Sementara di kamar hotel Raja, sang artis sangat terkejut karena Bulan sudah tak ada lagi diruangannya. Ia langsung marah dan memecahkan semua barang yang ada didekatnya. Pria itu mengacak-ngacak rambutnya sendiri mengingat apa yang sudah terjadi pada dirinya.
Sama halnya dengan Bulan, suasana hati Raja benar-benar buruk. Ia tak pernah menduga bakal melakukan hubungan intim dengan wanita yang tidak ia suka. Bahkan Raja sama sekali tak kenal siapa wanita yang baru saja ia tiduri. Apalagi wanita tersebut adalah seorang pelayan hotel biasa.
Runtuh sudah harga diri Raja sebagai artis ternama. Ia terduduk lunglai mengenang kembali malam terburuk dalam hidupnya dan mengumpat-umpat kesal sendiri. Berkali-kali ia membanting kursi dan juga meja sehingga kamar Raja sudah tak terdefinisikan lagi seperti apa bentuk dan rupanya.
"Sial! Kenapa aku bisa seceroboh itu? Apa yang harus aku lakukan jika semua orang tahu semua ini!" Raja menutup wajahnya dengan kedua tangan mencoba berpikir dengan tenang mencari jalan keluar dari masalah ini. Raja mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Ben. "Ben, kemarilah!" pinta Raja. Matanya tertuju pada noda merah yang ada di atas tempat tidur Raja dan semakin streslah si artis ini. "Dia masih virgin," gumam Raja lirih sambil menutup mata memikirkan nasibnya dan juga nasib wanita yang ia nodaai.
Tak berselang lama, sang asistenpun datang dan betapa terkejutnya Ben ketika melihat keadaan kamar majikannya. "Ada apa ini? Apa yang terjadi? Apa baru saja ada perkelahian di tempat ini?" Ben mulai banyak bertanya dan mengkhawatirkan Raja. "Kau tidak apa-apa, Tuan?" tanya Ben lagi. Ia memerhatikan Raja berdiri menghadap jendela luar hotel.
Raja tak langsung menyahut semua pertanyaan yang ditanyakan oleh asisten pribadinya. Biasanya Raja selalu terbuka segala hal dengan Ben, bahkan tidak ada rahasia apapun diantara keduanya. Tapi kali ini, sang artis ini ragu apakah harus menceritakan masalahnya pada orang yang sudah lama menjadi kaki tangannya. Sebab, ini bukan masalah ekstern, melainkan intern antara dirinya dan juga Bulan serta masa depan keduanya masing-masing. Setidaknya, Raja harus berbicara 4 mata dulu dengan Bulan sebelum Ben mengetahui apa yang terjadi.
"Cari tahu semua data pelayan wanita di hotel ini dan berikan padaku secepatnya. Batalkan aktivitasku hari ini. Ah ... setelah itu ... aku ingin kau bersihkan tempat ini!" Perintah Raja seenaknya.
"Lah, kenapa aku? Kan ada pelayan hotel yang akan membersihkan ruangan ini tuan Raja?" tanya Ben bingung. Mendengar kata 'pelayan' keluar dari mulut Raja, tiba-tiba sang artis jadi semakin emosi.
"Aku tidak mau kamar ini dimasuki oleh siapapun kecuali kau!" bentak Raja menggelegar. "Jangan bertanya lagi dan kerjakan saja apa yang aku perintahkan!" Raja tampak marah dan juga kesal seolah Ben lah yang membuat berantakan ruangan ini.
Kalau sudah melihat Raja seperti itu, Ben tak bisa membantah atau berkutik lagi. Ia sangat tahu seperti apa tabiat majikannya ini kalau sudah dalam keadaan marah walau Ben tidak tahu apa penyebabnya. Iapun lebih mencari aman dan menuruti saja perintah majikannya.
***
Di dalam kamar staf hotel. Bulan masih menangis dalam diam. Sepanjang waktu, ia terus merutuki kebodohan dan kecerobohannya atas apa yang terjadi pada dirinya yang kini sudah kehilangan kesuciannya. Bahkan Bulan masih merasakan sedikit perih dibagian organ intimnya dan lebih sakit lagi karena ia harus melakukan hubungan bak pasangan suami istri dengan pria yang tidak ia cintai. Entah apa yang dilakukan artis sombong itu padanya hingga sampai seperti itu.
