bab 19 kejutan

“Hahaha, siapa aku?” kau tidak layak bertanya dan juga untuk apa kau bertanya yang sebentar lagi akan mati.” Dari kegelapan kerimbunan pohon perlahan-lahan terlihat seorang pria paru baya yang memakai topeng rubah yang berwarna putih.

Wusss. Dalam sekejap mata pedang kembali ke tangannya. “bocah! hari ini adalah hari kematianmu.”

Mendengar itu tentu saja membuat simo marah, baru bertemu saja sudah sombong seperti itu.

“kita akan lihat siapa yang akan mati.”

“Oh, kau meremehkan ku ya!” pria itu melesat menuju arah simo.

Sebelum pria itu mencapai simo, simo memerintahkan Lia dan Rina untuk menjauh, setalah itu simo melesat.

Tang, teng, tang, tang, teng. “suara dua bilang pedang yang saling beradu. Simo menyerang dengan berbagai ayunan dan gerakan yang di pelajari sebelumnya begitu pun musuhnya. Pria itu tiada henti-hentinya terus mengayunkan pedangnya, akan tetapi selalu berhasil simo tangkis.

Pertarungan mereka sangat cepat, bahkan tangan keduanya nyaris tidak terlihat karena saking cepatnya dan begitu pun kedua pedang mereka yang hanya percikan-percikan api yang terlihat.

Keduanya sama-sama kuat!

Sementara itu, Lia dan Rina duduk di atas dahan pohon terdekat, menyaksikan pertarungan keduanya. Lia memperlihatkan ekspresi kagum di wajahnya, dia baru pertama kali menyaksikan pertarungan yang sehebat itu sedangkan Rina memperlihatkan ekspresi ketakutan di wajahnya karena sangat mengkhawatirkan simo.

“apakah simo akan menang?” tanya Rina dengan suara lirih dan khawatir.

“Rina, kau tenang saja, dia akan baik-baik saja, jika kau mengkhawatirkannya kau harus memberikannya semangat, bukan memperlihatkan ekspresi ketakutan seperti itu.”

“Tapi...aku tidak bisa.” Ucap Riana yang memang apa adanya.

“Begini saja, kau pejamkan matamu dan berdoa demi keselamatan simo.”

“kau benar.” Ucap Rina lalu mulai berdoa.

Kembali ke simo yang masih mengadu pedangnya. Setiap serangan yang dia terima, dia dapat merasakan pedangnya di tahan oleh satu batu yang besar dan keras sehingga menguras tenaganya dengan cepat. Baru beberapa detik beradu pedang, dia sudah merasakan tenaganya sudah berkurang 30 persen yang membuatnya harus meminimalisir kontak senjata dengan musuhnya itu.

“Bocah! aku tidak menyangka kau bisa bertahan selama ini.” Ujar pria itu seraya menyerang simo.

“apakah kau sudah siapa mati.” Ucap simo dengan dingin. Sumo sekarang sudah memasuki sikap dinginnya.

Mendengar itu pria itu tertawa, dia tidak menyangka seorang anak kecil berbicara seperti itu kepadanya. “bocah sombong, kau pikir kau hebat! Sekarang lihatlah ini.” Pria itu melompat ke belakang.

Pria itu mempererat pegangannya. Tubuhnya mengeluarkan aura panas yang tinggi. “tebasan api!” Pria itu mengayunkan pedangnya, seketika muncul beberapa api yang berbentuk bulan sabit.

“bomm, bomm, bommm.” Ledakan demi ledakan terdengar dari tempat jatuhnya api itu.

Simo terus berhasil menghindarinya meski beberapa ujung bajunya sedikit terkena. Dia sekarang merasakan musuhnya mengeluarkan energi yang lebih besar dan kuat membuatnya lebih waspada.

“Hari ini kau akan mati terbakar! Hahaha” pria itu lagi-lagi melempar serangan api bulan sabit, tetapi simo selalu berhasil menghindarinya.

