"Dika... Dika... Bangun... ! Bangun Dika! " teriak Nyonya Retno mengguncang tubuh anaknya.
"Dika, bangun!.. Ayo anterin mama ke mall! " teriak Nyonya Retno lagi dengan kencang di telinga Dika.
"Ya ampun... Mama apa-apaan sih! Pagi-pagi udah teriak-teriak aja.. Dika masih ngantuk Ma, " jawab Dika ikutan teriak dengan mata yang masih tertutup.
"Pagi-pagi pala mu peyang... Ini sudah jam 11 siang tau gak! Ayo cepat bangun! " omel Nyonya Retno sambil memukuli Dika dengan bantal.
Alhasil, Dika pun mau tidak mau bangun dari tidur panjangnya dan duduk di tempat tidur sambil menguap lebar.
"Ayo cepat mandi, mama tunggu kamu di bawah. " ucap Nyonya Retno sambil berjalan keluar kamar Dika.
Dika pun ke kamar mandinya dengan malas. Ia mandi dengan mengerutu kepada mamanya yang sudah membangunkan ia dari mimpi indahnya.
Nyonya Retno pun duduk di sofa ruang tamu dengan santainya sambil membaca majalah seperti lagaknya orang kaya.
"Hei Alana, mau kemana kamu! " teriaknya ketika Alana hendak keluar dengan pakaian yang sangat rapi.
"Mau kerja, kenapa? " jawab Alana yang biasanya di panggil Nana.
"Kau masak dulu untuk makan siang, mama mau ke mall sama kakak mu Dika. " ucap Nyonya Retno tanpa menoleh sedikitpun.
"Ogah, masak aja sendiri! Aku udah telat. Assalamualaikum. " jawab Nana tegas sambil berjalan keluar mengendarai motor scoopy nya hadiah dari kakak iparnya Tata.
"Dasar anak kurang ajar! Sudah berani membantah rupanya. Awas saja jika kau pulang nanti, akan aku buat papa kesayangan mu itu menderita. " ucap Nyonya Retno dengan geram.
Dika mempunyai seorang ibu bernama Retno, kakak laki-laki bernama Kadir dan adik perempuan bernama Alana dan Anika. Kadir anak tertua Nyonya Retno sudah menikah dengan Yuli seorang wanita yang bekerja di sebuah salon kecantikan. Kemudian Dika yang sudah menikah dengan Thalita yang mempunyai restoran. Ketiga Alana yang masih lajang, dan terakhir Anika yang sudah menikah dengan Riko melangkahi Alana. Riko seorang anak pemilik toko furniture di daerah kuningan. Diantara ketiga menantunya, hanya Tata lah yang di kira miskin dan udik karena selama mengenal Tata, mereka tidak pernah di belikan barang-barang yang mahal, dan Tata selalu memakai pakaian yang sederhana.
Tata memang tampil apa adanya ketika pertama kali di perkenalkan Dika kepada keluarga nya. Semua keluarga Dika menyambut Tata dengan setengah hati karena di lihat dari raut wajah mereka yang tampak cuek dan biasa saja, kecuali adik Dika yang bernama Alana. Hanya Alana yang menyambut Tata dengan ramah. Mereka bahkan terang-terangan menunjukkan ketidaksukaan mereka kepada Tata ketika Tata dan Dika akan menikah. Dika yang bersikukuh akan menikahi Tata walaupun keluarga nya tidak setuju.
Tetapi, ketika Tata mengadakan pesta kecil pernikahannya di restoran yang baru ia beli, semua keluarga suaminya langsung berubah total sikap nya kepada Tata. Mereka mulai memperlihatkan wajah gila harta dengan mengambil simpati Tata. Semenjak hari itu, Tata mengurungkan niatnya untuk mengatakan siapa dirinya kepada suami dan keluarga nya.
Dan lebih tidak tahu malu nya, mamanya Dika langsung pindah ke rumah Dika dan Tata ketika Tata memutuskan untuk merawat ibunya di Medan. Beliau pindah membawa suaminya dan Alana karena hanya Alana yang masih lajang. Sehingga Alana merasa malu dan tidak enak dengan langsung menelpon Tata memberitahu kan tentang kepindahan mereka ke rumah Tata. Tata mengizinkannya hanya karena kasihan dengan Alana dan ayahnya yang sedang sakit harus ke sana kemari akibat ulah mamanya Dika tersebut.
"Emangnya mau ngapain sih Ma ke mall? " tanya Dika yang sudah berpakaian rapi.
"Mama mau beli baju buat ke acara nikahan anaknya jeng Rika, anak teman arisan Mama.. Malu dong Mama kalau nanti ke pestanya pakai baju yang lama! Mau tarok di mana muka Mama kalau teman Mama ada yang nanya. " jawab Nyonya Retno dengan antusias.
"Ya udah, ayok! " ajak Dika sambil berjalan keluar menuju garasi mobil.
