15 menit perjalanan akhirnya mereka telah sampai di perusahaan. Farhan memarkirkan kendaraannya di basement lalu bersama istrinya berjalan masuk menuju ruangannya.
Sepanjang perjalanan banyak sekali karyawan yang menatap ke arah bos mereka. Adeela dan Farhan berjalan di lobi dan segera masuk ke dalam lift. Segera Farhan menekan angka satu di lift khusus petinggi perusahaan.
Ting...Lift pun terbuka. Adeela dan Farhan berjalan berdua menuju ruangannya. Sang sekertaris seketika langsung berdiri dan menyapa direkturnya yang datang bersama istrinya.
"Kamu duduk dulu di sofa." Perintahnya pada istrinya agar menunggunya selama bekerja di sofa.
Adeela menganggukkan kepala dan segera berjalan menuju sofa dan mendudukkan bokongnya di sofa empuk itu.
"Kamu mau makan apa?" Tanya Farhan saat sudah duduk di kursi kebesarannya.
Namun Adeela menggelengkan kepalanya karena tidak memiliki nafsu makan.
"Nanti saja aku makan. Aku belum lapar, mas."
"Kamu harus makan. Biar aku saja yang memesankan makanan untuk kamu. Badan kamu bisa tambah kurus kalau makan saja tidak teratur."
Seketika Adeela memperhatikan badannya. Benar saja kalau badannya sekarang agak kurus berbeda saat sebelum ia mengalami koma yang memiliki badan agak berisi dan pipi yang chubby.
"Yasudah, terserah mas saja."
Setelah mendengar jawaban istrinya, Farhan segera menghubungi sekertarisnya untuk membelikan makanan sehat untuk istrinya.
Setelah selesai menghubungi sekertarisnya, Farhan pun memulai rutinitasnya dengan berkutat dengan komputer di depannya.
Adeela duduk bersandar di sofa sambil memperhatikan suaminya yang berkali-kali lipat ketampanannya saat sedang bekerja dengan kacamata yang bertengger di hidungnya.
"Seandainya kamu tidak selingkuh, mas, mungkin sekarang kita akan hidup bahagia dengan anak kita. Mungkin sekarang anak kita sudah masuk sekolah dasar. Tapi semua sudah terjadi. Kamu memang bukan lelaki yang baik." Ucapnya dalam hati seketika kebenciannya semakin memuncak pada suaminya. Ia mengalihkan pandangannya pada lain arah karena sakit hati jika terus memperhatikan suaminya.
Tiba-tiba pintu di ketuk dari luar dan suara sahutan dari Farhan mengizinkan sekertarisnya untuk masuk.
Sekertaris Farhan berjalan masuk sambil membawa tentengan paper bag makanan ke hadapan bosnya.
"Simpan saja di meja."
Sekertaris Farhan segera menyimpannya di atas meja di depan Adeela dan pamit undur diri untuk kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Kamu buka isinya dan makan sekarang." Ucapnya tanpa memandang istrinya saat masih sibuk dengan komputer di depannya.
Adeela dengan malas akhirnya mengikuti perintah suaminya dan memakannya. Namun ia tidak bisa menghabiskan makanan itu karena ia tidak berselera makan.
"Habiskan, Deela!" Perintahnya karena ia melihat istrinya itu masih menyisakan banyak makanannya.
Adeela tidak punya pilihan lain selain menuruti perintah suaminya. Ia pun kembali memakan makanannya sampai habis.
Setelah selesai makan, Adeela pun memainkan ponselnya karena tidak ada yang bisa ia lakukan. Karena bosan menunggu akhirnya Adeela pun tertidur di sofa dengan masih memegang ponselnya.
Farhan melirik ke arah istrinya yang sedang tertidur sambil bersandar di sofa. Segera ia berjalan menghampiri istrinya dan membenarkan posisi tidurnya di sofa.
Adeela tidur sangat lelap sampai-sampai ia tidak terganggu sama sekali saat Farhan memperbaiki posisinya tadi. Farhan menyingkirkan rambut yang menutupi wajah istrinya itu ke belakang telinga. Dipandanginya wajah teduh istrinya itu saat tertidur. Farhan merasa sangat bersalah karena ulahnya sehingga anaknya bersama Adeela meninggal dunia. Ia telah menyakiti istrinya ini sangat dalam oleh karena itu ia berjanji akan menemani Adeela sampai benar-benar sembuh.
Ia melihat jam yang melingkar di tangannya sudah menunjukkan pukul 12.25 Wib. Segera ia menekan tombol penghubung untuk menghubungi sekertarisnya.
"Pesankan aku makanan yang kayak tadi dua porsi. Setelah itu antarkan ke ruangan."
