Berhalusinasi

Malam itu, setelah mengerjakan shalat isya, Hawa lebih memilih berdiam diri di kamarnya. Entah kenapa ia mulai risih dengan sikap ya AL padanya. Jelas-jelas putranya ustadz Ibrahim itu terang-terangan dengan perasannya terhadap Hawa. Hawa masih berpegang teguh dengan keinginannya yang tidak mau menikah dengan seorang berondong, meskipun ia tau kalau uminya sendiri dinikahi lelaki muda yang terpaut lima tahun.

Hawa sudah mengusap-usap wajahnya sedikit kasar karena sedari tadi putranya ustadz Ibrahim itu selalu menghantuinya.

"Ikh, kenapa si AL selalu muncul dalam pikiranku sih. Sungguh ME NYE BAL KAN." gumam Hawa kesal sendiri.

Saat Hawa melihat ke cermin, Hawa nampak mengernyit ketika ia melihat ada bayangan AL yang tersenyum padanya.

"Kenapa ada si AL dicermin????"

Hawa pun bergeser menatap jendela. Ia pun melihat bayangan AL kembali. Kembali Hawa mengusap-usap wajahnya dengan kasar.

"Pergi dari sini, kau jangan terus menghantuiku. Dengarkan aku, aku tidak menyukaimu, jadi carilah perempuan lain." batin Hawa.

Entah kenapa Hawa kesal sendiri karena putranya ustadz Ibrahim itu tidak mau pergi dari pikirannya.

Sementara di ruang keluarga ada Aisyah dan Riziq yang sedang berbincang berdua sambil minum teh.

"Uni si Hawa kemana, ko gak kelihatan?" tanya Riziq.

"Kayanya Hawa ada di kamarnya deh."

Tiba-tiba terdengar suara Hawa yang sedang marah-marah gak jelas. Aisyah dan Riziq terdiam saling lirik.

"Uni, itu si Hawa kenapa, dia marah-marah sama siapa?" tanya Riziq. Aisyah pun menggeleng karena dia memang tidak tau.

Terdengar semakin jelas jika Hawa sedang memaki seseorang.

"Le kita lihat si Hawa, dia marah pada siapa ya, Hawa tidak mungkin marah-marah di telpon, hapenya saja ketinggalan disini." ujar Aisyah.

Terlihat hapenya Hawa tertinggal dimeja ruangan itu.

Pada akhirnya mereka diam-diam menghampiri kamar putrinya itu dan menguping di depan pintu.

"Pergi dari sini. Jangan menggangguku terus. Dengarkan aku ya AL, jauhi aku, jangan terus mendekatiku, apalagi menggodaku. Pergi sana aku tidak mau melihatmu. Pergi jauh-jauh." teriak Hawa bicara sendiri ketika dirinya merasa ada bayangan AL di kamarnya.

Tentu saja Riziq dan Aisyah terkejut. Mereka mengira jika di kamar putrinya itu ada AL.

"Uni, didalam ada si AL?"

"Sepertinya begitu, itu buktinya si Hawa marah-marah dan mengusir si AL." ujar Aisyah.

"Uni, meskipun si AL itu putranya ustadz Ibrahim dan dia seorang polisi, tapi kalau dia berani masuk kamar putri kita, sudah pasti aku tidak akan membiarkan itu." ujar Riziq yang kini langsung pergi ke dapur mencari sesuatu. Aisyah pun mengikutinya.

"Kau mau ngapain Le pergi ke dapur?" tanya Aisyah.

"Aku tidak akan membiarkan ada seorang lelaki yang bukan mahram masuk ke kamar si Hawa." ujar Riziq sambil mencari sesuatu di dapur. Ia menemukan sebuah centong dan langsung mengambilnya.

"Le kau mau apakan centong itu?" tanya Aisyah. Saat Riziq mau pergi kembali ke kamarnya Hawa, ia terdiam dan menghentikan langkahnya, lalu menatap centong ditangannya.

"Astaghfirullah alazim, aku salah ngambil Uni."

Riziq menaruh centong itu kembali dan menukarnya dengan pisau.

"Le kau jangan macam-macam. Anak orang mau diapain pake pisau itu, ngeri aku lihatnya." ujar Aisyah. Riziq pun terdiam dan menaruh pisau itu kembali. Kali ini dia mengambil penggorengan.

"Ayo Uni kita serang si AL, dia berani macam-macam pada putri kita."

Akhirnya Riziq dan Aisyah kembali ke kamarnya Hawa, kali ini Riziq mendobrak pintu kamarnya Hawa, padahal pintu itu tidak dikunci.

Hawa yang masih marah-marah pun terkejut dengan kedatangan orang tuanya yang tiba-tiba mendobrak pintu kamarnya, apalagi melihat kemarahan Riziq dengan penggorengan ditangannya.

"Mana, mana si AL?, berani-beraninya dia masuk ke kamarmu." ujar Riziq sambil mencari cari AL. Penggorengan pun sudah siap untuk dipukulkan. Hawa yang malu pun langsung menyembunyikan wajahnya di bantal, ia sudah tengkurep diatas tempat tidurnya, merasa malu ketahuan ngomel-ngomel pada AL, yang kenyataannya AL tidak ada di kamarnya.

"Mana Wa si AL, akan ku pukul dia, kalau perlu akan ku laporkan dia pada ustadz Ibrahim, berani-beraninya dia memasuki kamarmu. Itu namanya tidak sopan dan kurang ajar." gerutu Riziq. Ia dan Aisyah sudah mencari-cari AL, di lemari, dibawah tempat tidur, bahkan anehnya jendela masih terkunci di dalam.

