Bertemu.

Hari berikutnya terlihat AL memarkirkan mobilnya di butiknya Anisa. Ia baru saja pulang bertugas. AL langsung berlari menyebrang jalan, tidak mau mampir dulu ke butik, apalagi mampir ke toko buku. Hari ini AL mendapatkan insiden, tangannya terluka hingga harus diperban gara-gara melawan buronan yang hendak ditangkap.

AL tidak mau mencemaskan orang tuanya hingga ia langsung pulang ke rumahnya. Namun ditengah jalan menuju rumahnya, ia tidak sengaja bertemu dengan Hawa yang hendak pergi ke depan jalan raya seorang diri.

Dari kejauhan AL tersenyum melihat perempuan yang berhasil membuatnya jatuh hati.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Setelah menjawab salam, Hawa terus berjalan dan meninggalkan AL. Namun bukan putranya ustadz Ibrahim jika ia menyerah begitu saja.

"Tunggu Wa."

Hawa pun terpaksa menghentikan langkahnya, lalu menatap AL, ia juga melihat tangannya AL terluka hingga diperban.

"Apa?"

"Tidak mau bertanya kenapa tanganku sampai diperban." ujar AL sambil tersenyum. To the poin saja, AL ingin mendapatkan perhatian dari perempuan yang ada di hadapannya itu. Namun sayang Hawa tidak peka, sebenarnya bukannya tidak peka, Hawa memang sengaja menjaga jarak dengan putranya ustadz Ibrahim itu.

Hawa sempat melirik tangannya AL yang terluka.

"Tanpa bertanya pun aku tau jika tanganmu terluka." ucap Hawa. AL malah tersenyum.

"Tidak mau bertanya kenapa."

"Sebegitu penting kah pertanyaan ku itu untukmu?" Hawa malah balik bertanya.

"Perhatianmu itu bagiku sangat penting, bahkan teramat sangat penting sekali."

Hawa terdiam namun sudah memalingkan wajahnya, ia takut jika menatap AL, ia akan jatuh pada pesonanya. Apa lagi AL terlihat gagah dengan seragam polisi yang kini dikenakannya.

"Anggap saja aku memang tidak perhatian padamu. Jadi jangan terlalu berharap lebih. Jika tanganmu terluka dan berasa sakit, datang saja ke klinik, pasti Dokter Husna akan sigap mengobati." tutur Hawa.

"Sebenarnya luka ku tidak seberapa, luka seperti ini sudah biasa bagiku, tidak terlalu sakit, tapi entah kenapa aku butuh perhatian mu." ujar AL sambil tersenyum senyum hingga Hawa langsung mengernyit.

"Jadi luka seperti ini tidak seberapa, lalu kenapa saat aku tidak sengaja menabrak mu kau langsung dilarikan ke klinik?. Sepertinya kekuatan fisik mu perlu dipertanyakan." ujar Hawa hingga AL malah tersenyum.

"Jadi kau ingin mengetes kekuatan fisik ku?."

"Hmmm, bila perlu. Kau seorang polisi, tugas mu menangkap penjahat, itu artinya kau harus mempunyai fisik yang kuat. Seseorang yang terlihat gagah, berbadan besar serta berotot, belum tentu fisiknya kuat. Untuk itu harus ada pembuktian." tutur Hawa.

"Apa aku harus beradu fisik dengan kakakmu yang tinggi besar itu?, atau aku harus mengalahkan 1000 orang penjahat untuk membuktikan jika fisikku kuat?. Kau jangan meragukan kekuatan fisikku Hawa, siang malam aku latihan. Namun jika kau ingin menguji kekuatanku yang lain pun tidak masalah." ujar AL sambil tersenyum senyum. Hawa yang mendengar pun hanya mengernyit tidak mengerti.

"Maksudnya?"

"Apa kau minta penjelasan?"

"Tentu saja." ujar Hawa.

"Izinkan aku datang ke rumahmu, terima aku dengan tangan terbuka, biar aku bisa menghalalkan mu. Setelah aku menghalalkan mu, nanti aku akan membuktikan kekuatan fisik ku yang lain." ujar AL sambil tersenyum senyum menunduk. Hawa langsung menganga, ia mengerti dengan ucapannya AL yang menjurus kemana.

"Aku tidak butuh pembuktian kekuatan fisikmu yang lain." gerutu Hawa. AL malah tertawa kecil.

"Pikiranmu pasti menjurus ke situs kotor. Aku hanya mau membuktikan kekuatanku saat membantumu masak, nyuci baju, nyuci piring, sama beres beres rumah, bukan bergulat ditempat tidur." tutur AL sambil tersenyum senyum. Hawa malah cemberut, namun pipinya terlihat memerah.

PRIIIIIIIIIIIIT.

Suara Pluit yang sudah tidak asing lagi menggema ditelinga nya AL dan Hawa. Siapa lagi kalau bukan Pluit ustadz Usman yang sudah melegenda disetiap zaman, yang ditiupkan begitu keras ketika melihat AL dan Hawa berduaan di jalan.

"Astaghfirullah alazim, sedang apa kalian berduaan disini?" tanya ustadz Usman sambil mendekati. AL dan Hawa langsung terkejut. Mereka mencari alasan karena tidak mau berakhir di lapangan.

