"Astaga naga makan kobra" latah Sandra kaget sambil memegang dadanya yang berdetak kencang.
Ia pun berbalik ke belakang dan langsung memukuli bahu Tata begitu tahu kalau Tata lah yang ngagetin nya.
"Untung kali jantung ku buatan Allah, kalau saja buatan cina sudah hancur dia berkeping-keping di kagetin kau Tet! " omel Sandra dengan wajah kesal.
"Beuh.. Kalau buatan cina, sudah aku ganti dari dulu lah Tot jantung mu. Jangankan jantung, aku belikan juga kau nyawa kalau itu juga buatan cina! " jawab Tata gak mau kalah.
"Dah paten kali dia jawab sekarang! " cibir Sandra dengan mulut manyunnya.
"Ayok kita masuk! Kita ngobrol sambil makan siang aja! " ajak Sandra dengan menggandeng Tata berjalan ke ruangan khusus.
Mereka pun berjalan dengan santai sambil mengobrol di iringi tawa ringan mereka dan Tata menghentikan langkahnya karena ingin memesan makanan kesukaannya dulu di dapur.
"Duluan lah kau Tot, aku yang pesan makanan untuk kita! "ucap Tata sembari meninggalkan Sandra dan berbelok ke kanan.
"Chef Cicko, bikinin dua porsi makanan seperti biasanya ya dan jangan lupa satu juice alpokat dan juice mangga! " ucap Tata setengah berteriak.
"Eh ada Ibu Bos. Assiapp Bu Bos! " jawab Chef Cicko dengan gaya hormat.
Tata memberikan jempol nya dan pergi meninggalkan dapur menuju ruangan khusus untuk nya.
"Tot, kayaknya ruangan ini mau aku renovasi biar sedikit nyaman dan luas! " ucap Tata ketika memasuki ruangan ini.
"Bagus jugak Tet.. Kasih jugak kasur biar bisa istirahat jugak aku kalau capek! " jawab Sandra sambil memainkan ponselnya.
"Halah... Emang dasarnya aja kau tukang tidur! "cibir Tata manyun.
"Mau cemana lagi lah Tet! Gak enak jugak rupanya kerja duduk kayak gini! Tampaknya aja enak duduk-duduk, tapi duduk-duduknya itu duduk-duduk yang bikin kepala sakit buat mikir. Untung saja cuman satu yang ku pegang, cobak kalau banyak kayak kau Tet, bisa-bisa mati duduk aku jadinya! " jawab Sandra dengan masih bermain ponsel.
"Eh Bontot... Tadi di telpon kau bilang ada masalah serius di restoran? Masalah apa itu? Kepo aku jadinya? " tanya Tata dengan serius.
Sandra menghela nafasnya dengan kasar kemudian meletakkan ponselnya di atas meja dan menatap Tata dengan wajah serius. Ia lalu menceritakan kejadian sebelum restoran ini tadi di buka untuk pengunjung. Tata mendengarkan dengan seksama sambil berpikir langkah apa yang akan ia ambil selanjutnya mengatasi masalah ini.
"Begitulah Tet ceritanya! Sepertinya ketika suami mu itu memegang restoran ini, ia berusaha mengendalikan karyawan agar ada yang membela nya dan tidak mengadu pada kau Tet. " ungkap Sandra penuh curiga.
"Mungkin benar kecurigaan mu itu Tot, tapi kau jangan khawatir, sekarang kan dia gak bisa ngapa-ngapain lagi di sini! Kerjanya sekarang hanya membersihkan restoran ini tidak lebih dari itu. " ucap Tata dengan yakin.
"Aku tau itu Tet... Tapi gak ada salahnya jugak kan kalau kau suruh orang untuk mengawasi gerak geriknya selama di sini! Bukannya aku su'udzon, tapi gak ada salahnya kan kalok kita sediakan payung sebelum hujan. " sahut Sandra dengan wajah serius.
"Betul itu Tot! Kau tenang saja lah, aku akan lakukan apa yang kau bilang tadi. " jawab Tata dengan yakin.
Tak lama kemudian, pintu di ketuk dan seorang pelayan wanita datang membawa pesanan Tata dan menyajikan nya di meja yang ada di depan Tata.
Tata dan Sandra sedang berada di dalam ketika ibu mertua Tata datang ke restoran dengan wajah marah.
"Heh pelayan? Dimana bos kamu yang durhaka itu! " teriaknya kepada pelayan wanita yang memakai hijab.
