Setelah menurunkan jabatan Dika, Tata mengajak ibunya dan Mak Ijah untuk makan dulu di restoran nya yang lain sebelum pulang ke rumah.
Tata pergi tanpa menghiraukan Dika yang masih memohon agar Tata membatalkan hukumannya tersebut.
Dika menjambak rambutnya sendiri karena kesal dan dongkol dengan apa yang terjadi padanya hari ini.
"Brengsek... Sialan... Bagaimana nanti aku pulang? Mama pasti curiga jika jam segini aku sudah pulang ke rumah. Arghhh... Apes banget nasib gue sekarang.. Mana duit tinggal 200rbu lagi di dompet. " ucap Dika berbicara sendiri di dalam mobilnya.
Walaupun kesal, Dika tetap melajukan kendaraannya membelah ibukota menuju rumah tempat tinggalnya.
Begitu sampai di rumah, Dika masuk ke dalam rumah dengan wajah yang kuyu dan lesu. Ia melewati saja sang ibu yang sedang asyik menonton sinetron kesukaannya tanpa berniat menyapanya sedikitpun, bahkan ia juga tidak mengucapkan salam sewaktu masuk ke dalam rumah.
Nyonya Retno mengernyit kan keningnya melihat anaknya masuk ke rumah tanpa menyapa dan hanya melewatinya saja. Ia lalu mengangkat bahunya seakan-akan masa bodoh dengan sikap anaknya dan kembali menonton sinetron nya tanpa bertanya seperti biasanya.
"Arghhh.. Benar-benar brengsek si Markus! Tidak tau di untung! Gara-gara dia aku di turunkan jadi OB. Si Dian juga, gara-gara sifat sombongnya dan suka pamernya itu semakin membuat ku jelek di hadapan semua orang! Sudah di bilang jangan pamer kemesraan di depan umum, tapi masih juga di lakukan. Jadinya kan gini, semuanya tahu kalau aku ada main di belakang Tata.. Arghhh... " umpat Dika sambil memukuli dinding kamarnya sehingga membuat jemarinya memerah.
Setelah puas mengeluarkan semua kekesalan nya, Dika kemudian pergi mandi agar pikirannya sedikit tenang dan bisa berpikir lagi tentang rencana untuk kedepannya.
Setelah mandi, ia keluar dari kamarnya menuju dapur karena perutnya sudah mulai berbunyi.
"Ternyata marah membuat ku jadi lapar! Tenaga ikut terkuras hanya karena melampiaskan kemarahan saja.. " gumam Dika sembari berjalan mendekati meja makan.
"Apa-apaan ini! Kenapa kosong begini?Mama kenapa gak masak sih! Benar-benar bikin pusing saja! Gak di rumah, gak di restoran semuanya bikin kesal saja! " omel Dika ketika melihat tudung saji di atas meja isinya kosong.
Dika pun pergi ke ruang tamu menemui ibunya yang sedang asyik menonton.
"Ma, kenapa meja makan kosong? Kok Mama gak masak? Ngapain aja sih Ma seharian di rumah? " cerca Dika dengan kesal kepada ibunya.
"Ya jelas aja kosong! Orang Mama gak masak! Beli aja kenapa sih Ka, jangan kayak orang susah deh! " jawab Nyonya Retno dengan ketus.
"Astaga Mama... Uang yang Dika kasih 2 hari lalu itu untuk keperluan rumah Ma, untuk beras dan belanja isi kulkas. Biar Mama gak capek setiap hari ke warung kalau isi kulkas sudah di penuhi bahan makanan.. " teriak Dika prustasi dengan jawaban Mama nya.
"Eh Dika.. Perhitungan banget kamu sama Mama, uang 2 juta itu sudah habis.. Mama bayar arisan, uang kamu kan banyak! Sama Mama sendiri aja pelit kamu! " jawab Nyonya Retno tidak kalah sewot.
"Keterlaluan Mama ya?? Asal Mama tahu, Tata sudah kembali ke Jakarta. Dan dia tadi barusan menurunkan posisi Dika menjadi OB Ma.. " teriak Dika dengan wajah prustasi.
"Apa??? Yang benar kalau ngomong!! " ucap Nyonya Retno tidak percaya.
"Ya ampun Mama??? Ngapain juga Dika bohong sama Mama! Tata sudah ada di Jakarta, dia sudah mengambil alih restoran dan meminta kembali uang restoran yang selama ini kita gunakan. Karena aku bilang tidak punya uang sebanyak itu, dia menjadikan ku OB di restoran dengan separuh gaji ku di bayar untuk menggantikan uang yang selama ini kita pakai sampai lunas! " jawab Dika dengan lesu.
