Farhan terbangun dari tidurnya karena sinar cahaya matahari yang menusuk masuk melalui celah gorden yang sedikit tersingkap. Dengan perlahan ia pun membuka matanya. Sedetik kemudian ia dibuat terkejut, matanya melotot menyaksikan pemandangan di sampingnya. Selimut yang sedikit merosot ke bawah menampakkan pundak istrinya yang telanjang. Farhan melihat ke dalam selimut, badannya telanjang bulat sedangkan istrinya hanya menggunakan pakaian dalam.
"Apa yang telah aku lakukan." Ujarnya frustasi karena tidak mengingat apa yang telah ia lakukan pada istrinya malam tadi.
Ia bangun dari tidurnya dan duduk di atas kasur. Ia mengusap wajahnya kasar karena telah kebablasan. Semua ini gara-gara ia terlalu banyak minum kemarin malam.
"Ah, bodoh." Ucapnya frustasi sambil mengacak-acak rambutnya.
Tiba-tiba, Adeela menggeliat dalam tidurnya dan perlahan membuka matanya menatap suaminya. Senyum indah ia tampakkan di wajahnya menatap suaminya. Namun di dalam hati ia tertawa jahat karena sebentar lagi ia akan membuat suaminya ini tidak punya pilihan lain.
"Hy, mas. Udah bangun?"
"Heem."
"Apa yang aku lakukan semalam, Adeela. Aku tidak bisa mengingatnya." Ucapnya dengan dahi mengernyit penuh tanda tanya. Semoga saja, apa yang ia khawatirkan tidak terjadi.
Adeela kembali tersenyum. "Kena, kau, mas!" Setelah itu Adeela merubah posisinya menghadap suaminya dengan tangan kanannya ia topang di kepalanya.
Farhan tidak bisa mengendalikan matanya yang terus menatap leher dan bahu putih mulus istrinya. Adeela hanya bisa tertawa dalam hati karena ia sudah bisa menilai suaminya ini seperti apa.
"Mas Farhan lupa dengan apa yang kita lakukan semalam, hmm?"
"Aku enggak bisa ingat apa-apa."
"Ok, aku akan menceritakannya. Semalam mas sangat perkasa. Kita melakukannya dengan sangat...Ya, mas tahu sendiri lah. Aku tidak perlu menceritakannya. Tapi mas semalam sangat bersemangat melakukannya."
Farhan yang mendengarnya seketika merasa lemas. Niatnya ingin segera menjauh dari Adeela, malah harus terjadi hal seperti ini.
"Bodoh, bodoh." Gumamnya dalam hati karena ulahnya.
"Tapi semalam kenapa mas menyebut nama wanita lain saat kita melakukannya." Tanyanya pada suaminya dan menatapnya tajam. Farhan seketika gelagapan mendengarnya.
"Mas Farhan menyebut nama wanita lain. Apakah selama ini, mas Farhan selingkuh di belakang aku?"
"Ti...tidak. Aku tidak pernah selingkub darimu, Deela. Kamu mungkin salah dengar."
"Baiklah, aku percaya sama, mas. Mas Farhan enggak akan mungkin melakukan itu." Farhan menelan ludahnya kasar.
Adeela pun bangun dengan selimut ia pakai untuk menutupi dadanya. Ia menyandarkan kepalanya di bahu suaminya dan melingkarkan tangannya di lengan suaminya.
"Mas Farhan jangan pernah tinggalin aku, ya. Aku pasti akan gila kalau mas Farhan sampai melakukan itu."
Farhan yang mendengarnya seketika meremas kedua tangannya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang." Batinnya bergejolak bingung dengan pilihannya sekarang.
"Kalau aku hamil, mas Farhan senang enggak?"
Farhan membulatkan matanya mendengar penuturan istrinya. Ia tidak berfikir sampai disitu. Bagaimana jika memang benar apa yang telah ia lakukan semalam ternyata membuahkan hasil dan membuat istrinya kembali harus terikat dengannya.
Farhan tidak menjawabnya. Ia sibuk dengan fikirannya sendiri.
"Mas, kok enggak dijawab!"
"I-iya, aku pasti senang. Siapa yang tidak senang mendapatkan anak. Begitupun dengan aku."
"Aku semakin cinta dengan kamu, mas!" Ucapnya mengeratkan pelukannya di lengan suaminya.
"Kamu akhirnya masuk perangkap ku, mas!" Gumamnya dalam hati penuh kemengan.
Farhan tak menjawabnya. Ia kembali dengan fikirannya sendiri. Ia telah melakukan kesalahan besar. Bagaimana kalau memang benar istrinya ini hamil. Ia tidak punya pilihan lain selain tetap mendampingi istrinya. Sedangkan Kyla, ah, biarlah nanti ia akan memikirkannya.
Farhan masuk ke dalam kamar mandi dan mengguyur badannya di bawah shower. Ia mencoba mengingat kejadian semalam, tapi lagi-lagi ia tidak bisa.
