Kembali ke saat Kiran sedang mengalami apes karena ban mobilnya tiba-tiba meletus di tengah jalan. Untunglah, ia berhasil menepikan mobilnya sebelum menyebabkan kemacetan akibat bannya bocor. Sayangnya, lokasi tempat ia berhenti sangat jauh dari pemukiman warga dan kebetulan daerah ini sangat sepi. Tak banyak kendaraan berlalu lalang di area ini dan lebih sialnya lagi, dari kejauhan, model yang tadinya hendak dijodohkan dengan Raja, tiba-tiba didatangi oleh sekelompok pria asing tak dikenal.
Dari penampilan mereka, sepertinya para pria itu adalah preman yang menguasai wilayah ini. Melihat wanita cantik kece badai bingung sendirian, tentulah hal itu menajdi kesempatan emas bagi para preman-preman ini. Tanpa buang waktu, mereka langsung mendekati Kiran yang sudah mulai resah menatap gelagat aneh para pria-pria asing ini.
"Ma-mau apa kalian?" tanya Kiran dengan gugup. Ia langsung masuk ke dalam mobilnya dan bermaksud mengunci mobil dari dalam. Namun gerakan Kiran sudah terbaca oleh salah satu preman sehingga ia dengan sigap menarik tangan model itu agar ia tak bisa masuk ke dalam mobil. Tak hanya itu saja, Preman tersebut langsung merebut kunci mobil Kiran dan melemparnya ke salah satu rekannya. Kebetulan posisi rekan preman itu ada di belakang gadis yang dicekal kuat oleh preman berkulit hitam.
"Lepaskan aku! Siapa kalian! Jangan macam-macam denganku atau aku akan teriak!" ancam Kiran tapi yang dincam malah tertawa terbahak-bahak.
"Buahahahaha, gaes! Kalian dengar itu? Dia bilang mau teriak, hahahaha!" pria berkulit hitam itu tertawa diikuti oleh rekan-rekannya yang lain.
"Dia belum tahu saja, siapa kita," ujar Pria yang dipenuhi dengan tato dikedua lengan dan kakinya. "Bawa aja dia ke gudang dan ayo sikat dia. Aku sudah lama tidak bersenang-senang. Dia cantik juga!" tambahnya.
Tanpa banyak bicara, para preman itu menyumpal mulut Kiran dengan kain supaya ia tak bisa menjerit lalu menyeret paksa tubuh model malang itu ke dalam sebuah gudang tua tak jauh dari lokasi mobilnya yang mogok tadi. Kiran langsung diikat disebuah tiang sambil dikelilingi 4 preman. Mereka mengambil sebuah botol miiras dan meminumnya secara bergiliran.
Mata Kiran terbelalak dan ia juga ketakutan, sangat ketakutan sampai seluruh tubuhnya gemetar. Ia sudah tak bisa melawan para preman ini dan hanya bisa menangis meminta belas kasih agar ia tak diapa-apakan. Kiran terus meronta-ronta agar penyumpal mulutnya dilepaskan. Model cantik itu ingin bicara dengan para preman ini. Mengetahui gelagat Kiran, salah satu preman maju mendekat dan melepaskan ikatan sumpalan model tersebut.
"Tolong Tuan-tuan, jangan lakukan ini padaku!" seru Kiran begitu sumpalannya dilepas. "Kalian mau uang? Akan aku berikan berapapun yang kalian minta asal lepaskan aku! Aku janji!" ujar Kiran serius.
Keempat preman ini saling pandang satu sama lain, dan langsung tertawa karena mangsa mereka mencoba tawar menawar dengan mereka. Kiran hanya melongo menatap para preman aneh itu. Biasanya semua preman pasti langsung tergiur dengan uang yang ditawarkan, tapi tidak dengan preman-preman ini. Mereka sepertinya tak membutuhkan uang saat menyakiti mangsa-mangsa mereka.
"Kami tak butuh uangmu, Nona. Kami hanya ingin bersenang-senang denganmu, rileks saja, kami tidak akan menyakitimu. Justru sebaliknya, kami akan buat kau ... ketagihan! Hahahahaha!" salah satu pereman bertato itu tertawa dan mulai mendekati Kiran. Ia menyentuh dagu wanita cantik yang sedang gemetar sambil menangis.
Model cantik itu merasa hancur sekarang, ia sungguh tidak menyangka bakal mengalami nasib buruk seperti ini. Ia benar-benar tak tahu harus berbuat apa. Seketika ia teringat akan kesalahan yang pernah ia lakukan sehingga Kiran merasa bahwa yang ia alami ini adalah karma atas tindakannya sendiri.
"Kau adalah mangsa kami," geramnya sambil menyeringai. "Siapa suruh kau datang kemari. Kami akan melepaskanmu, setelah kami semua selesai bersenang-senang denganmu. Kita mulai sekarang, ya? Lepas pakaiannya!" preman memberi perintah pada rekan-rekannya. Ia menyeringai saat para preman itu mulai emnyentuh tubuh Kiran dengan paksa.
