Pengantin Milik Raja
Jam beker mulai berdering keras pertanda waktu menunjukkan pukul 07.00 pagi waktu setempat. Bisingnya suara dentingan jam beker berbentuk minion telah membangunkan seorang tuan muda tampan, putra dari konglomerat terkaya yang ada disalah satu kota terbesar di negara ini. Tuan muda itu bukan sembarang tuan muda. Ia adalah musisi ternama yang digilai banyak wanita diseluruh jagad dunia, baik dunia maya ataupun dunia nyata.
Kepopulerannya begitu mengglobal hingga tak ada satu wanitapun yang tidak mengenal siapa tuan muda tajir melintir ini. Di usianya yang masih menginjak kepala 2, pamornya tak pernah meredup dan semakin banyaklah fans fanatiknya. Dimanapun tuan muda ini berada, pasti fans setianya bakal ngintilin dia kemana-mana sehingga mau tidak mau, tuan muda ini membutuhkan banyak bodyguard untuk menjaganya dari ganasnya para fans garis keras yang semuanya terdiri dari kaum hawa. Dimulai dari wanita remaja, hingga emak-emak sekalipun, semuanya, tergila-gila akan pesona sang tuan muda tampan yang paripurna.
Abiyas Raja Athrazka, yang biasa dipanggil Raja, adalah nama dari tuan muda yang berprofesi sebagai musisi papan atas. Sudah banyak karya yang ia hasilkan dan semua karyanya disukai banyak orang. Bahkan selalu masuk di berbagai ajang nominasi baik lokal maupun internasional. Panggilan namanya saja Raja, memiliki paras tampan nan menawan, tentu saja ia menjadi idola semua kaum hawa dan banyak sekali wanita yang mengantri dibelakangnya.
Terlepas dari kehidupannya sebagai musisi papan atas, Raja juga punya kehidupan pribadi. Keluarganya yang berasal dari keluarga terpandang menginginkan sang artis memiliki masa depan cerah selain menjadi musisi guna menjaga stabilitas nama baik keluarganya. Karena itulah, ayahnya, mister Athrazka menjodohkan Raja dengan wanita pilihan keluarganya yang juga sama-sama berasal dari keluarga terpandang lainnya.
"Tuan muda, anda sudah bangun?" tanya Ben. Asisten kepercayaan Raja. Ia sudah standby berdiri disamping tuannya dengan membawa tablet berisi segudang aktivitas yang akan dilakukan Raja hari ini. Ben ini, selain sebagai asisten pribadi, ia juga yang mengurus segala keperluan dan kebutuhan Raja mulai dari dia bangun tidur hingga kembali tidur lagi.
"Apa jadwalku hari ini?" tanya Raja sambil duduk di atas kasur kebesarannya yang berlapiskan emas.
Sang artis memeriksa ponselnya yang berisi jutaan pesan dan chat dari para penggemarnya dan ajaibnya, selalu saja bertambah kian harinya. Namun, dari sekian banyak pesan yang masuk, tak satupun ia membalas chat para fansnya. Pria tampan itu hanya melihat berapa juta pesan masuk sembari tersenyum senang.
"Hari ini, hanya ada pemotretan. Selebihnya anda bisa meluangkan waktu di studio untuk membuat karya baru yang anda inginkan. Malam harinya, anda ada janji temu makan malam dengan Nona Kiran. Putri dari keluarga Cendana. Dia calon istri anda kelak."
"Keluargaku menjodohkanku lagi?" Raja menyunginggkan senyumnya. Sepertinya ia tidak kaget dengan kabar berita tentang perjodohan yang kerap kali dilakukan keluarganya.
"Benar Tuan, kali ini nona Kiran agak bar bar. Dia playgirl dan juga suka mempermainkan banyak pria, sama seperti anda ...."
"Jaga ucapanmu, Ben!" sentak Raja mendengar komentar asistennya. "Atau kupecat kau sekarang juga. Aku tak suka mempermainkan wanita, kau tahu sendiri, hingga hari ini ... karena tuntutan pekerjaan, aku masih betah menjomblo."