Hingga detik ini, Bulan sungguh tidak tahu bagaimana bisa ia seranjang dalam keadaan telanjang bersama dengan pria asing yang tak ia kenal dan Bulan sama sekali tidak sadar. Ingin sekali marah, tapi ia tidak tahu harus marah pada siapa. Gadis itu tak kenal pria yang tidur dengannya meskipun ia sempat sangat membenci artis yang sudah menyebabkan masalah besar dalam hidupnya. Belum juga Bulan memaafkan perlakukan tak pantas sang artis yang telah mengaku-ngaku menjadi pacarnya dan kini mereka berdua malah tidur seranjang bersama. Bulan benar-benar tidak habis pikir bagaimana semua ini bisa terjadi begitu saja.
Namun yang terjadi sudah terlanjur terjadi, dan tak bisa dikembalikan lagi. Nasi juga sudah menjadi bubur. Tidak mungkin bisa kembali menjadi nasi lagi. Meskipun Bulan meratapi nasibnya yang kehilangan kehormatannya pada orang yang tak ia kenal, ia tak bisa mengembalikan keadaan seperti sedia kala.
Yang bisa gadis malang ini lakukan sekarang adalah bangkit dan kembali menata masa depannya. Ia tidak boleh terus-terusan terpuruk seperti. Sebab, setelah ini, banyak hal yang harus dihadapai Bulan termasuk pernikahan yang sudah diatur oleh keluarga besarnya. Belum lagi persoalan tentang tidak pulangnya Bulan semalam. Itu juga menjadi masalah besar bagi seorang putri yang terbuang seperti Bulan sekarang. Yang lalu, biarlah berlalu. Bulan, harus jadi wanita tegar dan kuat lebih dari sebelumnya.
Yah, aku harus kuat, aku tidak boleh lemah. Itu hanya kecelakaan yang tidak disengaja. Lupakan kejadian semalam dan hiduplah seolah tak terjadi apa-apa, batin Bulan menguatkan dirinya sendiri meskipun suasana hatinya masih sangat buruk mengingat dirinya sudah tidak virgin lagi sekarang.
Sebisa mungkin, Bulan mencoba terus berpikiran positif saja. Masih banyak gadis remaja lainnya diluar sana yang juga tidak virgin entah apapun alasannya. Bahkan diluar negeri, hal semacam ini adalah hal yang biasa terjadi pada setiap remaja wanita pada umumnya. Hanya saja, tempat Bulan tinggal ini bukan luar negeri, makanya Bulan jadi merasa hancur sehancur-hancurnya.
Lamunan Bulan buyar ketika bunyi ponsel Bulan terus saja berdering dan itu berasal dari ibunya yang mungkin sudah sangat cemas karena dirinya tidak pulang dari semalam. Ditambah lagi, Bulan juga tidak memberi kabar. Mau tidak mau, kali ini gadis itu harus segera mengangkat panggilan ibunya sebelum keluarga yang lainnya menyalahkannya lagi dan lagi.
"Iya Ibu ...." ujar Bulan saat ia sudah mengangkat panggilan dari ibunya. "Aku tidak apa-apa ... ehm, ada tugas dari kampus yang membuatku tak bisa pulang ... batreiku habis, jadi aku lupa ngasih tahu Ibu ... sore nanti, aku akan langsung pulang begitu selesai kuliah. Sampai jumpa nanti Bu, bye." Tanpa semangat, Bulan pun berbohong pada ibunya agar istri kedua ayahnya itu tak perlu khawatir lagi padanya. Syukurlah ibunya mengerti dan juga tak banyak bertanya lagi sehingga Bulan sedikit merasa lega.
Sebenarnya, Bulan sangat merasa bersalah karena harus berbohong soal kuliahnya. Entah apa yang akan terjadi jika seluruh keluarganya tahu kalau Bulan telah putus kuliah dan memilih bekerja paruh waktu disebuah hotel. Tidak ada cara lain yang bisa dilakukan Bulan selain terpaksa mengorbankan pendidikannya demi meraih mimpi yang ia inginkan.
Sayangnya, mimpi itu kini telah hancur seiring dengan hilangnya kehormatan Bulan sebagai seorang wanita lajang karena direnggut oleh pria yang tak ia kenal, apalagi tak ia cinta. Air mata Bulan kembali mengalir mengingat kondisi dirinya yang sudah tak lagi sama seperti sebelumnya.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Mara
Ben di suruh bersih2 kamar...list noda merah di kasur gak yaaa🤔
2023-04-02
0
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
nasib jadi bawahan ya harus nurut Ben suka g suka terima aja Ben😒😒😒
2022-06-17
0
Shakila Rassya Azahra
yg sabar ya bulan..
2022-05-22
0