi.

“Entahlah, nanti aku kasi tahu dia kalau aku di sini.” Jawab Leoni.

“Heeemmm... aku ambilkan minum? mau?” Anita hendak berdiri dari tempat duduknya.

“Nit...” Leoni menahan Anita untuk tidak berdiri dari tempat duduknya.

“Kenapa sih Ny? Kamu kok aneh banget hari ini?” kata Anitapenasaran.

“Ada yang mau aku bicarakan.” Kata Leoni.

“Iya nanti setelah aku ambilkan minum baru kita bicara yah Ny.” Kata Anita yang langsung berdiri dari tempat duduknya kemudian menuju ke dapurwalaupun dalam hatinya bertanya-tanya apa yang akan Leoni bicarakan.

“Aku dalam waktu dekat ini mau ke Kupang (NTT) Nit.” bisik Leoni ragu-ragusetelah Anita Kembali.

“Ngapain?” Anita kaget mendengar perkataan Leoni.

“Aku mau kerja di sana sebagai pelatih renang di sekolah SMA Gonzaga Kupang.” Kata Leoni lagi.

“Hah? Ny??” Anita kurang yakin dengan perkataan Leoni.

“Iyaa, gini loh, sewaktu masih di Jakarta aku sempat masukin lamaran ke beberapa Yayasan yang membuka lowongan pekerjaan sebagai guru olahraga dan pelatih renang. Nah semalam barusan saya menerima email surat panggilan dari yayasan Gonzaga dan menyatakan aku diterima disekolahnya.” Jelas Leoni.

“Terus??” Anita tambah bingung.

“Iya aku ditempatkan di salah satu sekolah yayasan tersebut yang ada di Kupang”

“Yakin Ny?” tanya Anita setelah diam beberapa saat.

“Nit... ini memang cita-cita aku. Supaya bisa sedikit membantu orang tuaku.” Jawab Leoni

“Heeemmm.... aku sih mendukung aja.” Anita tidak dapat berkata apa-apa lagi. “Terus kuliahmu gimana?” Tanya Anita lagi.

“Aku.... semoga bisa ambil kuliah di kupang, lanjut di sana. Karena aku kontrak kerjanya 3 tahun sambil menunggu tes dan penilaian kinerja untuk jadi pelatih tetap di yayasan tersebut.”

“Ortu mu sudah tahu?” Tanya Anita lagi.

“Sudah Nit. Sebelum mengirim lamaran waktu itu aku sudah duluan minta restu dari mereka. Jadi pas pengumuman, aku juga langsung beri tahu mereka.”Jawab Leoni.

“Glen?? Gimana?? Udah tahu juga?”Tanya Anita lagi.

“Belum. Aku bingung gimana caranya kasi tahu dia.”Jawab Leoni.

“Sebaiknya kamu kasi tahu dia dulu Ny, jangan pergi diam-diam kayak dulu. Kasihan dia loh. Down banget waktu itu.” Jelas Anita.

“Iya aku pasti akan kasi tahu dia.” Kata Leoni yang kemudian berpikir. “Nit... dia down kenapa?” Tanya Leoni yang sempat tidak loading dengan perkataan Anita. “Kan masih banyak teman yang mau dekat dengan dia. Kok down nya gara-gara aku sih?” Leoni mau meyakinkan.

“Ny,memang dia tidak pernah mengungkapkan perasaannya sama kamu melalui kata-kata. Tapi aku tahu betul, sejak kecil dulu dia selalu mengutamakan dirimu, selalu kamu yang paling special diantara kita, bahkan sampai sekarang. Artinya dia sayang sama kamu dan bahkan mungkin dia akan hancur, lebih hancur lagi kalau sekarang kamu lagi-lagi pergi jauh” Anita menjelaskan.

Memang dulu sewaktu Leoni berangkat ke Jakarta, Glen menjadi orang yang kasar dan selalu menyakiti banyak orang. Mungkin itu sebagai bentuk pelampiasan isi hati nya. Dan bahkan diri sendirinya pun tak terurus. Semua waktunya dia gunakan untuk pekerjaan di kantor ayahnya dan kuliah, di waktu hari libur selalu bermabuk-mabukan dengan teman-teman kampusnya atau juga dengan anak buahnya di kantor.