"Tidak akan ada asisten yang betah dan bisa bertahan lama seperti saya Tuan. Saya memang sangat berharap anda pecat. Dengan begitu, saya bisa tidur nyenyak dan tak perlu bangun lebih pagi dari anda." Ben menundukkan kepalanya dengan sangat ramah meskipun nada bicaranya terdengar menjengkelkan, bahkan terlalu berani untuk seorang asisten.
Hal itu karena pria bernama Ben ini masih seumuran dengan Raja. Keduanya tumbuh besar bersama. Ayah Ben adalah asisten kepala rumah tangga di keluarga Athrazka. Dan kini, iapun mengikuti jejak ayahnya menjadi asisten kepercayaan Raja, putra tunggal dari keluarga Steve Athrazka.
"Kau benar-benar menyebalkan, Ben. Karena itulah aku sangat menyukaimu dan akan terus mempekerjakanmu jadi asistenku selamanya. Ayo kita taruhan, siapa tadi nama gadis itu?"
"Nona Kiran, Tuan. Dia putri sulung dari keluarga Cendana."
"Ah, Kiran." Raja manggut-manggut. "Menurutmu ... berapa lama dia bisa bertahan duduk bersamaku?" tantang Raja sambil tersenyum sinis.
"Kalau dari karakter si nona bar bar ini, pasti 15 menit. Dia hanya akan bertahan di samping anda 15 menit saja."
"Huh." Raja tersenyum. "Oke, kita taruhan 10 juta. Aku akan membuatnya pergi dalam waktu 10 menit. Jika aku gagal, aku akan memberimu 2 kali lipat dari taruhan kita. Tapi jika aku berhasil, maka kau harus membayarku 10 juta."
"Itu setengah dari gaji saya, Tuan. Anda tega sekali."
"Kau takut? Kalau kau menang, kau dapat gaji 2 kali lipat. Aku rasa kau sudah lebih kaya dariku sekarang. Sebab, aku tak pernah melihatmu membelanjakan uangmu. Semua fasilitas yang kau butuhkan terpenuhi di rumah ini. Tidak ada alasan bagimu untuk bilang kalau kau tidak punya uang karena kau tak pernah mengeluarkan uang untuk memenuhi kebutuhanmu."
"Baiklah, saya setuju," sahut Ben cepat sebelum tuannya mengintimidasinya lebih dalam lagi soal berapa uang yang ia miliki.
"Deal!" Raja mengulurkan tangannya dan Ben menerima uluran tangan majikannya sebagai bukti kesepakatan mereka bersama. Sang Raja mulai bersiap-siap menjalani rutinitasnya sebagai artis papan atas hingga malam kesepakatan antara dirinya dan Ben terlaksana.
***
Sore ini, hujan deras sedang melanda kawasan hotel tempat seorang gadis manis bernama Bulan bekerja. Sebenarnya, Bulan berasal dari keluarga berada. Hanya saja, ia menjadi putri yang terbuang dikeluarganya karena ia lahir dari istri kedua. Ia berhenti kuliah dan memutuskan untuk bekerja paruh waktu agar dirinya bisa pergi meninggalkan kota ini. Bulan ingin keluar dari keluarga yang tak menginginkan keberadaan dirinya.
Bahkan lebih parahnya lagi, putri yang terbuang itu akan dinikahkan dengan seorang pria cacat dan itupun tanpa persetujuan darinya. Karena itulah, Bulan mengumpulkan uang sebanyak mungkin agar ia bisa hidup mandiri dan berniat kabur dari rumah sebelum pernikahannya dengan pria tua cacat yang lebih pantas menajdi ayahnya itu terlaksana.
"Bulan!" seru temannya dari dalam hotel. "Syukurlah kau belum pulang." seorang wanita yang merupakan rekan kerja Bulan datang menghampirinya dengan tergesa-gesa.
