Pagi yang sangat cerah, secerah wajah seorang gadis yang sebentar lagi akan dilamar oleh pangeran impiannya. Sinar wajahnya memancarkan sejuta kebahagiaan. Gadis itu tidak lain adalah Amira.
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, yaitu hari pertunangan Zayn dan Amira. Pak Usman dan Bu Aisyah, kedua orang tua Amar sudah tiba di Jakarta sejak kemarin sore untuk menyaksikan acara pertunangan cucu tunggal mereka. Begitu pula dengan Bu Dahlia, dia tidak ingin melewatkan acara pertunangan cucu sulungnya.
Pagi-pagi sekali, Amira memoles wajahnya dengan sangat cantik. Kemudian ia memakai baju tunangan yang dirancang oleh desainer langganannya, Yasmin Azalea. Penampilannya terlihat begitu sempurna dengan hijab yang menutup kepalanya. Gadis itu tersenyum puas melihat pantulan wajahnya sendiri di depan cermin.
Kak Zayn pasti akan sangat terkejut melihatku memakai hijab, pikirnya.
Tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu kamar Amira. Sontak gadis itu menoleh ke arah sumber suara. Terlihat Aulia membuka pintu, kemudian berjalan mendekati putrinya.
"Masyaallah ... anak mama cantik banget kalau pakai hijab seperti ini," tutur Aulia sambil melebarkan senyumnya.
"Makasih Ma. Mama juga cantik banget hari ini," sahut Amira membalas senyuman ibunya.
"Zayn pasti akan terpesona melihat kecantikan kamu, Sayang," ucap Aulia. "Kamu udah siap kan? Kalau udah, ayo kita keluar! Tuh pangeran kamu udah nungguin kamu dari tadi."
Amira tersenyum senang. Dia pun berdiri kemudian melangkah keluar dengan hati-hati. Aulia berjalan mengiringi langkah putrinya.
Begitu tiba di ruang tamu, semua mata tertuju ke arah Amira. Semua yang ada di ruangan itu terkagum-kagum melihat kecantikan gadis itu, terutama Zayn dan Willy. Zayn tersentak kaget begitu melihat calon tunangannya tiba-tiba memakai hijab. Dia menatap wajah cantik Amira tanpa berkedip.
Deg! Jantung Amira berdebar kencang saat kedua mata mereka saling bertemu. Dia berusaha bersikap tenang dan mencoba untuk tersenyum. Zayn pun membalas senyumannya.
Dia cantik sekali, persis seperti bidadari yang aku lihat dalam mimpiku. Tuhan ... apa memang benar Amira adalah jodohku? Zayn bertanya dalam hatinya.
Willy juga melakukan hal yang sama. Dia menatap Amira dari ujung kaki hingga ujung kepala tanpa berkedip. Masyaallah ... ternyata cantik juga si Kinci, gumamnya dalam hati.
Amira dan Aulia pun menempati tempat duduk mereka masing-masing.
"Baiklah, karena semuanya sudah berkumpul, kita langsung saja mulai acara khitbah-nya," tutur Pak Salman memecah keheningan.
"Zayn, apa kamu sudah siap?" tanya Raffi yang saat itu duduk di sebelah Zayn.
"Insyaallah, Zayn siap Pa," jawab Zayn lirih.
Jam menunjukkan pukul sepuluh pagi. Prosesi khitbah pun dimulai. Zayn sendiri yang akan mengucapkan kalimat khitbah-nya kepada Amira.
Sebelum itu, Zayn menghela nafas panjang, kemudian mulai membuka suara. Semua orang terdiam memperhatikan.
"Aku di sini bukan untuk diriku sendiri. Aku di sini karena ketakutanku pada Tuhan. Seraya menjalankan titah Tuhan ...."
"Aku di sini bukan tentang diriku sendiri. Hanya berharap tergolong dalam naungan sang Baginda Rasul dengan menjalankan sunah-Nya ...."
"Aku di sini bukanlah untuk diriku sendiri. Melainkan untuk dirimu, yang suatu saat nanti akan menjadi prioritas dalam hidupku setelah Tuhan dan Nabi ...."
"Aku ingin kau menjadi perhiasan terindahku, yang kelak kan bersama mengarungi titian menuju surga, menggapai ridho-Nya ...."
"Izinkan aku dengan segala perasaan yang dititipkan Tuhan ini membuat pengakuan, bahwa diri ini telah menyimpan rasa suka. Bukan aku tidak ingin memilikimu ...."
