"Berada di ruang utama dengan para Komandan yang lain Komandan Karava." jawab seorang prajurit yang berada di depan monitor.
"Baik... terimakasih." Komandan Karava berlalu meninggalkan ruangan.
Setelah sampai di depan pintu ruang utama yang di jaga oleh dua prajurit, kedua prajurit itu memberi hormat kepada Komandan Karava.
"Apa Jendral Boby berada di dalam...?"
"Ada Komandan, Jendral Boby dan Komandan yang lain sedang melakukan pertemuan tertutup." jawab salah satu prajurit di depan pintu.
"Baik, bukakan aku pintu." ucap Komandan Karava lalu menarik nafas panjang sebelum memasuki ruangan untuk menenangkan diri sebelum bertemu Jendral Boby.
Setelah pintu terbuka, Komandan Karava bergegas memasuki ruangan.
Setelah memasuki ruangan dan berada beberapa langkah dari Jendral Boby, Komandan Karava memberi Hormat kepada Jendral Boby dan Komandan yang lain lalu duduk di kursi kosong di ruangan tersebut.
"Lapor Jendral..." lalu melaporkan apa yang sudah dia lalui di luar pesawat pengejar, mulai dari kematian ribuan prajurit, hancurnya pesawat diamond, dan telah menyisir hingga empat ribu kilo meter dari pusat ledakan tapi tidak menemukan tanda tanda keberadaan cakram berkode sinmi.
Dengan wajah kecut Jendral Boby memandang ke arah Komandan Karava.
"Baiklah, kita perbaiki pesawat ini lalu kembali ke Planet Matahari, karena dengan kondisi pesawat seperti ini, pesawat tidak akan mampu menggunakan kecepatan cahaya, pekerjaan memperbaiki pesawat akan aku serahkan kepada Komandan Hita dan kalian semua pergi dengan empat ribu pasukan, masing masing memimpin seribu prajurit tetap mencari cakram berkode sinmi selama pengerjaan perbaikan pesawat, aku harap kalian mendapatkan cakram berkode sinmi..." ucap Jendral Boby dengan menahan emosi.
Lalu keempat Komandan tersebut pergi meninggalkan ruangan dan memimpin empat ribu prajurit untuk tetap mencari keberadaan cakram berkode sinmi, tetapi tidak dengan Komandan Hita yang tetap menemani Jendral Boby.
"Dan kamu sayangku, perintahkan prajuritmu untuk memperbaiki pesawat ini, setelah selesai temui aku di kamarku..."
"Baik Jendralku sayang..."
"Cepatlah kembali..." ucap Jendral Boby dengan wajah ramah dan menggoda Komandan Hita.
Lalu Jendral Boby meninggalkan ruangan utama menuju kamarnya setelah Komandan Hita meninggalkan ruang utama.
Satu jam kemudian setelah Komandan Hita memberi tugas pada prajuritnya dia menuju kamar Jendral Boby.
"Komandan..." sapa seorang prajurit yang berjaga di depan kamar Jendral Boby lalu mengetuk pintu kamar Jendral Boby.
"Tok...Tok... Jendral, Komandan Hita telah tiba."
"Masuk..." ucap Jendral Boby dari dalam Kamar.
Setelah Komandan Hita masuk kamar, lalu menutup pintu dan menguncinya.
"Kenapa lama sekali sayang, aku sudah menunggu dengan tidak sabar."
"Apa yang akan kita lakukan...?" dengan wajah menggoda.
"Butuh waktu untuk memperbaiki pesawat ini, dan kita akan melakukan aktivitas apapun di kamar ini sampai perbaikan selesai..."
"Aktivitas apa sayang...?" dengan duduk di samping Jendral Boby dan terus menggoda.
Karena sudah terbawa nafsu dengan godaan Komandan Hita, Jendral Boby langsung memeluk dan mengecup bibir Komandan Hita dengan mesra dan dibalas dengan kecupan mesra juga oleh Komandan Hita, kemudian ************
Dalam Planet Matahari tidak mengenal pernikahan, asalkan mereka saling suka maka mereka akan hidup bersama dan banyak yang memiliki anak dan bersama sampai mereka mati, dengan kesepakatan mereka bersama dan juga atas kesepakatan mereka pula akan berpisah jika sudah tidak cocok.
Lima hari kemudian perbaikan pesawat telah selesai dan para Komandan beserta empat ribu prajurit juga telah kembali dari pencarian mereka dan tetap tidak menemukan tanda tanda keberadaan cakram berkode sinmi.
Beberapa waktu Kemudian Jendral Boby yang telah di beri kabar bahwa pesawat telah selesai di perbaiki dan keempat Komandan telah kembali, lalu Jendral Boby menuju ruang utama tanpa di temani Komandan Hita yang masih tetap di kamar Jendral Boby tetap tertidur dengan hanya menutup diri dengan selimut.