"Ada apa? Kenapa lari-lari begitu?" tanya Bulan, kepalanya ikutan naik turun ketika temannya mengambil napas gara-gara ngos-ngosan.
"Bisa nggak? Kamu gantiian aku shift malam? Nenekku sakit, aku harus pulang lebih awal sekarang. Tolonglah Bulan Batu Permata, kali ini saja. Nggak ada yang bisa nolongin aku selain kamu." rekan kerja Bulan yang benrnama Tari itu memohon pada Bulan sampai mengatupkan kedua tangan didepannya.
"Tapi kan kau tahu sendiri, aku tidak bisa kalau shift malam. Rumahku sangat jauh dari sini, Tar. Bagaimana caraku pulang dan apa yang harus aku katakan pada keluargaku jika aku pulang terlambat? Sejauh ini mereka mengira kalau aku masih kuliah."
"Bilang saja kau ada tugas tambahan sehingga kau harus bermalam ditempatku karena tugasnya harus dikumpulkan besok. Aku akan bantu bilang pada ibumu ... tapi, ibumu yang mana, ya? Kau kan punya dua ibu?"
"Ibuku hanya Alta, dialah ibu kandungku. Aku tak mengakui ibu manapun selain dia."
"Huh, malang benar nasibmu, seorang tuan putri yang terbuang kini harus terpaksa bekerja paruh waktu disebuh hotel. Apa jadinya jika keluargamu sampai tahu kalau kau bekerja di sini dan bukannya kuliah ... emmm, lepaskeun emmmm ..." tiba-tiba mulut Tari dibekap oleh Bulan. "Apa yang kau lakukan?" sengal gadis itu memberontak dari bekapan tangan temannya.
Bulan langsung membekap kembali mulut sahabatnya agar tak lagi bicara dan menjauh dari keramaian. Ia menoleh ke segala arah berharap tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka.
"Diamlah, bisa gawat kalau sampai ada yang dengar siapa aku sebenarnya. Oke ... aku akan membantumu, tapi jaga rahasiaku. Jangan sampai ada yang tahu. Lagipula, kau yang mengajakku bekerja bersamamu di sini! Kau pintar sekali mengintimidasiku. Kau curang! Mentang-mentang kau tahu kelemahanku!" Bulan cemberut akut pada temannya tapi berkat dia pula ia bisa mengumpulkan uang untuk melancarkan aksinya kabur dari rumah bila saatnya tiba tinggal emnunggu hari saja.
"Nah, gitu dong ... aku akan mengunci mulutku rapat-rapat, karena kau sudah mau membantuku. Terimakasih ya Bulan sayang ... aku cinta padamu. Kembalilah masuk ke dalam dan gantikan aku, oke!" Tari meloncat-loncat kegirangan dan melepas pakaian seragamnya begitu saja di tempat umum.
Untung suasana area hotel lagi sepi karena hujan. Rupanya ia sudah memakai pakaian biasa dibalik pakaian seragamnya seolah ia memang sudah bersiap-siap sebelumnya. Bahkan pakaian yang dikenakan Tari kelewat seksi sekali untuk ukuran seorang cucu yang mau menjenguk neneknya.
Gadis tinggi ramping itu menerobos hujan dan berbalik arah menatap Bulan. "Aku akan menelepon bibi Alta setelah ini, kau tenang saja, oke! Bye!" teriaknya dari kejauhan sambil tertawa riang.
"Dasar gadis tengil! Bilang saja kalau mau kencan, pakai acara ingin menjenguk nenekmu yang sakit segala. Dia kan sudah tidak punya nenek? Dasar pikun!" gumam Bulan dan iapun masuk kembali ke hotel untuk berganti seragam lagi menggantikan temannya gara-gara lebih memilih sibuk berkencan dengan kekasihnya.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Amelia
bagus i like ❤️❤️❤️
2024-04-05
0
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-04-14
0
Mara
Hadir disini
2023-04-02
0