[Hallo, Assalamualaikum]
[Waalaikumsalam, Nona... Saya mau mengabarkan kalau Nyonya Retno membuat ulah karena Mbak Nana membantah perintah nya! ]
[Apaaa??? Kamu jagain mereka berdua kalau nenek lampir itu bertindak macam-macam. Dan kalau nenek lampir itu sampai mengusir kalian, bawa Nana dan ayah mertuaku ke rumah utama. ]
[Baik Nona.. Assalamualaikum]
[Waalaikumsalam ]
"Makin lama mereka sungguh makin kurang ajar! " ucap Tata dengan tangan terkepal menahan amarah.
"Kenapa kau Tet.. Apa yang membuat mu marah kayak gitu? Kayak mau numbuk orang aja kau! " tanya Sandra kepo.
"Itu Tot.. Ibu mertua ku buat ulah lagi karena perintah nya gak di turutin adik ipar ku! " jawab Tata kesal.
"Bah... Sama saja rupanya ya Tet, mertua kita. Sama-sama bahlul... Ha... Ha... Ha... " ucap Sandra sambil tertawa terbahak-bahak.
Tata hanya tersenyum geli mendengar ucapan sahabat kecil rasa saudaranya itu.
...****************...
Jakarta...
Suster Sumi mendorong kursi roda ayah Nana dengan pelan sambil membawa tas pakaiannya. Sedangkan Nana mengiringi di belakang dengan mengendarai motor matic nya dengan membawa dua tas besar milik nya dan ayahnya.
"Mbak! Kita berhenti di sudut sana aja dulu ya, biar bisa berteduh kalau turun hujan. Seperti nya hujan bakalan turun dengan angin yang berhembus kencang begini. " ucap Suster Sumi menunjuk sebuah bangunan toko yang mempunyai teras yang luas.
"Terserah Sus aja... " jawab Nana dengan melajukan motornya ke tempat yang di tunjuk tadi.
Setelah sampai di sana, Suster Sumi terlihat menelpon seseorang yang wajah yang serius. Ia kembali duduk di dekat Nana setelah mematikan panggilan teleponnya.
"Kita tunggu di sini sebentar ya Mbak? Nanti ada yang akan menjemput kita di sini! " ucap nya dengan penuh keyakinan.
"Emangnya siapa yang mau menjemput kita Sus? Terus sekarang kita mau kemana? Nana bingung banget Sus! " ucap Nana dengan lirih.
"Mbak tenang aja! Kita akan ke tempat yang paling nyaman dari rumah itu! Mbak Nana jangan sedih.. Kasihan nanti Tuan juga ikutan sedih. " jawab Suster Sumi dengan prihatin.
"Nana gak habis pikir Sus! Kenapa Mama gak pernah belain Nana, gak pernah peduli sama Nana, Gak pernah peluk Nana apa lagi manjain Nana.. Dari Nana kecil Nana selalu tersisih dari Anika, padahal kami sama-sama anak Mama. " sahut Nana lagi dengan linangan air mata.
"Mbak gak usah pikirin semua itu... Semua kebaikan dan keburukan pasti akan mendapat ganjarannya.. Mbak harus yakin kalau Allah SWT tidak tidur.. Suatu hari nanti semuanya akan berbuah manis. " ucap Suster Sumi dengan bijak.
"Tin... Tin... Tin... " bunyi klakson mobil terdengar dari arah samping. Dan mobil tersebut berhenti di depan mereka.
"Nah, mobil yang akan membawa kita sudah datang Mbak... " sahut Suster Sumi dengan tersenyum bahagia.
Keluarlah dua orang laki-laki dari dalam mobil dan langsung si suruh Suster Sumi untuk membantu mengangkat ayah Nana ke dalam mobil.
"Ayo Mbak! Berikan tas dan kunci motornya, biar si Jaka yang akan membawa motornya. Kita naik mobil sama-sama, karena seperti nya sebentar lagi akan turun hujan. " ucap Suster Sumi sambil membuka pintu mobil.
"Toni... Masuk kan tas ini ke dalam bagasi! " perintah Suster Sumi dengan santai.
Pria yang bernama Toni dalam sekejab sudah memasukkan tas milik Nana dan ayahnya ke dalam mobil. Nana masuk ke dalam mobil dengan takut-takut dan langsung memegang tangan ayahnya.
