"Ap-apakah itu lubang hitam kakak...?" Vize bertanya kepada kakaknya Jiru yang juga sama terkejutnya.
"Apakah kamu pura pura bodoh Vize...? Kamu yang lebih mengerti tentang ini, karena kamu memiliki segudang pengetahuan dan kecerdasan yang luar biasa, jika kamu bertanya kepadaku pasti kamu akan tau jawabannya."
"Hmmm..." Vize tersenyum kecut.
"Vize, apa itu... Kapsul ini semakin tidak dapat di kendalikan" sekarang Jiru bertanya balik.
"Entahlah kak, aku tidak yakin. Rupanya dan kemunculannya juga aneh seperti lubang hitam, tapi bentuknya sangat aneh..."
"Sudahlah cepat jelaskan degan cepat dan mudah di mengerti, jangan lupa berpikirlah bagaimana cara kita terbebas dari magnet yang keluar dari benda tersebut." Jiru berbicara degan khawatir akan hal hal mengerikan yang akan mereka hadapi.
"Ini seperti lubang hitam tapi ukurannya tidak seperti lubang hitam, lubang hitam terkecil berukuran satu kilo meter, tetapi ini hanya berukuran belasan meter dan tentang kemunculannya juga aneh, jika lubang hitam kita akan mulai tersedot degan gaya tariknya dari jarak sepuluh ribu kali dari ukuran diameter lubang hitam dan akan semakin kuat jika semakin mendekat, bahkan lubang hitam yang akan hancur saja masih memiliki daya tarik empat kali lebih kecil dari lubang hitam terlemah."
"Iya..iya..aku tau sekarang apa itu lubang hitam, tapi sekarang..benda apa itu jika bukan lubang hitam." Jiru memotong penjelasan Vize dengan terburu buru.
"Aku juga tidak tau." Vize menjawab dengan nada agak kesal tapi dengan tersenyum kecut kepada Jiru.
Mereka berdua lalu sama sama terdiam dengan memandangi lubang berwarna hitam keunguan yang berada di samping kanan kapsul penyelamat.
"Ini adalah lubang hitam..."
"Katamu ini bukan lubang hitam. Took...." Jiru memotong perkataan Vize sambil mengetok kepala Vize.
"Aaduuuhh... Kakak... Sakit..."
"Hahahahahahahaha. Lama sekali aku tidak memukul kepalamu, sudah lama aku ingin melakukannya semenjak terakhir kita bertemu sewaktu kecil dan ketika kita berkumpul lagi, kamu sudah menjadi prajurit tetapi aku tidak enak jika memukul kepalamu."
"Tapi kenapa sekarang kamu memukul kepalaku." Vize bertanya dengan wajah tidak setuju dengan tindakan Jiru.
"Karena sekarang kamu sudah tau kalau aku adalah kakakmu dan di sini hanya ada kita berdua." Jiru berbicara dengan senyuman hangat dan menggosok gosok kepala Vize.
"Dengan melihat wajahmu, aku selalu teringat dengan ayah..." Vize tersenyum dengan kembali mengingat seperti apa wajah ayahnya yang jarang sekali dia jumpai.
"Took... Jangan melamun saja, bagaimana menghindari lubang hitam ini."
Pukulan di kepala Vize membuyarkan lamunannya dan memandang Jiru yang menatap lubang hitam dengan senyum usil.
"Ini bukan lubang hitam sebenarnya, tetapi sepertinya ini lubang hitam yang di ciptakan oleh cakram sinmi setelah terpasang inti cakramnya, karena jika ini benar lubang hitam, pasti sekarang kita telah lenyap dari tempat ini atau bahkan sudah hancur." Vize melanjutkan analisanya dengan menatap lubang hitam itu dengan seksama.
"Maksudmu...?"
"Tentu saja ini bukan lubang hitam yang memang tercipta secara alami yang membutuhkan waktu milyaran tahun, karena kita tidak semakin mendekat tapi hanya terkunci tidak dapat bergerak, ini pasti ada hubungannya dengan cakram sinmi dan aku akan mencoba mempelajari simbol simbol yang berada pada cakram sinmi"
Lalu Vize duduk di sebelah cakram sinmi dan mulai mempelajari simbol simbol pada permukaan cakram sinmi.
