bab 5 mencari batu besar

Di desa terdekat beberapa raksasa menghancurkan rumah rumah dengan mudahnya. Mereka merasa jengkel dan aneh karena tidak menemukan satu pun penduduk di desa dan sebelumnya juga mereka belum pernah menyerang ataupun melewati desa itu membuat mereka lebih percaya ada Petapa di desa itu.

“hancurkan semuanya!” ujar pemimpin kelompok yang marah.

Para raksasa lalu menghancurkan setiap rumah hingga hancur lebur.

“hey kalian pergi dari sini!” ujar simo yang sudah ada di belakang mereka.

Semua raksasa berbalik.” Heh ternya ada satu mangsa di sini.”

“Cincang dia!!” ujar pemimpin kelompok, tetapi semuanya diam.

“Tuan, dia hanya anak kecil, bagaimana satu lawan satu saja?” Ucap salah satu raksasa.

Para raksasa mengangguk, jika mereka menyerangnya secara bersamaan itu akan membuat simo mati dengan cepat, apalagi ia masih kecil, sekali hantam saja mungkin sudah mati dan jika Itu terjadi mereka tidak dapat hiburan.

“benar tuan!” ujar yang lainya.

“baiklah, siapa yang pertama maju?”

“aku tuan.” Salah satu Raksasa maju ke depan.

Ketua Raksasa itu mengangguk.

“tunggu!” ucap Raksasa tadi yang memberikan usulan.

“Apalagi!” ujar ketua.

“tuan bagaimana kalau setiap pertarungan hanya melakukan 3 serangan saja sehingga kita semua bisa bertarung dengannya.”

Ketua itu mengangguk. “Baiklah.”

Simo hanya diam saja melihat para Raksasa itu berdiskusi, sebelumnya ia hendak menyerang, tetapi setelah mendengar usulan itu, ia membatalkannya, baginya itu akan menguntungkannya saat pertarungan dan akan menambah pengalamannya bertarung.

“Bocah apa kau sudah siap?” tanya raksasa yang ada di depannya, ia terlihat meremehkan.

“tentu dan aku akan memutilasimu.”

“hahahaaha!” semua raksasa tertawa mendengarnya seolah olah mendengar leluconnya yang paling lucu.

Simo yang mendengarnya menjadi marah dengan cepat ia mengambil pedangnya dan berlari.

“Swuss.” Seketika kepala raksasa depannya hilang dan di pegang olehnya.

“siapa selanjutnya.”

Semua raksasa terdiam melihatnya dan seakan tidak percaya apa yang mereka lihat, seorang anak kecil mampu membunuh raksasa yang tingginya 10 meter hanya dalam sekejam mata saja.

“bunuh dia!!” ujar ketua kelompok itu.

Semua raksasa meraung dan menerjang simo.

“ini yang aku tunggu.” simo berlari sambil memegang pedangnya.

Ia melompat dan mengayunkan pedangnya dengan cepat saking cepatnya raksasa yang berada di bawahnya tidak sempat mengayunkan pedangnya alhasil kepalnya terlempar beberapa meter.

Simo tidak berhenti sampai di situ saja, ia menginjak leher raksasa itu sebagai batu loncatan dan kembali mengulangi serangnya.

beberapa menit berlalu akhirnya 10 raksasa tumbang tanpa kepala.

“sungguh anak yang jenius.” Gumam aoba yang berada di atas pohon yang tidak jauh dari area pertarungan.

Aoba mengamati setiap detail pertarungan, ia sangat kagum dengan cucunya yang bisa menumbangkan 10 raksasa tanpa kesulitan apa pun, tapi kalau di pikir pikir juga cucunya itu sangat menyeramkan dan menakutkan.

Ketua Raksasa yang melihat 10 anggota kelompoknya mati begitu saja menjadi marah, ia memegang erat pentungan yang di hiasi ribuan paku itu. “bajingan!!” ketua itu berlari menuju simo.

Simo yang masih bertarung harus melompat menjauh. masih sekitar sepuluh raksasa yang belum ia bunuh, tetapi melihat ketua kelompok raksasa berlari dengan cepat membuatnya harus menangguhkannya untuk memfokuskan serangannya kepada ketua raksasa itu.