“chih, kau hanya beruntung saja, sekarang rasakan ini.” Pria mulai kesal karena setiap serangannya tidak mengenai simo lalu mengeluarkan bola-bola api dari tangannya kemudian melemparnya dengan keras.

Bola api itu berukuran bola pingpong, meskipun begitu bola api sangat cepat dan panas.

Pria itu menyerang simo dengan puluhan bola api, akan tetapi lagi-lagi simo selalu bisa menangkis dan menghindarinya.

“apa bola apimu sudah habis.” Ucap simo yang menyindir.

Pria itu menjadi semakin kesal dan berencana menggunakan salah satu serangan terkuatnya. “tentu saja tidak, tapi aku tidak yakin bisa menghindarinya.” Seketika di telapak tangannya muncul bola api yang semakin membesar dan berhenti setelah seukuran dengan batu besar 3 meter.

“ahahah, bocah rasakan ini.” Pria itu melempar bola itu dengan keras layaknya melempar bola biasa.

Wuss.

Sebelum mencapai simo, dia berhasil menghindarinya akan tetapi beberapa pakainya sudah terbakar.

“bommmm!!!!” suara ledakan yang begitu hebat terdengar. Saat simo melihatnya, dia sangat terkejut melihat daya rusak akibat bola api itu yang sangat dahsyat bahkan untuk pertama kali membuat simo menelan ludah, ngeri.

Bola api itu berhasil menghancurkan ratusan pohon dalam sekejap.

Simo kembali menatap musuhnya. “apa hanya segitu saja?”

Mendengar itu pria itu menjadi semakin kesal. “bocah sialan! aku tidak akan melepaskanmu.” Pria itu mengalirkan apinya ke bilah pedangnya membuat pedang itu di selubungun api panas.

Melihat itu Rina terus berdoa dan menyatukan kedua tangannya dengan erat di depan dada begitu pun Lia yang berdoa dalam hati.

Musuh simo sekarang adalah lawan yang kuat dan melebihinya levelnya sekarang. Simo dapat merasakan musuhnya berada di 2 tingkat di atasnya, **** begitu perbedaannya sangat jauh, apalagi musuhnya sudah bisa mengeluarkan energi mikrosmos (alam kecil)

Pria itu melesat dan sekali lagi terjadi pertarungan antara pedang. Jika sebelumnya mereka seimbang, sekarang tidak lagi; terlihat jelas pria itu sangat mengungguli simo, bahkan dia berhasil untuk pertama kalinya menggores tubuh simo.

Melihat itu, pria itu semakin yakin akan kemenangannya dan menambah serangannya.

Pertarungan terus berlanjut. Simo terus berusaha menahan dan berusaha menyerang, meski dia sudah kesulitan. di samping harus menahan serangan, dia juga harus menahan suhu panas api di pedang itu. Bajunya sudah beberapa berlubang dan terbakar oleh api itu.

“Hahaha, bocah sudah aku bilang kau akan mati!.” Ucap pria itu seraya mendorong simo.

Sumo tidak berkata apa pun, dia hanya berusaha menahan pedang api itu dengan sekuat tenaga dan terlihat jelas simo sedang terpojok.

Brukkk. Pria itu berhasil menendang dada simo, yang membuatnya tersungkur beberapa meter.

Sementara itu Rina yang melihatnya, tidak kuasa menahan diri untuk pergi menghampiri simo, tetapi dengan cepat Lia memegang tangannya.

“Lepas aku! aku harus menolongnya.” Rina berusaha melepaskan diri.

Lia yang melihatnya, menarik nafas panjang. “ Rina, tenangkan dirimu, simo sudah beberapa kali seperti itu dan itu sudah hal biasa terjadi. kau harusnya yakin dia bisa mengalahkan musuhnya.”

“Bagaimana aku bisa tenang, sedangkan simo sudah terluka seperti itu! Lia lepaskan aku.”

