Pergi ke Malaysia

Setelah selesai makan siang dan salat Zuhur berjamaah, semua orang pun duduk berkumpul kembali di ruang tamu. Mereka hendak menentukan tanggal pernikahan Zayn dan Amira. Raffi pun membuka suara mengawali perbincangan.

"Zayn, Mira, setelah kalian resmi bertunangan, apa kalian ingin secepatnya menikah?" tanya Raffi sambil menatap wajah Zayn dan Amira secara bergantian.

Zayn dan Amira saling memandang sebelum menjawab pertanyaan Raffi.

"Kalau menurut papa, lebih baik kalian berdua segera menikah, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari," Amar menimpali.

"Iya Zayn, Mira, lebih baik kalian segera menikah. Mama juga pengen cepet-cepet nimang cucu, iya kan Lia?" Esha menimpali.

"Iya, Sha," sahut Aulia.

"Oma juga pengen punya cucu buyut, iya kan Kania? Bu Dahlia? Bu Aisyah?" tanya Bu Debby dan langsung diiyakan oleh mereka bertiga.

"Iya Zayn, Mira, mumpung kami ini masih muda. Jadi kami bisa ikut merawat cucu buyut kami," sahut Pak Mirza yang disambut dengan gelak tawa semua orang yang ada di ruangan itu.

"Zayn sih terserah kalian aja gimana baiknya," tutur Zayn kemudian.

"Kalau kamu gimana Mira? Apa kamu ingin secepatnya menikah dengan Zayn?" tanya Amar kepada putrinya.

Amira tersipu malu mendengar pertanyaan dari papanya. Dia malu untuk mengatakan 'iya' di hadapan semua orang.

"Mira sih terserah kak Zayn aja Pa," sahut Amira kemudian.

"Oke, karena Zayn dan Amira sudah setuju untuk menikah, kalau begitu sekarang kita cari hari yang baik dan kita tentukan tanggal pernikahan mereka," tutur Raffi kemudian.

Setelah berdiskusi cukup lama, akhirnya mereka semua sepakat untuk menggelar akad nikah dan resepsi pernikahan Zayn dan Amira dua bulan kemudian.

Senyuman manis mengembang di bibir Amira. Gadis itu merasa sangat bahagia. Terbayang dalam ingatannya saat dia bersanding di pelaminan bersama Zayn, laki - laki yang amat dicintainya itu. Dia sudah tidak sabar lagi menantikan hari itu tiba.

Alhmdulillah ya Allah ... ini semua seperti mimpi. Aku benar-benar nggak nyangka kalau sebentar lagi aku akan menikah dengan pangeran impianku, gumam Amira dalam hati.

Dalam sekejap saja berita tentang pertunangan Zayn dan Amira telah menjadi trending topik di sosial media setelah Amira mengunggah foto pertunangannya itu ke akun instagram pribadinya.

Banyak rekan sesama artis dan juga Amilovers yang mendoakan hubungan mereka sampai ke jenjang pernikahan. Namun pertunangan itu juga mematahkan hati banyak orang karena banyak orang di luar sana yang mendambakan Zayn maupun Amira sebagai pasangan mereka.

***

Satu Minggu pun berlalu setelah hari pertunangan itu. Zayn maupun Amira sudah menjalani rutinitas hariannya seperti biasa. Amira sibuk menjalani syutingnya, sementara Zayn sibuk bekerja di kantor ayahnya.

Pagi itu Raffi merasa tidak enak badan. Kepalanya terasa pusing, badannya pun menggigil kedinginan. Setelah selesai sholat Subuh bersama dengan Esha, dia pun kembali berbaring ke tempat tidur dan menarik selimut hingga menutup sekujur tubuhnya.

Esha merasa ada yang aneh dengan suaminya. Tidak biasanya Raffi kembali tidur setelah sholat Subuh. Kemudian dia pun melangkah mendekati Raffi lalu duduk di sampingnya.

"Papa kenapa? Muka Papa pucat sekali. Apa Papa sakit?" Esha menyentuh kening Raffi menggunakan telapak tangan kanannya.

"Astaghfirullah al-'azim ... badan Papa panas sekali, Pa. Mama panggilkan dokter ya, Pa?" tanya Esha dengan wajah yang penuh dengan kecemasan.

"Nggak perlu Ma, papa cuma pusing sedikit. Nanti juga sembuh setelah minum obat."

"Kalau begitu mama ambilkan obat dulu ya buat Papa." Tanpa berfikir panjang, Esha langsung bergegas keluar kamar untuk mengambil obat di kotak P3K.

Zayn merasa heran melihat ibunya keluar dari kamar dengan tergesa-gesa. Dia pun melangkah menghampiri ibunya. "Ada apa Ma? Kenapa Mama kelihatan cemas?" tanya Zayn sambil mengerutkan dahinya.