“tringg!” Ketua Raksasa itu mengayunkan senjatanya dengan keras dan di tahan simo.

Simo merasakan kekuatannya lebih lemah dan hendak untuk melompat ke belakang, tetapi raksasa itu mengayunkan senjatanya membuat simo harus terlempar ke belakang dan untungnya ia bisa menahannya.

“lumayan.” Ucap simo, meskipun kekuatan raksasa itu lebih kuat dan cepat, ia semakin senang dengan itu, baginya semakin kuat musuh maka semakin cepat ia berkembang.

Mendengar perkataan simo, raksasa itu semakin marah, ia berlari dan mengayunkan senjatanya dengan keras, tetapi Simo yang sudah melihat gerakan raksasa itu membuatnya lebih mudah untuk menghindar, meskipun sesekali ia harus menahannya.

Beberapa menit mereka bertarung, semua raksasa yang melihatnya tidak melakukan apa pun, mereka hanya sebagai penonton saja, mengingat juga mereka bisa saja mengganggu ketua mereka.

Sementara itu aoba mengamati cucunya dengan kagum, ia tidak menyangka cucunya bisa berkembang secepat itu, cucunya lebih dari jenis, ia bagaikan monster yang mengerikan.

Beberapa menit pertarungan terjadi, mereka berdua memutuskan untuk melompat ke belakang karena kelelahan.

“siapa kau sebenarnya?” tanya raksasa itu, Sepanjang ia bertarung, tidak pernah melihat ataupun mendengar ada seorang anak yang begitu kuat seperti ini, bahkan beberapa siswa akademi bisa ia kalahkan dengan mudah, tetapi mengapa ia tidak bisa membunuh anak di depannya.

“untuk apa memberitahumu yang akan mati.” Ucap simo dengan dingin.

Mendengar itu raksasa itu semakin marah. “kau akan menyesal mengatakan itu.” Raksasa itu berlari sekuat tenaga dan mendadak ia seperti pulih dari lelahnya meskipun ia sulit mengalahkan Simo bukan berarti ia akan membicarakan dirinya dicela seperti itu.

Simo tersenyum karena rencananya berhasil, ia pun berlari.

Raksasa itu mengayunkan senjatanya dengan kuat dan ke segala arah, ia sepertinya lebih marah dari yang tadi sedangkan simo hanya menghindar dan tersenyum meremehkan, membuat raksasa itu semakin marah bahkan ia hanya asal serang saja dan itu membuat Simo semakin senang.

Selama satu menit pertarungan berlangsung. Karena raksasa itu kelelahan membuat ia harus melompat ke belakang dan ini merupakan kesempatan simo untuk membunuhnya, tetapi ia tidak melakukannya alasannya cuma satu hanya ingin berlatih lagi.

“ kau raksasa yang lemah!” Ujar simo.

Mendengar itu raksasa itu semakin marah, tetapi ia tidak bisa melakukan apa apa sekarang. “Kalian kenapa diam saja! Serang dia!”

“b–baik.” Ucap mereka takut lalu berlari menerjang simo.

“membosankan.” Gumamnya lalu berlari dan memenggal raksasa itu dalam hitungan detik.

Ketua Raksasa itu menjadi marah, tetapi maju bukan lah keputusan yang cerdas, ia lalu berlari dari sana.

“Hey melarikan diri bukalah tindakan terhormat.” Simo sudah ada di bahunya dan pedangnya sudah mengarah ke leher raksasa itu.

Raksasa itu terkejut dan mengayunkan senjatanya, tetapi sebelum mencapainya, kepalanya sudah terputus.

Sebelum tubuh Raksasa itu jatuh, Simo melompat.

Sementara itu aoba merebahkan dirinya di pohon. “cucuku Memang monster.” Gumamnya, beberapa hari sebelumnya, aoba mengajari cucunya sebuah teknik yang bernama teknik lauthing linght, sebuah teknik yang membuat seseorang bergerak secepat cahaya, saat itu cucunya belum bisa melakukan dan itu wajar, aoba saja memerlukan 3 bulan untuk mempelajarinya dan itu merupakan sesuatu yang sudah di anggap jenius, tetapi setelah melihat cucunya sudah bisa menguasainya dalam beberapa hari itu bukan jenius lagi melainkan monster.