Episodes
1 Curhat tentang aku?
2 Tega Banget
3 Bertemu sahabat masa kecilnya
4 Masa Kecil
5 Janji
6 Mengikuti Perintah
7 Melepas RIndu
8 Mendapatkan tugas baru
9 Orang tua dan tanggung jawab perusahaan
10 Pernyataan tanggung jawab
11 Persiapan ke Kupang
12 Pertemuan malam
13 Bertemu Luna
14 Pengakuan Leoni
15 Glen memaafkan Leoni
16 Mengantar Leoni pulang
17 Mencari Leoni
18 Ungkapan hati Glen
19 Map permohonan
20 Glen berani mengungkapkan
21 Meminta jawaban
22 Kabar membahagiahkan
23 Menjadi guru renang
24 Ijin dari Glen
25 Berkunjung ke rumah Leoni
26 Panggilan dari orang tua Glen
27 Menerima tanggung jawab
28 Hubungan Glen dan Leoni
29 Kapan menikah?
30 Jalan keluar
31 Mengantar Leoni Ke Kupang
32 Yayasan Gonzaga
33 Bertemu pimpinan
34 Sport tourism
35 Merasa Berat
36 Sakit Perut
37 Leoni sendiri
38 Setuju
39 Kenapa selalu saja begini?
40 Kesenangan
41 Weekend
42 Bertengkar
43 Bertengkar part 2
44 Aku diganti dengan orang lain?
45 Acara Puncak
46 Bersulang
47 Murkah
48 Tidak Ikut Campur
49 Terima kasih
50 Feedback
51 Akibat dari perbuatan Luna
52 Mama dan papa tahu.
53 Apa yang harus aku lakukan?
54 Jangan bilang
55 Teman Baru
56 Sakit hati
57 Sungai Siumate
58 Kembali ke Sekolah
59 Laporan pertama Airin
60 Sungai Meluap
61 Bantuan
62 Cepat Nikah!
63 Kau kah itu?
64 Memohon
65 Bertemu Leoni
66 Tidak Mau bertemu
67 Masih Menolak
68 Aku Mohon
69 Kejadian sebenarnya
70 Lapang Dada
71 Bicara Berdua
72 Hidup Kembali
73 Itu Leoni kan?
74 Mengembalikan Leoni
75 Merencanakan pernikahan
76 Pertunangan
77 Persiapan Pernikahan
78 Tidak bisa menikah.
79 Wedding Invitation
80 Gaun Pengantin
81 Menerobos Api
82 Kenapa kamu disini?
83 Terlalu Kejam
84 Penjelasan
85 Berdamai
86 Kayak Kembaran
87 Pendamping Pengantin
88 Hari Bahagiah
89 Ganti Pakaian
90 First Night
91 Tanda Cinta
92 Mencetak Gol
93 Memberikan Keturunan
94 Terkurung di suatu tempat
95 Lebih dari ekspektasi
96 Honeymoon yang sebenarnya
97 Kemana?
98 Anak Kandung
99 Rumah Baru
100 Move and Stay
101 Menyelesaikan masalah
102 Berangkat
103 Larantuka
104 Kembali ke kamarmu!
105 Perusahaan ASing.
106 Hasilnya Positif.
107 Tidur di samping aku!
108 Mama sangat senang.
109 Apa yang terjadi sebenarnya?
110 Kenapa selalu ada krikil?
111 Mood berubah
112 Aku pikir tidak sayang
113 Tidak enak hati
114 Sungguh tragis nasibku
115 Tidak percaya.
116 Akhirnya
117 Ending of this story
118 Bukan update
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Curhat tentang aku?
2
Tega Banget
3
Bertemu sahabat masa kecilnya
4
Masa Kecil
5
Janji
6
Mengikuti Perintah
7
Melepas RIndu
8
Mendapatkan tugas baru
9
Orang tua dan tanggung jawab perusahaan
10
Pernyataan tanggung jawab
11
Persiapan ke Kupang
12
Pertemuan malam
13
Bertemu Luna
14
Pengakuan Leoni
15
Glen memaafkan Leoni
16
Mengantar Leoni pulang
17
Mencari Leoni
18
Ungkapan hati Glen
19
Map permohonan
20
Glen berani mengungkapkan
21
Meminta jawaban
22
Kabar membahagiahkan
23
Menjadi guru renang
24
Ijin dari Glen
25
Berkunjung ke rumah Leoni
26
Panggilan dari orang tua Glen
27
Menerima tanggung jawab
28
Hubungan Glen dan Leoni
29
Kapan menikah?
30
Jalan keluar
31
Mengantar Leoni Ke Kupang
32
Yayasan Gonzaga
33
Bertemu pimpinan
34
Sport tourism
35
Merasa Berat
36
Sakit Perut
37
Leoni sendiri
38
Setuju
39
Kenapa selalu saja begini?
40
Kesenangan
41
Weekend
42
Bertengkar
43
Bertengkar part 2
44
Aku diganti dengan orang lain?
45
Acara Puncak
46
Bersulang
47
Murkah
48
Tidak Ikut Campur
49
Terima kasih
50
Feedback
51
Akibat dari perbuatan Luna
52
Mama dan papa tahu.
53
Apa yang harus aku lakukan?
54
Jangan bilang
55
Teman Baru
56
Sakit hati
57
Sungai Siumate
58
Kembali ke Sekolah
59
Laporan pertama Airin
60
Sungai Meluap
61
Bantuan
62
Cepat Nikah!
63
Kau kah itu?
64
Memohon
65
Bertemu Leoni
66
Tidak Mau bertemu
67
Masih Menolak
68
Aku Mohon
69
Kejadian sebenarnya
70
Lapang Dada
71
Bicara Berdua
72
Hidup Kembali
73
Itu Leoni kan?
74
Mengembalikan Leoni
75
Merencanakan pernikahan
76
Pertunangan
77
Persiapan Pernikahan
78
Tidak bisa menikah.
79
Wedding Invitation
80
Gaun Pengantin
81
Menerobos Api
82
Kenapa kamu disini?
83
Terlalu Kejam
84
Penjelasan
85
Berdamai
86
Kayak Kembaran
87
Pendamping Pengantin
88
Hari Bahagiah
89
Ganti Pakaian
90
First Night
91
Tanda Cinta
92
Mencetak Gol
93
Memberikan Keturunan
94
Terkurung di suatu tempat
95
Lebih dari ekspektasi
96
Honeymoon yang sebenarnya
97
Kemana?
98
Anak Kandung
99
Rumah Baru
100
Move and Stay
101
Menyelesaikan masalah
102
Berangkat
103
Larantuka
104
Kembali ke kamarmu!
105
Perusahaan ASing.
106
Hasilnya Positif.
107
Tidur di samping aku!
108
Mama sangat senang.
109
Apa yang terjadi sebenarnya?
110
Kenapa selalu ada krikil?
111
Mood berubah
112
Aku pikir tidak sayang
113
Tidak enak hati
114
Sungguh tragis nasibku
115
Tidak percaya.
116
Akhirnya
117
Ending of this story
118
Bukan update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!