Benar dugaan Bulan, begitu pintu kamar didepannya ini terbuka, genggaman tangan Tari merenggang dan kesempatan itu langsung Bulan gunakan berlari menjauh sebelum orang yang membukakan pintu kamar melongokkan kepalanya untuk melihat siapkah yang datang. Aksi Bulan yang tiba-tiba saja lari sekencang angin, membuat panik Tari sehingga ia jadi kagok sendiri menyaksikan sahabatnya telah kabur duluan dan meninggalkannya berdiri sendiri di depan pintu kamar hotel Raja.
"Eh, Bulan! Woy! Kok kabur ,sih! Kan belum liat! Haishh anak itu bikin BeTe aja!" teriak Tari dan langsung jadi kikuk sendiri dihadapan orang yang muncul dari balik pintu kamar Raja. Orang itu, siapa lagi kalau bukan asisten kepercayaan sang artis. Dia adalah Ben.
"Kau siapa? Apa ada masalah?" tanya Ben penuh selidik menatap wajah Tari dengan tatapan tidak welcome dan terkesan menakutkan.
"E ... tidak ... ka-kami ... salah kamar, maaf karena sudah mengganggu kenyamanan anda, permisi!" Tari langsung ciut dan hanya berani menundukkan kepalanya sambil menahan malu yang amat sangat tapi tetap berpura-pura tersenyum ramah. Dalam hati, ia benar-benar merutuki Bulan yang tiba-tiba saja kabur melarikan diri dan meninggalkan dirinya sendirian di sini seperti orang bodoh.
Taripun pergi begitu saja sambil terus menggerutu nggak jelas dan Ben hanya geleng-geleng kepala. Pria itu mau membukakan pintu kamar hotel karena Tari dan temannya yang satunya lagi memakai seragam pelayan hotel. Ia mengira ada sesuatu sehingga Ben terpakasa membuka pintu kamar majikannya. Namun ternyata, pelayan hotel tersebut malah bilang salah kamar meskipun Ben merasa ada hal aneh yang terjadi pada dua pelayan itu.
"Siapa?" tanya Raja sambil terus memeriksa data-data para pelayan wanita yang bekerja di hotel ini. Sementara Ben kembali memakai celemek dan mulai membersihkan ruangan Raja yang sudah sang artis buat berantakan bagai kapal pecah.
"Dua wanita pelayan hotel, katanya salah kamar. Dasar caper. Bilang saja kalau mereka ingin bertemu denganmu, tapi temannya yang satunya malah kabur. Dasar nggak jelas!" Ben menggerutu sendiri sambil menyapu lantai. Seorang asisten kece dan cool seperti Ben, kini sedang sibuk menggantikan pekerjaan yang harusnya dikerjakan oleh pelayan hotel di sini. Dan semua itu gara-gara Raja.
"Apa maksudmu pelayan yang satunya kabur? Kau apakan dia?" tanya Raja tanpa menoleh pada asistennya yang sibuk bersih-bersih kamar dan lebih fokus memeriksa lembaran kertas yang ada ditangannya.
"Aku tidak melakukan apa-apa, aku bahkan belum keluar, tapi salah satu pelayan hotel itu langsung lari begitu saja tanpa sempat melihat wajah tampanku. Sedangkan yang satunya jadi panik sendiri dan ikutan pergi juga. Benar-benar menyebalkan. Kenapa aku jadi sial, sudah mengantikan tugas pelayan, eh malah dikerjai pelayan pula! Untung saja gajiku mahal," gumam Ben sambil membersihkan sisa pecahan kaca yang berserakan dimana-mana. Namun karena suasana hatinya sedang kesal ia membanting sapu tak berdosa ke lantai dan melihat Raja yang ternyata sama sekali tak menggubris ocehannya. "Dan bagaimana bisa aku punya bos gila seperti dia!" gerutu Ben lagi dengan kesal sebab Raja sepertinya sedang bicara pada dirinya sendiri.
"Bulan Permata, nama yang lumayan bagus juga." Raja tersenyum sendiri ketika melihat data pribadi Bulan yang ternyata sebenarnya masih seorang mahasiswi di salah satu iniversitas ternama di negara ini tanpa peduli pada gerutuan Ben.
"Tuan muda," panggil Ben setelah ia menyelesaikan tugasnya bersih-bersih dan hanya tinggal membereskan sprei tempat tidur Raja.
"Ehm," ujar Raja masih belum mau menoleh pada asistennya.
"Noda merah apa ini? Sepertinya ini darah? Apa kau terluka saat tidur?" tanya Ben sok polos padahal ia tahu betul arti dari noda darah di atas sprei putih tempat tidur Raja.
