bab 14 penyelesaian

Melihat wajah Aoba, kakek namila mengingat dirinya dulu saat namila membangkang dan kabur dari rumah. Saat itu di sore hari yang sedang hujan. Kakek namila seperti biasa akan berdiri di depan jendela menatap langit sore seraya melepas lelahnya. tidak lupa juga dia selalu menggenggam secangkir teh hangat.

Beberapa kali dia terlihat meminumnya hingga suara ketukan pintu yang kecil akhirnya berbunyi dan dia tahu siapa orang itu.

Perlahan-lahan di bibinya membentuk lengkungan indah kemudian berkata,“ masuk saja namila.”

Baag!! Pintu dua ganggang itu terbuka lebar memperlihatkan seorang gadis kecil cantik yang mengenakan gaun biru langit yang indah.

“kakek!” namila langsung

menghampiri kakek yang sedari tadi menunggunya.

“ada apa?” tanya kakeknya seraya mengusap kepala namila kecil.

“Kakek aku ingin pergi keluar.”

“sekarang sedang hujan, nanti kau sakit.”

“Tapi....aku sudah berjanji.”

“Tidak boleh namila, kau lihat hujan deras turun.” Tegas kakeknya seraya menunjuk ke jendela.

“Namila bisa memakai payung.”

“Tidak boleh namila, kau masih kecil! mudah di serang penyakit dan jika kau sakit nanti siapa yang akan menyembuhkanmu?”

“tentu saja kakek, kakek kan hebat dalam ilmu pengobatan, kakek juga pernah mengobati orang yang hampir mati dan menjadi sembuh total. Jangan bilang kalau kakek tidak mau menyembuhkan ku.”

“Tentu saja tidak, tetapi kakek tidak memberikanmu ijin.” Tegas kakeknya.

Mendengar itu namila menjadi kesal, semua caranya belum bisa mendapatkan ijin dari kakeknya yang sangat dia sayangi itu.

Namila kemudian memperlihatkan wajah imutnya lalu berkata, “tidak lama kok, hanya sebentar dan juga setelah semuanya selesai aku akan cepat pulang.”

“Pokoknya tidak boleh!” Tegas kakeknya lagi.

Mendengar itu namila terkejut. Baru kali ini dia melihat kakeknya seperti itu.

Perlahan-lahan mata namila mulai mengeluarkan air mata kemudian disusul wajahnya yang redup.

Melihat namila yang sedih dengan lembut kakek namila mengusap kepalanya. “nanti saja setelah hujan reda, kau bisa bermain bersama teman-temanmu.” Ucap kakeknya dengan lembut.

Saat tangannya menyentuh kepala namila dengan cepat namila menangkis dengan kasar lalu memandang wajah kakeknya dengan tajam. “kenapa kakek tidak mengijinkan ku, aku tidak akan ke mana-mana, hanya melihat pemandangan di luar dan itu pun tidak akan memakan waktu yang banyak. Asal kakek tahu aku dari kecil belum pernah keluar dari lingkungan yang memiliki beberapa bangunan ini, aku ingin sekali keluar dan melihat bagaimana rupa bumi ini!” Saat mengatakan itu wajah namila sudah di banjiri air mata.

Kakek namila menjadi tertegun setelah mendengarnya, ya dia dari dulu memang tidak membiarkannya keluar dari rumah alasannya cuma satu: tidak ingin ada korban jiwa lagi dan tidak ingin mengulang hal-hal yang buruk.

Sebagai seorang gadis kecil yang ingin tahu, tidak heran juga namila selalu bersikeras ingin pergi dari halaman rumahnya, tetapi karena penjagaannya yang ketat mengharuskannya mencari cara lain seperti membohongi kakeknya dan sepertinya itu gagal juga.

Dengan suara lembut kakeknya berkata. “namila, kau masih kecil dan perlu belajar.”

“Untuk apa aku harus belajar! aku cuma ingin melihat pemandangan di luar saja dan itu hanya memerlukan mata bukan belajar!” Setelah mengatakan itu seraya menangis namila langsung berlari meninggalkan kakeknya.

