Malam kesepakatan antara Raja dan asistennyapun tiba. Sang artis ternama beserta beberapa pengawalnya datang ke hotel untuk melaksanakan apa yang diinginkan keluarganya, yaitu makan malam bersama dengan gadis yang dijodohkan keluarga Raja. Sebenarnya, Raja tidak suka dijodohkan, tapi tidak ada salahnya jika ia menganggap pertemuan yang diatur ini sebagai permainan untuk hiburan semata ditengah-tengah padatnya jadwal kesibukan Raja sebagai artis ternama.
"Apa gadis itu sudah datang?" tanya Raja sembari berjalan memasuki hotel.
Para penggemarnya sudah berteriak histeris menyebut nama Raja di luar hotel yang entah bagaimana caranya mereka selalu saja tahu dimanapun Raja berada. Untunglah penjagaan di dalam hotel diperketat sehingga para wartawan dan paparazi tak bisa ikut masuk ataupun memantau apa saja yang dilakukan sang artis saat berada di dalam hotel. Yang bisa mereka lakukan hanyalah, menunggu Raja keluar lagi dari hotel, baru mereka bisa menyapa sang idola mereka kembali.
"Sepertinya sudah, ia duduk di meja nomer 15, wah ... kok pas ya, Tuan. Aku yakin ia hanya akan bertahan disisimu selama 15 menit saja," ujar Ben penuh percaya diri dan tetap setiap berjalan dibelakang Raja. "Apa rencana anda kali ini?" tanyanya penasaran.
Raja memerhatikan meja 15 yang letaknya ada di barat daya tempatnya ia berjalan sekarang. Memang ada seorang gadis seksi sedang duduk manis membelakangi Raja dengan rambut panjang terurai dan memakai gaun berwarna navy tanpa lengan.
"Bisa kau perlihatkan seperti apa rupanya? Aku tak bisa melihatnya karena ia duduk membelakangiku."
Ben menyerahkan tablet yang dibawanya kemana-mana dan memperlihatkan wajah gadis yang akan menjadi calon istri tuannya. "Ini, Tuan muda, cantik kan? Keluarga besar anda tidak akan pernah salah pilih pasangan.
"Huh, lumayan." Komentar Raja setelah melihat paras calon istrinya.
"Anda suka? Apa kita batalkan taruhan kita?" tanya Ben senang karena berpikir bakal mendapat bonus dari tuan besarnya kalau Raja menyetujui perjodohan ini.
"Siapa bilang aku menyukainya. Maksudku adalah ... lumayan untuk dijadikan taruhan."
"Tuan muda. Nona Kiran ini penggemarnya banyak. Ia seorang model majalah yang punya segudang fans fanatik sama seperti anda. Wajahnya juga sangat cantik. Kenapa anda tidak menerima saja perjodohan ini? Apa yang kurang darinya? Lihatlah Tuan, dari belakang saja dia tampak sempurna, apalagi kalau dilihat dari depan?" Ben sengaja mengkompori Raja agar tertarik pada wanita pilihan keluarga majikannya.
"Aku tidak tertarik, kalau kau suka. Kau saja yang menikahinya!" ujar Raja tanpa ekspresi. Ia menatap tajam wanita yang sedang duduk rileks dikursinya.
"Ehm, Tuan. Saya tahu anda sering memanfaatkan saya dengan pura-pura berpacaran dengan saya sehingga banyak wanita yang dijodohkan dengan anda membatalkan perjodohan sepihak karena mengira anda adalah seorang G, tapi kali ini ... nona Kiran sudah tahu taktik anda. Bila anda menggunakan taktik sama seperti sebelumnya dengan memanfaatkan saya lagi, saya rasa ... itu tidak akan berhasil."
"Bagaimana kalau aku menciummu di depan dia? Akan kuberikan 20 juta tanpa taruhan," tawar Raja dan sang asisten langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan.
