Setelah selesai ganti baju, Adeela dibantu oleh suaminya menggunakan kursi roda menuju ke ruangan psyotheraphy. Adeela pagi itu memulai terapinya dengan gerakan-gerakan ringan mengingat ia baru saja bangun dari komanya dan harus mulai dari gerakan-gerakan ringan.
Adeela menjalani terapi selama kurang lebih seminggu. Berkat keinginan yang besar dan usaha akhirnya Adeela bisa sembuh lagi seperti semula dan hari ini ia bisa kembali pulang ke rumahnya.
Farhan membereskan semua baju milik istrinya dan memasukkannya kedalam tas. Setelah selesai, ia berjalan menuju kearah Adeela yang saat itu sedang berada di dekat jendela. Entah apa yang dilamunkannya di sana.
Farhan memegang pundak Adeela dan membalikkan badan Adeela kearahnya. Farhan tak bisa membaca raut wajah Adeela, tapi sepertinya istrinya itu sedang memikirkan sesuatu.
" Kamu lagi mikirin apa, hmm?"
Adeela menampakkan senyum terindahnya kearah Farhan. Hal itu sontak membuat Farhan terpana melihat kecantikan alami istrinya yang sangat mempesonanya.
" Aku enggak mikirin apa-apa kok, Mas. Semuanya sudah selesai?" Tanyanya yang memang tak memperhatikan kegiatan Farhan karena ia dari tadi sibuk melamun.
" Sudah, sayang. Sekarang kita pulang ke rumah."
Ingin sekali Adeela muntah karena dipanggil sayang oleh orang tak tahu diri yang telah membuatnya menjadi seperti ini dan membuat anak semata wayangnya pergi meninggalkannya. Tapi ia harus menahan diri agar semua rencananya bisa berjalan lancar.
Adeela menganggukkan kepalanya dan mereka pun keluar dari sana. Farhan berjalan keluar dengan memegang pundak Adeela dan tangan yang satunya ia gunakan untuk memegang tas.
Saat sudah di koridor rumah sakit, mereka berpapasan dengan dokter Riko. Adeela memberhentikan langkahnya dan mengucapkan terima kasih kepada dokter Riko karena telah merawatnya selama ia koma.
Farhan dari tadi memperhatikan dokter Riko yang menatap kearah istrinya dengan senyum yang tak pernah hilang diwajahnya.
Setelah selesai Adeela pamit dan berjalan keluar menuju mobil terparkir bersama Farhan. Farhan sangat memperhatikan Adeela sampai-sampai hal kecil saja ia kerjakan, seperti saat ini ia memasangkan sabuk pengaman Adeela.
Selama perjalanan suasana hening. Adeela memandang kearah jendela dan tak menghiraukan Farhan yang dari tadi mencuri- curi pandang kearahnya.
Farhan jadi bingung karena setelah sadar dari komanya Adeela lebih banyak diam. Ia bingung dengan sikap Adeela yang sebelumnya sangat ceria dan cerewet padanya, mendadak menjadi pendiam setelah sadar dari koma.
Farhan menjalankan kendaraannya dengan kecepatan sedang. Tak lama kemudian akhirnya mereka telah sampai di depan rumah besar dan bergaya eropa.
" Kita sudah sampai, sayang." Ucapnya membuyarkan lamunan Adeela. Adeela tersadar dan menatap rumah di depannya. Keningnya berkerut memandang rumah di depannya. Kenapa Farhan membawanya kesini?, tanyanya dalam hati.
" Kenapa kita kesini, Mas? Kenapa enggak langsung pulang ke rumah aja?"
Farhan memang sengaja membeli rumah baru untuk Adeela karena rumah mereka yang lama telah lama di tempati oleh Kyla saat Adeela sedang koma.
" Mulai hari ini, kita bakalan tinggal disini. Ini rumah baru kita, sayang. Kamu suka, kan?"
" Kenapa kita harus pindah, Mas. Rumah yang lama kan, masih bagus untuk di tinggali."
" Enggak apa-apa, sayang. Ini sebagai bentuk syukur aku dan hadiah karena kamu akhirnya sadar dari koma."
Mendengar jawaban Farhan yang menurutnya ambigu membuat Adeela menyimpan banyak tanda tanya besar dihatinya. Ada apa sebenarnya, kenapa tiba-tiba saja Farhan membawanya kemari. Pasti ada yang sedang disembunyikan olehnya, aku harus mencari tahu, batinnya mengatakan.
" Makasih, Mas." Hanya itu jawaban dari Adeela kepada Farhan.
" Yasudah, mending sekarang kita masuk, yuk."