Mereka berdua pun berangkat menggunakan mobil yang di beli menggunakan uang restoran tanpa sepengetahuan Tata. Nyonya Retno pergi dengan Dika tanpa memperdulikan suaminya yang sedang sakit sendirian di rumah. Untung saja Tata membayar perawat untuk merawat ayah Alana yang sedang sakit lumpuh. Tata membayar perawat tanpa ada yang tahu kecuali Alana karena Tata tidak ingin mereka semakin besar kepala. Mereka hanya tau kalau perawat tersebut Alana yang bayar dari uang gajinya bekerja di restoran. Tidak ada seorangpun yang tau jika selama 6 bulan ini Alana bekerja di restoran milik Tata yang memang sudah terkenal di bandingkan yang di kelola suaminya Dika.
Dika dan ibunya sudah sampai di mall yang terbesar di Jakarta. Mereka segera menuju butik langganan Nyonya Retno sejak empat bulan lalu. Ia begitu bahagia ketika mendengar Dika diminta istrinya untuk mengelola restoran selama istri nya di Medan.
Ia merasa senang impian nya untuk jadi Nyonya besar menjadi kenyataan.
Nyonya Retno sedang memilih pakaian yang cocok untuk ke pesta. Ia memilih 4 potong gaun yang akan ia coba di kamar pas. Hanya dua yang cocok sesuai seleranya. Setelah merasa klop, Nyonya Retno membawanya ke kasir dan memanggil Dika untuk membayar tagihannya. Dika tidak pernah membantah semua perintah ibunya, ia selalu menuruti perkataan ibunya kecuali ketika ingin menikahi Tata dulu.
"Ma, kita ke atas yuk, aku lapar nih! " ajak Dika sambil memegang perutnya.
"Ya udah ayok.. Mama juga lapar, capek juga tadi milih-milih baju. " jawab Nyonya Retno dengan sumringah.
"Gimana gak capek coba.. Dika aja yang cuma nungguin capek, apa lagi Mama yang pilih-pilih baju hampir dua jam lebih. " sahut Dika mencibir omongan Mama nya.
"Mama kan harus teliti milihnya, Mama gak mau nanti baju yang Mama beli di ejek teman-teman Mama. Gengsi dong Mama! " jawab Mama Dika gak mau kalah omongan.
"Tau ah, yuk Ma cepetan. Aku udah laper banget nih. " desak Dika pada Mama nya.
"Iya, iya.. Ini udah cepat jalannya. " jawab Nyonya Retno dengan ketus.
Mereka berdua pun memasuki Food court dan duduk di tempat yang kosong sambil menunggu pelayan membawa buku menu. Mereka langsung memesan ketika pelayan menyerahkan buku menu dan menunggu sambil lihat kanan kiri.
Tiba-tiba saja ada dua orang ibu-ibu seumuran Nyonya Retno menghampiri mereka.
"Eh ada Bu Retno di sini! Tumben makan di sini Bu? Udah sanggup ya bayar makan di tempat seperti ini sekarang? " ucap ibu-ibu yang memakai baju merah dengan tersenyum mengejek.
"Ya iyalah.. Orang sekarang anak saya sudah jadi bos kok.. Emang situ yang anaknya masih pengangguran. " jawab Nyonya Retno dengan keras.
"Dih, bos apaan! Bos-bosan.. Ha.. Ha... Ha...Bangun Bu Retno, jangan mimpi di siang bolong. " jawab ibu-ibu yang satu nya lagi sambil tertawa mengejek.
"Eh.. Situ dengar ya? Anak saya Dika punya restoran sekarang. Dia bos nya. Enak aja bilang mimpi. " jawab Nyonya Retno dengan wajah marah.
"Ma, udah Ma... Jangan di ladenin, malu tuh di lihat orang. " bisik Dika kepada ibunya.
Nyonya Retno pun melihat di sekelilingnya, dan ternyata apa yang di katakan Dika memang benar, mereka jadi pusat perhatian, semua orang yang ada di sana memperhatikan mereka.
"Kenapa Bu, malu! Tumben punya malu, padahal dulu gak tau malu sama orang lain. Oya, kalau anaknya sudah jadi bos. Bisa dong bayar utangnya selama ini di warung ceu Asih. Kasihan banget ceu Asih di utangin malah kabur ke rumah anaknya. Ha.. Ha... Ha... " ucap ibu-ibu yang berbaju merah lagi.
"Ya udah yuk Bu, selamat makan ya Bu Retno! Semoga makan di sini gak ngutang kayak di warung ceu Asih. Hi.. Hi.. Hi... Bay.. Bay... " ucap ibu-ibu yang di sebelah nya sambil tersenyum mengejek.
Nyonya Retno hanya bisa diam dengan tangan terkepal menahan amarah di dadanya, kalau saja ini bukan di tempat umum, mungkin sudah ia jambak-jambak rambut ibu-ibu tadi yang mengejeknya.
"Udah yuk Ma, makan. Gak usah di tanggapin. Mendingan makan sekarang biar marahnya hilang. Ayok Ma, mumpung masih anget. " ucap Dika ketika makanan sudah tersedia di meja mereka.
Menahan marah membuat Nyonya Retno makan dengan kalap seperti tidak makan selama setahun. Ia bahkan tanpa malu bersendawa dengan keras sehingga membuat beberapa orang mengomel karena jijik mendengar suara sendawa Nyonya Retno.
