Saat ini Tata sedang duduk santai di teras belakang rumahnya sambil minum cappucino kesukaan nya.
"Nana cari-cari dari tadi, eh rupanya kakak lagi duduk sendiri di sini! " ucap Nana yang baru saja datang dan duduk di sebelah Tata.
"Eh Nana... Udah selesai terapinya? " sahut Tata yang tersadar dari lamunannya.
"Sudah Kak.. Tuh sekarang lagi di kasih sarapan! " tunjuk Nana ke arah belakang.
Pagi-pagi ayah Nana dan ibunya Tata menjalani terapi dari pihak rumah sakit yang di panggil Tata untuk memberikan terapi agar bisa sembuh dari stroke yang di derita kedua orang tua tersebut.
Tata bahkan juga memanggil dokter ahli syaraf seminggu dua kali untuk memeriksa dan mengobati syaraf-syaraf ayah Nana dan ibunya agar bisa sehat seperti sedia kala.
"Kakak lagi mikirin apa sih? Dari tadi Nana lihat melamun aja? " tanya Nana heran.
"Ntah lah Na.. Kakak hanya merasa belum sempurna menjadi seorang manusia. Kakak masih di selimuti dendam dan amarah. Kakak tidak habis pikir, apakah yang kakak lakukan selama ini salah? Mengapa kakak tidak seperti perempuan-perempuan lainnya yang bisa bersabar, dan mudah memaafkan seseorang. " ucap Tata dengan menghela nafas pelan.
"Kak... Manusia itu tidak ada yang sempurna.. Hanya Allah lah sang pemilik kesempurnaan.. Apa yang kakak alami adalah cobaan kakak agar menjadi manusia yang lebih baik lagi.. Lagi pula manusiawi kok kak kita marah, kesal dan sebagainya.. Tapi jangan sampai semua itu membuat kita menjadi pribadi yang tidak mempunyai hati nurani dan hanya mementingkan kepentingan diri sendiri. " sahut Nana dengan panjang lebar.
"Duh... Bijak banget sekarang omongannya.. " ledek Tata dengan jahil.
"Yah... Berkat banyak baca buku, jadi bisa ngutip dari sana.. He.. He.. " jawab Nana dengan cengengesan.
"Yee... Dasar... Kirain kata-kata sendiri, taunya ngutip.. " ucap Tata sambil menoyor pelan bahu Nana.
"He.... He.... He.... " Nana tertawa cekikikan.
"Non... Ayo sarapan dulu! " terdengar panggilan dari Mak Ijah.
"Yuk Kak kita sarapan dulu! " ajak Nana bangkit dari duduknya.
Mereka pun pergi ke ruang makan untuk sarapan dulu sebelum memulai aktivitas sehari-hari.
"Dimana Tegar Mak? " tanya Tata ketika Mak Ijah menyendokkan nasi ke piring nya.
"Di depan Non, kumpul bareng satpam di depan kalau gak salah. " jawab Mak Ijah sambil melayani Tata makan.
"Oh ya udah... Jangan lupa di suruh sarapan semuanya ya Mak! " ucap Tata sambil menyuapi nasi goreng ke dalam mulutnya.
Sudah berulangkali Tata meminta Tegar untuk makan bersama di meja makan, tapi ia tidak pernah mau menurutinya. Katanya ia lebih enak makan dengan para pekerja di rumah ini, lebih leluasa dan tidak merasa canggung. Karena Tegar selalu menolak, Tata pasrah saja membiarkan Tegar makan dengan yang lainnya di meja belakang.
"Hoam... Wangi kali nasi goreng nya... Bikin perutku semakin lapar saja! " celutuk Sandra tiba-tiba dengan menguap dan rambut mekar seperti singa.
"Astaghfirullah hal adzim Tot... Bangun tidur itu cuci muka dulu.. Ini belekan belum di buang, iler masih nempel di sudut bibir. Langsung mau makan aja! Jorok kali kau sebagai perempuan Tot! " omel Tata dengan geleng-geleng kepala.
"Gak peduli aku Tet.. Bodo amat baru bangun tidur! Mau makan dulu aku! Dah lapar kali! " jawab Sandra dengan cuek bebek.
Nana yang melihat penampakan Sandra terkikik geli melihat tampang masa bodo yang di tunjukan Sandra. Ia dengan cuek nya menyendokkan nasi goreng ke piringnya dan memakannya dengan lahap.
"Ckckckck... Mudah-mudahan kalau kau nikah lagi Tot, suamimu gak ilfil lihat tampang mu yang kayak gini! " cerocos Tata sambil makan.