Melihat ekspresi Nana yang ketakutan membuat Suster Sumi tersenyum geli dan menutup pintu mobil dengan keras.
Mobil pun bergerak melaju dengan kecepatan sedang, Nana tetap dengan menggenggam tangan ayahnya dengan erat. Suasana di dalam mobil terlihat sunyi, mereka larut dengan pikiran masing-masing. Setelah melakukan perjalanan selama hampir 30 menit, akhirnya mobil berhenti di sebuah gerbang yang sangat tinggi dan besar. Sang sopir membunyikan klaksonnya sebanyak tiga kali dan pintu gerbang terbuka dengan sendirinya. Nana terpana melihat pemandangan itu dan tambah melotot ketika mobil memasuki pekarangan yang luas dan bangunan megah yang berdiri kokoh dengan pilar-pilar di sisi kanan dan kirinya membuatnya seperti istana raja-raja di film-film.
"Ya Allah.. Bagus banget? Ini rumah apa istana ya? Mimpi apa gue semalam bisa di depan istana yang megah ini! Pasti yang punya rumah orang yang kaya banget bisa bikin rumah mewah kayak gini! " ucap Nana berdecak kagum dengan mulut terbuka.
"Ayo Mbak masuk! " panggil Suster Sumi dengan keras sehingga membuat Nana menutup mulutnya karena malu.
Ternyata Suster Sumi sudah mengeluarkan ayah Nana dari dalam mobil dan memindahkan nya ke kursi roda dengan di bantu sopir. Hal itu membuat Nana menjadi kikuk dan salah tingkah karena terlihat norak dan kampungan.
"Maaf ya Sus, karena terpana melihat rumah ini saya lupa bantu Suster mindahin ayah ke kursi roda. " ucap Nana dengan wajah menunduk karena malu.
"Santai aja Mbak Nana, gak usah di pikirin! Ayo kita masuk! " jawab Suster Sumi dengan tersenyum geli.
"Ta-tapi ini rumah siapa? Saya gak mau ngerepotin orang lain Sus! Saya dan ayah gak pantas masuk ke rumah megah seperti ini! " ucap Nana dengan tidak enak dan takut-takut.
"Gak usah takut Mbak! Yang punya rumah baik kok, dia gak keberatan jika Mbak dan Tuan tinggal di sini. " jawab Suster Sumi dengan tatapan yakin.
Mendengar keyakinan dari ucapan Suster Sumi, Nana pun akhirnya mengekori langkah Suster Sumi yang dengan lihai mendorong kursi roda ayah Nana memasuki rumah megah yang sudah terbuka dari dalam.
"Selamat datang Nona Alana! Mari masuk! Perkenalkan saya kepala asisten rumah tangga di rumah ini Bu Vira.. " ucap seorang wanita paruh baya yang berpakaian rapi menyambut kedatangan mereka di dalam rumah.
"Duh... Panggil Nana aja Bu? Gak usah pake Nona, berasa jadi anak bangsawan aja di panggil kayak gitu! " sahut Nana dengan tersipu malu.
"Baiklah kalau maunya begitu! Ayo Sum, bawa Tuan ke kamarnya! Sudah di siapkan Lala tadi perlengkapan nya di sana! " ucap Bu Vira kepada Suster Sumi.
"Ayo Na, ibu tunjukin kamar kamu! Biar Sumi yang mengurus ayahmu! " ajak Bu Vira sambil berjalan di depan Nana.
Ketika melewati sebuah ruang yang sangat luas dengan sofa mewah yang menghiasi nya dan ada televisi yang begitu besar, karpet duduk yang keliatan banget tebal dan halus, walaupun di lihat dari jauh sudah nampak kualitas nya. Nana melihat sebuah foto perempuan memakai pakaian kebaya dengan seorang perempuan paruh baya di sisinya dengan tersenyum manis.
"Loh!! Ini kan Kak Tata! Kok bisa ada foto Kak Tata di rumah megah ini! " ucap Nana dengan terkejut dan mata melotot.
"Fix.. Ini benar-benar Kak Tata! Apa... Jangan-jangan... " ucap Nana dengan terputus dan melihat ke arah Bu Vira dengan tatapan tidak percaya.
