10. Jangan hina ibuku!

"Alhamdulillah... Akhirnya kembali lagi ke Jakarta.. " ucap Tata ketika mereka keluar dari bandara soetta.

Tata keluar sambil mendorong kursi roda ibunya dengan Mak Ijah dan Sandra di sisi kanan dan kiri nya..

"Non Tata!.. Non... Sebelah sini! " teriak Mang Eko dari arah seberang jalan sisi kanan.

Tata langsung menoleh ketika mendengar suara yang memanggil namanya. Dan terlihat Mang Eko sudah berlari menuju arah Tata dan segera mengambil alih mendorong kursi roda ibu majikan nya.

"Ayo Non.. " ucap Mang Eko sambil berjalan mendorong kursi roda tersebut.

Mereka semua berjalan ke arah mobil yang terparkir di sisi sebelah kanan dan Tata di bantu Mak Ijah memasukkan ibunya ke dalam mobil di ikuti Sandra yang duduk di belakang, Ibuk dan Mak Ijah di tengah, Tata di samping Mang Eko.

"Wah.. Untung aja Mang Eko bawa mobil yang kapasitasnya gede.. Jadi kita bisa langsung pulang tanpa naik taksi lagi. " ucap Tata dengan lega.

"Iya Non, ketika Bu Vira bilang Nona datang dengan rombongan, saya langsung kepikiran pake mobil yang muat banyak.. Kayak fortuner ini Non.. " jawab Mang Eko dengan tersenyum.

"Cakep... "puji Tata dengan memberikan jempolnya.

Mang Eko pun segera melajukan kendaraan nya meninggalkan area parkir bandara menuju rumah utama milik Tata.

Setelah melakukan perjalanan selama hampir 20 menit, mereka pun sampai di gerbang besar rumah utama yang mana membuat Mak Ijah dan Sandra melotot kagum melihat betapa bagus dan mewahnya gerbang tersebut. Belum lagi rumahnya, gerbang nya saja udah semewah ini, gimana di dalam.. Begitulah Kira-kira isi pemikiran Mak Ijah dan Sandra.

"MasyaAllah Non.. Ini rumah apa istana?Bagus banget?Mak kayak lagi mimpi datang ke rumah yang kayak begini? " ucap Mak Ijah dengan menangis haru.

"Gilak... Keren banget kau sekarang Tet.. Bangga kali aku jadi temanmu.. Senang kali aku punya teman yang sudah jadi kaya raya kayak gini.. Mudah-mudahan usaha mu makin sukses ya Tet! " ucap Sandra dengan berdecak kagum.

"Aamiin... " sahut semuanya mengaminkan ucapan Sandra.

"Ya udah yuk kita masuk! " ajak Tata sambil mendorong kursi roda ibunya.

"Mang Eko, tolong bantu angkat barang-barang nya ya Mang, minta bantu dengan Jaka atau Toni! " teriak Tata dari depan pintu.

"Baik Non... " sahut Mang Eko gak kalah keras.

"Selamat datang ke rumah Non Tata, Nyonya besar dan semuanya! " ucap Bu Vira ketika membukakan pintu utama.

Bu Vira menunduk dengan di ikuti beberapa pelayan yang berbaris di belakangnya menyambut kedatangan sang pemilik rumah.

"Selamat datang Nona! " ucap seseorang dengan suara berat dan tegas.

"Ya Allah Tegar??? " teriak Mak Ijah sambil menangis.

"Mak... " jawab Tegar seraya mendekati Mak Ijah dan mencium tangannya dengan takzim.

"Ya Allah Tegar! Anakku! Mak kangen... Kenapa baru pulang sekarang? Kalau gak di suruh Non Tata gak mau pulang! " ucap Mak Ijah langsung menangis terisak sambil memeluk tubuh kekar Tegar.

Tegar yang di perlakukan seperti ini pun ikutan terharu dan mengusap punggung renta perempuan yang ia cintai sebagai pengganti ibu yang tidak pernah ia lihat dari kecil. Hanya foto nya lah yang bisa ia lihat tentang ibu kandung nya.

Ibu kandung Tegar adalah adik bungsu Mak Ijah yang bernama Tari. Ia bekerja menjadi TKW karena faktor ekonomi. Ia bekerja di Timur Tengah selama hampir 5 tahun. Ia kembali ke Indonesia ketika sedang hamil besar. Ia menjadi korban pelecehan seksual yang di lakukan majikannya yang mana sudah 2 tahun ia bekerja di sana. Ia kabur ke Kedubes dan meminta untuk di pulang kan ke tanah air.

Ibu kandung Tegar meninggal dunia setelah koma selama 3 hari saat melahirkan Tegar karena pendarahan. Tegar nama yang di berikan Mak Ijah kepada bayi mungil tersebut agar kelak ia menjadi orang yang kuat dan tegar dalam menjalani ujian hidup. Semenjak saat itu, Mak Ijah lah yang mengganti peran merawat dan membesarkan Tegar hingga saat ini.

"Udah yuk tangis-tangisannya... Lebih baik kita istirahat di dalam. Oh ya Bu Vira..Mana Nana sama Ayah mertua? " tanya Tata sambil melihat sekelilingnya.

"Non Nana lagi ke rumah sakit Non, bawa ayahnya cek up bersama Sumi. Mungkin mereka sebentar lagi juga pulang. " jawab Bu Vira dengan sopan.

"Ya sudah kalau gitu! Tolong siapin minum sama teman-temannya ya Bu di ruang santai! " ucap Tata dengan lembut.

"Baik Non... " jawab Bu Vira sambil menyuruh para pelayan kembali ke pekerjaan nya masing-masing.

Setelah para pelayan dan Bu Vira pergi ke dapur, Tata membawa ibunya ke ruang santai dan mendudukkan diri di sofa. Begitu juga dengan Sandra, Tegar dan Mak Ijah, mereka juga ikut duduk di sofa tersebut.

"Dek... I-ibuk ma-mau is-istirahat.. " ucap Ibuk Tata dengan pelan.

"Astaghfirullah.. Maafkan Tata Buk, Tata gak peka kalau Ibuk capek duduk terus di kursi roda. " jawab Tata dengan wajah menyesal.

"Dak pa-pa Dek! " jawab Ibuk lagi dengan pelan.

Tegar tanpa di suruh langsung menggendong ibunya Tata menaiki tangga ke lantai dua dengan Tata dan Mak Ijah yang mengekori dari belakang. Sedangkan Sandra tetap di ruang santai dengan posisi wuenak dengan minum juice dan makan cemilan.

Tata membukakan pintu kamar agar Tegar masuk dengan mudah dan meletakkan ibu Tata di atas tempat tidur..

"Buk, Mak, mulai sekarang ini kamar Mak Ijah sama Ibuk, sengaja Tata bikin dua tempat tidur nya, agar Mak Ijah gak bolak-balik nengokin Ibuk.. " ucap Tata dengan menyelimuti kaki ibunya.

"MasyaAllah Non... Ini kamar luas banget.. Mak jadi gak enakan.. Kamar mandi nya juga di dalam lagi.. " jawab Mak Ijah dengan tidak percaya.

"Santai aja lagi Mak, pokoknya sekarang, ini kamar Mak sama Ibuk.. Tata makasih banget sama Mak yang sudah mau membantu Tata selama ini merawat Ibuk.. " ucap Tata dengan tersenyum bahagia.

"Itu memang tugas Mak Non, cuma itu yang bisa Mak lakukan untuk membalas semua yang telah keluarga Non berikan pada Mak dan Tegar. " jawab Mak Ijah dengan penuh haru.