Jendral Boby memasuki ruangan utama yang tanpa Komandan Hita hanya di tanggapi dengan santai oleh empat Komandan tersebut tanpa ada yang berani bertanya.
"Lapor jendral..."
"Aku sudah tau hasilnya..." memotong laporan itu dengan wajah datar, karena mengetahui jika mereka semua gagal menemukan cakram berkode sinmi dari raut wajah khawatir mereka.
"Kita akan kembali ke planet Matahari, aku serahkan pimpinan perjalanan ini pada kalian semua, dan setelah tiba di planet Matahari jangan ada yang berani menjawab pertanyaan dari orang orang planet Matahari, biarkan aku yang bertanggung jawab dalam laporan resmiku."
"Siap jendral..." ucap ke empat Komandan tersebut, yang merasa bersyukur karena Jendral Boby tidak marah.
Setelah Jendral Boby meniggalkan ruangan tersebut, lalu para Komandan tersebut juga meninggalkan ruangan menuju ruang kendali utama untuk mengerahkan pesawat bergerak menuju Planet Matahari dengan kecepatan penuh.
Jarak dari tempat pesawat diamond berada saat ini menuju ke planet Matahari adalah empat puluh tiga tahun cahaya, dengan kecepatan pesawat diamond yang berkecepatan dua belas tahun cahaya per tahunnya maka pesawat diamond membutuhkan waktu kurang lebih tiga tahun dua ratus empat hari untuk mencapai planet Matahari.
"Apakah kordinat planet Matahari sudah terkunci...?"
"Sudah Komandan..."
"Nyalakan lampu biru..."
Lampu biru menandakan pesawat akan melakukan perjalanan panjang dan memberikan waktu enam jam untuk semua penghuni pesawat untuk melakukan kondisi hibernasi di ruang kapsul hibernasi, karena untuk mendukung kecepatan maksimal selalu stabil maka selain ruang kendali utama, ruang kontrol mesin, ruangan Jendral, ruangan Komandan dan lorong lorong penting akan mengalami kondisi kehampaan luar angkasa, sedangkan para kru pesawat akan melakukan hibernasi bergantian enam bulan sekali.
Enam jam kemudian pesawat diamond melesat dengan kecepatan maksimal menuju planet Matahari yang berada di bagian terluar Galaksi Bima.
**Di dalam kapsul penyelamat**
"Komandan Vize, sebenarnya ini bukan waktu yang aku harapkan untuk menceritakan ini semua." dalam keheningan di dalam kapsul penyelamat yang tiba tiba Jendral Jiru berbicara dengan raut wajah penyesalan.
"Jendral, ini bukan kesalahan anda." ucap prajurit Zeresky mencoba untuk menghibur Jendral Jiru."
Dibenarkan pula oleh Komandan Vize dengan menganggukkan kepala.
"Benar Jendral, kematian semua prajurit dan prajurit yang memang memutuskan tetap tinggal di Zoxi untuk menjadikan pengalihan adalah keinginan mereka sendiri, jadi ini bukan kesalahan Jendral Jiru, Jendral Jiru tidak perlu meminta maaf."
"Bukan itu maksudku, aku mengerti, jika kesalahan ini bukan kesalahanku ataupun kalian, tapii..." dengan menjeda ceritanya, Jendral Jiru menarik nafas panjang, semakin menjadikan penasaran kepada Komandan Vize dan Prajurit Zeresky”
"Kamu adalah adik kandungku Komandan Vize..."
Deegh..." Komandan Vize dan Prajurit Zeresky terkejut mendengar pernyataan Jendral Jiru.
"Satu ayah tetapi beda ibu..." Jendral Jiru melanjutkan kata katnya.
"Mak-maksud Jendral...?" ucap Komandan Vize singkat.
"Ketika aku berumur tujuh tahun, ayah kita bertugas untuk mengintai kelompok pemberontak dan bertugas menyusupi kelompok tersebut dan dia berhasil menyamar dan selalu melaporkan informasi informasi penting, sangat lama ayah berada di kawasan itu sampai bertemu dengan ibumu dan ayah tertarik dengan kecantikan ibumu."
"Dalam kesendiriannya dan jauh dari wanita yang dapat menghangatkannya yang dia tinggalkan karena bertugas, karena kebutuhan seorang wanita yang dapat menemani dan menghangatkannya, ayah yang sedang bertugas lalu memilih bersama ibumu."
Komandan Vize hanya bisa terdiam dan terus mendengarkan cerita Jendral Jiru tanpa menjeda.
"Saat kamu berusia empat tahun, pemimpin tertinggi merasa sudah mendapatkan informasi yang cukup dan mulai menyusun kekuatan yang diperlukan untuk menyerang kelompok pemberontak planet Tin-go, setelah dua bulan, pasukan planet Tin-go mulai bergerak untuk menyerang dan melenyapkan kelompok pemberontak tersebut sebelum benar benar berkembang."