Vize yang mempunyai kecerdasan yang luar biasa dari dia lahir dan mudah untuk memahami apa yang dia pelajari mulai mempelajari dan mencoba menyusun kalimat dengan simbol simbol yang pernah dia pelajari di perpustakaan planet Tin-go.
"Simbol dalam cakram sinmi ini benar benar tidak aku pahami. Bahkan belum pernah aku melihat susunan simbol serumit ini, tapi ada beberapa simbol yang sama dengan berbagai simbol dan cara penulisan dari berbagai Planet, dan aku hanya berhasil mengetahui arti kata kata ini... Kata di sebelah ke empat kata ini memiliki arti bersatu atau menyatukan."
Setelah beberapa saat, Vize memahami sedikit hal dari cakram vize.
"Aku tidak yakin kakak, tapi tidak ada cara lain selain mencoba..."
"Aku percaya dengan kemampuanmu, jadi apa yang harus kita lakukan." Jiru menjawab tanpa keraguan agar adiknya juga tidak ragu utuk mengambil keputusan.
"Jika begitu, kita harus naik di atas cakram sinmi secara bersama, karena jika tidak, salah satu dari kita akan hancur karena ledakan lubang hitam buatan itu"
"Baik." jawab Jiru tanpa mempertanyakan hal apapun kepada vize yang sebenarnya banyak pertanyaan yang ingin dia utarakan tapi tidak dia utarakan karena tidak ingin kata kata Jiru yang tidak berdasar nanti dapat meragukan kembali keputusan Vize.
"Kita harus mengikat tubuh kita terlebih dahulu sebelum menaiki cakram sinmi."
Tanpa basa basi Jiru lalu melepas ikat pinggangnya dan mulai mengikat kedua tangan mereka dengan ikat pinggang.
"Bukan di ikat seperti ini kakak..."
"Emmh... Lalu di ikat seperti apa? Ikatan ini tidak akan terlepas, kita tidak akan terpisah setelah naik cakram sinmi."
"Kita bukan hanya mengikat biasa, tapi mengikat kita berdua yang seolah olah adalah satu orang dan satu tubuh, dengan anggota tubuh tanpa melebihi dari diameter cakram sinmi." Vize menjelaskan kepada Jiru dengan sejelas mungkin karena khawatir Jiru kurang memahami.
"Seolah olah kita adalah satu orang ya, aku ada ide."
"Vize..." Jiru memanggil dan setelah Vize menoleh kepada jiru, tiba tiba Jiru memeluk Vize dari depan dengan kedua kaki menaiki kaki Vize.
"Kakak, apa yang kamu lakukan...?" dengan nada kesal dan mendorong Jiru menjauh.
"Hahahahahaha... Bukankah kita harus menjadi seolah olah satu orang...?"
"Benar, tapi jangan seperti itu. Tinggi kita hampir sama, jika kita melakukan hal itu, wajah kita juga akan saling berhadapan dan bersentuhan." Vize tidak setuju dengan cara tersebut dan berfikir cara lain.
"Lalu apakah kamu mau aku membelakangi mu? Aku lebih tidak setuju." tersenyum penuh selidik kepada Vize dengan kedua tangan menutup pantatnya.
"Kakak... Kaamuu..." Vize kesal lalu duduk pada sebuah kursi kendali kapsul penyelamat.
"Untung kamu adalah kakakku jika bukan, aku sudah menghajar mu." Vize berbicara dalam hatinya.
"Hahahahahahaha.... Jiru tertawa begitu keras sehingga Vize semakin kesal.
"sudahlah, jangan kamu ambil hati, sekarang kita hanya berdua di luar angkasa ini... Jangan terlalu kaku agar suasana tidak semakin sepi dan tegang, nikmati saja petualangan kita." berbicara pada Vize dengan menunjuk kepala Vize sampai jari telunjuknya menyentuh kepala Vize dengan raut wajah gembira.
