Waktu berlalu dengan cepat. Hari, bulan dan tahun pun silih berganti. Seiring dengan berjalannya waktu, Amira pun tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik, cerdas dan pintar. Kini dia sudah berusia tujuh belas tahun dan duduk di kelas dua SMA.
Suatu hari Amira mendapat tawaran untuk menjadi bintang utama dalam film layar lebar. Amira senang sekali. Sudah lama dia ingin menjadi bintang film terkenal seperti ibunya. Dan akhirnya kesempatan itu pun ada di depan mata.
Sore itu Amira menemui kedua orang tuanya yang sedang duduk santai di ruang keluarga. Amira bermaksud ingin meminta persetujuan dari kedua orang tuanya mengenai tawaran itu. Amira pun duduk di sofa lalu mulai berbicara.
"Ma, Pa, boleh nggak kalau Mira main film? Kebetulan ada produser yang menawari Mira untuk menjadi bintang utama dalam film terbarunya."
"Oya?" Aulia terlihat senang mendengarnya. Berbeda dengan Amar. Sejak dulu Amar paling tidak suka kalau putrinya menjadi seorang artis.
"Boleh ya Ma, Pa?" ucap Amira dengan muka memelas. Dia berusaha untuk membujuk kedua orang tuanya.
"Mira, kalau kamu main film. Lalu bagaimana dengan sekolah kamu? Papa nggak mau nilai pelajaran kamu sampai anjlok gara-gara kamu terlalu sibuk syuting. Pokoknya kamu nggak boleh main film! Papa nggak ngijinin!" tegas Amar.
"Kalau Mira nggak boleh main film, Mira nggak mau sekolah, Pa!" sahut Amira dengan lantang.
"Mira, sejak kapan kamu berani melawan perintah papa?"
"Mira, jangan membuat papa kamu marah! Ayo cepat minta maaf sama papa!" seru Aulia.
"Enggak Ma, Mira nggak mau! Papa jahat!" Amira pun langsung berlari meninggalkan kedua orang tuanya dan masuk ke dalam kamarnya.
Brakk! Amira membanting daun pintu kamarnya dengan sekuat tenaga.
"Astaghfirullah al-'azim**, Mira!" Amar terkejut melihat tingkah laku putri semata wayangnya itu. Tidak biasanya Amira bersikap seperti itu. Selama ini Amira selalu mematuhi perintah kedua orang tuanya.
"Biar Mama yang bujuk Mira, Pa!" kata Aulia.
"Anak itu makin besar makin keras kepala saja. Makin susah diatur. Entah apa yang ada di pikirannya," gumam Amar sambil berdecak kesal.
Aulia terdiam. Dia ingat dulu waktu dia masih SMA, dia pun menentang keinginan orang tuanya dan terjun ke dunia modelling. Mungkin sifat keras kepalanya itu sekarang menurun kepada putrinya, Amira.
Aulia pun beranjak meninggalkan Amar dan pergi menyusul Amira di kamarnya.
Aulia perlahan membuka pintu kamar Amira. Untung saja Amira tidak mengunci pintunya. Aulia melihat Amira sedang berbaring di atas tempat tidur dan menangis sesenggukan sambil memeluk boneka kesayangannya.
Perlahan Aulia berjalan mendekati Amira lalu duduk di samping putri semata wayangnya itu. "Sayang, sudah jangan menangis lagi ya!" Aulia membelai rambut Amira dengan lembut.
Amira pun langsung duduk dan mendekap tubuh ibunya dengan erat. "Kenapa papa jahat sama Mira, Ma? Apa salahnya kalau Mira jadi artis seperti Mama?"
Aulia pun meleraikan pelukannya dan menatap wajah putrinya yang penuh dengan air mata. Kemudian Aulia menyeka air mata Amira dengan jemarinya.
"Mungkin papa kamu memikirkan masa depan kamu Sayang. Karena jadi artis itu nggak selamanya akan berjalan mulus. Ada saatnya nanti kamu nggak laku lagi dan kamu akan kehilangan pamor. Oleh sebab itu, papa kamu ingin kamu sekolah yang tinggi agar kamu mempunyai masa depan yang cerah, Sayang."
"Tapi kan Mira bisa sekolah sambil syuting Ma. Mira akan buktikan sama papa kalau Mira bisa lulus sekolah dengan nilai yang cemerlang di sela-sela kesibukan syuting Mira. Tolong bujuk papa, Ma. Mira mohon!"
"Iya Sayang, nanti mama akan bicara sama papa. Sudah jangan menangis lagi ya!"
"Makasih, Ma."
"Sekarang senyum dong sayang! Anak mama jelek banget sih kalau nangis kayak gini."
Amira pun tersenyum lalu memeluk ibunya lagi. "Mira sayang sama Mama."
"Mama juga sayang banget sama Mira."
Setelah itu Aulia menemui suaminya yang sedang duduk di ruang keluarga sambil membaca koran. Aulia pun menjatuhkan punggungnya di sebelah suaminya. Amira mengintip pembicaraan kedua orang tuanya dari pintu kamarnya yang sedikit terbuka.
"Gimana Mira, Ma?" tanya Amar.
"Maaf Pa, mama nggak berhasil membujuk Mira. Mira tetap ingin main film. Tapi dia janji, kalau dia bisa lulus sekolah dengan nilai yang bagus sambil syuting."
"Mama rasa kita harus memberikan dia kesempatan Pa. Nanti biar mama yang jadi manajer Mira. Mama yang akan mengatur jadwal Mira. Dan Mama juga yang akan memastikan kalau Mira akan lulus sekolah dengan nilai yang bagus. Gimana menurut Papa?"
Amar terdiam sejenak untuk memikirkan kata-kata istrinya.
Setelah berfikir panjang, akhirnya Amar pun mengambil keputusan untuk memberi kesempatan kepada Amira. "Terserah Mama saja lah," ucapnya.
Senyum Aulia langsung mengembang setelah mendengar ucapan suaminya. "Alhamdulillah ... Makasih banyak ya, Pa." Aulia mendaratkan bibirnya ke pipi kiri suaminya.
Amar tersenyum senang mendapat ciuman dari istrinya. "Aku percayakan Mira sama kamu ya Ma?"
"Iya, Pa. Serahkan saja semuanya sama mama."
Amira yang sejak tadi mendengarkan pembicaraan kedua orang tuanya pun melonjak kegirangan. Setelah itu dia pun berlari keluar dari kamar dan menghampiri kedua orang tuanya.
"Papaaa ... Makasih banyak ya, Pa. Mira sayang Papa ... muah." Amira langsung memeluk dan mencium pipi kanan papanya. Amar sangat senang karena mendapat ciuman double dari istri dan putri kesayangannya.
"Tapi kamu harus janji sama Papa. Kamu harus mengutamakan sekolahmu dan belajar yang rajin! Papa nggak mau nilai pelajaran kamu hancur gara-gara sibuk syuting."
"Siap, bos!" seru Amira sambil hormat. Mereka bertiga pun tertawa.
Sejak saat itu, Amira memulai karirnya sebagai bintang film. Dan Aulia yang menjadi manajer putrinya. Dia yang mengatur jadwal sekolah dan jadwal syuting Amira agar tidak bertabrakan.
Amira memulai karirnya di dunia perfilman dengan nama beken Amira Safina. Film perdananya itu pun sukses besar di pasaran dan masuk dalam deretan film box office, yaitu film yang mendapatkan penghasilan melebihi biaya produksinya dan penghasilan itu berhasil didapatkan hanya dalam waktu tayang beberapa hari atau minggu pertama saja. Amira juga menyanyikan lagu yang menjadi OST (Original Sound Track) dalam filmnya itu.
Amira meraih beberapa penghargaan untuk kategori aktris pendatang baru paling populer dan OST paling ngetop. Dalam sekelip mata, dia pun menjadi artis terkenal yang mempunyai banyak fans di seluruh Indonesia. Akun instagram pribadinya juga sudah mempunyai jutaan followers. Artis cantik itu menyebut para fansnya dengan nama Amilovers.
Setelah sukses dalam film perdananya, tawaran untuk main film pun berdatangan. Namun Aulia sebagai manajer, selalu selektif dalam memilihkan film untuk putrinya itu. Dia lebih memilih film-film yang islami.
Selain tawaran main film, Amira juga kebanjiran job iklan. Sudah puluhan iklan yang ia bintangi, seperti iklan shampoo, sabun mandi, pewangi pakaian, handphone dan masih banyak lagi. Amira juga terpilih menjadi salah satu brand ambassador situs jual beli online terbesar di Indonesia.
Di usianya yang masih terbilang muda, Amira mampu menjadi salah satu artis dengan penghasilan tertinggi di Indonesia. Amar dan Aulia sangat bangga dengan prestasi yang diraih putri semata wayangnya itu.
.
.
.
.
.
BERSAMBUNG....................
Wajib tekan LIKE setelah membaca! VOTE dan komentarnya juga jangan lupa ya.. mohon dukungannya.. 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
al - one ' 17
bebas apa kata author aja dah
2020-09-20
1
Uswatunhasanah
sejauh ini saya suka,,,alurnya belum bisa ditebak..
2020-08-17
1
Sakura
maaf aku baru komen yah kak. aku suka baca tapi kadang lupa komen
2020-06-15
3