Adeela kembali berjalan meninggalkan orang tadi, namun ia merasa risih karena terus diikuti oleh orang itu. Karena sudah merasa jengah dengan apa yang dilakukan lelaki itu, ia pun memberhentikan langkahnya dan menatap lelaki yang mengikutinya.
"Mohon maaf, kenapa Anda dari tadi mengikuti saya. Saya kan, sudah minta maaf tadi!."
Adeela memicingkan matanya menatap lelaki di depannya. Ia seperti tidak asing dengan rupa lelaki itu. Namun ia tak mau sok kenal, jangan sampai ia salah orang.
" Lo Adeela kan? Yang dulu dekil dan item."
Tidak salah lagi, dugaannya memang benar. Hanya satu lelaki yang mengatakannya seperti itu, si justin bule jawa, musuh bebuyutannya sewaktu SMA.
" Iya, gue Adeela puspita sari permata ayu yang cantiknya membahana." Nama panjang Adeela bukan itu, namun ia hanya mengatakan itu pada musuh bebuyutannya. " Lo bisa enggak jangan panggil gue kayak gitu lagi." Katanya kesal karena Justin mengatakan itu di depan banyak orang yang lalu lalang.
" Enggak bisa. Emang iya kan, lo tetep masih item dan dekil kaya dulu." Katanya terkekeh yang membuat Adeela jengah melihatnya.
Adeela yang merasa kesal akhirnya meninggalkan bule Jawa tadi dan berjalan cepat. Malas juga meladeni Justin yang akhirnya pasti mereka akan ribut. Mereka bukan lagi anak SMA yang harus meributkan hal kecil.
Namun lagi-lagi Justin mengikutinya dan meneriakinya.
" Eh, tungguin gue item!"
Adeela memberhentikan langkahnya dan menatap kesal Justin.
" Lo ini kurang kerjaan banget sih. Lo jangan ikutin gue. Gue malas deket-deket sama lo. Pergi sana!"
" Lo, mau kemana?"
" Bukan urusan lo, bule gila!"
Justin tak merespon namun ia menampakkan senyum miringnya dan tiba-tiba memegang tangan Adeela berjalan.
" Lo udah gila, yah. Lepasin tangan gue!"
" Kan lo sendiri yang bilang kalau gue gila. Ayo, ikut aja, temenin gue. Gue enggak mau sendiri."
" Kalo lo enggak mau sendiri, kenapa lo datang sendiri kesini bodoh!"
" Lo banyak omong yah. Ikut aja napa."
Akhirnya Adeela pun mengalah dan mengikuti Justin yang masih memegang tangannya. Justin membawanya menuju restoran jepang dan masuk kesana. Saat sudah sampai Justin pun memesan banyak makanan.
" Temenin gue makan. Gue yang traktir. Tenang aja."
" Emang lo punya uang buat traktir gue. Dulu aja waktu sekolah lo duitnya hasil malak."
" Ye, lo ngeraguin gue yah. Gue itu sebenarnya kaya, cuma waktu itu jamannya gue nakal, makanya gue malak."
"Ck, alasan aja lo."
Mereka hening untuk sesaat sebelum Justin kembali memulai pembicaraan.
"Kita udah lama yah, enggak ketemu."
" Heem."
" Heem, doang?"
" Terus gue mau ngomong apa? Enggak ada yang penting juga yang mau gue tanyain sama lo"
"Nanya apa kek, pekerjaan kek, karir atau percintaan juga boleh."
" Enggak penting." Jawabnya ketus.
" Selama 10 tahun enggak ketemu, muka lo tetap aja sama. Tetep item dekil."
" Diam enggak lo. Itu mulut enggak pernah disentil, yah. Mau gue sentil mulut lo biar enggak bisa bicara."
" Mau dong." Ia berkata dengan menaikturunkan alisnya menafsirkan lain maksud Adeela.
" Selama 10 tahun, sikap lo enggak berubah-berubah. Tetep ngeselin tau enggak!" Ia bersedekap dan berbicara ketus.
" Ye, gue udah berubah kok. Cuma sama lo gue kayak gini."
" Emang yah, dari dulu lo emang enggak suka ngeliat gue tenang. Jadi heran gue sama lo."
Tiba-tiba Adeela menurunkan tangannya yang bersedekap dan memicingkan matanya menatap Justin.
"Apa jangan-jangan, lo..." Adeela menggantung ucapannya dan memicingkan matanya menatap Justin di depannya.
"Jangan-jangan kenapa?" Tanyanya dengan nada ketus dan ikut memicingkan matanya.
"Enggak jadi, deh."
"Ck, dasar." Cibirnya dan setelah itu ia menatap ke lain arah.
Suasana menjadi hening. Tidak ada lagi pertengkaran diantar mereka. Mereka sibuk dengan fikiran masing-masing. Tak lama kemudian makanan pesanan mereka pun datang. Mereka menyantap makanan yang ada di depan mereka dengan diam.
Setelah selesai makan siang Justin pun meminta bill pada pelayan dan berniat membayarnya. Namun suara Adeela menginterupsi kegiatannya yang ingin mengeluarkan kartu ATM dari dalam dompetnya.
"Biar gue aja yang bayar!" Ucap Adeela dan mengeluarkan dompetnya dari dalam tas. Belum sempat ia mengeluarkan uang dari dalam dompetnya, pelayan tadi sudah berlalu dari sana.
"Loh, kok mbak tadi pergi. Aku belum bayar."
"Ck, kelamaan lo. Udah gue bayar tagihan makan lo yang banyak ini."
Adeela menatap dengan kesal musuh bebuyutannya.