"Bodo amat lah Tet! Mau iya gak sudah! Kalok dia memang cinta mati sama aku, mau aku kayak singa atau kayak naga, pasti dia gak peduli dengan semua itu lah Tet.. Apa lagi kalok udah bucin, Beuh... Taik kambing aja rasa coklat! Ya gak.. Ya gak!! " jawab nya sambil memainkan alisnya.
"Sukak hati mu lah Tot... " sahut Tata dengan membulatkan matanya🙄.
"Ha.... Ha.... Ha.... Ha.... " Nana tidak bisa menahan tawanya sehingga ia tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya.
Tata hanya mendengus kasar melihat tingkah absurd sahabatnya itu. Mereka pun sarapan dengan di iringi gelak tawa hingga makanan mereka yang di piring ludes tidak berbekas.
Setelah sarapan, semuanya kembali ke kamar untuk membersihkan diri bersiap-siap untuk melakukan aktivitas selanjutnya di luar rumah.
Tata sudah rapi dengan stelan kerjanya, karena hari ini ia di undang untuk menghadiri acara di kampus ia dahulu. Sedangkan Sandra dan Nana juga sudah siap dan rapi untuk pergi ke restoran.
Tegar sudah siap di depan mobil yang akan membawa Tata ke tempat tujuannya, karena Tegar sudah di perintahkan Tata untuk selalu ikut kemanapun Tata pergi sebagai bodyguard pribadi nya.
Sandra dan Nana menaiki mobil yang berbeda karena arah tujuan mereka juga berbeda arah.
Di tempat lain, Kadir sedang berada di bagian administrasi untuk mengurus kepulangan istrinya dari rumah sakit. Ia bersyukur karena ia memiliki BPJS walaupun hanya kelas 3,jadi ia tidak mengeluarkan uang yang banyak untuk menyelesaikan administrasi istrinya itu. Biaya perawatan dan rawat inap Yuli di tanggung BPJS, hanya obat yang akan di bawa pulang lah yang harus ia tebus.
Setelah menyelesaikan administrasi, Kadir pun kembali ke ruang rawat istrinya untuk mengemasi barang-barang milik istrinya untuk di bawa pulang.
"Ya Allah... Bagaimana cara aku untuk mengatakan tentang sewa rumah kepada Yuli? " ucap Kadir dengan bingung di dalam hati nya.
"Bang? Kenapa bengong? Ayo bang cepetan siap-siapnya.. Yuli pengen istirahat di rumah! Yuli gak suka bau obat kayak gini Bang! " ucap Istrinya dengan wajah tidak sabaran.
"Iya... Sebentar lagi juga selesai kok! " jawab Kadir tanpa melihat ke arah istrinya.
Setelah beres, Kadir pun membantu Yuli turun dari tempat tidur dengan hati-hati. Ia menenteng tas di tangan kiri dan tangan kanan menggandeng tangan istrinya agar tidak terjatuh karena fisik Yuli masih terlihat lemah. Dari semalam ia mendesak suaminya untuk pulang karena ia tidak betah lama-lama di rumah sakit apa lagi ia tidak suka mencium bau obat-obatan.
Kadir menuntun Yuli untuk naik ke atas motor karena ia tidak punya uang lagi untuk menyewa taksi.
"Gimana dek? Nyaman gak? Apa ada yang sakit? " tanya Kadir setelah Yuli sudah di atas motor.
"Gak sakit kok Bang, nyaman.. Udah yuk pulang! " jawab Yuli sambil tersenyum.
Kadir pun melajukan roda duanya menuju rumah kontrakan mereka dengan perasaan bimbang dan bingung. Sedangkan Yuli begitu gembira sudah keluar dari rumah sakit walaupun badannya masih sedikit sakit, tapi ia menahannya karena tidak betah berlama-lama di rumah sakit tersebut.
Ketika sampai di rumah, mereka terkejut melihat barang-barang mereka sudah ada di luar rumah lengkap dengan perabotan nya.
"Loh Bang! Kok barang-barang kita ada di luar sih? " ucap Yuli dengan wajah bingung.
Bersambung..
Selamat membaca dan semoga semuanya suka ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
Yani Suryani
mmmm ah wangi..
bukan hoam kak, kayak nguap ajah😆😆😆✌️✌️
2023-08-16
0
Hasrie Bakrie
Lanjut
2023-06-18
0
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi blm bayar ya diusir lah
2022-04-16
7