Setelah namila pergi kakek namila menarik nafas panjang. Bukan keinginannya untuk mengurung namila di dalam rumah, tapi karena dia terpaksa melakukannya. Dia menyadari anak seusia namila memang ingin sekali ke luar dan bermain seperti anak-anak pada umumnya yang baru berumur 6 tahun.

Dia juga menyadari cucunya itu mulai bosan sehingga dia mulai menyempatkan waktu untuk menemaninya, tapi ternyata itu sangat kurang dari apa yang di butuhkan namila sehingga dia bersikap seperti itu.

Setalah kejadian itu namila pergi meninggalkan rumah membuat seisi rumah geger dan mulai mencarinya. Selain geger penghuni rumah juga merasa heran terhadap namila, seorang gadis kecil yang mampu meloloskan diri dari penjagaan yang ketat seperti itu.

Tiga hari, tiga malam mereka melakukan pencarian, akhirnya namila di temukan di bukit salju yang tengah duduk di pinggir tebing seraya memandang kota yang menjadi tempat kelahirannya dan beruntun peristiwa kaburnya namila tidak mendatangkan korban jiwa.

Menemukan Namila membuat seisi rumah menghela nafas lega dan setelah kejadian itu kakek namila pun berusaha tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi.

...****...

“aku akan memberikan mu waktu 7 tahun lagi dan selama itu kau harus melatihnya dengan baik.”

Mendengar itu aoba menjadi lega dan akan berusaha melatih cucunya apalagi itu adalah murid yang mungkin menjadi kebanggaannya di masa depan.

Saat hendak berkata, kakek namila menyela. “jika kau tidak memenuhi permintaanku, kau tahu kan apa akibatnya.”

Mendengar itu aoba mengerutkan keningnya lalu memeriksa tubuhnya dan benar saja di dalam tubuhnya sudah ada bom waktu yang bisa meledak kapan saja jika kakek namila menginginkannya.

Aoba menelan ludah negeri. “baiklah, tetapi jika aku menepatinya apa kau akan mengeluarkan pil ini dalam tubuhku.”

“tentu saja.”

Aoba lalu berdiri dan saat hendak pergi dengan cepat kakek namila melempar sesuatu kepadanya. dalam satu tarikan nafas benda itu sudah di tangan aoba.

Aoba memperhatikan benda di tangannya, benda itu bulat dan memiliki gambar pegunungan salju.“apa ini?” tanya aoba yang tidak mengerti dengan apa maksud kakek namila.

“jika kau dan penduduk di sini ingin pergi kau bisa memilih tempat ku.”

Mendengar itu aoba langsung berterima kasih lalu pergi dari sana, tanpa memakan daging kelinci yang sudah di siapkan. Bukan dia tidak mau, tetapi takut membuat kakek namila marah.

Dia sangat tahu apa akibatnya jika membuat kakek namila marah.

Tidak beberapa lama aoba pergi akhirnya daging kelinci itu matang sepenuhnya dan setelah kakek namila mengambil satu, seketika ada satu panah yang terlontar dari kerimbunan pepohonan lalu tertanjab tepat di depannya.

Kakek namila tidak terkejut karena dia sudah mengetahui ada orang yang mengawasinya dari tadi.

“namila jika kau mau, kau bisa memakannya sekarang.” Setelah mengatakan itu dari kegelapan malam muncul seseorang yang kemudian berlari menghampiri kakek namila.

“ummm, ini sangat enak.” Namila langsung mendekati hidungnya di atas api seraya memejamkan mata menikmati bau dari kelinci panggang itu.

Namila lalu mengambilnya dan duduk di samping kakeknya saat kakek namila hendak menggigit makannya namila berkata, “kakek, terima kasih telah menepati janjinya.”

Mendengar itu kakek namila tersenyum. “tentu saja, jika kakek sudah berjanji tidak akan mengingkarinya dan kau juga harus berjanji tidak keluar rumah lagi.”

“ya, aku akan selalu mengikuti apa yang kakek inginkan.” Setelah mengatakan itu mereka menikmati daging kelinci itu bersama sama.

...****...