"Yang nyuruh lo bayarin tagihan makan gue tuh siapa." Ucapnya dengan nada kesal. Berada di dekat Justin akan membuatnya cepat keriput karena selalu marah-marah.
Adeela mengeluarkan selembaran uang kertas merah dari dalam dompetnya dan menyerahkannya kepada Justin.
"Nih, ambil. Tagihan makan gue yang tadi. Gue enggak mau dibayarin sama lo yang nantinya bakalan buat gue keselek karena terus lo ungkit."
Namun Justin hanya menatap Adeela dalam diam. Setelah Adeela sudah berhenti mengoceh, barulah Justin mengembalikan uang Adeela.
"Biar kali ini gue yang bayar. Gue ikhlas kok bayarnya. Anggap aja sebagai bentuk syukur, akhirnya kita bisa bertemu lagi setelah 10 tahun."
"Yaudah." Ucap Adeela.
Adeela mengerutkan keningnya mencerna ucapan dari musuh bebuyutannya.
"Kali ini gue yang bayar. Bentuk syukur karena bisa ketemu lagi setelah 10 tahun. Niha anak kayaknya lagi sakit deh." Gumamnya dalam hati sambil melihat Justin yang sudah berdiri di hadapannya.
"Kenapa masih duduk aja, lo. Mau tinggal nyuci piring, yah?" Ucapnya dengan nada mengejek.
Dengan kesal Adeela bangkit dari duduknya dan berjalan keluar restoran mendahului Justin. Namun tanpa ia sangka, Justin masih membuntutinya dari belakang.
Adeela yang sadar masih diikuti oleh Justin memelankan jalannya dan menunggu Justin berjalan di sampingnya.
"Kenapa lo masih ngikutin gue." Ucapnya saat Justin sudah berjalan di sampingnya.
"Yang ngikutin lo itu siapa! Gue ini mau pulang."
"Ya, kalau mau pulang kenapa masih ngikutin gue sampai kesini. Noh, sana eskalatornya. Jangan lewat sini."
"Kalau gue mau lewat sini siapa yang mau ngelarang gue?"
Adeela yang sudah malas meladeni Justin, akhirnya tak lagi menggubris ucapannya dan terus berjalan menuju kearah toko perlengkapan make up dan segala aksesoris wajah.
Adeela membeli beberapa lipstik berwarna nude merek xx yang tekstur lipstick nya lembut. Ia juga membeli beberapa macam masker wajah untuk ia pakai malam nanti. Ia harus mulai kembali melakukan perawatan wajah setelah sekian tahun tak ia lakukan.
Setelah dari sana, Adeela menuju ke sebuah toko baju tidur. Adeela membeli piyama sebatas lutut yang menggunakan tali di bagian pinggang. Karena modelnya yang bagus, Adeela pun membeli beberapa lembar piyama dengan warna yang berbeda.
Setelah dari sana, ia pun pulang dan berjalan menuju parkiran mobil. 30 menit kemudian akhirnya mereka sampai di depan rumah. Adeela turun dari dalam mobil setelah mengucapkan terima kasih kepada pengawal suaminya yang telah mengantarnya. Setelah mobil itu telah pergi, Adeela berjalan masuk namun matanya menatap kendaraan suaminya yang sudah terparkir rapi di halaman rumahnya.
Dan benar saja, suaminya memang sudah sampai di rumah. Ia berada di ruang tamu dan memasang wajah dinginnya menatap kearah Adeela. Adeela yang tak tahu mengapa suaminya seperti itu tak memperdulikannya dan berjalan menuju kearah suaminya.
"Kenapa udah pulang, Mas! Kirain Mas tadi bilang bakalan pulang malam."
Bukannya menjawab, suaminya malah semakin menatapnya tajam. Adeela dibuat takut oleh tatapan mengerikan suaminya
"Dari mana saja kamu?"
"Dari belanja."
"Aku tahu kamu dari belanja. Tapi tadi kamu perginya sama siapa?" Ucapnya dengan nada kesal dan sedikit meninggikan suaranya.
Adeela dibuat terkesiap oleh bentakan suaminya.
"Ya, aku sendirilah. Emangnya aku mau pergi sama siapa."
Farhan menggertakkan giginya dan menatap dengan tajam istrinya. Karena amarahnya sudah tak bisa ia tahan, Farhan segera bangkit dari duduknya dan selanjutnya menyeret tangan istrinya kasar menuju lantai dua. Setelah sampai di kamar, Farhan seketika menghempaskan tubuh istrinya di kasur dan berjalan menuju pintu dan menguncinya.
Selanjutnya Farhan naik ke atas ranjang dan...
Bersambung.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Maafkeun kalau up di novel ini enggak teratur karena aku masih fokus sama novel aku yang satu, semoga kk memaklumi. Tapi aku bakalan usahain untuk up 2 atau 3× dalam seminggu. Kalau novel yang satunya udah up baru deh up tiap hari di novel ini.
Btw, jangan lupa yah untuk selalu tinggalkan jejak. Dengan anda meninggalkan jejak maka anda telah mengapresiasi dan memberikan bentuk dukungan untuk karya author.
Salam story from By_me
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Syita Elrahma
duh baru juga denger kabar deela makan berdua cowok udah cemburu aja si mas suami gimana kalau mereka menjalain kasih dibelakang kamu dan mesra-mesraan...
makanya kalau kamu melakukan sesuatu dipikir dulu lah
2021-09-23
1
Ary's
dah g cintA tp cemburunya minta amit
2021-07-22
1
meE😊😊
wah wah wah bner ni jgn2 si justin emg ad rasa ma adeela .. bau2 y clon gaetan adeela ni..
pliss jgn smpe adeela d sntuh lg ma farhan ga ikhls aku hiksss...
2021-07-19
1