Melihat temannya itu, Lia tetap tidak membiarkannya pergi karena dia yakin itu akan menambah situasi menjadi semakin buruk.

Simo Perlahan-lahan berdiri.

“bocah, sudah aku bilang kan kau akan mati!”

Mendengar itu simo tersenyum sinis. “kau menang karena curang dan beraninya melawan anak kecil sepertiku. apa kau tidak malu jika kabar itu terdengar, seorang pria bertarung melawan seorang anak kecil.”

“di dunia ini, tidak ada rasa malu, yang ada hanya menang atau mati!” pria itu bersiap-siap bertarung lagi dengan cepat simo menghentikannya.

“bagaimana kita bertarung, tanpa pedang.”

“Tanpa pedang?”

“ya, kau bisa melawanku dengan bergulat, bagaimana?”

Mendengar itu pria berpikir sebentar dan mengangguk. Di dalam pikiran pria itu, dia sudah memikirkan usulan simo tidak ada ruginya, apalagi simo sudah terluka, akan lebih mudah mengalahkannya.

Kedua belah pihak melempar senjatanya lalu maju dan saling memandang seraya berputar.

Simo dengan cepat meraih kaki musuhnya dan membantingnya beberapa kali lalu melemparnya membuat musuhnya memuntahkan seteguk darah segar.

“Sialan!” celoteh pria itu seraya berdiri lalu menyerang simo dengan berbagai pukulan dan tendangan, tetapi simo terus berhasil menghindarinya.

Saat terus mencoba memukul simo, tangan pria itu berhasil simo raih, tanpa membuang kesempatan, simo lalu memukul dada pria itu dan lagi-lagi membantingnya.

Brakkk. Suara bantingan simo yang membuat pria itu mengeluarkan seteguk darah segar lagi.

“ukh, ukh, ukh bocah sialan!” pria itu mengumpat seraya berdiri. Dia dapat merasakan dadanya sakit dan punggungnya patah.

Simo yang melihatnya tersenyum karena dapat membalikkan keadaan.

Wuss pria itu kembali menarik pedangnya.

“Simo!” ujar Lia yang melempar pedang ke arah simo.

“Aku tidak menyangka kau biasa menipuku seperti itu.” Di tangan pria itu Bola-bola api terbentuk. “bola api!” ujarnya seraya melemparkan bola-bola api, meskipun ukurannya sudah mengecil karena energinya yang semakin sedikit, pria tetap mengeluarkannya.

Simo berusaha terus menghindar, meski dia sudah kelelahan. Dia tidak menghindar di tempat; dia terus berusaha menggapai musuhnya.

Pria itu terus menyerangnya dengan bola-bola api akan tetapi simo selalu berhasil menghindarinya bahkan dia terus mendekat dan akhirnya dia mencapai musuhnya lalu mengayunkan pedangnya.

Singgg. Suara ayunan pedang simo, meskipun tidak mengenai tubuh musuhnya, tapi serangan itu berhasil membelah topeng pria itu.

Saat topeng itu jatuh, simo membesarkan matanya, dia tidak percaya apa yang di lihatnya. Ada rasa hangat dalam hatinya setelah melihatnya, apalagi itu wajah yang selalu menemaninya dari kecil.

“apa yang sedang kau pikirkan cucuku.” Ya itu aoba yang sedang menyamar.

“kakek!” simo memeluk kakeknya yang sudah beberapa hari tidak dia temui.

“ahahah, cucuku sudah semakin kuat.”

“Kakek, ke mana saja, apa Kakek terluka?” ucap sumo seraya menengadah menatap kakeknya.

“tentu saja tidak.” Ucap aoba berbohong. Aoba masih merasakan sakit di dada dan punggungnya akibat bantingan simo tadi.

“simo!” ujar Rina yang sudah mendekat.

Simo berbalik.

“Apa kau baik-baik saja?” Tanya Rina dengan wajah khawatir.