Aoba kemudian pergi sedangkan cucunya mengumpulkan 10 kepala raksasa yang akan di bawanya pulang.

...****...

Di sore hari simo pulang dengan perasaan gembira. ia menemukan kakek sedang memancing dan mendekatinya.

“kakek aku sudah menyelesaikannya dan ini semua kepala raksasa yang aku bunuh.” Simo meletakkannya di dekat aoba.

“Setelah itu makanlah dan beristirahat.” Ucapnya tanpa memandang. aoba sedikit iri dengan cucunya yang sangat jenius.

Meskipun kakeknya tidak memujinya, simo merasa senang karena sudah bisa membawa beberapa kepala raksasa pulang.

Ia pun pergi.

Setelah cucunya pergi aoba mengamati goresan pedang cucunya, sejenak ia mengamatinya dan ia begitu kagum dengan cucunya yang bisa memotong begitu rapi bahkan itu saat bertarung.

“aku harus mendidiknya dengan baik.” Gumamnya meski ia sedikit iri dengan cucunya, tetapi memiliki murid seperti Simo adalah hal yang langka.

Aoba kemudian pergi ke sebuah gua yang di jadikan tempat pengungsian untuk para penduduk. Beberapa hari sebelumnya, ia memang sudah menyadari akan serangan para raksasa dan langsung menyuruh para penduduk untuk mengungsi, awalnya mereka tidak percaya dan juga mereka tidak mengetahui aoba adalah seorang petarung tingkat tinggi jadi untuk membuktikannya ia mengeluarkan auranya yang seketika semuanya terdiam dan meminta maaf, aoba tidak membiarkannya begitu saja, ia menyuruh mereka untuk membersihkan gua dan menambal gua itu dengan batu yang besar, tentu saja mereka marah, tetapi tidak bisa melakukan apa-apa.

Tibanya di depan gua aoba mengamati sekelilingnya, karena sudah merasa aman, ia lalu menyentuh gua itu.

“Krasak,bruuggg.” Seketika batu besar itu retak dan hancur.

Semua penduduk terkejut melihatnya ada beberapa yang sudah siap untuk bertarung.

“ini aku.”

Semua penduduk merasa lega menyadari itu aoba.

“Tuan apa kami sudah bisa kembali?” tanya seorang yang maju dan ia yang menjadi kepala desa itu.

Aoba menarik nafas dan menggelengkan kepalnya dengan pelan.

Wajah ketua desa yang sebelumnya ceria menjadi pucat.

“Para raksasa sudah menghancurkan sebagian rumah rumah.” Kata aoba. “Dan mungkin mereka akan kembali.” Para Raksasa pasti akan curiga setelah menunggu rekanya tidak ada yang kembali apalagi di desa terpencil seperti itu yang mereka tahu tidak ada petarung.

“sekarang apa yang harus kami lakukan?” tanya kepala desa berharap ada solusi yang lebih baik.

“Kalian tetap saja disini dulu dan menunggu kabar dariku.”

“Baik tuan.” Ucap kepala desa dengan sedih.

Semua penduduk yang mendengarnya memperlihatkan ekspresi wajah sedih, mereka sangat ingin sekali pulang dan melakukan aktivitas seperti biasanya.

“baiklah aku pergi dulu.”

“E...tuan batunya bagaimana?” ucap kepala desa yang seketika menghentikan langkah kaki aoba, aoba terkejut seperti tersengat listrik menyadari kesalahannya dan mengutuk dirinya.

“soal itu....aku akan mencarikannya lagi.”

Aoba langsung pergi tanpa berbalik, ia merasakan aura kemarahan dari dalam yang membuatnya harus cepat cepat pergi.

Aoba lalu bergegas pergi, tetapi ia melakukan kesalah yang besar karena tidak mengamati sekelilingnya lagi, seekor burung hantu berdiri di atas gua, dengan matanya yang merah mengikuti jejak aoba lalu menghilang.