"Kita tidak sengaja bertemu Pakde. Pakde itu kalau datang ngucap salam dulu, bukannya prat prit prat prit begitu." ujar Hawa.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

"Kalian beruntung hanya aku yang lihat kalian berduaan disini, dan kalian hanya akan berakhir di lapangan sebagai hadiah karena telah berdua duaan seperti ini. Asal kalian tau, kalau ustadz Ibrahim dan ustadz Riziq melihat kalian sekarang, sudah pasti kalian akan berakhir di KUA sekarang juga." tutur ustadz Usman sambil menggerutu.

"Justru itu yang aku mau." ujar AL sambil tersenyum senyum melirik Hawa. Hawa hanya mengernyit, sementara Ustadz Usman sudah menganga.

"Jadi kau beneran menyukai putrinya si berondong ini?" tanya ustadz Usman sambil menunjuk Hawa.

"Kenapa?, bukankah dia terlihat istimewa!"

"Hati-hati dengan si berondong, sama calon adik iparnya saja, dia menguji dengan ujian yang membuat orang pusing tujuh keliling. Kuingatkan lagi, si ustadz Riziq menguji si Yusuf dengan mengartikan kalimat ajaibnya ZARAAL SHE GAIL MITKHAN. Seluruh keluarga ustadz Azam dibuat pusing hingga mereka berkeliling di kamus dunia untuk mencari tau arti kalimat ajaib itu, para reader pun ikut dibuat pusing. Apalagi menguji calon suami putrinya. Sudah pasti ustadz Riziq menyiapkan sesuatu yang diluar nalar. Memberikan pertanyaan yang sederhana namun dengan jawaban yang menohok." tutur ustadz Usman.

AL terdiam, ia pun sempat mengingat bagaimana Yusuf dibuat pusing hingga hampir putus asa ketika dirinya diuji oleh Riziq dengan memberikan sebuah kalimat ajaib yang harus diartikan itu. Itu baru diberikan untuk calon adik iparnya, lalu bagaimana dia menguji calon menantunya. Tentu itu akan menjadi ujian bagi AL jika dia memantapkan diri melamar Hawa.

Ustadz Usman melirik Hawa.

"Wa, kau ingin dihukum atau pulang sekarang?. Tidak baik berduaan seperti ini, apalagi ditengah jalan, takutnya nanti akan terjadi fitnah." ujar ustadz Usman. Hawa pun mengangguk.

Lalu ustadz Usman melirik AL.

"Pulanglah AL. Jika kau lelaki sejati, datanglah ke rumah adikku, lamarlah Hawa secara jantan. Jangan hanya menggodanya ditengah jalan seperti ini. Malu dengan gelar ayahmu yang mantan berandalan itu, yang terkenal macho, gagah dan pemberani. Kau pasti mewarisi sifat ayahmu kan?" ujar ustadz Usman.

"Aku akan datang ke rumahnya ustadz Riziq, ketika putrinya itu benar-benar jatuh hati padaku." ujar AL sambil melirik Hawa. Hawa hanya diam saja sambil menunduk.

Ustadz Usman mengangguk lalu pamit pergi.

"Aku pamit dulu, Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Tidak lupa ustadz Usman pun menyuruh kembali Hawa untuk pulang.

"Wa pulang."

Lagi-lagi Hawa mengangguk. Setelah ustadz Usman berlalu, Hawa pun bersiap-siap untuk mengangkat sedikit roknya, ia ingin lari, lebih tepatnya kabur dari AL. Namun AL sigap menghentikan aksinya itu.

"Jangan suka mengangkat rok mu itu jika ingin berlari, apalagi dihadapanku. Ku ingatkan sekali lagi, aku ini lelaki normal, aku pernah tinggal di ibu kota yang pergaulannya berbeda dengan pergaulan disini. Aku takut khilaf ku tiba-tiba singgah. Aku takut nantinya kau akan menjadi korban." tutur AL sengaja ingin menakuti Hawa. Dan benar saja Hawa ketakutan. Hawa langsung berlari pulang tanpa mengangkat roknya, meskipun sedikit belibet, ia tetap berlari untuk menghindari putranya ustadz Ibrahim itu.

AL yang melihat pun langsung tertawa kecil. Namun tiba-tiba Hawa berbalik kembali, lebih tepatnya berlari melewatinya. AL ingat jika Hawa tadi hendak keluar dari pondok, namun karena ustadz Usman menyuruhnya untuk pulang, hingga akhirnya Hawa lupa kalau dirinya mau ke jalan raya karena ada urusan.

AL tertawa tanpa suara ketika melihat Hawa berbalik arah dan berlari melewatinya menuju gerbang utama. AL masih menatap Hawa yang berlari menjauh.

"Sekarang kau boleh lari menjauhiku. Namun kupastikan suatu saat aku akan membuatmu berlari mendekatiku."

Terpopuler

Comments

Jusmiati

Jusmiati

😂😂😂😂😂😂😂

2023-06-15

1

꧁❧❤️⃟Wᵃf ʜꙷɪᷧɑⷮɑͧтᷡʰᵉᵉʳᵅ❦꧂

꧁❧❤️⃟Wᵃf ʜꙷɪᷧɑⷮɑͧтᷡʰᵉᵉʳᵅ❦꧂

hawa nanti bucin

2022-06-30

1

Nita_

Nita_

memang pada zamannya reader pun pada pusing. Q pun sampe2 nanya mbah goo*le transite berbagai bahas gak nemu2

2022-06-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!