“tidak Rina, aku hanya luka ringan.”

“Walaupun itu luka ringan itu bisa menyebabkan infeksi, aku obati ya?”

“Tapi ini....”

“tidak ada alasan lagi, aku obati nanti!” ucap Rina dengan tegas.

Simo yang mendengarnya, hanya bisa pasrah.

Rina memusatkan pandangnya kepada Aoba. pandangannya sangat tajam dan mencekam membuat aoba merasa sedikit tidak enak. Apalagi padangan itu mengeluarkan aura kematian yang mencekam.

“Aoba, kau sebagai kakeknya seharusnya tidak membuat cucuku terluka seperti itu.” Bentak Rina dengan marah.

“ahahah, maaf, maaf, aku tidak sengaja.” Jawab aoba seraya menyembunyikan rasa takutnya.

“Wanita peri dan wanita manusia jika marah sama-sama saja.” Batin Aoba.

“Yah, jadi tugas kami sudah selesai ya.” Ujar Lia seraya mendekat.

“Ya, begitulah, kalian sudah bisa pulang sekarang dan terima kasih sudah menolongku.” Ucap simo.

“Sama-sama.” Ucap Lia sedangkan Rina mengangguk seraya tersenyum.

“tapi sebelum aku pergi ada sesuatu yang harus kau terima.” Ucap Lia lalu mengeluarkan lipatan kertas.

Rina yang melihatnya, tiba-tiba menjadi cemberut. “Lia kau penghianat!” ujar Rina yang sedikit marah. Kertas itu adalah keras yang berada di tangan simo saat Lia dan Rina menemukannya. Kertas itu adalah surat yang di berikan oleh namila yang begitu saja di tinggalkan. pada saat itu Rina dan Lia tanpa sengaja melihatnya, Rina menduga itu surat cinta yang pernah dia dengar oleh karena itu dia ingin sekali menyembunyikan, bahkan jika bisa dia menghancurkannya, tapi dia lupa untuk menghancurkannya.

Jelas sekali Rina cemburu jika simo mendapat Surat apalagi itu surat dari seorang gadis!

Lia yang mendengar hanya tertawa kecil, menikmati wajah lucu Rina yang cemberut.

“Surat apa ini?” tanya simo seraya mengerutkan keningnya. Simo tidak memiliki teman, kerabat ataupun yang lainya dan tentu saja dia tidak akan menerima surat apa pun oleh karena itu dia mengerutkan keningnya dan heran serta menerka-nerka surat dari siapakah.

“aku tidak tahu, tapi kau tidak boleh membukanya selagi kami disini.”

“maksud mu?” ucap simo yang tidak mengerti apa yang di katakan Lia.

“apa kau tidak lihat itu, jika kau membukanya mungkin saja gunung berapi akan meletus disini dan mengeluarkan larvanya yang panas.” Ucap Lia seraya mengarahkan sorot matanya mengarah Rina yang cemberut dan cemburu serta mendengus.

“Maksudmu?” simo masih tidak mengerti. Di dalam pikirannya, simo mengetahui Lia sedang menunjuk Rina, tapi dia tidak mengetahui Surat itulah yang membuat Rina cemberut seperti itu dan wajar saja dia tidak mengetahui karena baru berusia 6 tahun, Walaupun sikapnya lebih dewasa dari anak seusianya, simo belum mengetahui soal percintaan.

“bagaimana ya aku menjelaskannya. Pokoknya kau tidak boleh membukanya dan kau harus menurutiku. Apa kau tidak ingat aku sudah berumur ratusan tahun, jadi kau harus mengikuti perintah ku ya.”

“Baiklah.” Ucap simo seraya menerka-nerka apa yang ingin di sampaikan Lia.

Sementara itu aoba sekarang sudah duduk di bawah pohon menunggu simo datang. Aoba memanfaatkan waktu pembicaraan simo dan Lia untuk menyembuhkan lukanya, dia tidak ingin kesakitan saat perjalanan pulang nanti.