Di tempat lain yang di penuhi kegelapan malam dan kerimbunan pepohonan terlihat seorang anak kecil tengah berbaring di atas dahan pohon yang besar.

Satu tangannya tergelantung dan satunya lagi berada di perutnya. Tidak ada gerakan terlihat di tubuhnya. hanya ada suara nafas lembut yang terdengar.

Dia adalah simo yang dibawa oleh bangsa peri di atas dahan pohon tersebut.

Tidak beberapa lama datang Lia dan Rina. Mereka berterbangan mengitari tubuh simo.

“Hey, lihat bulu matanya yang indah itu.” Ujar Rina seraya menunjuk bulu mata simo dan memandangnya lekat-lekat.

Lia langsung mendekati Lia. “Biasa saja.” Jawab Lia dengan nada malas.

“apa maksudmu?” tanya Rina seraya mengerutkan kening. Peri itu sepertinya tidak suka dengan reaksi Lia.

“lihat, bukankah itu bulu mata yang sama yang selalu ada di matamu, yang berwarna hitam dan melengkung dan selalu menghiasi matamu itu.”

“Hey apa maksudmu berkata seperti itu!?”

“aku tidak mengerti ke mana otakmu yang cerdas itu, yang aku lihat saat di aula istana. Rina yang memiliki pemikiran yang jelih dan bijaksana serta bersikap tegas itu?” celoteh Lia. Dia mengatakan itu karena ingin melihat reaksi Rina yang dulu;yang selalu ceria dan berseri-seri. Entah mengapa dia menginginkannya sekarang.

“Aku mengerti. Yang aku maksud bukan itu, melainkan mengapa kau berkata seperti itu?”

“itu karena aku melihat....lihat dia mulai sadarkan diri!” ujar Lia seraya menunjuk ke arah mata simo yang perlahan-lahan bergerak-gerak.

“benarkah?” tanya Rina yang langsung memandang simo yang memang seperti apa yang dikatakan Lia.

Perlahan lahan simo membuka matanya yang langsung di sambut oleh wajah Rina. “rina, bisakah kau mundur sedikit.” Ucap simo dengan suara parau.

“iya.” Rina langsung menjauh. Kemudian simo bangkit lalu memandang sekitarnya yang sangat gelap.

Melihat wajah simo yang seperti sedang kebingungan, Lia teringat dia belum menyalahkan cahaya pohon dengan cepat dia mendekati salah satu dahan pohon lalu menempelkan tangan kananya. “menyalah.” Ucapnya yang seketika ribuan cahaya-cahaya biru terlihat di dahan-dahan pohon.

Simo yang melihat fenomena itulah tidak bisa menyembunyikan kekagumannya. Dia baru pertama kali melihat hutan peri yang bercahaya seperti itu.

Setelah puas dan merasa tubuhnya membaik dia pun menanyakan apa yang terjadi kepada Rina yang diam dari tadi di sampingnya.

Peri itu kemudian menceritakan, dirinya dan Lia menemukannya di luar hutan tergeletak begitu saja dan tidak sadarkan diri karena di khawatir akan terjadi sesuatu maka mereka berdua membawanya kesini.

“Apa kalian yang menyembuhkan ku?” tanya simo kepada Rina dan Lia.

Rina dan Lia menggelengkan kepalanya pelan dan memang begitu dugaan simo, bangsa peri meskipun memiliki sihir, tetapi mereka tidak seperti manusia yang memiliki sihir penyembuh. Jika mereka ingin menyembuhkan diri, mereka akan secara alami di sembuhkan oleh energi alam sekitar dan jika itu pun lukanya tidak parah dan masih bisa di sembuhkan.

Simo lalu mencari-cari pedangnya dan tidak menemukannya sehingga dia pun bertanya kepada dua peri di depannya.

“Ah, maaf kami tidak membawanya, mungkin pedang itu masih di luar hutan. Aku akan mencarinya.” Jawab Lia.

Saat Lia hendak pergi dengan cepat simo berkata, “tidak usah, besok saja mengambilnya. Tidak aman jika keluar malam- malam seperti ini, apalagi mungkin ada raksasa yang masih tersisa.”

