Semakin lama, Bulan semakin ingin melepas sepatunya dan melayangkan benda keras berhigh heels ke wajah tampan sang superstar. Bisa-bisanya tamunya yang aneh itu mengarang cerita yang tidak masuk akal tentang hubungan mereka. Dari luar jendela hotel, banyak sekali para fans fanatik Raja berteriak kencang dan histeris meneriaki nama Raja. Dari situ, Bulan baru benar-benar yakin kalau pria tampan menyebalkan ini ternyata seorang artis ternama.
Untungnya, Raja sengaja memesan ruangan VIP yang tak bisa dilihat dari luar kaca jendela hotel tapi ia bisa melihat apapun yang ada di luaran sana termasuk para fansnya yang setia menunggunya keluar dari hotel ini agar mau menyapa mereka. Melihat hal itu, mulut Bulan semakin tercengang tak percaya ketika membaca banyaknya tulisan kata-kata cinta yang ditujukan para fans pada Raja. Lebih shocknya lagi, si artis yang ia kira G ini telah mengakuinya sebagai pacarnya meskipun Bulan tahu, itu tidaklah sungguhan.
Astaga, pria G ini beneran artis rupanya. Fansnya banyak lagi? Bisa mati aku kalau mereka sampai dengar pengakuan artis idola mereka! Meskipun ini sandiwara, tapi nggak harus diakui sebagai pacar juga kali, pakai acara hamil segala lagi? Pantas saja dia jadi artis, aktingnya hebat gitu? batin Bulan dalam hati.
"Kali ini, kebohongan apalagi yang kau ciptakan, ha?" sentak Kiran yang sama sekali tak terkejut dengan pengakuan Raja. "Tak cukup mengusir wanita dengan berpura-pura menjadi seorang G, kali ini kau menjadikan pelayan rendahan sepertinya sebagai budak cintamu?" kata-kata Kiran terdengar sangat nyelekit dihati.
Bulan benar-benar sudah tidak tahan lagi berada di sini. Gadis itu sungguh tidak ingin terseret dalam masalah mereka padahal ia tidak tahu apa-apa.
Hey Nona, dia tidak berpura-pura G, tapi dia beneran G, jerit Bulan tapi ia hanya bisa berkata dalam hati saja.
Sungguh, Bulan benar-benar tak bisa menerima perlakukan tidak adil ini. Ini namanya deskriminsi, tapi ia juga tak bisa berbuat apa-apa apalagi minta bantuan. Posisi Bulan sangat tersudutkan. Gadis itu terus merutuki sang artis dalam hati gara-gara tingkah anehnya ini.
Yang dikatakan Ben, asisten Raja ternyata benar. Kiran tak mudah percaya dengan kebohongan yang Raja ciptakan untuk membuat gadis ini menyerah dan membatalkan perjodohan mereka. Namun, bukan Raja namanya kalau ia kalah dalam permainannya sendiri.
"Apa kau perlu bukti?" Raja melihat arlojinya dan waktu sudah berjalan sekitar 5 menit. Artinya, ia hanya punya waktu 5 menit tersisa untuk mengusir wanita bernama Kiran dari hadapannya jika ingin memenangkan taruhannya dengan Ben. Raja melihat minuman kopi yang sepertinya sudah dipesankan lebih dulu oleh Kiran dengan senyuman mencurigakan. "Terimakasih atas kopinya, kau baik hati sekali." Raja hendak mengambil secangkir kopi didepannya tapi Kiran langsung menepis tangan Raja dengan kasar.
"Eits, tunggu! Siapa yang memesankan kopi ini untukmu? Ini untuk diriku sendiri?" Kiran langsung mengambil kopi yang ada di hadapan Raja tapi tangannya ditepis kasar balik oleh sang artis seperti yang dilakukan Kiran pada Raja barusan.
"Tidak baik mengambil barang yang sudah kau berikan pada orang lain, kau bisa bintitan. Kopi didepanmu saja masih belum kau minum, malah mencomot kopi tamumu sendiri. Apa dikeluargamu tak mengajarimu sopan santun saat bertemu seorang tamu, ha?" ledek Raja asal jeplak dan membuat wajah Kiran menganga lebar mendengar ucapan kasar Raja.
Bukan karena ledekan Raja yang sama sekali tak enak di dengar telinga, tapi karena ada yang membuat cemas wajah Kiran. Entah apa yang disembunyikan wanita itu sampai ia tak ingin Raja meminum kopi pesanannya. Padahal jelas-jelas Kiran memang sengaja memesan kopi tersebut untuk Raja tapi sepertinya ia berubah pikiran.
Raja mengambil secangkir kopi didepannya dan langsung meminumnya. Tanpa ada yang menduga, ia menarik tangan Bulan yang sejak tadi berdiri disamping kirinya hingga gadis itu jatuh kepangkuan Raja. Adegan berikutnya lebih gila lagi. Tanpa bicara apa-apa, Raja langsung mencium pelayan itu tepat di depan mata kepala calon istri yang dijodohkan dengannya.
Tidak hanya mencium, rupanya Raja sengaja menstransfer minuman kopi yang tadi ia minum supaya Bulan meminumnya juga melalui mulutnya. Gila nggak sih? Ada ya, artis edan gitu? Benar-benar pemandangan yang sangat menjijikkan dimata seorang Kiran.