"Dih, kampungan banget sih sampai sendawa keras banget. Dikiranya ini di kampung. Menjijikan sekali. Huh.. " gerutu beberapa orang di sekitar mereka.
Dika yang malu dengan tingkah ibunya langsung membayar pesanan mereka dan menyeret tangan ibunya agar cepat keluar dari food court ini.
Sesampainya di luar food court, Dika mengomeli Mama nya karena sudah membuatnya malu di depan orang banyak. Dika pun tidak menghiraukan panggilan ibunya yang memintanya untuk jalan pelan-pelan.
Dika masuk ke dalam mobil dengan membanting pintu yang mana membuat Mama nya kaget dan memarahinya balik.
"Dika! Sudah berani melawan kamu sama Mama. Kalau sikap kamu begini, menyesal Mama udah kuliahin tinggi-tinggi tapi kurang ajar sama Mama. Kamu mau jadi anak durhaka. Begini balasan kamu sama Mama yang udah melahirkan dan membesarkan mu selama ini. Iya?? " teriak Nyonya Retno marah-marah ketika sudah di dalam mobil.
Dika hanya diam saja ketika Mama nya memarahinya balik. Ia tidak berani membantah lagi omongan Mama nya karena ia tahu bagaimana perjuangan Mama nya menghidupi nya ketika ayahnya meninggal dunia. Yah, ayah Alana bukan lah ayah kandung Dika dan Kadir. Ia adalah ayah tiri mereka dan Alana juga bukan adik kandung Dika dan Kadir, tetapi anak bawaan ayah tirinya. Hanya Anika lah adik mereka dari ayah tirinya, tapi Alana tidak tau jika ia bukan anak kandung Nyonya Retno. Ayahnya menikahi Nyonya Retno ketika Alana berumur dua tahun, jadi ia mengira jika Nyonya Retno adalah ibu kandung nya hingga sekarang.
Dika lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sedangkan Nyonya Retno masih ngomel-ngomel sendiri dan Dika hanya diam saja karena tidak ingin Mama nya tambah marah. Nyonya Retno keluar dari mobil dengan membanting pintu mobil dengan keras yang mana membuat Dika melonjak karena kaget.
Ia lalu masuk dengan melemparkan barang belanjaannya ke sofa. Ia masih kesal dengan ejekan tetangga nya dulu di tempat makan tadi di tambah lagi reaksi Dika yang menyeretnya keluar tiba-tiba membuat amarahnya semakin membuncah keluar.
"Dasar tetangga kurang ajar! Kalau saja tadi bukan tempat umum, sudah aku jambak rambutnya dan aku cakar-cakar muka nya. " maki Nyonya Retno dengan kesal.
"Sumi! Sumi!... Kemana sih itu pembantu! Di panggil gak nyaut-nyaut. " omel Nyonya Retno dengan suara menggelegar.
"Hei Sumi! Kamu budek ya?Saya panggil dari tadi malah asyik di sini lagi kamu! " bentak Nyonya Retno dengan keras kepada seorang wanita yang sedang mencuci tangan di wastafel belakang.
"Heh.. Di panggil bukannya jawab, malah diam! Sana bikinin saya minum! " bentak Nyonya Retno lagi untuk sekian kalinya.
"Maaf Nyonya! Saya perawat, bukan pembantu di rumah ini! Saya di sini bekerja merawat Pak Jamal, bukan menjadi pembantu di rumah ini. Lagian yang gaji saya bukan Nyonya tapi Mbak Nana. " jawab perempuan bernama Sumi dengan tegas tanpa takut sedikit pun.
"Kurang ajar kamu ya?? Baru jadi perawat saja sudah sombong! Rasakan ini perawat kurang ajar! " ucap Nyonya Retno dengan mengangkat tangannya hendak menampar Sumi.
Tapi Sumi tidak bodoh, ia menahan tangan Nyonya Retno yang hampir mengenai pipinya dan membuangnya dengan kasar sehingga membuat Nyonya Retno terhuyung ke belakang.
"Jangan pernah sesekali Nyonya menyakiti saya! Saya bukan orang yang bisa di tindas seenaknya oleh benalu seperti Nyonya. Dasar tidak tahu malu, sudah numpang berlagak jadi Nyonya besar di rumah ini. Mimpi!! " ucap Sumi dengan kasar di telinga Nyonya Retno.
Sumi sengaja bicara di telinga Nyonya Retno agar tidak ada yang mendengar pertengkaran mereka. Ia lalu pergi meninggalkan Nyonya Retno yang masih di liputi amarah.
"Dasar brengsek... Perawat kurang ajar! Awas saja kau! Tunggu pembalasan ku, kau akan aku usir dari sini secepatnya. " ucap Nyonya Retno dengan dendam kesumat.
Bersambung...
Selamat membaca dan semoga terhibur..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
Les Tary
ini org kpn sadarnya udh numpang tp berlagak jd bos
2024-03-14
0
Hasrie Bakrie
Mantap Sum, jgn mau d tindas ma benalu
2023-06-18
0
Wiwik Wardoyo
mampir thooorrr 👍
2023-01-10
0