Sementara Bulan sendiri langsung bersembunyi disuatu tempat agar tak ada yang bisa menemukannya sembari menenangkan hati dan perasaannya yang sedang kacau balau tak karuan. Ia bahkan merasa malu sendiri bila bertemu dengan siapapun terutama orang-orang yang ada di dalam hotel itu. Rasa trauma, tiba-tiba saja menyerang dirinya dan mendadak, Bulan menjadi insecure sendiri. Gadis itu berlari ke belakang taman hotel yang tak banyak dikunjungi orang lalu menangis sesenggukan ditengah taman bunga tersebut. Bulan terjatuh ke tanah sehingga pakaian seragam pelayannya jadi kotor semua.
"Sial sial sial! Kenapa aku selalu sial! Oh Tuhan ... kenapa kau membuat hidupku jadi hancur begini? Apa salahku? Kenapa harus aku?" isak Bulan dalam tangisannya. Ia tak habis pikir, kenapa sejak lahir hingga detik ini dirinya tak pernah merasakan kebahagiaan.
"Serendah dan sehina itukah aku karena terlahir dari seorang wanita simpanan yang sudah merusak kebahagiaan rumah tangga orang? Inikah karma yang harus kudapatkan atas perbuatan orangtuaku?" isaknya lagi dan ia merasa memang kehidupannya yang menyedihkan adalah kutukan dan karma untuknya.
Tangisan Bulan terdengar begitu menyayat hati. Bunga-bunga di taman terus merunduk karena tiupan angin kencang seolah ikut bersedih atas apa yang menimpa gadis malang tak berdosa ini. Karena kesalahan yang orangtuanya perbuat, Bulan harus menanggung beban hidup yang begitu berat. Dikucilkan keluarga, diejek sebagai anak haram, dan sekarang, kesuciannya telah ternodai oleh orang yang sama sekali tidak Bulan kenal apalagi cinta.
Meskipun orang yang merenggut kehormatannya bukan sembarang orang, tetap saja bagi Bulan itu sudah sangat menyakiti hatinya karena ia tak mencintai pria itu, kenal saja nggak, dan baru tahu kalau Raja adalah seorang artis ternama. Terlepas dari itu semua, Bulan sendiri tak bisa menuntut pertanggungjawaban sang artis karena ia sadar diri, siapa Bulan ini. Ia juga tidak ingin menambah masalah beban hidupnya dengan berurusan dengan artis tenar itu. Yang ada dirinyalah yang bakal dihujat habis-habisan.
Kerena itulah Bulan bertekad untuk menjauhi sang artis dan berharap takkan bisa bertemu lagi walau hatinya telah hancur bagai debu. Sebab, masalah yang harus dihadapi Bulan sudah bejibun, ia sudah tak sanggup jika masalahnya bertambah lagi. Hati Bulan jadi teriris-iris kala memikirkan bagaimana nasib masa depannya yang sudah tak ada harapan ini. Yang bisa Bulan lakukan sekarang adalah menangis dan menangis.
Disaat Bulan terus menunduk sambil meluapkan seluruh amarah dalam hatinya, tiba-tiba ia melihat sepasang sepatu pantofel pria, monday footwear berbahan kulit Oxford premium full black, berdiri di depan wajahnya. Sontak Bulan melongokkan wajahnya ke atas untuk mencari tahu siapakah pria berjas hitam yang sedang berdiri tak jauh darinya.
"Nona Bulan Permata, apakah itu nama anda?" tanya pria yang tak lain dan tak bukan adalah Ben, asisten kepercayaan Raja.
Tak butuh waktu lama bagi sang asisten untuk menemukan di mana keberadaan Bulan selama ia berada di hotel ini. Sebab Ben telah memblokade semua tempat dan pastinya Bulan takkan bisa menyembunyikan diri lagi, apalagi di tempat terbuka seperti ini. Ia hanya tinggal memeriksa seluruh CCTV dan langsung menemukan wanita yang diinginkan Raja. Enaknya jadi orang kaya sekelas Raja yang bisa perintah sana sini sesukanya. Mencari seseorang yang diinginkan, bukanlah hal sulit bagi Raja.
"Siapa kau?" Bulan malah balik bertanya, buru-buru ia mengusap sisa bulir air matanya. Ia juga sedikit minder dengan orang asing yang mencoba bicara padanya.