Burung hantu pengintai yang selalu menjadi andalan ras raksasa untuk mengamati setiap daerah yang selalu menjadi incarannya dan ia sulit untuk di lacak karena ia akan menghilang jika ketahuan dan bisa berteleportasi, tetapi ia hanya bisa melakukannya sekali saja dalam sehari, kekuatannya memerlukan energi yang besar.

Aoba lalu pulang dan bergegas membangunkan cucunya.

Aoba menggoyangkan tubuh cucunya sambil menyebut namanya beberapa kali, tetapi cucunya tetap tidak bangun, ia menggerakkannya lagi dan lagi lagi ia tidak bangun.

Aoba menarik nafas kesal, ia ingin membangunkan cucunya untuk mencari batu besar, tetapi sepertinya cucunya kelelahan setelah pertarungan tadi.

Aoba lalu pergi dari sana.

Terpopuler

Comments

Putra_Andalas

Putra_Andalas

Mau diapain tuh Kepala Raksasa...mau di panggang atau di Sop nih ??

2024-10-04

0

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

Jossss...

2022-08-02

0

NEZUKO

NEZUKO

zmngt zmngt

2022-05-24

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 situasi yang tidak terduga
2 bab 2 pertarungan dua tingkat surgawi
3 bab 3 pelarian
4 bab 4 watariana
5 bab 5 mencari batu besar
6 bab 6 telapak tangan pembelah
7 bab 7 mengawal
8 bab 8 hukuman
9 bab 9 terbang seperti burung
10 bab 10 keajaiban
11 bab 11 orang misterius
12 bab 12 orang misterius
13 bab 13 permintaan
14 bab 14 penyelesaian
15 bab 15 menuju istana peri
16 bab 16 mencari aoba
17 bab 17 menerobos
18 bab 18 mencari aoba part 2
19 bab 19 kejutan
20 bab 20 semuanya terdiam
21 bab 21 kerja sama
22 bab 22 hasil akhir pertarungan
23 bab 23 perpisahan
24 bab 24 petualangan baru
25 season 2
26 bab 1 musuh lama
27 bab 2 tantangan
28 bab 3 kejutan
29 bab 4 perubahan
30 bab 5 kepergian
31 bab 6 siswa baru
32 bab 7 pulau sijiriah
33 bab 8 hasil penelitian
34 bab 9 pertarungan part 2
35 bab 10 hasil pertarungan
36 bab 11 orang yang di sukai
37 bab 12 gadis yang seperti Dewi perang
38 bab 13 terancam
39 bab 14 Lais
40 bab 15 keponakan
41 bab 16 latihan
42 bab 17 latihan part 2
43 bab 18 pertarungan
44 bab 19 Talina dan thomi
45 bab 20 kerja sama
46 bab 21 akhirnya
47 bab 22 god of death sword
48 bab 23 pria paru baya
49 bab 24 khawatir
50 bab 25 jebakan
51 bab 26 pencarian
52 bab 27 penyerangan malam
53 bab 28 penyerangan malam part 2
54 bab 29 penyerangan malam part 3
55 bab 30 kabar tentang latihan di pulau sijiriah
56 bab 30 kucing moster
57 bab 31 ramuan penghangat
58 bab 32 lembah monster
59 bab 32 lembah monster part 2
60 bab 33 mendaki tebing
61 bab 34 janji
62 bab 35 pengejaran
63 bab 36 meminta bantuan
64 bab 37 tantangan
65 bab 38 mengunjungi rumah
66 bab 39 pemeriksaan
67 bab 40 siren
68 bab 41 perencanaan
69 bab 42 pertarungan
70 bab 42 ombak air
71 bab 43 Herry
72 bab 44 naga hitam
73 bab 45 Isla
74 bab 46 akhir
75 season 3 : cerita dira
76 bab 1 pemeriksaan
77 bab 2 kerajaan radia
78 bab 3 kota kelahiran
79 bab 4 akar-akar beracun
80 bab 5 balas dendam
81 bab 6 dua jendral
82 bab 7 tiba di pulau sijiriah
83 bab 8 Delisa
84 bab 9 musuh lama kembali bertemu
85 bab 10 dewi es
86 bab 11 kepulangan
87 bab 12 perpindahan aura pedang
88 bab 13 ujian
89 bab 14 ujian part 2 : kipas