Adeela menganggukkan kepalanya dan segera keluar dari sana. Farhan membuka bagasi mobil dan membawa tas istrinya ditangannya. Saat sudah sampai di depan pintu, ia mengetuk pintu yang saat itu sedang terkunci.
Pintu pun terbuka dan nampaklah seorang wanita paruh baya di sana. Adeela menatap wanita paruh baya itu yang membuka pintu rumahnya.
" Aden sama non sudah pulang! silahkan masuk."
" Makasih, Mbok."
Wanita paruh baya itu pun mempersilahkan kami masuk dan mereka berjalan memasuki rumah.
Adeela mengedarkan pandangannya memperhatikan rumah baru yang ia tempati. Rumah ini hampir sama besar dengan rumahnya yang dulu, namun rumah ini terlihat lebih mewah dengan aksen eropa di dalamnya.
Farhan membawa Adeela memasuki rumah.
" Bi, kamar utama sudah di beresin?"
" Sudah Aden!"
" Yasudah, saya keatas dulu yah, bi. Makan malamnya diantar saja keatas!"
" Baik, Aden."
Farhan membawa Adeela menuju kamar utama yang berada di lantai dua rumah itu. Pintu pun terbuka dan Adeela dibawa masuk oleh Farhan dan didudukkan di ujung ranjang.
Farhan menyimpan tas bawaannya di tempat pakaian kotor. Adeela memperhatikan kamar yang baru ia tempati. Kamar yang luas dengan warna cat kesukannya, hijau tosca. Hampir semua perabotan di dalamnya berwarna hijau tosca, mulai dari ranjang king size, sofa, meja rias dan karpet bulu dibawahnya berwarna senada.
Pandangannya tak sengaja bertemu dengan Farhan saat ia baru keluar dari kamar mandi. Farhan berjalan mendekati istrinya dan duduk di sampingnya.
" Mending sekarang kamu mandi, abis itu baru kamu tidur. Kamu pasti capek, kan?" Katanya membelai rambut panjang istrinya.
Ya ampun, itu tangan bisa enggak disingkirin dari rambutku. Demi apapun aku tidak sudi di sentuh seperti itu olehnya, cibirnya dalam hati. Namun ia masih bersandiwara dengan menampakkan senyumnya agar Farhan tak menetahui sandiwaranya.
" Yasudah, kalau begitu aku mandi dulu yah, Mas."
Farhan menganggukkan kepalanya dan melepaskan tangannya yang dari tadi masih betah membelai rambut istrinya.
" Bagaimana sama pakaian aku, Mas? Yang aku bawa kan hanya yang di dalam tas. Semua pakaianku masih di rumah lama."
" Semua pakaian kamu sudah aku pindahkan semua kesini. Jadi kamu jangan khawatir kalau masalah itu."
" Makasih ya, Mas." Jawabnya tersenyum
" Iya, sama-sama." Farhan membalas senyuman istrinya.
Setelah itu Adeela berjalan masuk ke dalam kamar mandi dan memulai ritual mandinya. Adeela berendam di dalam bathup yang telah ia beri dengan wewangian beraroma melon. Jenis sabun kesukaannya. Ia berendam selama 15 menit setelah itu ia lanjutkan dengan membilas badannya dibawah guyuran air.
Adeela keluar dengan menggunakan bathrobe dan berjalan keluar sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk. Semua itu tak lepas dari perhatian Farhan yang menelan ludahnya kasar melihat tubuh istrinya yang tidak berubah selama 6 tahun lamanya mengalami koma.
Adeela tak memperhatikan raut wajah Farhan yang sudah diliputi kabut gairah, ia berjalan menuju lemari dan berjinjit mengambil bajunya yang berada dibagian atas. Namun sayang karena tinggi tubuhnya yang kurang membuatnya tak bisa menggapainya.
Tiba- tiba dari arah belakang dengan jarak yang sangat dekat, Farhan mengambil baju yang ingin digapai dari tadi oleh Adeela. Adeela kalau berdiri di samping Farhan maka ia hanya setinggi batas dada suaminya.
Adeela mematung karena posisi mereka sekarang sangat dekat. Adeela segera membalikkan badannya dan mengambil baju tidur ditangan suaminya. Adeela tahu dari raut wajah suaminya bahwa ia sedang menahan gairah, namun Adeela tak mau kebablasan ia segera menggeser posisinya dan berjalan menuju kamar mandi dan memakai bajunya di dalam sana.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Happy reading guysnya😘
Jangan lupa klik like, komen, favorite dan beri juga poinnya yah😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
mantap Adeela abaikan suami seperti itu
2023-07-21
1
t_€h_πo€®z
setinggi apa sih lemarinya.... sampe mo ngambil baju aja jinjit....
2022-08-01
0
Nurriyah
Thor ini pake POV 1 atau POV 3
2021-08-13
0