Mata Bulan dan Ben saling beradu pandang, perlahan gadis itu berdiri dan mensejajarkan diri dengan asisten Raja yang terlihat tanpa ekspresi dan dingin. Ben juga menatap wajah sedih Bulan. Gadis itu tampak berantakan sekali, sedikit banyak, Ben memahami bagaimana kondisi Bulan setelah dirinya dinodai oleh majikannya sendiri. Melihat Bulan, entah kenapa Ben tak bisa percaya kalau wanita sederhana dan cantik ini menjebak Raja agar mau tidur dengannya. Pasti ada yang salah di sini, dan Ben harus segera mencari tahu kebenarannya.
Kasihan wanita ini, batin Ben, tapi ia tetap bersikap biasa pada Bulan meski dalam hatinya ia ikut iba juga.
Bukan tanpa alasan kenapa Ben jadi simpatik pada Bulan. Ia hanya berpikir, jika wanita lain yang mengalami hal sama seperti yang dialami Bulan, pasti wanita itu akan menggunakan kesempatan emas ini untuk memanfaatkan Raja dan mencari keuntungan sendiri. Secara, Raja kan artis ternama, siapa yang bisa menolak pesonanya? Tapi lain halnya dengan Bulan, bukannya meminta pertanggungjawaban Raja, gadis ini malah melarikan diri dan memilih bersembunyi sampai Raja harus memerintahkannya mencari gadis malang ini.
Entah orang ini bodoh atau apa? Kalau aku jadi dia, aku pasti akan meminta Raja menikahiku, batin Ben lagi. Namun ia tak bisa mengutarakan apa yang ia pikirkan karena Ben sebenarnya tak suka ikut campur urusan orang lain kecuali urusan Raja dan itupun atas permintaan majikannya.
"Ikutlah denganku Nona, ada yang ingin bertemu denganmu!" ujar Ben dengan ramah dan tanpa banyak bicara lagi, ia melepas jas hitamnya untuk menutupi pakaian Bulan agar tak terlihat oleh siapapun. "Kita lewat pintu belakang," ujar Ben lagi dan membuat bingung Bulan.
"Kenapa harus lewat pintu belakang?" tanya Bulan tidak mengerti dan agak sedikit keberatan. Ia bahkan merasa sangat risih saat Ben memakaikan jasnya dibahunya. Sejujurnya, gadis itu tidak mau dibawa pergi Ben kemana-mana. "Aku tidak mengenalmu, bagaimana kalau kau menyakitiku?" Bulan mulai berhati-hati pada pria asing yang ia temui termasuk Ben sendiri meskipun ia sepertinya pernah melihat pria ini, tapi gadis itu lupa.
Aku pernah melihat orang ini, tapi di mana? batin Bulan.
Tak heran sih, sebagai pelayan hotel, pastinya Bulan sudah bertemu dengan banyak orang selama ia bekerja di hotel ini. Wajar kalau dia lupa-lupa ingat. Padahal Ben ini adalah pria yang ia kira pasangan G Raja.
"Nama saya Ben, saya tidak akan menyakiti anda. Percayalah, ini juga berkaitan dengan masa depan anda," bujuk Ben.
"Katakan padaku siapa orang yang ingin bertemu denganku? Jika kau tak memberitahuku, maka aku menolak ikut denganmu!" ancam Bulan dan ia sangat serius dengan ucapannya.
"Anda tidak dalam posisi untuk tawar menawar denganku, Nona. Masa depanmu tergantung dari pertemuan ini." Ben tersenyum manis, namun dibalik senyumannya itu, ada unsur ancaman balik juga.
"Sudah prinsipku untuk tidak memercayai orang asing yang tidak aku kenal termasuk kau! Katakan padaku siapa orang yang ingin bertemu denganku? Dan ada urusan apa?" tanya Bulan lagi. Ia harus lebih hati-hati terhadap siapapun termasuk pria yang sedang berdiri didepannya.
Ben terdiam karena ini adalah misi rahasia yang tidak boleh diketahui oleh siapapun. Jelas Ben takkan pernah mau memberitahu Bulan siapakah orang yang ingin bertemu dengannya demi nama baik dan reputasi Raja sebagai artis yang tak boleh sembarangan bertemu dengan siapapun. Apalagi ini adalah tempat terbuka, siapa saja bisa mendengar pembicaraan mereka.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Mara
Kamu kuat bulan 💪
2023-04-02
0
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
bulan bukan wanita cabe cabean kali Ben maknnya dia tak memanfaatkan apa yg telah dia alami sekalipun dengan artis terkenal
2022-06-18
0
Dyra Annisa
lngsung kabut ajh bulan😃😃😃
2022-04-13
0