"Lebih baik saya mati daripada anda harus mencuri ciuman pertama saya, Tuan?" Ben mulai menjauh dari tuannya. Ia jadi berpikir, jangan-jangan tuan mudanya ini memang benar-benar seorang G.
"Ayolah Ben, itu hanya ciuman! Aku juga belum pernah mencium siapapun. Harusnya kau senang mendapat kehormatan ciuman pertama dariku!" bujuk Raja. Ia sengaja menggoda asistennya sendiri. Keduanya juga saling berhadapan sekarang.
"Tidak Tuan, terimakasih, cari saja pria lain yang bisa anda cium!" Ben semakin bergidik ngeri, dan tanpa sadar sang asisten semakin menjauh dari tuannya.
"Selamat datang, Tuan-tuan," sapa Bulan yang secara tidak langsung menyelamatkan Ben dari intimidasi majikannya karena sudah mulai kumat gilanya. "Mari ... silahkan! Saya akan mengantar anda ke meja anda," ujar Bulan ramah dan tampak anggun. Ia menundukkan kepalanya dengan hormat saat mempersilakan raja mengikutinya.
Mereka benar-benar orang aneh, masa mau berciuman di tempat umum begini, jeruk makan jeruk lagi? batin Bulan yang mati-matian bersikap biasa dan seramah mungkin walau dalam hatinya ia menatap jijik pria tampan yang ia sangka G ini.
Sejujurnya, Bulan tidak tahu siapa pria yang menurutnya aneh ini, yang jelas pria tampan itu bukanlah pria sembarangan dan tugas Bulan adalah melayaninya dengan baik karena dia adalah tamu VIP di hotel ini.
Sebenarnya, sejak tadi ... Bulan tak sengaja mendengar pembicaraan Raja dan asistennya saat ia hendak menyambut kedatangan tamunya. Gadis cantik itu memang ditugaskan untuk menyambut semua tamu yang datang dan melayani mereka dengan baik. Bulan sudah ingin menyapa mereka sejak tadi, tapi pembicaraan intim antara Raja dan asistennya membuat gadis itu ragu karena ini pertama kalinya ia mendengar ada seorang pria ingin mencium teman prianya di tempat umum pula. Dunia ini benar-benar sudah gila, sangat disayangkan, seorang pria tampan dan orang penting berkelas seperti Raja harus menjadi seorang G. Itulah kesan pertama yang Bulan tangkap saat menjamu tamunya kali ini.
Raja menoleh pada wanita pelayan yang menyapanya. Pelayan wanita yang tak lain adalah Bulan tidak bergeming dari tempatnya. Raja sempat tertegun melihat wajah cantik Bulan meskipun gadis pelayan itu sedikit menunduk didepannya. Ini pertama kalinya sang artis melihat ada pelayan hotel semulus Bulan meskipun semua pelayan wanita di hotel ini dituntut memiliki paras cantik dan berpenampilan menarik untuk menggaet simpati para tamu pengunjung hotel. Namun, wajah cantik Bulan, punya aura tersendiri. Mungkin karena ia memang bukan gadis biasa pada umumnya. Bulan adalah seorang putri yang terbuang dikeluarganya karena tak pernah dianggap ada.
Banyak tamu yang memuji kecantikan Bulan dan tak sedikit pula yang mencoba menawar Bulan untuk mengajaknya berkencan, tapi gadis pelayan itu punya harga diri dan menolak halus semua tawaran para pria hidung belang yang datang ke hotel saat Bulan menjamu mereka. Untunglah hotel ini merupakan hotel bintang lima yang punya kredibilitas tinggi sehingga orang-orang tak bisa memperlakukan karyawan mereka seenak jidatnya. Hotel ini juga menjamin keselamatan para pekerja wanita agar tetap aman dan nyaman saat mereka semua bekerja. Siapapun yang mencoba berani bersikap tak pantas pada karyawan hotel, maka pihak hotel akan menuntut tamu tersebut sesuai peraturan undang-undang yang berlaku.