"Maaf, ibu cari siapa yah? "tanyanya dengan ramah.
"Gak usah basa basi kau! Cepat panggil bos mu itu! Kalau tidak akan aku hancurkan restoran kampungan ini! " ancamnya dengan memukuli meja.
Dika yang baru saja kembali dari mengepel lantai atas kaget melihat Mamanya berteriak di depan pelayan restoran.
"Ma, kenapa Mama kesini? Mama mau ngapain? " tanya Dika heran.
"Ma, jangan bikin keributan napa? Jangan bikin Dika malu Ma, " ucap Dika lagi dengan pelan.
"Kamu kenapa sih Mas takut banget sama istri kamu yang gak becus itu! " ucap Dian yang muncul tiba-tiba dari belakang.
"Kamu!! Ngapain sih kesini juga! Belum capek bikin aku malu kemarin? Gara-gara kamu rencana aku berantakan! " jawab Dika pelan dengan kesal.
"Kok kamu nyalahin aku sih Mas! Mana janji kamu sama aku saat aku sudah memberikan semuanya untukmu! Mana Mas? Mau ingkar janji kamu? " cerca Dian dengan wajah emosi.
"Benar yang di katakan Dian, Dika! Seharusnya kamu yang selalu membela Dian, bukan istri durhaka kayak istri kamu itu! Gak sudi Mama akuin dia sebagai menantu! " sahut Mama Dika membela Dian.
"Heh... Budek kamu ya!! Cepat panggilin Bos kamu yang kurang ajar itu! Tidak ada hormat-hormatnya dengan suami! Masa suami sendiri di jadikan OB! " omel Nyonya Retno dengan melemparkan vas bunga hingga hancur.
"Astaga Mama... Kenapa sih gak pernah mau dengerin aku! Kalau kayak gini, bisa-bisa gagal rencana ku untuk mencuri sertifikat restoran ini! Aku yakin sekali kalau Tata menyimpannya di ruangan ini! " ucap Dika dalam hatinya dengan kesal.
Dika menarik tangan Mamanya agar keluar dari restoran, tapi Nyonya Retno malah menarik alas meja hingga semua yang di atas meja tersebut berhamburan di lantai. Semua mata pelanggan tertuju pada mereka dengan suara bisik-bisik yang menggunjing kelakuan mereka.
Wajah Dika semakin merah padam karena malu akibat tingkah ibunya, sedangkan Dian cuek-cuek bebek sambil memainkan kukunya yang dilapisi kutek warna merah.
"Puas Mama, puas!! Lihat semua orang liatin kita! Mama udah bikin aku malu! Membuat aku semakin jelek dan buruk di hadapan semua orang! " teriak Dika dengan wajah merah padam menahan emosi di dadanya.
Nyonya Retno kaget dan sedikit takut ketika Dika meneriaki nya, karena selama ini Dika tidak pernah sekali pun meninggikan suaranya, dia selalu patuh dan nurut dengan nya selama ini.
Dika mengusap kasar wajahnya karena kelepasan telah membentak wanita yang telah melahirkan nya ke dunia ini. Ia sedikit menyesal sudah meneriaki Mamanya, tapi ia terpaksa melakukan semua itu agar rencana yang sudah ia rencanakan matang-matang tidak gagal karena kejadian ini.
"Hiks... Hiks... Tega banget kamu Dika meneriaki Mama yang sudah melahirkan mu ke dunia ini? Mama melakukan semua ini untuk memperjuangkan hak mu sebagai seorang suami. Tapi kamu sudah buta dan tidak melihat kebaikan hati Mamamu ini. " ucap Nyonya Retno dengan menangis terisak-isak.
"Keterlaluan kamu Mas! Bisa-bisanya kamu bersikap seperti itu kepada ibu kandungmu sendiri! " sahut Dian ikut menyalahkan Dika.
"Tutup mulutmu Dian! Gak usah ikut campur kalau kamu gak tau apa-apa! " jawab Dika dengan menatap Dian tajam.
Bersambung...
Selamat membaca dan selamat beraktivitas ya...
Semoga terhibur...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
Mery Andriayani
jadi sewot... 🤣🤣
2023-07-19
0
febrianty🌹
hmm,yg sabar ya ta,hadapin benalu batu hehe🤣🤭
semangat Thor biar up nya makin banyak🥰
2022-04-20
4
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi keluarga benalu
2022-04-20
1