Mendengar itu lia hanya menurut dan menurutnya itu sangat baik baginya yang hanya seorang peri kecil yang tidak mungkin bisa melawan satu raksasa yang besarnya sepuluh kali lipat dari tubuhnya.

“baiklah ayo kita turun.” Ujar simo yang di jawab anggukan oleh kedua peri itu.

Dalam satu tarikan nafas, simo sudah mendaratkan kedua kakinya di tanah kemudian memandang ke atas. Dia masih kagum dengan ribuan cahaya biru yang ada di dahan-dahan pohon di atasnya, cahaya itu bukan cahaya biru yang normal; cahaya itu terlihat berwarna biru keputihan yang memancarkan 12 cahaya ke segala sudut.

Tidak beberapa lama kedua peri itu menyusulnya. “Wah, jika aku tidak terbang mungkinkah aku bisa seperti mu.” Ujar Rina dengan wajah gembira.

...****...

jangan lupa like dan komentar nya ya

Terpopuler

Comments

NEZUKO

NEZUKO

👣👣👣

2022-05-24

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 situasi yang tidak terduga
2 bab 2 pertarungan dua tingkat surgawi
3 bab 3 pelarian
4 bab 4 watariana
5 bab 5 mencari batu besar
6 bab 6 telapak tangan pembelah
7 bab 7 mengawal
8 bab 8 hukuman
9 bab 9 terbang seperti burung
10 bab 10 keajaiban
11 bab 11 orang misterius
12 bab 12 orang misterius
13 bab 13 permintaan
14 bab 14 penyelesaian
15 bab 15 menuju istana peri
16 bab 16 mencari aoba
17 bab 17 menerobos
18 bab 18 mencari aoba part 2
19 bab 19 kejutan
20 bab 20 semuanya terdiam
21 bab 21 kerja sama
22 bab 22 hasil akhir pertarungan
23 bab 23 perpisahan
24 bab 24 petualangan baru
25 season 2
26 bab 1 musuh lama
27 bab 2 tantangan
28 bab 3 kejutan
29 bab 4 perubahan
30 bab 5 kepergian
31 bab 6 siswa baru
32 bab 7 pulau sijiriah
33 bab 8 hasil penelitian
34 bab 9 pertarungan part 2
35 bab 10 hasil pertarungan
36 bab 11 orang yang di sukai
37 bab 12 gadis yang seperti Dewi perang
38 bab 13 terancam
39 bab 14 Lais
40 bab 15 keponakan
41 bab 16 latihan
42 bab 17 latihan part 2
43 bab 18 pertarungan
44 bab 19 Talina dan thomi
45 bab 20 kerja sama
46 bab 21 akhirnya
47 bab 22 god of death sword
48 bab 23 pria paru baya
49 bab 24 khawatir
50 bab 25 jebakan
51 bab 26 pencarian
52 bab 27 penyerangan malam
53 bab 28 penyerangan malam part 2
54 bab 29 penyerangan malam part 3
55 bab 30 kabar tentang latihan di pulau sijiriah
56 bab 30 kucing moster
57 bab 31 ramuan penghangat
58 bab 32 lembah monster
59 bab 32 lembah monster part 2
60 bab 33 mendaki tebing
61 bab 34 janji
62 bab 35 pengejaran
63 bab 36 meminta bantuan
64 bab 37 tantangan
65 bab 38 mengunjungi rumah
66 bab 39 pemeriksaan
67 bab 40 siren
68 bab 41 perencanaan
69 bab 42 pertarungan
70 bab 42 ombak air
71 bab 43 Herry
72 bab 44 naga hitam
73 bab 45 Isla
74 bab 46 akhir
75 season 3 : cerita dira
76 bab 1 pemeriksaan
77 bab 2 kerajaan radia
78 bab 3 kota kelahiran
79 bab 4 akar-akar beracun
80 bab 5 balas dendam
81 bab 6 dua jendral
82 bab 7 tiba di pulau sijiriah
83 bab 8 Delisa
84 bab 9 musuh lama kembali bertemu
85 bab 10 dewi es
86 bab 11 kepulangan
87 bab 12 perpindahan aura pedang
88 bab 13 ujian
89 bab 14 ujian part 2 : kipas
90 bab 15 bola angin
91 bab 16 tiga siswa pengganggu
92 bab 17 namila