90 bab 15 bola angin
91 bab 16 tiga siswa pengganggu
92 bab 17 namila
93 bab 18 pergi ke taman
94 bab 19 hukuman
95 bab 20 akhirnya
96 bab 21 berita sedih
97 bab 22 petunjuk
98 bab 23 orang yang mengawasi
99 bab 24 Dhiya kahrya
100 bab 25 pengganggu
101 bab 26 rekan
102 bab 27 diserang
103 bab 28 kerja sama
104 bab 29 pilihan
105 bab 30 pencarian
106 bab 31 orang itu lagi
107 bab 32 orang tak terduga
108 bab 33 hari yang sial
109 bab 34 tekad
110 bab 35 membangkitkan elemen
111 bab 36 menjinakkan
112 bab 37 memeriksa
113 bab 38 Carissa
114 bab 39 kemarahan
115 bab 40 penyerangan
116 bab 41 pertarungan di akademi part 2
117 bab 42 pertempuran di akademi part 3
118 bab 43 pertempuran akademi part 4
119 bab 44 pertempuran di akademi part 5
120 bab 45 pertempuran di akademi part 6
121 bab 46 pertempuran akademi part 7
122 bab 47 kemunculan
123 bab 48 itu sungguh aneh dan menarik
124 bab 49 bau dan ruangan
125 bab 50 pertarungan di hutan
126 bab 51 Aska
127 bab 52 daerah salju
128 bab 53 Pietro
129 bab 54 jiwa
130 bab 55 menara
131 bab 56 dua Diana
132 bab 57 mahkluk aneh
133 bab 58 Dewi es 7 warna
134 bab 59 mahkluk aneh part 2
135 bab 60 makhluk aneh part 3
136 bab 61 pertempuran di pegunungan salju
137 bab 62 rencana berhasil
138 bab 63 elemen gabungan
139 bab 64 pertarungan akhir
140 bab 65 dua kawah
141 bab 66 akhir pertarungan
142 season 4 mulai
143 bab 1 pencarian
144 bab 2 gadis cantik
145 bab 3 bandit
146 bab 4 sesuatu yang hilang
147 bab 5 sesuatu yang hilang part 2
148 bab 6 tiba di kerajaan radia
149 bab 7 istana
150 bab 8 istana part 2
151 bab 9 gadis itu tersenyum
152 bab 10 gadis itu tersenyum 2
153 bab 11 acara
154 bab 12 acara part 2
155 bab 13 acara part 3
156 bab 14 semburan api
157 bab 15 semburan api part 2
158 bab 16 hewan peliharaan
159 bab 17 hewan peliharaan part 2
160 bab 18 hewan peliharaan part 3
161 bab 19 mati
162 bab 20 mati part 2
163 bab 21 penyerangan
164 bab 22 penyerangan part 2
165 bab 23 penyerangan part 3
166 bab 24 memecahkan perisai
167 bab 25 gunung berapi
168 bab 27 gunung berapi part 2
169 bab 28 adik kakak
170 bab 29 para siswa tiba di ibu kota
171 bab 30 dinding akar
172 bab 31 ibu lasmaya
173 bab 32 pergi ke ibu kota
174 bab 33 pertempuran di ibukota
175 bab 34 pertempuran di ibu kota part 2
176 bab 35 pertempuran di ibukota part 3
177 bab 36 pertempuran di ibukota part 4
178 bab 37 butiran-butiran itu terbang
179 bab 38 spiral
180 bab 39 pembicaraan yang merenggut perhatian
181 bab 40 senyuman gadis nakal
182 bab 41 cerita
183 bab 42 kematian
184 bab 42 keadaan ibu kota
185 bab 43 perasaan lega
186 bab 44 mulut tajam
187 bab 45 terkejut
188 bab 46 marah?
189 bab 47 kecemburuan
190 bab 48 menguji
191 bab 49 pertarungan tahap 1
192 bab 50 pertarungan tahap 2
193 bab 51 pertarungan tahap 3
194 bab 52 apa yang terjadi?
195 bab 53 kepergian
196 bab 54 lima Pedang air
197 season 5 : mencari jendral
198 bab 1 sebuah tantangan
199 bab 2 salah paham
200 bab 3 penginapan
201 bab 4 rasa khawatir
202 bab 5 hujan anak panah
203 bab 6 raja tidak bisa berkata apa-apa
204 bab 7 sebuah kesalahan pahaman
205 bab 8 pengadilan
206 bab 8 pengadilan part 2
Episodes