"Papa kamu sakit Zayn, badannya panas sekali. Mama mau mengambilkan obat penurun panas untuknya," sahut Esha.

"Apa? Papa sakit?" Zayn tampak terkejut mendengar ucapan ibunya.

Setelah mengambil obat dan segelas air putih, Esha pun bergegas kembali ke kamarnya. Zayn mengikuti ibunya dari belakang.

Begitu sampai di kamar, Zayn terkejut melihat wajah ayahnya yang begitu pucat. Dia merasa iba melihat kondisi Raffi saat itu.

"Pa, ayo minum obat dulu Pa!" Esha membantu Raffi duduk kemudian memberikan sebutir paracetamol dan segelas air putih kepadanya. Raffi pun segera meminum obat itu. Setelah itu, dia kembali membaringkan tubuhnya.

"Pa, apa nggak sebaiknya Papa ke rumah sakit saja? Biar Zayn yang antar," usul Zayn.

"Nggak usah Zayn, papa cuma pusing sedikit, nanti juga sembuh setelah minum obat."

"Kalau begitu hari ini Papa nggak usah ke kantor saja! Biar Zayn yang mengambil alih pekerjaan Papa," ucap Zayn kemudian.

"Tapi siang ini papa ada jadwal meeting dengan klien di Malaysia, Zayn. Meeting ini sangat urgent dan nggak bisa ditunda lagi. Pagi ini papa harus segera berangkat ke sana."

"Papa jangan khawatir, Pa! Biar Zayn yang berangkat ke Malaysia mewakili Papa. Papa istirahat saja di rumah!"

"Iya Pa, biar Zayn saja yang menggantikan Papa. Mama nggak akan mengizinkan Papa ke luar negri dalam kondisi seperti ini," Esha menimpali.

Karena Zayn dan Esha terus memaksa, akhirnya Raffi pun menuruti permintaan mereka. "Ya sudah kalau begitu, sekarang kamu hubungi sekretaris papa untuk mengurus keberangkatan kamu ya!" seru Raffi kepada putra sulungnya.

"Siap, Pa," sahut Zayn.

Pagi itu juga, Zayn bersama Olivia, sekretaris Raffi, berangkat menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta diantar oleh Willy.

Sebelum terbang, Zayn meluangkan waktu untuk menghubungi Amira.

"Assalamu'alaikum cinta," ucap Amira di ujung talian.

"Wa'alaikumsalam. Mira, aku cuma mau ngasih tau kamu, saat ini aku lagi ada di bandara."

"Di bandara? Ngapain Kakak ada di bandara?" Amira terkejut mendengar ucapan Zayn.

"Aku mau berangkat ke Malaysia untuk meeting dengan klien papa."

"Meeting? Kenapa mendadak sekali Kak?"

"Maaf Mira, ini semua di luar rencanaku. Tadi pagi papa mendadak sakit kepala, badannya panas, mukanya juga pucat. Aku nggak tega kalau papa harus bekerja dalam kondisi seperti itu. Makanya aku menawarkan diri untuk mengambil alih pekerjaannya. Kebetulan hari ini papa ada jadwal meeting dengan klien di Malaysia yang nggak bisa ditunda."

"Berapa lama Kak Zayn di sana?"

"Aku cuma satu hari di sana. Besok pagi insyaallah aku sudah kembali ke Jakarta."

"Ya sudah kalau begitu, hati-hati ya Kak! Jaga diri Kakak baik-baik! Kalau sudah sampai di Malaysia, segera hubungi aku!"

"Insyaallah, Mira. I love you."

"I love you too."

"Assalamu'alaikum, cinta."

"Wa'alaikumsalam, cinta."

Zayn pun menyudahi panggilannya. Setelah itu, dia pun berpamitan kepada adiknya.

"Will, kakak pergi dulu ya! Tolong jaga papa sama mama baik-baik selama kakak nggak ada!"

"Iya, Kak. Take care ya, Kak. Jangan lupa hubungi aku!"

"Insyaallah." Mereka berdua pun berpelukan untuk beberapa saat.

Setelah mengucapkan salam, Zayn dan Olivia pun bersiap untuk boarding.

.

.

.

.

.

BERSAMBUNG.........................

Wajib tekan LIKE setelah membaca! Jangan lupa berikan komentar dan vote yang banyak yaa.. makasih.. 🙏

Terpopuler

Comments

Liliz Yuli Setyowati

Liliz Yuli Setyowati

Zayn mati to thorr

2020-07-04

1

Ayuk Vila Desi

Ayuk Vila Desi

apa Zayn bakal kecelakaan...