Gadis itu terus memberontak dan berteriak minta tolong tapi keempat preman itu tidak peduli dengan teriakan Kiran. Mereka terus melancarkan aksinya membuka paksa seluruh pakaian Kiran. Namun, belum juga mereka menyelesaikan tugas pertama mereka, tiba-tiba pintu gudang terbuka dan Ben muncul dengan gaya coolnya.
Brakkk!
Pintu gudang yang terbuat dari kayu tebal itupun rusak karena tendangan kaki seorang pria ber jas hitam yang tak lain dan tak bukan, adalah sang asisten Raja.
"Aduh, kakiku sepertinya patah, pintu gudangnya lumayan tebal juga." Ben berlagak memijit-mijit kaki kanannnya yang tadinya ia gunakan untuk merusak pintu gudang.
Keempat preman yang terkejut melihat kedatangan Ben langsung menghentikan aksi mereka dan beralih menatap cowok sok cool itu. "Siapa kau?" tanya preman yang berambut kribo.
"Oh, hai ... kalian sedang bersenang-senang ya?" Ben mulai basa-basi. "Maaf, aku tidak bermaksud mengganggu ketenangan kalian, tapi ... aku ada urusan dengan wanita itu." Ben menunjuk Kiran dan gadis itu langsung terlihat senang karena mengira Ben datang menyelamatkannya.
"Tuan, Ben!" seru Kiran sambil sesenggukan. "Tolong aku! Mereka ... hendak berbuat jahat padaku!" adu Kiran pada Ben.
"Oh iya?" ujar Ben sambil tersenyum sinis.
"Apa dia pacarmu?" tanya preman pada Ben karena Kiran bersikap sok akrab pada asisten Raja.
"Bukan," jawab Ben cepat dan Kiran langsung memelototinya. "Dia bukan pacarku, kenal saja nggak. Aku datang kemari hanya karena ada yang ingin aku tanyakan padanya. Jika jawabannya tidak sesuai harapanku, maka kalian boleh melanjutkan bersenang-senang dengannya dan aku tidak akan ikut campur." Mata Ben menatap tajam mata Kiran seolah apa yang baru saja dikatakannya adalah bentuk ancaman lain dari asisten sableng Raja ini.
Bedebaah ini orang, ya? Aku kira dia pria baik-baik, ternyata ia sama saja dengan para berandal itu! Umpat Kiran saat ia tahu Ben datang bukan untuk menyelamatkannya.
"Oke! Jika memang benar tujuanmu itu datang kemari untuk hal itu, cepat tanyakan apa yang ingin kau tanyakan! Kami tidak punya banyak waktu meladenimu!" seru preman tersebut memberi kesempatan pada Ben.
"Kalian pengertian sekali, terimakasih. Nanti akan aku ganti pintu yang kurusak." Ben masih bersikap sok basa-basi untuk mencairkan ketegangan. "Baiklah, aku langsung saja."
Asisten Raja itu berjalan mendekat ke arah Kiran yang ekspresi wajahnya sudah tak dapat didefinisikan dengan kata-kata karena emosinya sedang campur aduk antara takut, marah dan juga benci. Bisa-bisanya Ben bicara seperti itu seolah ia pantas diperlakukan tidak baik.
"Pertanyaan pertama," ujar Ben begitu ia ada dihadapan Kiran. "Apa yang kau lakukan di malam kau bertemu dengan tuan muda Raja?" mata elang Ben menatap tajam mata Kiran.
"A-apa maksudmu?" Disaat genting begini, Kiran masih berlagak sok tidak tahu maksud ucapan asisten Raja.
"Huh, tidak masalah jika kau tidak mau berkata jujur. Aku tinggal pergi dari sini dan habislah kau ditangan mereka," bisik Ben sambil menyeringai senang menikmati wajah pucat pasi Kiran. Ia sama sekali tidak menyangka, tanpa perlu bersusah payah akhirnya ia bisa menguak misteri dibalik insiden kelam yang menimpa atasannya dan juga pelayan hotel bernama Bulan.
Ucapan Ben jelas membuat takut dan nyali Kiran langsung ciut. Lebih baik mati di tangan Raja daripada harus dirudapaksa oleh para preman sangar itu.
"Aku menuangkan sedikit obat perangsang ke dalam kopi yang sudah kupesankan untuk Raja dan dia meminumnya lalu membaginya dengan pelayan restoran yang ia akui sebagai pacar barunya dan tengah hamil anaknya," jawab Kiran dengan tempo nada cepat. ia sungguh berkata jujur sejujurnya tanpa ada tanda koma dan titik dalam ucapannya. Sebab, ia sangat takut dengan intimidasi Ben bila ia benar-benar ditinggalkan di sini seorang diri bersama dengan para preman ini.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Erni Sasa
🤣🤣🤣🤣duh gustii lagi bad mood baca ini
2023-06-21
0
Mara
Jangan lupa di rekam Ben...
2023-04-02
0
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
wah Ben kamu mengambil kesempatan yg bagus tanpa harus memaksa kiran untuk jujur dia mau mengaku dengan ceoat
2022-06-18
0