93 bab 18 pergi ke taman
94 bab 19 hukuman
95 bab 20 akhirnya
96 bab 21 berita sedih
97 bab 22 petunjuk
98 bab 23 orang yang mengawasi
99 bab 24 Dhiya kahrya
100 bab 25 pengganggu
101 bab 26 rekan
102 bab 27 diserang
103 bab 28 kerja sama
104 bab 29 pilihan
105 bab 30 pencarian
106 bab 31 orang itu lagi
107 bab 32 orang tak terduga
108 bab 33 hari yang sial
109 bab 34 tekad
110 bab 35 membangkitkan elemen
111 bab 36 menjinakkan
112 bab 37 memeriksa
113 bab 38 Carissa
114 bab 39 kemarahan
115 bab 40 penyerangan
116 bab 41 pertarungan di akademi part 2
117 bab 42 pertempuran di akademi part 3
118 bab 43 pertempuran akademi part 4
119 bab 44 pertempuran di akademi part 5
120 bab 45 pertempuran di akademi part 6
121 bab 46 pertempuran akademi part 7
122 bab 47 kemunculan
123 bab 48 itu sungguh aneh dan menarik
124 bab 49 bau dan ruangan
125 bab 50 pertarungan di hutan
126 bab 51 Aska
127 bab 52 daerah salju
128 bab 53 Pietro
129 bab 54 jiwa
130 bab 55 menara
131 bab 56 dua Diana
132 bab 57 mahkluk aneh
133 bab 58 Dewi es 7 warna
134 bab 59 mahkluk aneh part 2
135 bab 60 makhluk aneh part 3
136 bab 61 pertempuran di pegunungan salju
137 bab 62 rencana berhasil
138 bab 63 elemen gabungan
139 bab 64 pertarungan akhir
140 bab 65 dua kawah
141 bab 66 akhir pertarungan
142 season 4 mulai
143 bab 1 pencarian
144 bab 2 gadis cantik
145 bab 3 bandit
146 bab 4 sesuatu yang hilang
147 bab 5 sesuatu yang hilang part 2
148 bab 6 tiba di kerajaan radia
149 bab 7 istana
150 bab 8 istana part 2
151 bab 9 gadis itu tersenyum
152 bab 10 gadis itu tersenyum 2
153 bab 11 acara
154 bab 12 acara part 2
155 bab 13 acara part 3
156 bab 14 semburan api
157 bab 15 semburan api part 2
158 bab 16 hewan peliharaan
159 bab 17 hewan peliharaan part 2
160 bab 18 hewan peliharaan part 3
161 bab 19 mati
162 bab 20 mati part 2
163 bab 21 penyerangan
164 bab 22 penyerangan part 2
165 bab 23 penyerangan part 3
166 bab 24 memecahkan perisai
167 bab 25 gunung berapi
168 bab 27 gunung berapi part 2
169 bab 28 adik kakak
170 bab 29 para siswa tiba di ibu kota
171 bab 30 dinding akar
172 bab 31 ibu lasmaya
173 bab 32 pergi ke ibu kota
174 bab 33 pertempuran di ibukota
175 bab 34 pertempuran di ibu kota part 2
176 bab 35 pertempuran di ibukota part 3
177 bab 36 pertempuran di ibukota part 4
178 bab 37 butiran-butiran itu terbang
179 bab 38 spiral
180 bab 39 pembicaraan yang merenggut perhatian
181 bab 40 senyuman gadis nakal
182 bab 41 cerita
183 bab 42 kematian
184 bab 42 keadaan ibu kota
185 bab 43 perasaan lega
186 bab 44 mulut tajam
187 bab 45 terkejut
188 bab 46 marah?
189 bab 47 kecemburuan
190 bab 48 menguji
191 bab 49 pertarungan tahap 1
192 bab 50 pertarungan tahap 2
193 bab 51 pertarungan tahap 3
194 bab 52 apa yang terjadi?
195 bab 53 kepergian
196 bab 54 lima Pedang air
197 season 5 : mencari jendral
198 bab 1 sebuah tantangan
199 bab 2 salah paham
200 bab 3 penginapan
201 bab 4 rasa khawatir
202 bab 5 hujan anak panah
203 bab 6 raja tidak bisa berkata apa-apa
204 bab 7 sebuah kesalahan pahaman
205 bab 8 pengadilan
206 bab 8 pengadilan part 2
Episodes