"Ketika pasukan Planet Tin-go bergerak, ayah kita baru di beri kabar oleh salah satu Jendral terdekat dengan ayah, dia berani mengabaikan perintah pemimpin tertinggi untuk merahasiakan penyerangan tersebut kepada ayah karena khawatir serangan mendadak itu bocor, tetapi sahabat ayah itu tidak menghiraukan perintah para pemimpin tertinggi setelah melihat kekuatan yang akan di kirim untuk melenyapkan para pemberontak dan khawatir dengan keselamatan ayah."
"Siapa jendral tersebut kakak...?"
Komandan Vize langsung mengubah panggilannya kepada Jendral Jiru dan langsung meyakini bahwa Jendral Jiru benar benar Kakak kandungnya karena perlakuan Jendral Jiru kepadanya mulai masih kecil sangat istimewa bahkan melindungi dan selalu membela.
"Dia adalah Jendral Anbo, karena itu sebelumnya aku tidak mengizinkan Jendral Anbo pergi dalam misi ini karena aku ingin membalas jasanya, tetapi ternyata..."
Air mata Jendral Jiru mulai menetes mengenang Jendral Anbo yang tewas beserta lenyapnya planet Tin-go.
"Tapi aku juga ada alasan lain, kenapa harus aku yang berangkat menggantikan Jendral Anbo dan memerintahmu untuk menawarkan diri menjadi komandan sukarela menjalankan misi yang sebelumnya di sebut misi pengalihan, itu semua aku lakukan karena cakram berkode sinmi ini adalah milik ibumu sebelumnya dan sebelum ayah tewas dia menceritakan hal ini kepadaku dan memintaku untuk membawamu suatu saat dengan membawa cakram berkode."
Lalu membuka laci di bawah tempat tidurnya yang berisi cakram berkode sinmi.
"Maafkan aku kakak, aku kira kamu memintaku untuk menjalankan misi pengalihan ini sebelumnya murni karena sudah waktunya aku harus membalas semua kebaikanmu, tapi ternyata kamu masih saja terus melindungi ku dengan ikut memastikan tentang ini..." Komandan Vize berbicara dalam hati.
"Semua rahasia asal usul ibumu dan leluhur mu berada pada cakram berkode sinmi, dan ayah juga menyampaikan bahwa ibumu bukan berasal dari Planet Tin-go, bahkan... Bukan dari Galaksi Bima, tentang rahasia asal usul ibumu, bahkan ayah tidak tau dan ibumu hanya mengatakan Vize akan mengetahui dengan cara dan takdirnya sendiri asalkan dia harus mendapatkan cakram berkode sinmi yang berada pada para pimpinan tertinggi planet Tin-go." Jendral Jiru melanjutkan ceritanya.
"Berarti ini semua...!!" Prajurit Zeresky menjeda kata katanya.
"Kehancuran planet Tin-go semua karena Ibumu dan Ayah kalian." Prajurit Zeresky berbicara lirih.
"B*J*NG*N...!! MATI...!!" teriak Prajurit Zeresky bersamaan melakukan serangan mendadak menggunakan pisau yang berada di pinggang dan mengarahkan ke leher Komandan Vize yang duduk di samping Prajurit Zeresky.
Dengan sigap Jendral Jiru menendang dada Prajurit Zeresky yang memang telah melihat gerak gerik mencurigakan sebelumnya dan melihat perubahan raut wajah Prajurit Zeresky ketika mendengarkan cerita Jendral Jiru.
Dengan tendangan Jendral Jiru yang mengenai telak di dada Prajurit Zeresky dan langsung membuatnya pingsan dengan beberapa tulang rusuk yang retak, serangan mendadak yang tidak di ketahui Komandan Vize sebelumnya yang hampir menggorok leher Komandan Vize benar benar membuat Komandan Vize terkejut.
"Aku sudah mencurigainya sejak awal aku bercerita dan saat mengeluarkan cakram berkode sinmi dari laci"
Menjawab pandangan Komandan Vize yang penuh keheranan karena Jendral Jiru dengan cepat mengantisipasi serangan mendadak itu.
🙏🙏 mohon dukungannya ya, dengan cara LIKE, COMMENT, BERI HADIAH dan VOTE jangan lupa jadikan Favorit😍💕 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Mpok Nana
Oh, gitu ya manusia d planet matahari, berhubungan dgn dasar kesepakatan👍
2022-07-22
0
꧁❧❤️⃟Wᵃf ʜꙷɪᷧɑⷮɑͧтᷡʰᵉᵉʳᵅ❦꧂
weh ternyata jendral boby dan jendral hita ada Hu sepesial ya
2022-06-24
1
zie五
ga mo koment, jempol gi cape
2022-06-23
1