Sesekali dia mengumpat dalam hati karena terlalu meremehkan cucunya.

...*****...

jangan lupa like dan komentar ya karena itu sangat berharga bagi author

Episodes
1 bab 1 situasi yang tidak terduga
2 bab 2 pertarungan dua tingkat surgawi
3 bab 3 pelarian
4 bab 4 watariana
5 bab 5 mencari batu besar
6 bab 6 telapak tangan pembelah
7 bab 7 mengawal
8 bab 8 hukuman
9 bab 9 terbang seperti burung
10 bab 10 keajaiban
11 bab 11 orang misterius
12 bab 12 orang misterius
13 bab 13 permintaan
14 bab 14 penyelesaian
15 bab 15 menuju istana peri
16 bab 16 mencari aoba
17 bab 17 menerobos
18 bab 18 mencari aoba part 2
19 bab 19 kejutan
20 bab 20 semuanya terdiam
21 bab 21 kerja sama
22 bab 22 hasil akhir pertarungan
23 bab 23 perpisahan
24 bab 24 petualangan baru
25 season 2
26 bab 1 musuh lama
27 bab 2 tantangan
28 bab 3 kejutan
29 bab 4 perubahan
30 bab 5 kepergian
31 bab 6 siswa baru
32 bab 7 pulau sijiriah
33 bab 8 hasil penelitian
34 bab 9 pertarungan part 2
35 bab 10 hasil pertarungan
36 bab 11 orang yang di sukai
37 bab 12 gadis yang seperti Dewi perang
38 bab 13 terancam
39 bab 14 Lais
40 bab 15 keponakan
41 bab 16 latihan
42 bab 17 latihan part 2
43 bab 18 pertarungan
44 bab 19 Talina dan thomi
45 bab 20 kerja sama
46 bab 21 akhirnya
47 bab 22 god of death sword
48 bab 23 pria paru baya
49 bab 24 khawatir
50 bab 25 jebakan
51 bab 26 pencarian
52 bab 27 penyerangan malam
53 bab 28 penyerangan malam part 2
54 bab 29 penyerangan malam part 3
55 bab 30 kabar tentang latihan di pulau sijiriah
56 bab 30 kucing moster
57 bab 31 ramuan penghangat
58 bab 32 lembah monster
59 bab 32 lembah monster part 2
60 bab 33 mendaki tebing
61 bab 34 janji
62 bab 35 pengejaran
63 bab 36 meminta bantuan
64 bab 37 tantangan
65 bab 38 mengunjungi rumah
66 bab 39 pemeriksaan
67 bab 40 siren
68 bab 41 perencanaan
69 bab 42 pertarungan
70 bab 42 ombak air
71 bab 43 Herry
72 bab 44 naga hitam
73 bab 45 Isla
74 bab 46 akhir
75 season 3 : cerita dira
76 bab 1 pemeriksaan
77 bab 2 kerajaan radia
78 bab 3 kota kelahiran
79 bab 4 akar-akar beracun
80 bab 5 balas dendam
81 bab 6 dua jendral
82 bab 7 tiba di pulau sijiriah
83 bab 8 Delisa
84 bab 9 musuh lama kembali bertemu
85 bab 10 dewi es
86 bab 11 kepulangan
87 bab 12 perpindahan aura pedang
88 bab 13 ujian
89 bab 14 ujian part 2 : kipas
90 bab 15 bola angin
91 bab 16 tiga siswa pengganggu
92 bab 17 namila
93 bab 18 pergi ke taman
94 bab 19 hukuman
95 bab 20 akhirnya
96 bab 21 berita sedih
97 bab 22 petunjuk
98 bab 23 orang yang mengawasi
99 bab 24 Dhiya kahrya
100 bab 25 pengganggu
101 bab 26 rekan
102 bab 27 diserang
103 bab 28 kerja sama
104 bab 29 pilihan
105 bab 30 pencarian
106 bab 31 orang itu lagi
107 bab 32 orang tak terduga
108 bab 33 hari yang sial
