"Apaaaa???? Mau tinggal di sini? Gak...Gak..., pokoknya ibuk ga setuju! Kalau cuma Yuli saja sih gak masalah, tapi kalau kamu... Mau taruh di mana muka ku kalau semua orang tau kau juga ikut tinggal di sini! Pokoknya ibuk gak setuju Kadir tinggal di sini dengan kita Pak! Awas saja kalau Bapak mengizinkannya! " teriak ibunya Yuli menolak dengan tegas.
Kadir merasa tersinggung dengan kata-kata yang keluar dari mulut ibu mertuanya, tapi ia menahan nya dalam hati karena sekarang posisi nya memang tidak memungkinkan untuk protes.
Kadir mengepal erat tangannya hingga buku-bukunya memutih menahan sesak di dadanya.
"Buk, Pak, Dek... Abang mau pamit dulu! Abang mau cari kerja, mudah-mudahan ada yang ngasih abang kerjaan juga dengan tempat tinggalnya.. Jaga diri dan anak-anak ya Dek! Doakan Abang agar berhasil ya Dek! " ucap Kadir pelan dengan menahan air mata yang ingin keluar.
"Cih.. Hanya tamatan SMA mau kerja apaan! Palingan jadi kuli doang! Ayo Yuli masuk! Gak penting juga mengantarnya sampai keluar. " ucap Ibu mertuanya dengan ketus.
"Hati-hati ya Bang! " jawab Yuli dengan berteriak karena tangannya di tarik ibunya masuk ke dalam rumah.
"Blam!! " pintu di tutup dengan keras dari dalam.
"Ya Allah... Maafkan semua kesalahan ku selama ini? Apakah ini karma atas semua kesalahan ku selama ini? Rasanya sakit ya Allah di benci oleh mertua sendiri. Hatiku sakit di pandang rendah orang lain!! " ucap Kadir pelan dengan air mata yang mengalir di pipinya.
Kadir menghapus air mata yang keluar dan kemudian mengambil nafas pelan-pelan agar sesak di dadanya sedikit berkurang. Setelah merasa sedikit tenang, ia menggendong tas ransel lusuh berisi pakaian nya menaiki motor. Untung saja minyak motor nya masih banyak, jadi ia tidak kelabakan jika pergi dari kampung ini.
Kadir memutuskan untuk kembali ke kota lagi karena ia yakin jika masih di kampung ini, ia tidak akan mendapatkan pekerjaan. Ia akan mencari pagi pekerjaan di ibu kota seperti dulu.
Ia pun melajukan roda dua nya meninggalkan kampung tempat tinggal mertuanya kembali lagi ke ibukota.
"Mudah-mudahan aku cepat dapat kerja, agar bisa jemput Yuli dan anak-anak di rumah mertua.. Sudah cukup selama ini aku terpisah dengan anak-anak. Kalau aku sudah mendapatkan kerjaan yang pasti, aku akan memboyong anak-anak ikut dengan ku dan Yuli. " gumam pelan Kadir sambil mengendarai motor.
Kadir membelah jalanan ibukota berharap ada seseorang yang mau memperkerjakan nya yang hanya seorang tamatan SMA. Sesekali ia menangis teringat akan sikap kurang ajarnya terhadap ayah tirinya yang dulu tidak pernah berkata kasar dengan nya. Ia menyesal telah bersikap kasar terhadap adik tirinya Nana hanya karena ikut-ikutan sikap ibunya dan tidak suka dengan Nana dari ia kecil.
"Ya Allah... Bagaimana sekarang keadaan Nana dan ayah? Apakah mereka berdua baik-baik saja? Dimana mereka tinggal sekarang? Ya Allah, lindungi lah mereka berdua di manapun mereka berada.. " ucap Kadir dengan lirih.
...****************...
Sandra menurunkan Nana di restoran tempat ia bekerja, ia segera melajukan kendaraan nya menuju restoran yang akan ia kelola mulai dari hari ini. Yaitu restoran yang dulu di kelola suaminya Tata, Dika.
Sandra memarkirkan kendaraan nya, kemudian berjalan memasuki restoran, tetapi ia melihat suaminya Tata sedang mengepel lantai dengan wajah berkerut-kerut seperti mengerutu.
"Kayaknya enak nih ngerjain tuh benalu! " gumam Sandra dengan senyuman jahilnya.
