Di istana raksasa. Raja raksasa sedang duduk di Singgasana kebesarannya. Dia terlihat sedang duduk santai dengan kepalanya di tompang oleh tangan kananya sedangkan tangan kirinya memegang minuman.
Di depanya sudah ada 8 penari manusia yang sedang menari memberikan hiburan kepada raja raksasa. Semua Penari itu adalah wanita yang di ambil secara paksa oleh para raksasa, jika saja mereka semua tidak cantik dan bisa menari maka dapat di pastikan mereka semua mati atau setidaknya tersiksa sepanjang sisa hidup mereka.
Burung hantu datang lalu hinggap di bahu raja raksasa. Burung itu lalu berbisik di telinga raja raksasa
Saat mendengar apa yang di katakan burung itu, raja raksasa menjadi marah. Gelas minuman yang di pegang seketika hancur akibat lapiasan kemarahannya.
Blak. Raja raksasa bangun seraya memukul tepi singgasana.
“Bajingan itu lagi!” Ujar raja raksasa.
Penasihat raja yang berada di sampingnya mengibaskan tangannya menginstruksikan para penari untuk keluar.
Setelah para penari ke luar, penasihat raja berkata, “ada apa yang mulia?”
“Bajingan itu lagi!, Aku tidak akan membiarkannya lagi. Pengawal!” ujarnya raja raksasa.
“Iya, yang mulia.” Pengawal yang ada di balik pintu datang lalu memberi hormat.
“Perintahkan semua pasukan dan jendral untuk menuju desa terpencil yang ada di dekat kekaisaran gunung salju, aku ingin menghancurkan selebur-leburnya dan jangan pernah kembali Jika belum bisa menghancurkan desa itu!”
“Baik yang mulia.” Ucap pengawal itu lalu bergegas melakukan tugasnya akan tetapi dia di hentikan oleh penasihat raja.
“Tunggu yang mulia kita tidak bisa tergesa-gesa seperti itu.”
“apa maksudmu penasihat? Kemarahanku sudah meluap sekarang, aku ingin orang itu mati!”
“tenangkan diri anda yang mulia, apa anda lupa bagaimana orang kekaisaran gunung salju membantai pasukan kita dan hanya Raka seorang yang kembali, jika anda mengirim pasukan sekarang maka dapat di pastikan orang itu akan mendapatkan bantuan dari pihak kekaisaran dan menurut hamba orang itu sang penting bagi pihak kekaisaran, jadi akan sangat sulit membunuhnya.”
Mendengar itu raja raksasa menjadi lebih tenang. Raja raksasa mulai mengingat dirinya mengirim ribuan raksasa untuk menginvasi Kekaisaran gunung salju yang merupakan kekalahan terburuknya. dan mulai membayangkan jika hal itu terjadi lagi maka dia akan sangat malu dan mungkin menyebabkan pasukannya menurun drastis. Membayangkannya saja membuat raja raksasa marah dan menyesal telah mengirim pasukannya.
“Apa yang harus aku lakukan?” tanya Raja raksasa yang sudah mulai tenang.
“Anda tenang saja, kita hanya perlu mengumpulkan kekuatan sebanyak-banyaknya dan menyerangnya.”
“Jika kita kalah lagi bagaimana?”
“anda tenang saja aku akan mengatur semuanya dan pada saat semuanya selesai, kita akan menghabiskan semua orang kekaisaran gunung salju termasuk orang itu.”
“aku pegang kata-kata mu.” Raja raksasa kembali duduk lalu semua penari kembali menari.
Penasihat raja mengangguk.
...****...
Setelah Rina selesai mengobati simo, simo dan aoba memutuskan untuk pergi menuju gua bersamaan Lia dan Rina yang memang jalan pulang mereka satu jalur dengan simo dan aoba.
Sepanjang pengobatan yang di lakukan Rina, simo merasa tidak enak dengannya. Apalagi Rina hanya peri kecil yang memiliki tubuh dua kali lebih kecil darinya, pasti akan melelahkan mengobati dirinya.
Beberapa kali simo menolak dan ingin melakukan sendiri saja, tetapi Rina tidak memperbolehkannya.
“kau masih terluka dan perlu pengobatan, diam dan lihat saja.” Ucap Rina yang membuat simo hanya bisa pasrah dan tidak menolaknya lagi. Di dalam hatinya dia bertanya-tanya mengapa Rina sebaik ini, rasanya dia seperti kak atau seorang ibu yang sangat memperhatikan anak dan adiknya.
Setelah itu, mereka mulai melakukan perjalanan. Membutuhkan beberapa hari hingga akhirnya tiba di tempat mereka berpisah.
“Simo, apakah kita akan bertemu lagi?” ucap Rina dengan lirih, dia sebenarnya tidak ingin berpisah dengan simo dan ingin lebih lama di sampingnya.
“tentu saja.” Jawab simo yang datar dan tidak mengerti.
“jangan lupa sesekali berkunjung ke desa peri ya.” Ucap Lia.
“Iya.” Ucap simo sedangkan aoba hanya mengangguk.
Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan. Sepanjang perjalanan aoba menceritakan semua yang dia alami saat tidak bertemu dengan simo. mulai saat dia bertarung melawan Raka dan akhirnya bertemu dengan simo, tentunya dia tidak bercerita dengan detail.
“kakek aku ingin mengetahui secara lengkap tingkat kultivasi?” tanya simo. Sudah beberapa hari dia ingin sekali menanyakannya dan membayangkan apa yang didapat saat tumbuh dewasa, tetapi selalu saja tidak ada kesempatan.