109 bab 34 tekad
110 bab 35 membangkitkan elemen
111 bab 36 menjinakkan
112 bab 37 memeriksa
113 bab 38 Carissa
114 bab 39 kemarahan
115 bab 40 penyerangan
116 bab 41 pertarungan di akademi part 2
117 bab 42 pertempuran di akademi part 3
118 bab 43 pertempuran akademi part 4
119 bab 44 pertempuran di akademi part 5
120 bab 45 pertempuran di akademi part 6
121 bab 46 pertempuran akademi part 7
122 bab 47 kemunculan
123 bab 48 itu sungguh aneh dan menarik
124 bab 49 bau dan ruangan
125 bab 50 pertarungan di hutan
126 bab 51 Aska
127 bab 52 daerah salju
128 bab 53 Pietro
129 bab 54 jiwa
130 bab 55 menara
131 bab 56 dua Diana
132 bab 57 mahkluk aneh
133 bab 58 Dewi es 7 warna
134 bab 59 mahkluk aneh part 2
135 bab 60 makhluk aneh part 3
136 bab 61 pertempuran di pegunungan salju
137 bab 62 rencana berhasil
138 bab 63 elemen gabungan
139 bab 64 pertarungan akhir
140 bab 65 dua kawah
141 bab 66 akhir pertarungan
142 season 4 mulai
143 bab 1 pencarian
144 bab 2 gadis cantik
145 bab 3 bandit
146 bab 4 sesuatu yang hilang
147 bab 5 sesuatu yang hilang part 2
148 bab 6 tiba di kerajaan radia
149 bab 7 istana
150 bab 8 istana part 2
151 bab 9 gadis itu tersenyum
152 bab 10 gadis itu tersenyum 2
153 bab 11 acara
154 bab 12 acara part 2
155 bab 13 acara part 3
156 bab 14 semburan api
157 bab 15 semburan api part 2
158 bab 16 hewan peliharaan
159 bab 17 hewan peliharaan part 2
160 bab 18 hewan peliharaan part 3
161 bab 19 mati
162 bab 20 mati part 2
163 bab 21 penyerangan
164 bab 22 penyerangan part 2
165 bab 23 penyerangan part 3
166 bab 24 memecahkan perisai
167 bab 25 gunung berapi
168 bab 27 gunung berapi part 2
169 bab 28 adik kakak
170 bab 29 para siswa tiba di ibu kota
171 bab 30 dinding akar
172 bab 31 ibu lasmaya
173 bab 32 pergi ke ibu kota
174 bab 33 pertempuran di ibukota
175 bab 34 pertempuran di ibu kota part 2
176 bab 35 pertempuran di ibukota part 3
177 bab 36 pertempuran di ibukota part 4
178 bab 37 butiran-butiran itu terbang
179 bab 38 spiral
180 bab 39 pembicaraan yang merenggut perhatian
181 bab 40 senyuman gadis nakal
182 bab 41 cerita
183 bab 42 kematian
184 bab 42 keadaan ibu kota
185 bab 43 perasaan lega
186 bab 44 mulut tajam
187 bab 45 terkejut
188 bab 46 marah?
189 bab 47 kecemburuan
190 bab 48 menguji
191 bab 49 pertarungan tahap 1
192 bab 50 pertarungan tahap 2
193 bab 51 pertarungan tahap 3
194 bab 52 apa yang terjadi?
195 bab 53 kepergian
196 bab 54 lima Pedang air
197 season 5 : mencari jendral
198 bab 1 sebuah tantangan
199 bab 2 salah paham
200 bab 3 penginapan
201 bab 4 rasa khawatir
202 bab 5 hujan anak panah
203 bab 6 raja tidak bisa berkata apa-apa
204 bab 7 sebuah kesalahan pahaman
205 bab 8 pengadilan
206 bab 8 pengadilan part 2
Episodes