"Aku hanya ingin menjagamu hingga halal bagiku menyentuhmu. Dan malam ini, aku ingin mengatakan dengan segenap kerinduanku. Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, jadilah pendamping hidupku, Amira!" ucap Zayn dengan penuh percaya diri.
Semua yang ada di ruang tamu itu begitu terharu mendengar untaian demi untaian kata yang keluar dari mulut Zayn. Amira langsung menitikkan air mata setelah mendengar kalimat terakhir yang diucapkan laki-laki itu. Dia pun menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya saking terharunya.
Amira benar-benar tidak menyangka kalau Zayn bisa mengucapkan kata-kata yang begitu indah dan romantis. Kalimat-kalimat yang diucapkan Zayn betul-betul membuat semua orang yang ada di ruangan itu menjadi baper. Esha, Aulia, Bu Debby, Bu Kania, Bu Dahlia, dan Bu Aisyah juga turut menitikkan air mata saking terharunya.
"Lalu bagaimana jawaban kamu, Amira?" tanya Amar kepada putrinya.
Amira pun mengesat air mata di kedua pipinya lalu mulai memberikan jawaban. "Aku bersedia ... aku bersedia jadi pendamping kamu, Kak Zayn," ucapnya sambil tersenyum.
"Alhamdulillah," ucap semua orang yang ada di ruangan itu.
Zayn tersenyum senang. Dia pun berdiri lalu mengeluarkan kotak cincin dari saku celananya. Kemudian dia berjalan menghampiri Amira. Mereka berdua pun berdiri berhadap-hadapan.
Semua orang berdiri mengelilingi mereka. Zayn membuka kotak itu lalu menyarungkan sebentuk cincin berlian di jari manis Amira.
Semua orang memberi tepuk tangan dengan meriah. Kini Zayn dan Amira telah resmi bertunangan. Willy mengabadikan momen tersebut menggunakan kameranya.
"Selamat ya Zayn, Mira ... semoga hubungan kalian diberkahi oleh Allah sampai ke jenjang pernikahan. Mama akan selalu mendoakan kebahagiaan kalian berdua." Esha tersenyum bahagia.
"Amin," sahut semua orang yang ada di ruangan itu.
"Makasih ya Ma," ucap Zayn kepada ibunya.
"Makasih Tante," ucap Amira.
"Mulai sekarang jangan panggil tante lagi, panggil mama ya!" seru Esha kepada Amira.
"Iya Ma," sahut Amira sambil tersenyum.
Semua orang pun mengucapkan selamat kepada Zayn dan Amira secara bergantian.
"Kak Zayn, selamat ya Kak," ucap Willy. Mereka berdua pun berjabat tangan kemudian saling berpelukan.
"Thanks ya, Will," sahut Zayn seraya menepuk punggung adiknya.
Setelah itu, Willy menghampiri Amira untuk memberikan ucapan selamat kepadanya. "Selamat ya Kinci, eh maksudku calon kakak iparku," ucap Willy sambil tersenyum dan menghulurkan tangan kanannya.
Sebetulnya Amira merasa enggan untuk berjabat tangan dengan Willy. Tapi karena hari ini adalah hari bahagianya, dia pun melupakan kekesalannya terhadap calon adik iparnya itu. Perlahan Amira pun menjabat tangan Willy. "Makasih ya, calon adik iparku." Amira mencoba memaksakan senyumnya.
Setelah itu, Amar dan Aulia mempersilahkan tamu-tamu mereka untuk mencicipi hidangan yang telah disediakan. Mereka semua pun digiring menuju meja makan. Terlihat beraneka macam makanan dan minuman lezat sudah memenuhi meja tersebut.
Semua orang duduk mengelilingi meja makan berbentuk persegi panjang itu, kemudian mulai makan siang bersama dengan hangat. Kini dua keluarga besar telah menjadi satu. Zayn dan Amira lah yang telah menyatukan mereka. Semua orang terlihat begitu bahagia.
.
.
.
.
.
BERSAMBUNG ......................
Wajib tekan LIKE setelah membaca! Jangan lupa komentar dan VOTE-nya yaa... makasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Sakura
willi memuji si kinci juga yag
2020-06-15
1
Suryani Rasjid
like😘😘
2020-06-15
1
Intarti
kaget q thor... amira berhijab juga....
banyak yg nebak bdadari berhijab yasmin lho😄😄
👍👍👍👍👍👍
2020-06-09
4