Updated 206 Episodes

1
bab 1 situasi yang tidak terduga
2
bab 2 pertarungan dua tingkat surgawi
3
bab 3 pelarian
4
bab 4 watariana
5
bab 5 mencari batu besar
6
bab 6 telapak tangan pembelah
7
bab 7 mengawal
8
bab 8 hukuman
9
bab 9 terbang seperti burung
10
bab 10 keajaiban
11
bab 11 orang misterius
12
bab 12 orang misterius
13
bab 13 permintaan
14
bab 14 penyelesaian
15
bab 15 menuju istana peri
16
bab 16 mencari aoba
17
bab 17 menerobos
18
bab 18 mencari aoba part 2
19
bab 19 kejutan
20
bab 20 semuanya terdiam
21
bab 21 kerja sama
22
bab 22 hasil akhir pertarungan
23
bab 23 perpisahan
24
bab 24 petualangan baru
25
season 2
26
bab 1 musuh lama
27
bab 2 tantangan
28
bab 3 kejutan
29
bab 4 perubahan
30
bab 5 kepergian
31
bab 6 siswa baru
32
bab 7 pulau sijiriah
33
bab 8 hasil penelitian
34
bab 9 pertarungan part 2
35
bab 10 hasil pertarungan
36
bab 11 orang yang di sukai
37
bab 12 gadis yang seperti Dewi perang
38
bab 13 terancam
39
bab 14 Lais
40
bab 15 keponakan
41
bab 16 latihan
42
bab 17 latihan part 2
43
bab 18 pertarungan
44
bab 19 Talina dan thomi
45
bab 20 kerja sama
46
bab 21 akhirnya
47
bab 22 god of death sword
48
bab 23 pria paru baya
49
bab 24 khawatir
50
bab 25 jebakan
51
bab 26 pencarian
52
bab 27 penyerangan malam
53
bab 28 penyerangan malam part 2
54
bab 29 penyerangan malam part 3
55
bab 30 kabar tentang latihan di pulau sijiriah
56
bab 30 kucing moster
57
bab 31 ramuan penghangat
58
bab 32 lembah monster
59
bab 32 lembah monster part 2
60
bab 33 mendaki tebing
61
bab 34 janji
62
bab 35 pengejaran
63
bab 36 meminta bantuan
64
bab 37 tantangan
65
bab 38 mengunjungi rumah
66
bab 39 pemeriksaan
67
bab 40 siren
68
bab 41 perencanaan
69
bab 42 pertarungan
70
bab 42 ombak air
71
bab 43 Herry
72
bab 44 naga hitam
73
bab 45 Isla
74
bab 46 akhir
75
season 3 : cerita dira
76
bab 1 pemeriksaan
77
bab 2 kerajaan radia
78
bab 3 kota kelahiran
79
bab 4 akar-akar beracun
80
bab 5 balas dendam
81
bab 6 dua jendral
82
bab 7 tiba di pulau sijiriah
83
bab 8 Delisa
84
bab 9 musuh lama kembali bertemu
85
bab 10 dewi es
86
bab 11 kepulangan
87
bab 12 perpindahan aura pedang
88
bab 13 ujian
89
bab 14 ujian part 2 : kipas
90
bab 15 bola angin
91
bab 16 tiga siswa pengganggu
92
bab 17 namila
93
bab 18 pergi ke taman
94
bab 19 hukuman
95
bab 20 akhirnya
96
bab 21 berita sedih
97
bab 22 petunjuk
98
bab 23 orang yang mengawasi
99
bab 24 Dhiya kahrya
100
bab 25 pengganggu
101
bab 26 rekan
102
bab 27 diserang
103
bab 28 kerja sama
104
bab 29 pilihan
105
bab 30 pencarian
106
bab 31 orang itu lagi
107
bab 32 orang tak terduga
108
bab 33 hari yang sial
109
bab 34 tekad
110
bab 35 membangkitkan elemen
111
bab 36 menjinakkan
112
bab 37 memeriksa