Updated 206 Episodes

1
bab 1 situasi yang tidak terduga
2
bab 2 pertarungan dua tingkat surgawi
3
bab 3 pelarian
4
bab 4 watariana
5
bab 5 mencari batu besar
6
bab 6 telapak tangan pembelah
7
bab 7 mengawal
8
bab 8 hukuman
9
bab 9 terbang seperti burung
10
bab 10 keajaiban
11
bab 11 orang misterius
12
bab 12 orang misterius
13
bab 13 permintaan
14
bab 14 penyelesaian
15
bab 15 menuju istana peri
16
bab 16 mencari aoba
17
bab 17 menerobos
18
bab 18 mencari aoba part 2
19
bab 19 kejutan
20
bab 20 semuanya terdiam
21
bab 21 kerja sama
22
bab 22 hasil akhir pertarungan
23
bab 23 perpisahan
24
bab 24 petualangan baru
25
season 2
26
bab 1 musuh lama
27
bab 2 tantangan
28
bab 3 kejutan
29
bab 4 perubahan
30
bab 5 kepergian
31
bab 6 siswa baru
32
bab 7 pulau sijiriah
33
bab 8 hasil penelitian
34
bab 9 pertarungan part 2
35
bab 10 hasil pertarungan
36
bab 11 orang yang di sukai
37
bab 12 gadis yang seperti Dewi perang
38
bab 13 terancam
39
bab 14 Lais
40
bab 15 keponakan
41
bab 16 latihan
42
bab 17 latihan part 2
43
bab 18 pertarungan
44
bab 19 Talina dan thomi
45
bab 20 kerja sama
46
bab 21 akhirnya
47
bab 22 god of death sword
48
bab 23 pria paru baya
49
bab 24 khawatir
50
bab 25 jebakan
51
bab 26 pencarian
52
bab 27 penyerangan malam
53
bab 28 penyerangan malam part 2
54
bab 29 penyerangan malam part 3
55
bab 30 kabar tentang latihan di pulau sijiriah
56
bab 30 kucing moster
57
bab 31 ramuan penghangat
58
bab 32 lembah monster
59
bab 32 lembah monster part 2
60
bab 33 mendaki tebing
61
bab 34 janji
62
bab 35 pengejaran
63
bab 36 meminta bantuan
64
bab 37 tantangan
65
bab 38 mengunjungi rumah
66
bab 39 pemeriksaan
67
bab 40 siren
68
bab 41 perencanaan
69
bab 42 pertarungan
70
bab 42 ombak air
71
bab 43 Herry
72
bab 44 naga hitam
73
bab 45 Isla
74
bab 46 akhir
75
season 3 : cerita dira
76
bab 1 pemeriksaan
77
bab 2 kerajaan radia
78
bab 3 kota kelahiran
79
bab 4 akar-akar beracun
80
bab 5 balas dendam
81
bab 6 dua jendral
82
bab 7 tiba di pulau sijiriah
83
bab 8 Delisa
84
bab 9 musuh lama kembali bertemu
85
bab 10 dewi es
86
bab 11 kepulangan
87
bab 12 perpindahan aura pedang
88
bab 13 ujian
89
bab 14 ujian part 2 : kipas
90
bab 15 bola angin
91
bab 16 tiga siswa pengganggu
92
bab 17 namila
93
bab 18 pergi ke taman
94
bab 19 hukuman
95
bab 20 akhirnya
96
bab 21 berita sedih
97
bab 22 petunjuk
98
bab 23 orang yang mengawasi
99
bab 24 Dhiya kahrya
100
bab 25 pengganggu
101
bab 26 rekan
102
bab 27 diserang
103
bab 28 kerja sama
104
bab 29 pilihan
105
bab 30 pencarian
106
bab 31 orang itu lagi
107
bab 32 orang tak terduga
108
bab 33 hari yang sial
109
bab 34 tekad
110
bab 35 membangkitkan elemen
111
bab 36 menjinakkan
112
bab 37 memeriksa