Updated 206 Episodes

1
bab 1 situasi yang tidak terduga
2
bab 2 pertarungan dua tingkat surgawi
3
bab 3 pelarian
4
bab 4 watariana
5
bab 5 mencari batu besar
6
bab 6 telapak tangan pembelah
7
bab 7 mengawal
8
bab 8 hukuman
9
bab 9 terbang seperti burung
10
bab 10 keajaiban
11
bab 11 orang misterius
12
bab 12 orang misterius
13
bab 13 permintaan
14
bab 14 penyelesaian
15
bab 15 menuju istana peri
16
bab 16 mencari aoba
17
bab 17 menerobos
18
bab 18 mencari aoba part 2
19
bab 19 kejutan
20
bab 20 semuanya terdiam
21
bab 21 kerja sama
22
bab 22 hasil akhir pertarungan
23
bab 23 perpisahan
24
bab 24 petualangan baru
25
season 2
26
bab 1 musuh lama
27
bab 2 tantangan
28
bab 3 kejutan
29
bab 4 perubahan
30
bab 5 kepergian
31
bab 6 siswa baru
32
bab 7 pulau sijiriah
33
bab 8 hasil penelitian
34
bab 9 pertarungan part 2
35
bab 10 hasil pertarungan
36
bab 11 orang yang di sukai
37
bab 12 gadis yang seperti Dewi perang
38
bab 13 terancam
39
bab 14 Lais
40
bab 15 keponakan
41
bab 16 latihan
42
bab 17 latihan part 2
43
bab 18 pertarungan
44
bab 19 Talina dan thomi
45
bab 20 kerja sama
46
bab 21 akhirnya
47
bab 22 god of death sword
48
bab 23 pria paru baya
49
bab 24 khawatir
50
bab 25 jebakan
51
bab 26 pencarian
52
bab 27 penyerangan malam
53
bab 28 penyerangan malam part 2
54
bab 29 penyerangan malam part 3
55
bab 30 kabar tentang latihan di pulau sijiriah
56
bab 30 kucing moster
57
bab 31 ramuan penghangat
58
bab 32 lembah monster
59
bab 32 lembah monster part 2
60
bab 33 mendaki tebing
61
bab 34 janji
62
bab 35 pengejaran
63
bab 36 meminta bantuan
64
bab 37 tantangan
65
bab 38 mengunjungi rumah
66
bab 39 pemeriksaan
67
bab 40 siren
68
bab 41 perencanaan
69
bab 42 pertarungan
70
bab 42 ombak air
71
bab 43 Herry
72
bab 44 naga hitam
73
bab 45 Isla
74
bab 46 akhir
75
season 3 : cerita dira
76
bab 1 pemeriksaan
77
bab 2 kerajaan radia
78
bab 3 kota kelahiran
79
bab 4 akar-akar beracun
80
bab 5 balas dendam
81
bab 6 dua jendral
82
bab 7 tiba di pulau sijiriah
83
bab 8 Delisa
84
bab 9 musuh lama kembali bertemu
85
bab 10 dewi es
86
bab 11 kepulangan
87
bab 12 perpindahan aura pedang
88
bab 13 ujian
89
bab 14 ujian part 2 : kipas
90
bab 15 bola angin
91
bab 16 tiga siswa pengganggu
92
bab 17 namila
93
bab 18 pergi ke taman
94
bab 19 hukuman
95
bab 20 akhirnya
96
bab 21 berita sedih
97
bab 22 petunjuk
98
bab 23 orang yang mengawasi
99
bab 24 Dhiya kahrya
100
bab 25 pengganggu
101
bab 26 rekan
102
bab 27 diserang
103
bab 28 kerja sama
104
bab 29 pilihan
105
bab 30 pencarian
106
bab 31 orang itu lagi
107
bab 32 orang tak terduga
108
bab 33 hari yang sial
109
bab 34 tekad
110
bab 35 membangkitkan elemen
111
bab 36 menjinakkan
112
bab 37 memeriksa