"Siap, pak." Sahut sekertarisnya di balik telepon.
Farhan duduk sambil menyenderkan punggungnya di kursi kebesarannya. Ia kembali menatap kearah istrinya yang masih terlelap di atas sofa. Memikirkan nasib istrinya yang telah ia lukai. Memikirkan bagaimana caranya nanti ia memberitahukan yang sebenarnya pada istrinya dan kira-kira bagaimana responnya. Farhan dibuat pusing saat memikirkannya. Ia pun mencoba menutup matanya untuk menghilangkan fikiran tadi.
7 menit kemudian Sekertarisnya pun masuk membawa paper bag makanan yang sama tadi pagi dan kembali meletakkannya di meja. Setelah itu ia pamit keluar.
Farhan pun membangunkan istrinya agar makan bersamanya. Adeela mengerjapkan matanya dan melihat suaminya yang berjongkok di depannya dengan jarak yang sagat dekat dengannya. Segera Adeela bangun dan memperbaiki posisinya duduk.
"Makan dulu, yah!" Ucap Farhan sambil duduk di samping istrinya.
"Nanti saja, mas. Aku masih kenyang." Benar saja karena Adeela tadi makan pada pukul 09 lewat beberapa menit.
Farhan mau menjawab namun segera Adeela berbicara.
"Aku masih kenyang, mas. Kalau aku paksa, takutnya nanti aku mual."
Akhirnya Farhan pun menuruti istrinya. Alhasil ia makan sendiri dengan di dampingi Adeela di sampingnya yang terus menatapnya. Farhan tidak bisa fokus makan karena di tatap dengan intens oleh Adeela.
"Jangan tatap aku terus!" Ucapnya saat selesai mengunyah makanannya.
Adeela pun dibuat tertawa karena suaminya itu terlihat salah tingkah di tatap olehnya.
"Mas Farhan ganteng sih! Makanya aku enggak bisa ngedip." Ucapnya berusaha menggombal namun dalam hatinya merasa jijik dengan ucapannya sendiri.
Farhan menyimpan sendoknya dan beralih menatap istrinya.
"Memangnya dulu aku enggak ganteng?" Tanyanya dengan jarak dekat.
Adeela mengerjapkan matanya dan memundurkan badannya agar ada jarak diantara mereka.
"Enggak!"
"Masa?" Ucapnya semakin mendekatkan dirinya dengan Adeela.
"Mati aku." Gumam Adeela dalam hati karena ulah suaminya.
"Heem." Adeela menjawab dengam deheman karena Farhan semakin mengikis jarak diantara mereka.
Entah setan dari mana lagi-lagi Farhan mencoba menyentuh istrinya. Ia menarik pinggang istrinya yang semakin memundurkan duduknya. Kini Adeela sudah sangat dekat dengan Farhan, sampai-sampai deru nafas suaminya dapat ia rasakan membelai wajahnya.
Farhan semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah istrinya sedikit lagi ia akan berhasil menyentuh bibir istrinya namun aksinya gagal karena pintu terbuka dan nampaklah Kyla di sana membawa Paper bag di tangannya.
"Mas!" Teriak Kyla sehingga Farhan menatap dengan mata membulat kearah istrinya. Segera ia menjauhkan badannya dari istrinya dan berdiri dari sana.
Farhan berdehem dan memasukkan tangannya ke dalam saku celana.
Adeela menatap dengan seksama wanita yang ada di pintu. Ia menajamkan matanya meyakinkan apa yang ia lihat. Ia menyunggingkan senyum miring karena mangsanya masuk perangkap tanpa harus ia umpan. Ia masih mengingat wajah wanita itu. Wanita itu adalah perebut suaminya.
"Ok, kita mulai permainannya." Gumamnya dalam hati dengan senyum miring ia tampakkan di sana.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Salam story from By_me😘
Jangan lupa like, komen dan vote nya kk.
Kalau kalian berbaik hati baca juga novel aku yang berjudul Farhana Almeera, Istriku. Dijamin ceritanya enggak kalah seru dengan yang ini.
Salam story from By_me
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
makin seru nih..
2023-07-21
0
Queenfans Angelfans
𝘬𝘢𝘭𝘰 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢 𝘭𝘦𝘮𝘢𝘩 𝘨𝘬 𝘶𝘴𝘩 𝘴𝘰𝘬 𝘮𝘢𝘶 𝘣𝘢𝘭𝘢𝘴 𝘥𝘦𝘯𝘥𝘢𝘮
2023-07-11
0
meE😊😊
yeey panas2in aja del tu si cabe2an klo prlu ulek smpe alus
2021-07-19
0