"Mari Tuan-tuan, ikutlah dengan saya," ujar Bulan lagi dengan sangat sopan dan ramah. Iapun berjalan lebih dulu supaya tamunya ini mengikuti arahannya.
Melihat cara berjalan Bulan dari belakang, tiba-tiba, saja ... ada sebuah ide terlintas dipikiran Raja untuk membuat gadis yang akan dijodohkan dengannya segera meninggalkannya hanya dalam hitungan menit. Bukan karena ia ingin menang taruhan, tapi karena Raja sungguh tidak ingin dijodohkan dengan siapapun. Kalaupun ia harus menikah, ia ingin menikah dengan wanita yang dicintai dan mencintainya dengan tulus, bukan karena dijodohkan. Secantik apapun wanita yang dikenalkan keluarganya, kalau Raja tidak cinta ya tidak bisa dipaksa. Karena itulah ia akan melakukan banyak cara untuk membuat wanita yang dikenalkan padanya kabur dan pergi darinya dengan sendirinya. Dengan begitu ia aman dan tak perlu takut kena omel ayahnya yang terkenal garangnya minta ampun.
"Hei kau," panggil Raja pada Bulan saat ia berjalan dibelakang Bulan.
"Iya, Tuan. Anda memanggil saya?" Bulan berhenti berjalan dan menoleh pada Raja.
"Ehm, bisa kau bantu aku?" mata Raja menatap tajam pelayan cantik yang berdiri dihadapannya.
"Iya, Tuan. Apa yang bisa saya bantu?" tanya Bulan ramah meskipun ia was-was ditatap pria tampan seperti Raja. Bukan karena dia tampan dan berkharisma, entah kenapa, Bulan punya firasat buruk jika melihat tatapan mata Raja.
"Ben, kau pergilah. Aku akan memanggilmu kalau urusanku di sini sudah selesai," pinta Raja pada asistennya tanpa berpaling dari wajah cantik Bulan. Ben pun mengerti dan ia menghimbau agar seluruh pengawal Raja meninggalkan tempat ini seperti yang diinginkan Raja.
Tidak ada yang bisa dikatakan Bulan selain menunggu apa yang diinginkan tamu anehnya ini. Sejujurnya, baru pertama kali ini ia berhadapan dengan pria G. Ia sendiri juga tidak bisa kabur ataupun menolak permintaan tamu yang membutuhkan pertolongannya, apapun itu.
Semoga saja, bukan sesuatu yang buruk, batin Bulan.
"Tetaplah disisiku dan jangan pergi kemanapun," ujar Raja tiba-tiba to the poin dan tanpa basa basi.
"Itu memang tugas saya Tuan, saya akan melayani anda dengan sangat baik," jawab Bulan salah kira maksud ucapan Raja. Ia sebenarnya takut kalau pria yang ia kira G ini berbuat yang tidak-tidak. Tapi Bulan tetap berpikiran positif karena hotel tempatnya bekerja ini menjamin keselamatannya.
"Bagus, aku ingin pelayanan eksklusif darimu."
Mata kedua insan berbeda jenis kelamin ini saling beradu pandang. Satunya memandang penuh licik, satunya memandang dengan tanda tanya besar.
BERSAMBUNG
***
Ini beda dengan novelku sebelumnya ya ... nggak ada hubungannya dengan keluarga Leo ataupun Refald wkwkwkw
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Mara
Udah kebawa arus nih....lanjut baca
2023-04-02
0
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
di pertemuan pertama udah salah paham 😑😑 Abi kayaknya g tau dah itu percakapannya sama Ben bulan denger🤭🤭🤭
2022-06-17
0
Shakila Rassya Azahra
waduh bulan pasti mau di ajak konpirasi sama raja 🤔😁
2022-05-21
0