Adeela tersenyum miring karena rencananya berjalan lancar. Ia akan mengikat suaminya agar tidak lagi kembali kepada wanita pelakor itu. Dan rencana selanjutnya akan ia lakukan dengan mulus. "Kau dan pelakor itu akan menangis darah. Ingat itu! Apa yang telah kalian lakukan padaku, akan aku kembalikan kepada kalian. Biar kalian merasakan kesakitanku!" Gumanya dalam hati penuh kebencian menatap kamar mandi.
Segera Adeela membuang muka dan keluar dari sana dan berjalan menuju lantai dasar. Adeela kembali melakukan tugasnya dengan membuatkan sarapan untuk suaminya. Walaupun ia sangat enggan untuk melakukannya, tapi demi rencananya ia akan melakukannya.
Farhan turun dari tangga dengan penampilan yang sudah segar dengan setelan jas melekat di badan kekarnya. Mereka makan dalam diam. Ia cepat-cepat menghabiskan makannya karena sudah sangat terlambat. Ah, Mengingat apa yang telah terjadi membuatnya pusing memimirkannya.
Farhan segera minum dan mengambil tas kerjanya yang ia simpan di sampingnya.
Adeela mengantar suaminya sampai depan. Ia pun memegang tangan suaminya dan mencium punggung tangannya. Entah refleks atau apa, Farhan memegang pipi istrinya dan mencium keningnya.
Adeela mengerjapkan matanya. Tidak biasanya suaminya melakukan hal seperti ini. Tapi biarkanlah, supaya suaminya itu bisa kembali jatuh cinta kepadanya. Dan ia bisa menjalankan rencananya dengan mulus.
"Aku nanti ke kantor, ya!" Ucapnya setelah melepaskan tangan suaminya.
"Mau ngapain?"
"Aku mau minta mas anterin aku ke suatu tempat. Mas bisa, kan?"
"Tapi aku kerjanya sampai sore."
"Aku perginya juga sore, mas!"
"Yasudah. Datanglah ke kantor. Aku sudah telat. Aku pergi dulu."
"Hati-hati di jalan, mas!"
"Iya." Ucapnya dan berjalan menuju mobilnya terparkir.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Adeela telah sampai di kantor suaminya pada pukul 04.00 Wib. Ia berjalan menaiki lift menekan angka 20 menuju ruangan suaminya.
Pintu lift pun terbuka. Segera ia berjalan menuju ruangan suaminya namun lekaki yang ada di depannya ini menghalangi jalannya. Adeela kekanan, ia juga kekanan.
Adeela menggeram kesal karena ulah lelaki di depannya.
"Pak, permisi saya mau lewat."
Lelaki itu pun berbalik dan menatap lekat-lekat wanita di depannya. Lelaki itu menampakkan senyumnya dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
"Hy, kita ketemu lagi, Dekil."
Ya, lelaki yang ia temui adalah Justin, bule Jawa yang menjadi musuhnya dari SMA hingga sekarang. Nasib Adeela hari ini sangat sial karena lagi-lagi ia bertemu dengan rivalnya sewaktu SMA. Entah mengapa setiap bertemu dengan Justin pasti mereka akan berakhir dengan ribut dan saling mengejek.
"Ngapain kamu kesini?" Tanyanya sambil menatap Adeela dari atas sampai bawah.
"Mata lo tolong dikondisikan. Emangnya kenapa kalau gue ada di sini, urusannya sama lo apa?" Adeela tidak lagi berbicara formal seperti tadi.
"Ya, jelas ada urusannya sama gue. Muka lo yang dekil enggak cocok ada di sini."
Adeela sangat kesal karena perkataan lelaki di depannya.
"Udah deh, Justin. Gue udah bosan terus-terusan berantem sama lo. Lebih baik kita baikan dan enggak lagi saling mengejek, iya, kan! Umur lo juga udah enggak lagi muda untuk bertingkah kayak anak-anak. Minggir! Gue mau lewat." Ujarnya mengibaskan tangannya agar Justin minggir dari jalannya.
Namun baru beberapa langkah, tiba-tiba tangannya di cekal oleh Justin. Alhasil Adeela kembali menghadap ke arah Justin. Jarak mereka sangat dekat. Adeela pun memelototkan matanya karena ulah Justin yang seenaknya memegang tangannya.
Baru ia mau berbicara, namun dari arah belakang sudah ada suara suaminya yang terdengar dingin dan tegas.
Adeela segera menatap ke belakang. Begitupun dengan Justin yang mengangkat pandangannya menatap Farhan.
Bersambung....
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Happy reading yah kk readers😁😙
Jangan lupa like, komen dan vote nya. Author akan sangat berterima kasih apabila kakak readers dengan legowo memberikan dukungan pada author, ya kan😙
Salam story from By_me
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Mien Mey
s justin d bibit bilang dekil pdh dvhati mah bilang cinta..
2021-07-11
1
Shellia
cemburu lagi deh....
2021-07-09
0
Sukarmi Iskandar
hih ini cucunguk ganggu aja
2021-06-25
0