113
bab 38 Carissa
114
bab 39 kemarahan
115
bab 40 penyerangan
116
bab 41 pertarungan di akademi part 2
117
bab 42 pertempuran di akademi part 3
118
bab 43 pertempuran akademi part 4
119
bab 44 pertempuran di akademi part 5
120
bab 45 pertempuran di akademi part 6
121
bab 46 pertempuran akademi part 7
122
bab 47 kemunculan
123
bab 48 itu sungguh aneh dan menarik
124
bab 49 bau dan ruangan
125
bab 50 pertarungan di hutan
126
bab 51 Aska
127
bab 52 daerah salju
128
bab 53 Pietro
129
bab 54 jiwa
130
bab 55 menara
131
bab 56 dua Diana
132
bab 57 mahkluk aneh
133
bab 58 Dewi es 7 warna
134
bab 59 mahkluk aneh part 2
135
bab 60 makhluk aneh part 3
136
bab 61 pertempuran di pegunungan salju
137
bab 62 rencana berhasil
138
bab 63 elemen gabungan
139
bab 64 pertarungan akhir
140
bab 65 dua kawah
141
bab 66 akhir pertarungan
142
season 4 mulai
143
bab 1 pencarian
144
bab 2 gadis cantik
145
bab 3 bandit
146
bab 4 sesuatu yang hilang
147
bab 5 sesuatu yang hilang part 2
148
bab 6 tiba di kerajaan radia
149
bab 7 istana
150
bab 8 istana part 2
151
bab 9 gadis itu tersenyum
152
bab 10 gadis itu tersenyum 2
153
bab 11 acara
154
bab 12 acara part 2
155
bab 13 acara part 3
156
bab 14 semburan api
157
bab 15 semburan api part 2
158
bab 16 hewan peliharaan
159
bab 17 hewan peliharaan part 2
160
bab 18 hewan peliharaan part 3
161
bab 19 mati
162
bab 20 mati part 2
163
bab 21 penyerangan
164
bab 22 penyerangan part 2
165
bab 23 penyerangan part 3
166
bab 24 memecahkan perisai
167
bab 25 gunung berapi
168
bab 27 gunung berapi part 2
169
bab 28 adik kakak
170
bab 29 para siswa tiba di ibu kota
171
bab 30 dinding akar
172
bab 31 ibu lasmaya
173
bab 32 pergi ke ibu kota
174
bab 33 pertempuran di ibukota
175
bab 34 pertempuran di ibu kota part 2
176
bab 35 pertempuran di ibukota part 3
177
bab 36 pertempuran di ibukota part 4
178
bab 37 butiran-butiran itu terbang
179
bab 38 spiral
180
bab 39 pembicaraan yang merenggut perhatian
181
bab 40 senyuman gadis nakal
182
bab 41 cerita
183
bab 42 kematian
184
bab 42 keadaan ibu kota
185
bab 43 perasaan lega
186
bab 44 mulut tajam
187
bab 45 terkejut
188
bab 46 marah?
189
bab 47 kecemburuan
190
bab 48 menguji
191
bab 49 pertarungan tahap 1
192
bab 50 pertarungan tahap 2
193
bab 51 pertarungan tahap 3
194
bab 52 apa yang terjadi?
195
bab 53 kepergian
196
bab 54 lima Pedang air
197
season 5 : mencari jendral
198
bab 1 sebuah tantangan
199
bab 2 salah paham
200
bab 3 penginapan
201
bab 4 rasa khawatir
202
bab 5 hujan anak panah
203
bab 6 raja tidak bisa berkata apa-apa
204
bab 7 sebuah kesalahan pahaman
205
bab 8 pengadilan
206
bab 8 pengadilan part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!