Vize terdiam dan mulai memahami maksud Jiru.
"Jika seperti itu..." dengan senyuman sinis Vize memandang Jiru.
"Kamu kalah... Plaaaakkk..."
Tiba tiba vize memukul kepala Jiru yang sebelumnya menunjuk Vize dengan telunjuknya.
"Aku mengeluarkan ibu jari, sedangkan kamu mengeluarkan telunjuk, jelas aku menang..." Lalu Vize tertawa karena melihat wajah Jiru terkejut dan terlihat berfikir.
"Baik sekali lagi..." tantang Jiru kepada Vize, akhirnya mereka melakukan sedikit permainan seperti ketika mereka kecil.
Setelah beberapa waktu mereka berdua bermain.
"Baiklah, aku mengaku kalah."
Jiru mengakui kekalahan dalam permainan itu, Jiru hanya menang dua kali dan puluhan kali kalah, di ikuti oleh tawa kepuasan oleh Vize kaena bisa membalas keusilan kakaknya.
Setelah Jiru mengakui kekalahan, mereka berdua membaringkan tubuh mereka di atas matras susun di dalam kapsul penyelamat.
"Apa yang akan kita temui dalam perjalanan kita?" Vize berbicara pelan dengan pandangan kosong menghadap langit langit, tetapi dapat terdengar dengan jelas oleh Jiru.
"Tenanglah, jangan terlalu keras memikirkan apa yang belum kita tau apa yang ada di depan kita, itu hanya akan menimbulkan rasa cemas berlebihan dan perlahan akan menggerogoti keyakinan dan keberanian kita, apapun yang akan kamu hadapi, aku akan mendampingi dan melindungi mu hingga akhir."
"Terimakasih kakak..."
"Lalu, apa yang harus kita lalukan dengan lubang hitam ini" Jiru mengalihkan pembicaraan agar Vize tidak terlalu banyak melamun memikirkan hal hal yang belum terjadi bahkan memperkirakannya saja tidak bisa.
"Kita akan mengikat diri kita seolah olah satu orang lalu berdiri di atas cakram sinmi." dengan memandang cakram sinmi yang mengambang sekitar lima puluh centimeter.
Akhirnya mereka saling mengikatkan diri dengan cara yang di usulkan Jiru sebelumnya.
Setelah memastikan ikatan mereka aman, vize langsung menaiki cakram sinmi.
Tidak berselang lama mereka menaiki cakram sinmi, tiba tiba kapsul penyelamat mendekat kepada lubang hitam.
Setelah berjarak dua kilo meter dari lubang hitam, kapsul penyelamat hancur dan membawa cakram sinmi memasuki lubang hitam, sebelum cakram sinmi memasuki lubang hitam, cakram sinmi telah mengeluarkan perisai dan mengurung mereka berdua.
Setelah memasuki lubang hitam, Vize benar benar terkejut.
"I-ini adalah lubang teleportasi yang legendaris, ternyata lubang teleportasi bukan hanya cerita legenda jutaan tahun tapi ini benar benar nyata." Vize berbicara sendiri dalam fikiran nya.
Ketika mereka berada di dalam lorong teleportasi, mereka hanya melihat cahaya putih ke abu abuan di semua sisi mereka.
"Tempat apa ini Vize, kenapa kita berada di ruangan putih..." taya Jiru kepada Vize.
"Ini adalah ruang teleportasi, karena kita bergerak terlalu cepat dan mata kita tidak dapat mengikuti kecepatannya, maka cahaya trilyunan bintang dan galaksi yang ada di semesta yang gelap ini akan menjadi warna seperti sekarang ini"
🙏🙏 mohon dukungannya ya, dengan cara LIKE, COMMENT, BERI HADIAH dan VOTE jangan lupa jadikan Favorit😍💕 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Mpok Nana
Oh, lubang hitam itu seperti lorong waktu ☺
2022-08-05
0
ROBBY
mantaaapp bang ceitanya
2022-06-24
0
mᥲmі zᥲ᥎іᥱr 🍇
mau dibawa kemana jiru sama vize.. perjalanan bakal makin seru nih
2022-06-12
0