Seketika, calon istri sang artis ini bergidik ngeri melihat betapa buruknya tabiat Raja dihadapannya. Meskipun hal itu hanya untuk meyakinkan dirinya bahwa pelayan ini memang benar kekasihnya, tapi nggak gitu juga kali. Raja benar-benar orang yang sulit ditebak. Napas Kiran langsung naik turun saking geramnya melihat perilaku tak pantas yang dilakukan artis top sekelas Raja terhadap seorang wanita. Bahkan kedua tangan sang tuan putri mengepal kuat saking emosinya. Ini pertama kalinya ia merasa dipermalukan seperti ini.
"Bagaimana rasanya Darling, enak kan?" tanya Raja pada wajah shock Bulan yang langsung terbujur kaku atas apa yang baru saja ia alami dalam sejarah hidupnya.
Sang artis tersenyum sinis menatap wajah pucat pasi didepannya. Bulan sampai tidak bisa berkata-kata karena perasaannya campur aduk antara marah dan benci.
"Kalian berdua sangat menjijikkan! Aku menolak perjodohan ini! Selamat tinggal!" Kiran bangun berdiri dengan penuh emosi. Iapun juga menggebrak meja sangat keras hingga kopi yang ada didepannya jadi tumpah ruah kemana-mana. Kecuali kopi Raja karena isinya sudah berkurang setengah.
"Oke, selamat tinggal. bye! Aku sangat menyayangkan pertemuan pertama kita harus berakhir seperti ini, tapi mau bagaimana lagi, kau yang memaksaku membuktikannya padamu bahwa aku ... tidak berbohong." Raja tersenyum sinis menatap wanita yang sedang keluar tanduk dihadapannya.
"Kau akan menyesali perbuatanmu padaku. Lihat saja!" ancam Kiran sambil bersiap pergi. Namun yang diancam malah tenang-tenang saja karena Raja tak mempan dengan ancaman apapun.
Sebelum tuan putri Kiran pergi meninggalkan Raja dan Bulan, ia sempat menyiramkan kopi yang tersisa ke wajah sang artis gila itu dan Bulan ikut kena imbasnya juga karena ia masih ada dalam pangkuan Raja sehingga gadis pelayan itu tersadar dari rasa shocknya akibat siraman kopi mahal dadakan. Bulan langsung gelagapan sementara Raja hanya diam tak bergeming menatap kepergian Kiran begitu saja tepat dimenit ke 10 yang artinya, ia memenangkan taruhannya dengan Ben, sang asistennya.
Begitu Kiran pergi, Raja mendorong kasar tubuh Bulan hingga gadis itu hampir saja terjengkang ke depan kalau saja ia tak menyeimbangkan tubuh rampingnya sendiri dengan cepat. Ia benar-benar emosi sekarang, sangat-sangat emosi. Bukannya minta maaf atas apa yang sudah tamunya itu lakukan padanya, eh malah seenak udelnya saja si artis main dorong tubuh orang tanpa peringatan sebelumnya.
"Kau!" bentak Bulan langsung balik badan menghadap Raja. Ia sudah tidak bisa lagi bersikap sopan pada pria G gila yang satu ini.
"Bicara yang sopan pada tamumu, atau kau akan dipecat dari sini kalau aku bilang pada menejermu kau tidak sopan padaku," ujar Raja tanpa mau menoleh pada Bulan. Ia tetap duduk santai sambil mengelap wajahnya dengan tissu akibat siraman kopi dari Kiran.
Sedangkan Bulan sendiri juga tampak berantakan akibat ulah gila tamu artisnya yang tidak tahu etika ini. Ingin rasanya Bulan mengumpat sekeras dan sekencang mungkin, tapi ia tak bisa melakukannya. Ia benar-benar kesal setengah mati serasa ingin meledak. Tapi sekali lagi, ia tidak dapat berbuat apa-apa. Bulan hanya seorang pelayan hotel, sebisa mungkin gadis cantik itu harus bertindak profesional meskipun ia diperlakukan tidak adil oleh tamunya sendiri.
Gini amat jadi pelayan rendahan, ya? keluh Bulan dalam hati. Ia merasa kalau hari ini adalah hari terburuk yang pernah dilalui seorang Bulan.
Di rumah, Bulan sudah terbiasa di anggap tidak ada, diperlakukan seenaknya, dan bahkan tidak diakui sebagai anak, tapi Bulan biasa saja karena sejak kecil ia sadar kalau dirinya memang seorang putri yang terbuang. Namun, kali ini berbeda, ia tak pernah merasakan hati seburuk ini apalagi setelah bertemu dengan Raja. Bulan tak pernah merasakan benci sebenci-bencinya pada orang lain seperti yang ia rasakan pada artis keren ini.
"Apa yang terjadi di sini, Tuan?" tiba-tiba seorang pria ber jas hitam rapi, datang menghampiri Raja dan Bulan yang sedang bersitegang.
"Tidak apa-apa, wanita yang tadi pergi itu rada gila, sehingga aku dan pelayan ini kena imbasnya," jelas Raja sok melindungi Bulan padahal semua ini terjadi gara-gara ulahnya.
Bulan sendiri tidak bisa protes karena bagi hotel ini, tamu adalah Raja, tapi kalau tamuanya seperti raja sinting ini, harusnya ada pengecualian.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Mara
Kirain Kiran lebih susah .... eh gampang tumbang juga rupanya 🤭 tuh kopi ada obat kayanya 😁
2023-04-02
0
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
hahaha si Abi ada aja akalnya buat batalin perjodohan tapi kasian si bulan yg jadi korban nya
2022-06-17
0
Shakila Rassya Azahra
wah si raja bener² lo ya bukan nya minta maaf sama bulan malah bersikap menyebalkan dasar lo ya..kaya nya kopi yg di minum raja ada obat nya deh semacam obat perangsang gitu 🤔
2022-05-21
0