2020-06-17

3

Sakura

Sakura

aku rada rada kuatir sama si zayn

2020-06-15

3

lihat semua
Episodes
1 Baby Amira
2 Zayn dan Wildan
3 Suka Menyanyi
4 Perpisahan
5 Menjadi Artis Terkenal
6 Wisuda Amira
7 Viral
8 Keputusan Zayn
9 Go Publik
10 Pindah Rumah
11 First Date (Part 1)
12 First Date (Part 2)
13 Bidadari Berjilbab
14 BONUS ~ Visual Cast
15 Fitting Baju
16 Kepulangan Willy
17 Tom & Jerry
18 Surprise
19 Khitbah
20 Pergi ke Malaysia
21 Dimana Cincinku?
22 Firasat Buruk
23 Histeris
24 Kenyataan Pahit
25 Ini Semua Salahku
26 Mencari Cincin
27 Buku Diari Zayn
28 Yasmin & Willy
29 Mengembalikan Dompet
30 Masa Lalu Yasmin
31 Come Back
32 Bodyguard Ganteng
33 Taman Hiburan
34 Shaun & Kinci
35 Syuting
36 First Kiss
37 Tertangkap Kamera Paparazi
38 Istikharah
39 Keputusan Amira
40 Akad Nikah
41 Dilema
42 Konferensi Pers
43 Salat Berjamaah
44 Aku Belum Siap
45 Menghapus Bayangmu
46 Hampir Jatuh
47 Aman dan Nyaman
48 Curhat
49 Tidur Seranjang
50 Mimpi
51 Zayn dan Zidan
52 Lampu Hijau
53 Ikhlas
54 Go to London
55 Infinity
56 Boarding School
57 Melamarmu
58 Jawaban Yasmin
59 Kepulangan Amira
60 Pergi Dinner
61 Super Romantis
62 Kejadian Tak Terduga
63 ICU
64 Vitamin C
65 Dia Kembali
66 Patah Hati
67 Zayn dan Reyhan
68 Sudah Sembuh
69 Malam Pertama
70 Membujuk Yasmin
71 Irish Hotel
72 Reyhan dan Zidan
73 Persiapan Resepsi
74 Resepsi (Part 1)
75 Resepsi (Part 2) ~ END
76 Extra Part 1 ~ Malam Pengantin
77 Extra Part 2 ~ Bulan Madu (1)
78 Extra Part 3 ~ Bulan Madu (2)
79 Extra Part 4 ~ Hamil?
80 Extra Part 5 ~ Janda
81 Extra Part 6 ~ Ijab Kabul
82 Selepas Ijab Kabul
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Baby Amira
2
Zayn dan Wildan
3
Suka Menyanyi
4
Perpisahan
5
Menjadi Artis Terkenal
6
Wisuda Amira
7
Viral
8
Keputusan Zayn
9
Go Publik
10
Pindah Rumah
11
First Date (Part 1)
12
First Date (Part 2)
13
Bidadari Berjilbab
14
BONUS ~ Visual Cast
15
Fitting Baju
16
Kepulangan Willy
17
Tom & Jerry
18
Surprise
19
Khitbah
20
Pergi ke Malaysia
21
Dimana Cincinku?
22
Firasat Buruk
23
Histeris
24
Kenyataan Pahit
25
Ini Semua Salahku
26
Mencari Cincin
27
Buku Diari Zayn
28
Yasmin & Willy
29
Mengembalikan Dompet
30
Masa Lalu Yasmin
31
Come Back
32
Bodyguard Ganteng
33
Taman Hiburan
34
Shaun & Kinci
35
Syuting
36
First Kiss
37
Tertangkap Kamera Paparazi
38
Istikharah
39
Keputusan Amira
40
Akad Nikah
41
Dilema
42
Konferensi Pers
43
Salat Berjamaah
44
Aku Belum Siap
45
Menghapus Bayangmu
46
Hampir Jatuh
47
Aman dan Nyaman
48
Curhat
49
Tidur Seranjang
50
Mimpi
51
Zayn dan Zidan
52
Lampu Hijau
53
Ikhlas
54
Go to London
55
Infinity
56
Boarding School
57
Melamarmu
58
Jawaban Yasmin
59
Kepulangan Amira
60
Pergi Dinner
61
Super Romantis
62
Kejadian Tak Terduga
63
ICU
64
Vitamin C
65
Dia Kembali
66
Patah Hati
67
Zayn dan Reyhan
68
Sudah Sembuh
69
Malam Pertama
70
Membujuk Yasmin
71
Irish Hotel
72
Reyhan dan Zidan
73
Persiapan Resepsi
74
Resepsi (Part 1)
75
Resepsi (Part 2) ~ END
76
Extra Part 1 ~ Malam Pengantin
77
Extra Part 2 ~ Bulan Madu (1)
78
Extra Part 3 ~ Bulan Madu (2)
79
Extra Part 4 ~ Hamil?
80
Extra Part 5 ~ Janda
81
Extra Part 6 ~ Ijab Kabul
82
Selepas Ijab Kabul

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!