113
bab 38 Carissa
114
bab 39 kemarahan
115
bab 40 penyerangan
116
bab 41 pertarungan di akademi part 2
117
bab 42 pertempuran di akademi part 3
118
bab 43 pertempuran akademi part 4
119
bab 44 pertempuran di akademi part 5
120
bab 45 pertempuran di akademi part 6
121
bab 46 pertempuran akademi part 7
122
bab 47 kemunculan
123
bab 48 itu sungguh aneh dan menarik
124
bab 49 bau dan ruangan
125
bab 50 pertarungan di hutan
126
bab 51 Aska
127
bab 52 daerah salju
128
bab 53 Pietro
129
bab 54 jiwa
130
bab 55 menara
131
bab 56 dua Diana
132
bab 57 mahkluk aneh
133
bab 58 Dewi es 7 warna
134
bab 59 mahkluk aneh part 2
135
bab 60 makhluk aneh part 3
136
bab 61 pertempuran di pegunungan salju
137
bab 62 rencana berhasil
138
bab 63 elemen gabungan
139
bab 64 pertarungan akhir
140
bab 65 dua kawah
141
bab 66 akhir pertarungan
142
season 4 mulai
143
bab 1 pencarian
144
bab 2 gadis cantik
145
bab 3 bandit
146
bab 4 sesuatu yang hilang
147
bab 5 sesuatu yang hilang part 2
148
bab 6 tiba di kerajaan radia
149
bab 7 istana
150
bab 8 istana part 2
151
bab 9 gadis itu tersenyum
152
bab 10 gadis itu tersenyum 2
153
bab 11 acara
154
bab 12 acara part 2
155
bab 13 acara part 3
156
bab 14 semburan api
157
bab 15 semburan api part 2
158
bab 16 hewan peliharaan
159
bab 17 hewan peliharaan part 2
160
bab 18 hewan peliharaan part 3
161
bab 19 mati
162
bab 20 mati part 2
163
bab 21 penyerangan
164
bab 22 penyerangan part 2
165
bab 23 penyerangan part 3
166
bab 24 memecahkan perisai
167
bab 25 gunung berapi
168
bab 27 gunung berapi part 2
169
bab 28 adik kakak
170
bab 29 para siswa tiba di ibu kota
171
bab 30 dinding akar
172
bab 31 ibu lasmaya
173
bab 32 pergi ke ibu kota
174
bab 33 pertempuran di ibukota
175
bab 34 pertempuran di ibu kota part 2
176
bab 35 pertempuran di ibukota part 3
177
bab 36 pertempuran di ibukota part 4
178
bab 37 butiran-butiran itu terbang
179
bab 38 spiral
180
bab 39 pembicaraan yang merenggut perhatian
181
bab 40 senyuman gadis nakal
182
bab 41 cerita
183
bab 42 kematian
184
bab 42 keadaan ibu kota
185
bab 43 perasaan lega
186
bab 44 mulut tajam
187
bab 45 terkejut
188
bab 46 marah?
189
bab 47 kecemburuan
190
bab 48 menguji
191
bab 49 pertarungan tahap 1
192
bab 50 pertarungan tahap 2
193
bab 51 pertarungan tahap 3
194
bab 52 apa yang terjadi?
195
bab 53 kepergian
196
bab 54 lima Pedang air
197
season 5 : mencari jendral
198
bab 1 sebuah tantangan
199
bab 2 salah paham
200
bab 3 penginapan
201
bab 4 rasa khawatir
202
bab 5 hujan anak panah
203
bab 6 raja tidak bisa berkata apa-apa
204
bab 7 sebuah kesalahan pahaman
205
bab 8 pengadilan
206
bab 8 pengadilan part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!