Sandra memasuki restoran dan berhenti di pintu masuk dan kemudian kakinya dengan sengaja menendang embel berisi air pel.
"Byuurrr... "
"Ups... Maaf....Sengaja! " ucap Sandra dengan tampang masa bodo.
Ia pun segera berlalu dengan cueknya tanpa sedikitpun peduli dengan wajah kesal Dika yang memendam amarah karena ia harus mengulang kembali membersihkan lantai.
Beberapa pelayan yang sudah datang menutup mulut mereka menahan ketawa melihat kelakuan Sandra pada Dika.
Sandra memasuki ruangan khusus yang dulu di gunakan Dika. Ia meletakkan tas nya dan kemudian keluar dengan mengunci pintu ruangan tersebut terlebih dahulu. Ia pergi ke belakang menuju para pekerja dan koki yang sedang mempersiapkan untuk membuka restoran untuk pengunjung karena kurang lebih 30 menit lagi restoran akan di buka.
"Mohon perhatian nya! Mulai sekarang jika ada masalah atau komplain pelanggan, langsung beritahukan kepada saya. Dan juga kalau ada masalah apapun, laporkan juga kepada saya. Saya tidak ingin lagi ada penyalahgunaan kekuasaan seperti dulu! " ucap Sandra dengan tegas.
"Baik Bu ! " jawab mereka serempak.
"Ya sudah... Lanjutkan lagi pekerjaan kalian.. 30 menit lagi restoran ini kita buka. Semangat!! " ucap Sandra dengan penuh semangat.
"Semangat!! " teriak mereka semua mengikuti Sandra.
Sandra pun kembali ke ruangannya dan mulai melakukan pekerjaannya sebagai pengelolaan restoran dengan memeriksa laporan keuangan dan yang lainnya.
"Untung banget ya.. Restoran sudah kembali seperti dulu lagi! " ucap salah satu pelayan perempuan yang berambut pendek.
"Iya.. Pak Dika belagu banget jadi orang! Bodoh banget dia.. Melepas berlian lalu memungut batu koral.. " jawab pelayan yang memakai topi.
"Iya... Kalau aku jadi dia, aku pasti akan bahagia banget punya istri cantik, kaya, dan baik kayak ibu Tata.. Duh... Nikmat mana lagi yang kau dustai! Ha... Ha... " sahut pelayan pria.
"Sadar woi... Sadar... Mimpi elu ketinggian! " ejek pelayan yang memakai topi tadi.
"Ga papa cuma mimpi, siapa tau nanti ketemu cewek cantik kayak Bu Tata.. He... He... He... " jawabnya dengan cengengesan.
"Halu... Halu... " ejek pelayan yang berambut pendek.
"Heh kalian... Jangan bercanda terus! Kalau gak mau kerja jangan di sini! Keluar sana! Cepat bersih kan meja di sudut sana! " bentak seorang pelayan wanita yang bertubuh agak gemuk dengan suara keras.
Mereka bertiga yang bercanda tadi langsung melonjak kaget mendengar bentakan dari arah belakang mereka.
"Eh Saodah... Gak usah belagu lu.. Tuh liat, bos yang selalu belain elu udah jadi OB.. Gak usah sok berkuasa elu di sini! Gue gak takut meski badan elu segede gaban begini! Seenaknya aja nyuruh-nyuruh kita-kita, ya gak pren... " jawab pelayan pria tadi dengan tak kalah keras.
"Udah berani bantah elu yah... Dasar pria mulut lemes kayak perempuan.. Awas lu, gue adukan elu sama Bu Sandra! " ancam perempuan bertubuh gemuk itu.
"Aduin aja.. Gue gak takut.. Gue juga bakalan aduin elo yang udah seenaknya perintah kita-kita mengatasnamakan Bos.. Udah gak pernah kerja, tukang fitnah lagi! " jawab pelayan pria tadi dengan wajah mengejek.
"Siapa yang tukang fitnah! " ucap seseorang dengan suara tegas dan dingin yang datang tiba-tiba.
Bersambung..
Selamat membaca dan selamat beraktivitas ya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
Aisha Humaira
naah keren! bkn saatnya lagi si Tata dan keluarganya yg disiksa. minimal niat jahat ibu benalu itu ga terlaksana. dia bkn siapa2 dan bukan apa2 dan ga punya kelebihan apa2 😆
2022-05-14
10
manda_
lanjut
2022-04-19
3