"Ja-jadi... " Kata-kata Nana tersangkut di tenggorokannya karena terkejut.
"Yang Nana duga memang benar! Rumah megah ini beserta isi-isi nya milik Nona Thalita atau yang lebih biasa di panggil Nona Tata. " jelas Bu Vira dengan pelan.
"Ya Allah... Ternyata benar ini rumah Kak Tata! " ucap Nana lagi dengan terduduk di lantai sambil menangis tersedu-sedu.
"Nana, Ayo bangun! Jangan duduk di sini! Lantainya dingin. Ayo kita ke kamar kamu, biar kamu bisa istirahat. " kata Bu Vira sambil mengusap pelan punggung Nana.
"Nana terharu Bu Vira! Di saat keluarga sendiri membuang Nana dan ayah, ternyata Kak Tata yang menolong kami dengan menampung kami di rumahnya yang megah ini! Nana jadi malu Bu Vira, kakak Nana sendiri sudah menyakiti hati Kak Tata. Terlebih lagi Mama Tata yang selalu menganggap Kak Tata itu beban dan penghalang untuk hidup bermandikan harta. Mama selalu menganggap kalau Kak Tata yang menyebabkan Mama tidak bisa menjodohkan Kak Dika dengan perempuan pilihannya yang kaya raya itu.. Nana benar-benar malu Bu Vira sama Kak Tata. " sahut Nana sambil menangis tersedu-sedu.
"Saya yakin kok kalau Non Tata itu tidak akan lemah karena di sakiti kakak mu yang brengsek itu! Ayo sekarang kita ke kamar, kamu harus membersihkan diri dan istirahat karena sudah malam sekali. " ucap Bu Vira dengan lembut.
Akhirnya Nana mengikuti langkah Bu Vira ke lantai atas menuju kamar yang sudah di siapkan untuk Nana sesuai perintah Tata.
...****************...
Medan...
"Tot... Kamu mau gak nanti ikut aku ke Jakarta tinggal di sana barengan kita! " ucap Tata ketika mereka duduk di sofa ruang keluarga.
"Mau lah aku Tet... Kapan lagi aku menikmati hidup ku kalau bukan sekarang.. Lagi pula sudah lama kali aku tidak jalan-jalan.. Jenuh juga aku tiga tahun hanya di dalam sangkar saja, udah kayak burung aja aku! " sahut Sandra dengan semangat.
"Curhat Buk!! " celutuk Tata dengan sengaja.
"Sekalian curhat juga... " jawab Sandra sebel.
"Ha... Ha... Ha... " Tata cekikikan geli mendengar jawaban Sandra.
"Dasar Sinaga semprul! " sahut Sandra dengan ketus.
Mereka bercanda sambil di iringi dengan umpatan kekesalan mereka yang selalu bersahut-sahutan.
[Hallo, Assalamualaikum]
[Saya mau ngabarin kalau saya sudah membawa Mbak Nana dan Tuan Jamal ke rumah utama, Nona! ]
[Bagus Sumi! Sekarang tugasmu untuk mencari beberapa pengawal wanita yang mau tinggal untuk menjaga Nana ketika hendak keluar rumah. ]
[Baik Nona, saya akan melakukan perintah Nona, Assalamualaikum.]
[Waalaikumsalam.]
Setelah menelpon Sumi, Tata pun kembali berbincang dengan Sandra tentang rencana mereka nanti di Jakarta.
"Eh Tet... Gimana kalau nantik suamimu itu kau suruh kerja jadi OB? Kapan lagi kita kerjain dia? "ucap Sandra dengan tersenyum smirk.
"Bagus juga ide kamu Tot.. Aku juga mau lihat, masih mau gak gundiknya itu kalau pujaan hatinya bekerja sebagai OB.. " jawab Tata dengan tersenyum sinis.
"Ha.... Ha.... Ha... " mereka tertawa terbahak-bahak membayangkan Dika yang akan turun jabatan menjadi OB.
Bersambung...
Selamat membaca dan selamat beraktivitas ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
Mery Andriayani
hayo tendang aja tuh keluarga si retno
2023-07-18
0
Hasrie Bakrie
Suka banget ceritanya seru
2023-06-18
0
Wiwik Wardoyo
mantap kali pun...👍👍
2023-01-10
0