“hahaha, pertanyaan yang bagus. Dalam ilmu bela diri ada 5 tingkat kultivasi yang pertama tingkat fisik, kedua tingkat bumi, ketiga tingkat alam, ke empat tingkat surgawi dan terakhir tingkat Ilahi.”
Lalu aoba menjelaskan orang yang berada di tingkat fisik memiliki kekuatan fisik yang melebihi manusia biasa seperti membela batu dengan tangan kosong, melempar batu besar dengan mudah dan lain sebagainya.
Orang yang berada di tingkat ini biasanya sangat membantu dalam perkerjaan fisik seperti menambang, bertani dan memahat, tetapi tidak bisa menggunakan energi mikrosmos atau alam kecil.
Alam kecil atau mikrosmos sendiri adalah alam yang terdapat di dalam tubuh manusia, hanya saja ukurannya lebih kecil dan berada di dalam manusia tepatnya di dada.
Alam ini seperti alam pada umumnya memiliki panas, dingin, basah, padat, sama seperti alam pada umumnya, bedanya, alam kecil arus di bangkitkan secara manual, dan biasanya setiap orang akan bisa membangkitkannya setelah mereka mencapai tingkat bumi.
Mustahil jika tanpa orang lain untuk membangkitkannya dikarenakan pembangkitan alam kecil sangat sulit selain itu harus menahan sakit selama proses pembangkitan.
Alam kecil adalah sumber energi untuk menggunakan berbagai elemen yang ada di alam seperti api, tanah, air, petir dan lain-lain.
Setiap orang akan bisa menggunakan satu atau dua elemen. biasanya orang yang bisa menggunakan dua elemen sekaligus sangat langka dan memiliki harapan yang cerah di kemudian hari.
Tingkat bumi adalah tingkat dimana seseorang memiliki kekuatan fisik kuat dan pengendalian elemen. Setelah mencapainya, orang itu bisa menggunakan satu atau dua elemen dari alam—jika itu pun sudah di bangkitkan.
Elemen dapat di kendalikan sesuai keinginan seperti jika seseorang ingin membuat bola api maka itu akan terbentuk, tetapi juga itu akan menguras energi alam kecil yang di milikinya.
Tingkat alam adalah tingkat di mana seseorang sudah bisa mengendalikan elemennya lebih leluasa dan lebih kuat. Di tingkat ini orang akan lebih kuat dari tingkat bumi.
Tingkat surgawi adalah tingkat yang tinggi. Hanya beberapa orang saja yang mampu mencapainya. Di tingkat ini, orang sangat kuat, jika dia menampakkan diri saja akan terasa energi yang begitu besar memancar darinya.
Energi yang begitu kuat terpancar, tidak heran membuat orang-orang selalu menghindarinya.
Selain itu, di tingkat ini orang bisa menggunakan amor yang berbentuk elemen untuk melindungi tubuhnya.
Tingkat terakhir, ilahi adalah tingkat yang tertinggi, tetapi sampai sekarang belum ada informasi yang banyak tentangnya karena minimnya orang yang bisa mencapainya. Tingkat ini yang di ketahui sangat kuat bahkan setara dewa.
Mendengar itu simo menjadi bersemangat dan meminta kakeknya membantu dalam pembangkitan alam kecilnya.
“sekarang Kakek tidak bisa, tetapi tenang saja dalam beberapa hari lagi kita akan melakukannya.”
Mendengar itu jelas simo kecewa, tapi apa boleh buat, dia tahu mungkin kakeknya sedang dalam masa pemilihan setelah pertarungan.
“Kakek, apa kakek berada di tingkat bumi tahap 3?” tanya simo menduga-duga.”
“tidak, kau salah, kakek berada di tingkat alam tahap satu. Simo jangan pernah mempercayainya apa yang kau rasakan saat bertarung karena mungkin saja musuh menyembunyikan kekuatannya. kau harus tetap waspada meski lawanmu terasa lebih lemah.”
Mendengar itu simo mengangguk. “jadi kakek hanya mengalah?”
Aoba mengangguk. Sebenarnya dia bukan mengalah, tetapi meremehkan simo dan terpancing untuk bergulat dengannya. sangat di sayangkan jika aoba mengatakan yang sebenarnya. Apalagi dia dikalahkan oleh bocah yang baru berumur 6 tahun.
Selain itu aoba lengah karena ingin menghemat energinya dan juga tidak sempat menghindar.
Mendengar itu simo mulai membayangkan apa yang terjadi jika kakeknya menggunakan kekuatan penuhnya, mungkin dia akan kalah telak atau setidaknya dapat memberikan perlawanan sedikit.
Setalah tiba di depan gua, aoba menghancurkan batu yang menutupi gua, membuat penduduk di dalam terkejut dan beberapa dari mereka berbisik mengumpat.
“tuan anda kembali.” Ucap kepala desa yang menyambut aoba dan simo.
“kalian semua sudah aman.” Ucap aoba.
Mendengar itu semua menduduk menghela nafas lega, mereka sangat merindukan cahaya Matahari yang cerah. Sudah beberapa hari mereka tidak melihatnya membuat mereka merasa senang saat aoba mengatakan itu.
“Ada satu lagi berita bagus, kalian bisa pindah ke kekaisaran gunung salju dan menjadi warga di sana.”
Mendengar itu semuanya menjadi senyap, hanya desiran angin di luar terdengar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments