Semenjak Amira pindah rumah, hubungannya dengan Zayn menjadi semakin dekat karena rumah mereka saling berdampingan. Hampir setiap hari mereka bertemu. Kadang Zayn yang datang ke rumah Amira, kadang Amira yang mengunjungi Zayn dan calon mertuanya.
Raffi, Esha, Amar dan Aulia pun sering berkumpul untuk membahas rencana pertunangan Zayn dan Amira. Mereka juga sudah menmberi tahu kedua orang tua mereka yang ada di Amerika. Pak Salman, Bu Debby, Pak Mirza dan Bu Kania senang sekali mendengar Zayn akan segera bertunangan dan menikah dengan Amira tanpa adanya perjodohan. Mereka tidak menyangka kalau cucu-cucu mereka ternyata saling jatuh cinta. Mereka senang karena sebentar lagi mereka akan jadi satu keluarga lagi.
Pertunangan Zayn dan Amira pun sudah ditetapkan, yaitu dua minggu lagi. Pertunangan itu akan dilakukan secara tertutup dan hanya akan dihadiri oleh keluarga besar dari kedua belah pihak saja. Mereka sepakat tidak akan mengadakan pesta secara besar-besaran. Rencananya pesta hanya akan dilakukan pada saat resepsi pernikahan saja.
Siang itu, Amira mengajak Zayn pergi ke butik langganannya. Dia ingin memesan baju yang akan mereka kenakan untuk acara pertunangan mereka nanti.
Zayn pun menjemput Amira di rumahnya. Setelah mendapat izin dari kedua orang tua, mereka pun berangkat menuju Butik Yasmin.
Beberapa menit kemudian, mereka berdua pun sampai ke tempat tujuan. Mereka turun dari mobil lalu berjalan beriringan memasuki butik.
"Selamat datang, ada yang bisa kami bantu?" tanya seorang pramuniaga.
"Apa kak Yasmin ada, Mbak?" tanya Amira.
"Oohh ... mbak Yasmin ada di ruangannya. Sebentar ya, saya panggilkan dulu." Pramuniaga itu pun pergi memanggil Yasmin di ruang kerjanya. Amira dan Zayn menunggu.
Tak lama kemudian, Yasmin muncul. Senyuman manis terukir di bibir wanita berusia 26 tahun itu saat dia melihat Amira. "Mira!"
"Assalamu'alaikum Kak Yasmin," ucap Amira sambil membalas senyuman Yasmin.
"Wa'alaikumussalam. Aku seneng banget kamu datang ke sini, Mira. Tumben kamu nggak sama tante Aulia. Ngomong-ngomong ini siapa? Apa dia calon tunangan kamu yang kemarin muncul di TV?" tanya Yasmin sambil melirik laki-laki yang berdiri di sebelah Amira.
"Iya Kak. Kenalin ini Kak Zayn, calon tunangan aku," sahut Amira. "Kak Zayn, ini Kak Yasmin, pemilik butik ini sekaligus teman baikku."
Zayn dan Yasmin pun saling berjabat tangan kemudian saling menyebutkan nama.
"Kalian udah mau tunangan ya? Waahh ... selamat ya!" ucap Yasmin kemudian.
"Makasih Kak" sahut Amira. "Oh ya Kak Yasmin, kami mau bikin baju untuk acara pertunangan kami nanti."
"Oohh ... boleh. Ayo silahkan duduk dulu!" ajak Yasmin.
Zayn dan Amira pun duduk berhadapan dengan Yasmin di meja kerjanya.
"Kamu mau model seperti apa Mira? Aku punya banyak rekomendasi buat kamu." Yasmin menunjukkan sebuah buku yang berisi beberapa gambar desain terbarunya.
Amira membolak-balikkan halaman buku itu sambil melihat gambarnya satu per satu. "Waahh ... bagus-bagus banget desain baju kamu, Kak."
"Makasih Mira," ucap Yasmin.
"Aku jadi bingung mau pilih yang mana. Kak Zayn, menurutmu mana yang paling bagus?" tanya Amira kepada Zayn yang sejak tadi hanya diam saja.
"Terserah kamu aja, Mira."
Karena Amira masih bingung, akhirnya Yasmin yang memilihkan desainnya. "Mira, gimana kalau yang ini saja? Aku rasa yang ini sangat cocok untuk kalian," kata Yasmin sambil menunjuk salah satu desain bajunya.
"Iya Kak. Menurutku itu bagus juga. Ya sudah aku mau yang itu aja."
"Oke. Kalau begitu aku ukur badan kalian dulu ya?"
"Iya Kak."
Yasmin pun menyuruh asistennya untuk mengambil ukuran badan Amira dan juga Zayn.
"Mira, memangnnya kapan kalian akan bertunangan?" tanya Yasmin kemudian.
"Insyaallah dua minggu lagi Kak," sahut Amira.
"Oke, kalau begitu aku akan menyiapkannya kurang dari dua minggu. Kalau sudah jadi, aku akan menghubungimu."
"Makasih Kak."
"Sama-sama Mira."
Setelah semua urusannya di butik selesai, Amira dan Zayn pun pergi meninggalkan butik tersebut.
***
Zayn fokus mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Amira curi-curi memperhatikan Zayn dari kaca spion sambil senyum-senyum sendiri.
"Memangnya ada apa dengan mukaku, Mira? Apa aku terlalu ganteng?" tanya Zayn dengan PD-nya begitu ia menyadari kalau Amira diam-diam memperhatikannya.
Amira kaget seperti orang yang sedang tertangkap basah. Dia jadi salah tingkah. Tanpa menjawab pertanyaan Zayn, dia pun mengalihkan pandangannya ke luar jendela.
Zayn tertawa kecil melihatnya. "Mira, apa kamu lapar? Gimana kalau kita cari makan dulu?" tanyanya kemudian.
Sekarang Amira mengubah arah pandangannya ke depan. "Boleh Kak."
"Kamu mau makan apa?" tanya Zayn lagi.
"Emm ...." Amira terlihat berfikir sebelum menjawab. "Gimana kalau kita makan bakso?"
"Bakso?" Zayn mengerutkan dahi.
"Iya, bakso yang di pinggir jalan itu."
"Apa kamu yakin?"
"Memangnya kenapa Kak? Dari kecil aku paling suka makan bakso di pinggir jalan. Dulu Papa sering ngajakin aku makan bakso di pinggir jalan."
"Oya? Aku nggak nyangka aja seorang artis terkenal seperti kamu ini masih mau makan bakso di pinggir jalan. Apa kata dunia?"
Amira tertawa kecil. "Dengan penampilan aku ini nggak bakal ada yang ngenalin aku Kak. Kamu tenang aja!" ucap Amira yang saat itu berpenampilan seperti gadis tomboy, menggulung rambutnya, lalu memakai topi dan juga kaca mata.
"Oke deh kita makan bakso." Zayn menepikan mobilnya saat melewati tukang bakso di pinggir jalan. Mereka berdua pun turun dari mobil lalu mendekati tukang bakso tersebut.
"Bakso dua ya, Bang!" seru Zayn kepada abang tukang bakso.
"Siap, Mas!" sahut abang tukang bakso itu sambil mengacungkan jempolnya.
Zayn dan Amira pun duduk berdampingan di sebuah bangku kayu sambil menunggu baksonya matang.
Beberapa menit kemudian, abang tukang bakso pun mengantar pesanan mereka. Dua mangkok bakso jumbo pun tersaji di atas meja. Aromanya sungguh sangat menggugah selera.
"Silahkan Mas, Mbak," ucap abang tukang bakso itu.
"Makasih ya, Bang," sahut Amira.
"Minumnya apa ya, Mas, Mbak?" tanya abang tukang bakso lagi.
"Kamu mau minum apa, Mira?" tanya Zayn.
"Aku es teh manis aja," sahut Amira.
"Es teh manis dua ya, Bang!" seru Zayn.
"Siap, Mas."
Sambil menunggu es teh manisnya, mereka pun menambahkan sambal dan juga kecap ke dalam bakso mereka. Setelah itu, mereka mulai menikmati bakso mereka dengan lahap.
"Gimana, enak nggak, Kak?" tanya Amira.
"Ternyata enak juga ya, makan bakso di pinggir jalan. Ini baru pertama kalinya loh buat aku."
"Setelah ini, Mira jamin Kak Zayn pasti bakal ketagihan."
Amira senang sekali bisa makan bakso berdua dengan Zayn di pinggir jalan. Ini seperti kencan pertama yang sangat berkesan di hatinya.
Setelah menghabiskan bakso dan es teh manisnya, mereka berdua pun pergi melanjutkan perjalanan.
.
.
.
.
.
BERSAMBUNG.......................
Wajib tekan LIKE setelah membaca! Jangan lupa vote dan komentarnya juga yaa.. makacii 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
🏕V⃝🌟🍾ᚻᎥ∂ ᶢᵉˢʳᵉᵏ 💃V@X💃
so sweat bgt
2020-08-07
1
Sakura
amira ketangkap basah curi pandang sama zayn
2020-06-15
1
Suryani Rasjid
up
2020-06-15
1