Deg!
Raja langsung menatap wajah Ben yang juga menatapnya sambil memperlihatkan speri bernoda darah di depan Raja. Ben menunggu majikannya memberikan penjelasan atas apa yang terjadi pada serpei putih yang terbuat dari sutera itu.
"I ... itu ...." Raja tak sanggup berkata-kata sehingga membuat sang asisten penasaran. Tidak biasanya Raja jadi gugup begitu saat ia menanyakan sesuatu. Artinya, pasti ada yang terjadi di sini semalam.
Dugaan Ben benar. Memang terjadi sesuatu selama Raja menginap di hotel ini. Tanpa sadar, dan dalam pengaruh obat perangsang pemberian Kiran yang digunakan sang model untuk tujuan tidak baik, telah menjerumuskan Raja dan Bulan ke dalam lubang yang salah. Mereka berdua sudah melakukan hubungan terlarang yang harusnya hanya bisa dilakukan oleh pasangan yang sudah resmi menikah. Tapi dua insan tak saling mengenal ini, terpakssa harus melakukan hubungan gelap itu karena pengaruh obat tersebut. Dan semua yang terjadi adalah salah Raja. Siapa suruh ia meminum kopi beracun itu dan membaginya pada Bulan sehingga insiden tak diinginkan harus terjadi pada keduanya.
Tak bisa digambarkan dengan kata-kata seperti apa ekspresi Ben kala Raja menceritakan kronologi singkat tentang adanya noda darah di sepreinya. Untuk beberapa saat, mulut Ben menganga lebar seakan tak percaya pada penjelasan majikannya yang telah menodai seorang wanita. Dan wanita itu adalah seorang pelayan hotel pula.
Sungguh Ben tak tahu harus berkata apa. Raja adalah artis top papan atas di negara ini, ia begitu dipuja-puja oleh hampir seluruh kaum hawa di dunia. Kalaupun sang artis terpaksa harus tidur dengan wanita, paling tidak wanita itu harus sekelas dengan Raja, lah ini? Seorang artis papan atas setenar Raja, meniduri seorang pelayan dari kasta rendahan? Benar-benar tak dapat dipercaya.
"I-ini ... tidak mungkin. A-anda ... tidur dengan seorang pelayan?" tanya Ben hampir lemas. Ia bahkan terduduk lunglai di atas tempat tidur Raja sambil berkali-kali melihat noda merah di seprei yang ia pegang. "Dan pelayan itu ... masih virgin? Anda ... me ...."
"Aku melakukannya secara tidak sadar!" sela Raja marah. "Kau tahu aku tidak akan melakukan hal ini pada sembarang wanita? Aku bahkan lebih memilih jomblo hingga sekarang demi menjaga para fansku dan popularitasku. Jika sampai ini terjadi, pasti ada sesuatu yang tidak beres di sini. Aku dijebak! Karena itulah aku harus bertemu dengan pelayan itu lagi. Bisa gawat kalau sampai kabar ini terekspose dihadapan publik! Reputasi yang sudah kujaga dengan baik bisa hancur! Panggil pelayan yang bernama Bulan kemari. Dialah wanita itu!" nada suara Raja terdengar gemetar antara emosi dan juga panik. Ia sangat shock juga.
Ben tak langsung beraksi, seperti halnya Raja, iapun sangat terkejut mendengar insiden yang menimpa majikannya. Rasanya memang ada yang aneh, masalah siapa yang menjebak siapa, itu masih menjadi misteri. Dan sepertinya bukan pelayan itu yang menjebak Raja agar tidur dengannya. Sebab, samar-samar Ben pernah mendengar Kiran menyebut kopi beracun yang berisi obat perangsang. Model licik itu sengaja menuangkan obat tersebut ke dalam kopi milik Raja yang sengaja Kiran pesan dan Raja telah meminumnya. Namun, Ben masih ragu dan ingin memastikan apakah dugaannya ini benar atau salah.
"Ben! Apa kau dengar aku?" teriak Raja membuyarkan lamunan asistennya.
"Baik. Tuan. Segera saya panggil pelayan itu!" tegas Ben meski ia sedang sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri.
"Usahakan tidak ada yang tahu!" Raja mengingatkan.
"Baik, Tuan." Ben menundukkan kepalanya di depan Raja dan pamit undur diri tanpa bicara banyak lagi.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Mara
Bisa beraksi jadi detektif Ben nih buat kasus raja
2023-04-02
0
yha_th3
hihihi...jadi inget seseorang ya tgor, yg dia jaga jarak biar fansnya gak ngambek...hehe
2022-07-11
0
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
Ben peranmu disini sangat penting sekali sepertinya
2022-06-18
0