113
bab 38 Carissa
114
bab 39 kemarahan
115
bab 40 penyerangan
116
bab 41 pertarungan di akademi part 2
117
bab 42 pertempuran di akademi part 3
118
bab 43 pertempuran akademi part 4
119
bab 44 pertempuran di akademi part 5
120
bab 45 pertempuran di akademi part 6
121
bab 46 pertempuran akademi part 7
122
bab 47 kemunculan
123
bab 48 itu sungguh aneh dan menarik
124
bab 49 bau dan ruangan
125
bab 50 pertarungan di hutan
126
bab 51 Aska
127
bab 52 daerah salju
128
bab 53 Pietro
129
bab 54 jiwa
130
bab 55 menara
131
bab 56 dua Diana
132
bab 57 mahkluk aneh
133
bab 58 Dewi es 7 warna
134
bab 59 mahkluk aneh part 2
135
bab 60 makhluk aneh part 3
136
bab 61 pertempuran di pegunungan salju
137
bab 62 rencana berhasil
138
bab 63 elemen gabungan
139
bab 64 pertarungan akhir
140
bab 65 dua kawah
141
bab 66 akhir pertarungan
142
season 4 mulai
143
bab 1 pencarian
144
bab 2 gadis cantik
145
bab 3 bandit
146
bab 4 sesuatu yang hilang
147
bab 5 sesuatu yang hilang part 2
148
bab 6 tiba di kerajaan radia
149
bab 7 istana
150
bab 8 istana part 2
151
bab 9 gadis itu tersenyum
152
bab 10 gadis itu tersenyum 2
153
bab 11 acara
154
bab 12 acara part 2
155
bab 13 acara part 3
156
bab 14 semburan api
157
bab 15 semburan api part 2
158
bab 16 hewan peliharaan
159
bab 17 hewan peliharaan part 2
160
bab 18 hewan peliharaan part 3
161
bab 19 mati
162
bab 20 mati part 2
163
bab 21 penyerangan
164
bab 22 penyerangan part 2
165
bab 23 penyerangan part 3
166
bab 24 memecahkan perisai
167
bab 25 gunung berapi
168
bab 27 gunung berapi part 2
169
bab 28 adik kakak
170
bab 29 para siswa tiba di ibu kota
171
bab 30 dinding akar
172
bab 31 ibu lasmaya
173
bab 32 pergi ke ibu kota
174
bab 33 pertempuran di ibukota
175
bab 34 pertempuran di ibu kota part 2
176
bab 35 pertempuran di ibukota part 3
177
bab 36 pertempuran di ibukota part 4
178
bab 37 butiran-butiran itu terbang
179
bab 38 spiral
180
bab 39 pembicaraan yang merenggut perhatian
181
bab 40 senyuman gadis nakal
182
bab 41 cerita
183
bab 42 kematian
184
bab 42 keadaan ibu kota
185
bab 43 perasaan lega
186
bab 44 mulut tajam
187
bab 45 terkejut
188
bab 46 marah?
189
bab 47 kecemburuan
190
bab 48 menguji
191
bab 49 pertarungan tahap 1
192
bab 50 pertarungan tahap 2
193
bab 51 pertarungan tahap 3
194
bab 52 apa yang terjadi?
195
bab 53 kepergian
196
bab 54 lima Pedang air
197
season 5 : mencari jendral
198
bab 1 sebuah tantangan
199
bab 2 salah paham
200
bab 3 penginapan
201
bab 4 rasa khawatir
202
bab 5 hujan anak panah
203
bab 6 raja tidak bisa berkata apa-apa
204
bab 7 sebuah kesalahan pahaman
205
bab 8 pengadilan
206
bab 8 pengadilan part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!