Wajah toru yang membopong anaknya menjadi pucat setelah mendengar suara pertarungan di luar, meskipun Suara itu kecil, tetapi dengan tingkat kultivasinya sekarang ia dapat mendengar Suara yang sangat jauh bahkan ratusan kilometer dari tempatnya sekarang berada serta orang yang bertarung adalah orang yang sangat kuat dan juga jumlahnya tidak hanya satu.
“ada apa?” tanya istrinya yang bernama Dira dengan khawatir melihat wajah suaminya mendadak berubah pucat dan Dira juga tidak menyadari adanya pertarungan karena Suara sungai yang deras serta tidak memiliki tingkatan kultivasi.
“Cepat pergi ke belakang dan bawa anak ini pergi.” Ujar Toru mendekat dan memberikan anaknya kepada dira yang sudah duduk.
“kenapa?” tanya istrinya bingung dan mengerutkan kening. Sepanjang hidupnya ia mengetahui suaminya memiliki tingkat kultivasi yang tinggi dan hebat selain itu ia pandai dalam mengatur strategi serta tidak mudah kalah, tetapi mengapa suaminya bersikap seperti ini? yang membuatnya bertanya tanya.
“Nanti aku jelaskan.”
“tapi..” istrinya ingin Sekali mengetahuinya.
“Sudah, cepat pergi.”
Setelah mendengar jawaban toru, mau tidak mau Dira harus mengikuti perintah suaminya Walaupun ia ingin sekali mengetahui jawabannya dan juga setelah mendengar jawaban suaminya ia mengetahui bahwa situasinya sangat berbahaya. Dengan wajah bingung, heran dan sedih Dira dan Adya keluar berlayar dengan perahu kecil yang terletak di belakang rumah.
Mereka berdua samar samar mendengar suara pertarungan membuat mereka takut dan berusaha lebih cepat. Dira yang mengetahuinya tidak begitu terkejut karena ia sudah memprediksinya sedangkan Adya mengetahuinya dengan sekuat tenaga mendayung perahu.
Di dalam ruangan toru menarik pedang dan bersiap untuk bertarung. Sebenarnya ia sudah mengetahui tiga orang sudah memasuki rumahnya, tetapi karena rumahnya di lindungi membuat mereka harus menghancurkannya terlebih dahulu sedangkan Toru memanfaatkan waktu itu untuk menyuruh istrinya pergi.
“kalian keluarlah!” ujar Toru menantang.
Bommm. Suara pintu hancur memperlihatkan Nayaka muncul dari pintu, tanpa berkata apa pun dengan cepat berlari dan mengayunkan pedangnya— sepertinya ia menerima tantangan dari Toru.
Trangkkk
Nayaka tersenyum. “kau hebat juga.” Toru menahan serangan Nayaka dengan santai namun serang itu sebenarnya sangat kuat dan cepat hanya saja di mata Nayaka itu terlihat lambat.
“Maaf keberuntunganmu sampai di sini saja.” rani muncul dari belakang dalam sekejap mata.
“Trengkkk.” rani mengayunkan pedangnya, tetapi di tahan oleh Toru dengan pedang yang muncul di tangan kirinya, kini Toru menahan serangan Nayaka di depan dan Serangan Rani di belakangnya.
Rani dan Nayaka terkejut, setahu mereka hanya seseorang yang memiliki ilmu bela diri yang tinggi saja yang bisa melakukannya, tentu saja akan memiliki tekanan yang begitu kuat di sekitarnya, apalagi sepanjang pengalaman mereka aura dan tekanan adalah salah satu hal yang selalu di tunjukan oleh seseorang, tetapi aneh jika seseorang menyembunyikannya.
Rani dan nayaka melompat ke belakang karena ada satu temanya lagi
“Duggg.” Sebuah pilar jatuh tepat mengenai Toru membuat lubang besar di langit langit dan teras rumah.
“Ehehe.” Wajah Dara tersenyum sambil menelangkupkan kedua tangannya karena tidak merasakan pergerakan apa pun, tetapi
“Kau terlalu awal.” wajah dara menjadi terkejut setelah mendengar dan merasakan kekuatan yang begitu besar mengalir di bawah pilar, ia ingin melompat, tetapi
Boooom.” Energi berwarna putih begitu kuat keluar dari tubuh toru membuat rumah hancur berkeping-keping membuat semuanya berantakan dan hancur.
Rani, Nayaka dan dara terlempar beberapa meter dan akhirnya terhenti tanpa menghantam apa pun meskipun begitu tubuh mereka mengalami luka luka.
Pilar yang mengenai Toru juga ikut hancur berkeping keping.
“kita harus bekerja sama.” Ujar Nayaka yang Merasakan energi dan tekanan yang begitu kuat. Nayaka sedikit kecewa pada dirinya yang sebagai seorang pemimpin yang tidak mencari tahu kemampuan musuh sebelum menyerang, ia mengira musuh yang di hadapi akan mudah untuk di lawan karena memasang pelindung dan juga tidak merasakan aura apa pun di sekitarnya, tetapi ternyata ia menyembunyikannya sehingga Nayaka harus menyiapkan kemampuan terkuat mereka.
Rani dan Dara mengangguk.
“ayo pergi!” Ujar Nayaka dan langsung berlari begitu pun Rani dan dara.
Mereka mengeluarkan energi merah seperti nyala api dan mulai menyerang.
Nayaka mengayunkan pedang beberapa kali sebagai serangan pertama
Dara menyerang dengan melempar pilar yang baru lalu terakhir Rani menyerangnya, serangan dilakukan terus seperti itu.
Beberapa menit pertarungan terjadi, Nayaka, rani dan Dara menghujani Toru berbagai jurus dan teknik, tetapi Toru selalu mampu menahannya membuat mereka harus mundur beberapa meter karena kelelahan.