"Oh astaga... Astaga... Astaga... Terus kita gimana ini Dika? Gimana arisan Mama? Gak bisa lagi dong Mama pamer baju baru nanti dengan geng arisan Mama.. Pokoknya Mama gak mau tahu ya Dika, kamu harus bisa merayu istri mu itu agar menaikkan kembali jabatan mu di restoran nya. " ucap Nyonya Retno sambil memijit pelan keningnya.
"Kenapa sih Ma pikiran Mama cuma arisan aja.. Arisan.. Bantu mikir kek.. Jangan mau enaknya aja! " omel Dika dengan ketus.
"Mulai kurang ajar kamu ya sama Mama!! " teriak Nyonya Retno dengan berkacak pinggang.
"Susah payah Mama menyekolahkan mu tinggi-tinggi.. Begini rupanya balasan mu sama Mama.. Mendiang Papa kamu pergi dengan meninggalkan hutang yang banyak.. Mama pontang panting cari uang untuk kamu dan Kadir makan dan sekolah di tambah lagi membayar hutang almarhum Papa kamu! Begini balasan kamu Dika sama Mama hah!! " teriak Nyonya Retno mengeluarkan keluh kesah nya selama ini.
"Mama sudah memberikan kamu ide, tapi kamu tidak mau mendengar kan omongan Mama.. Kayak gini kan kejadiannya.. Gara-gara kebodohan kamu lah yang membuat kita jadi seperti ini! Coba saja waktu itu kamu dengerin omongan Mama, gak akan seperti ini kejadian nya.. " ucap Nyonya Retno lagi dengan geram.
Dika hanya bisa terdiam mendengar kata-kata yang keluar dari mulut ibunya tanpa bisa membantah, karena apa yang di katakan ibunya semuanya benar.
Setelah mengeluarkan semua kekesalan nya, Nyonya Retno pergi ke kamarnya tanpa melihat ke arah Dika yang masih menundukkan kepalanya.
Tiba-tiba terdengar suara salam dari arah luar rumah yang mana membuat Dika segera beranjak membukakan pintu.
"Loh Bang Kadir ? Kok sendirian? Kemana Mbak Yuli? " tanya Dika bertubi-tubi ketika melihat siapa yang datang.
Kadir yang baru saja datang langsung masuk begitu saja tanpa menjawab pertanyaan Dika. Ia langsung duduk di sofa dengan wajah yang begitu murung seperti ada yang menganggu pikiran nya.
"Kenapa sih Bang? Kusut amat wajahnya! " tanya Dika lagi.
"Abang bingung Ka, Mbak Yuli mu masuk rumah sakit tadi pagi karena terserempet motor ketika mau pergi kerja. Sekarang di rawat di rumah sakit xxy, dan pemilik kontrakan barusan datang ke rumah menagih uang kontrakan yang jatuh tempo hari ini! Abang bingung Ka, abang gak punya uang untuk bayar sewa kontrakan. Uang gaji abang sebagian sudah abang berikan untuk anak-anak abang dan bayar biaya rumah sakit mbak mu. Kalau abang gak bayar sewa kontrakan, kami mau tinggal di mana kalau mbak mu keluar dari rumah sakit nanti! Kamu bisa gak Dik pinjamim abang uang untuk bayar sewa kontrakan? " jawab Kadir panjang kali lebar kali tinggi.
"Ya ampun bang!! Aku ikut sedih dengan keadaan mbak Yuli. Tapi aku tidak punya uang bang sekarang ini! " jawab Dika dengan sendu.
"Gak usah bohong loh Dik, kamu kan bisa ambil dari restoran istri kamu itu, uang 3 juta itu kan masalah kecil buat kamu. " tuding Kadir dengan marah.
"Bang!! Dika bicara jujur Bang! Sekarang ini Dika gak punya uang seperti dulu lagi. Tata sudah kembali dan dia mengambil alih kekuasaan dan menjadikan ku Office Boy di restoran itu! " sahut Dika dengan tegas.
"Apaaa!!!! "
Bersambung...
Selamat membaca dan semoga suka ya😄😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
Mery Andriayani
Apaaaa!!!! 😂😂
2023-07-18
0
nacho
padan muka sok kaya berangan
2023-02-07
0
Wiwik Wardoyo
mampuuussss kau
2023-01-10
0