Hawa masih setia menyembunyikan wajahnya karena malu. Mungkin jika ada yang melihat wajahnya sekarang, pasti sudah terlihat memerah.

"Wa mana si AL?" tanya Aisyah.

"AL, keluar kau, hadapi aku, beraninya kau masuk kamar perempuan, apalagi kamar putriku." Riziq sedikit berteriak.

"Duh si Abi sama Umi ngapain sih, apa mereka mendengar aku marah-marah pada bayangannya si AL tadi ya. Duh kalau Abi dan umi tau kalau aku cuma marah-marah pada bayangannya si AL, aku pasti malu pake banget." batin Hawa.

Mau tidak mau Hawa pun bangun, wajahnya memang terlihat memerah.

"Wa mana si AL?" tanya Riziq yang sudah mengangkat angkat penggorengan.

Hawa sudah tersenyum malu.

"Disini gak ada si AL Abi, Abi ngapain nyari si AL di kamarku?" tanya Hawa pura-pura tidak mengerti.

"Tadi Abi sama umi mu mendengar kau marah-marah pada si AL. Apa tadi dia masuk ke kamar mu?" tanya Riziq kembali.

"Abi salah dengar kali." Hawa masih pura-pura.

"Umi sama Abi tidak salah dengar. Tadi kita dengar kau marah-marah dan mengusir si AL di kamarmu ini." ujar Aisyah.

Hawa malah cengengesan.

"Maaf Abi, umi, tadi aku cuma marah-marah sendiri, aku seperti melihat bayangan si AL yang selalu menggangguku itu. Dia tidak ada disini Abi." ujar Hawa.

Riziq dan Aisyah langsung mengernyit dan saling lirik.

"Maksudnya kau marah-marah pada bayangannya si AL?" tanya Aisyah. Dengan malu-malu Hawa mengangguk.

"Jadi tidak ada si AL disini?" tanya Riziq memastikan. Hawa mengangguk pasti.

"Kalau tidak ada si AL lalu kenapa kau marah-marah?"

"Aku seperti melihat bayangan si AL di cermin, ya sudah aku marahi saja." ujar Hawa. Aisyah malah tersenyum, sementara Riziq malah mengernyit.

"Ini putriku kenapa tiba-tiba melihat bayangannya si AL dicermin?, apa dia selalu memikirkan putranya ustadz Ibrahim itu hingga si AL terus terbayang-bayang." batin Riziq.

"Cieee putriku sedang memikirkan seorang laki-laki. Saking kepikiran ya sampai-sampai bayangan si AL terlihat dimana-mana." batin Aisyah.

"Ayo Le kita keluar. Disini gak ada si AL, itu cuma halusinasinya si Hawa saja." ujar Aisyah mengajak keluar dari kamarnya Hawa sambil tersenyum senyum.

"Abi, itu penggorengan buat apa?" tanya Hawa.

Riziq pun terdiam, bingung mau menjawab apa, ia tidak mungkin bilang jika ia akan memukuli si AL dengan penggorengan itu. Kalau ia mengatakan mau memukuli si AL, sudah pasti ia menjadi korban halusinasinya si Hawa.

"Eee, Abi sama Umimu mau masak bareng, ia kan Uni." ujar Riziq memberi kode pada Aisyah.

"Oh iya Wa, kita mau masak bersama biar tambah romantis." ujar Aisyah sedikit salah tingkah. Hawa hanya mengangguk-angguk.

Aisyah dan Riziq keluar dari kamarnya Hawa. Sebenarnya mereka juga merasa malu karena sudah berpikir bahkan marah-marah yang mengira ada AL yang masuk ke kamarnya Hawa. Hawa pun merasa malu sekali.

"Le rupanya kita kena prank si Hawa. Rupanya dia cuma berhalusinasi melihat bayangannya si AL." ujar Aisyah yang sekarang sudah ada di ruang keluarga.

"Iya, kita jadi korban halusinasinya si Hawa."

"Tapi ngomong-ngomong itu si Hawa ada kemajuan, dia berhalusinasi dengan bayangan putranya ustadz Ibrahim, itu artinya sedari tadi dia terus memikirkan si AL. Jika mereka berjodoh, aku setuju Le. Sepertinya si AL sangat menyukai putri kita." tutur Aisyah.

"Jangan lihat pangkat dan seragamnya, tapi lihatlah akhlak nya." ujar Riziq.

"Aku percaya jika ustadz Ibrahim pasti selalu membimbing putranya untuk menjadi lelaki Soleh."

Terpopuler

Comments

꧁❧❤️⃟Wᵃf ʜꙷɪᷧɑⷮɑͧтᷡʰᵉᵉʳᵅ❦꧂

꧁❧❤️⃟Wᵃf ʜꙷɪᷧɑⷮɑͧтᷡʰᵉᵉʳᵅ❦꧂

putrinya uni dan ale memang sangat unik ini gantinya zahira ya bengek

2022-07-04

1

Emi Mastura

Emi Mastura

dibikin penasaran terus dg couple ini,aplg pemerannya pd luci2.thanks dah buat cerita novel sebagus ini,lanjut sampai akhir ceritanya,good luck d srmangat terus

2022-05-03

1

Say Yang ,sama2

Say Yang ,sama2

memang nya kalau terbayang bayang seseorang itu,,,namanya cinta?,,
kalau terbayang bayang berbagai macam orang itu ap namanya_🤔

2022-04-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!