“ah, ah, ah,” Suara nafas mereka bertiga berdiri tidak jauh dari Toru.
Toru tersenyum puas karena bisa menahan mereka. sebenarnya ia ingin mengalahkan mereka dengan cepat, tetapi mereka bisa di bilang sulit untuk di kalahkan dan apalagi kerja sama yang di tunjukan terlalu baik.
Maka Toru memutuskan untuk berusaha melawan mereka sebelum melawan orang yang ada di bukit dan berharap para raksasa memberikan perlawanan yang sengit untuk menguras tenaganya.
“nayaka apa yang harus kita lakukan?” tanya rani yang sudah tidak tahu apa yang harus di lakukan, serangan mereka sebelumnya adalah sebuah serangan gabungan yang sangat kuat bahkan seseorang tingkat yang tinggi saja tidak akan mudah menghindarinya, tetapi pria yang bernama Toru di depan mereka mampu melakukannya membuat mereka terkejut, heran dan bertanya tanya tingkat apakah ia sekarang.
Nayaka adalah pria yang memiliki wajah tampan dengan rambut kuning Pirang, selain tampan ia juga ahli strategi dan pengamatan, pengamatan adalah hal yang akan ia lakukan sebelum menyerang biasanya ia melakukannya sebelum melakukan pertarungannya, tetapi sekarang ia harus melakukannya secara terang tegangan.
Nayaka mengamati Toru yang tidak kelelahan, membuatnya terkejut, Toru sungguh kuat, baru kali ini ia bertarung dengan seseorang yang begitu kuat apalagi tiga lawan satu dan hanya satu yang perkirakan Nayaka bahwa Toru berada di tingkat surgawi atau di atasnya.
“Bersatu!” ujar Nayaka.
Rani dan Bara mengangguk dengan cepat berdiri di belakang Nayaka dan mengalirkan energi berwarna merah.
“kalian terlalu awal melawanku!” Toru mengangkat pedangnya, samar samar energi biru begitu kuat menyelubungi pedang itu yang semakin lama semakin besar seperti api biru yang besar membakar pedang itu.
Energi merah dalam tubuh Nayaka meledak menjadi lebih kuat, pedangnya menjadi lebih besar dengan aliran petir di sekitarnya bahkan tanah tanah di sekitarnya berterangan dan hancur seketika.
Rani dan bara mendorong punggung Nayaka.
“hiyaaaa!” Nayaka berlari sambil memegang pedangnya erat erat, ia bergerak sangat cepat, tanah tanah di sekitarnya hancur seketika saat di lewati.
“Kau masih lemah!” Toru ikut berlari, meskipun saat ia berlari tidak sedahsyat yang di timbulkan nayaka bisa di bilang sangat rapi, tetapi bagi yang berpengalaman akan mengetahui bahwa semua energi berkumpul dengan padat di pedangnya.
“Bomm!!” Ledakan energi begitu kuat pun terjadi, angin di sekitar menjadi keras, pemohon pepohonan tumbang, rani dan bara yang tidak jauh berusaha tetap berdiri dengan kekuatan yang tersisa
“Kau masih lemah!” ujar Toru menahan serangan Nayaka dan ia menahannya dengan mudah.
“ma-sih belum!Hiyaaa!”teriak Nayaka mengobarkan semangat mendorong pedangnya dengan sekuat tenaga, tetapi hanya bisa mendorong Toru beberapa centimeter saja bahkan pedang Toru tidak bergerak sedikit pun.
“Aku bilang kau masih lemah!” ujar Toru lalu menepis dengan mudah membuat Nayaka terpental dan membentur pohon yang ada di bawah bukit.
“Nayaka!” ujar rani dan Bara bersamaan.
“dia memang kuat.” Ucap pria tua yang ada di pegunungan yang tidak jauh dari sungai.
“Tapi bagaimana dengan ini.” Pria itu mengangkat tangannya dengan cepat menurunkannya.
“Dengggg.” Sebuah pedang besar tepat mendarat di atas toru tetapi toru berhasil menahannya, tentu saja serangan itu baginya dapat di lacak dengan mudah.
“tuan.” Ucap rani dan bara bersamaan sambil memegang Nayaka kepada pria yang memerintahkan mereka.
“kalian pergilah”
Ekspresi Toru menjadi lebih serius. Ia tidak menyangka akan secepat ini dan jika saja ada waktu lebih lama maka ia bisa membunuh mereka bertiga, tetapi sekarang ia harus melawan orang yang ada di depannya, orang yang memiliki kekuatan yang setara dengan nya dengan kekuatan yang tersisa Toru berusaha menghancurkan pedang yang menahannya.
Mereka mengangguk dan menghilang.
“Bommm.” Pedang itu pecah dan menghilang, Toru menjadi sedih karena istrinya yang baru melahirkan harus berusaha lari dari tiga orang itu. Di dalam hatinya ia berharap semoga tuhan melindungi istri dan anaknya.
“aku hanya ingin mengambil putramu, kenapa kau harus bertarung ?” ujar orang itu entah apa yang membuatnya berkata seperti itu.
“Hanya orang bodoh saja yang ingin membiarkan anaknya di ambil.” Ujar Toru yang memperlihatkan ekspresi dingin, tajam dan mematikan, tatapannya terlihat seperti memandang orang yang sangat ia benci.
“Seperti itu kah? Aku ingin melihat seberapa kuat dirimu untuk melindungi anakmu.” Ujar pria itu yang dengan tenang berkata seperti itu.
Beberapa pedang besar muncul di atas melayang-layang mengarah Toru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
Ayo...
2022-08-02
0
Dayat
lanjuuut baca lagi aja
2022-05-23
0
anggita
mampir sja.,
2022-05-18
1