Bab 14 Keputusan Bulan

Bulan langsung melaksanakan tugasnya membersihkan setiap meja yang ada di bagian depan resepsionis seperti yang diminta Dinda. Meskipun kondisi fisik Bulan sedang kurang fit, ia tetap berusaha melaksanakan tugas dengan baik karena ia tidak mau dipecat dari pekerjaan ini. Untuk sementara, ia mengesampingkan masalah pribadinya dan tetap berusaha keras menyelesaikan pekerjaannya.

Saat sibuk membersihkan meja, tiba-tiba Bulan mendengar suara keributan tak jauh dari tempatnya berada. Gadis itu mencari sumber keributan itu dan rupanya, ia melihat Dinda sedang mengomeli nenek-nenek renta berpakaian compang-camping yang sedang duduk di salah satu meja hotel VIP dengan santainya.

"Hei Bulan! Kemari kau!" teriak Dinda dengan marah memanggil Bulan. Buru-buru gadis itu datang menghampiri seniornya.

"Iya, Kak? Ada apa?" tanya Bulan bingung, ia juga memerhatikan nenek yang berpakaian compang-camping itu dari atas hingga bawah. Sang nenek yang diomeli hanya diam saja tanpa dosa.

"Kenapa kau biarkan nenek ini duduk di sini? Apa kau tahu kalau meja ini adalah meja VIP!" Dinda mulai menyalahkan Bulan.

"Nenek ini juga tamu di sini Kak," ujar Bulan. Meski ia tidak tahu darimana asal muasal nenek ini hingga ada di sini, Bulan tetap membelanya.

"Apa kau buta? Kau tidak lihat seperti apa pakaiannya? Mana mungkin orang model begini jadi tamu VIP kita? Memangnya dia mampu bayar? Aku tidak ingin ada masalah! Usir dia dari sini!" perintah Dinda dan sontak saja membuat Bulan terkejut bukan kepalang. Teganya seniornya ini mengusir orang tanpa alasan yang jelas apalagi orang itu hanyalah nenek-nenek renta biasa.

"Tidak bisa begitu, Kak. Nenek ini datang ke hotel kita dan kita harus melayaninya dengan baik. Kenapa malah mengusirnya? Lagipula kita tidak bisa menilai orang hanya dari penampilan luarnya saja. Siapa tahu ...."

"Oh ... jadi kau mulai membantahku, ha?" Dinda sengaja memotomg kata-kata Bulan yang belum selesai. "Kau sudah bosan bekerja di sini rupanya, kalau begitu ... kau dan nenek ini ... pergi saja dari sini dan jangan pernah kembali! Kau ... dipecat! Pergi!" bentak Dinda tanpa belas kasih sedikitpun seolah hotel ini adalah miliknya. Kini, mereka langsung menjadi pusat perhatian banyak orang akibat suara Dinda yang lumayan keras juga.

"A-apa? Dipecat?" tanya Dinda. "Kak, jangan bercanda!"

"Apa kau pikir aku bercanda?" bentak Dinda.

"Tapi ... bagaimana bisa aku dipecat hanya karena masalah sepele ini? Siapapun yang datang ke hotel ini memang adalah tamu kita kan, Kak?" Bulan mencoba membela diri.

"Terus siapa yang mau bayar meja ini? Kau?" sengal Dinda tak terima dengan pembelaan Bulan. "Untuk pakaian saja, si nenek ini tidak mampu beli, bagaimana bisa dia bayar meja yang ia duduki sekarang? Kau tahu berapa harga fasilitas VIP di hotel ini? Gajimu sebulan saja tidak akan mampu membayarnya! Jadi kau jangan berlagak jadi pahlawan kesiangan di sini!" Dinda benar-benar kesal dengan sikap Bulan yang sok baik.

"Jadi ... aku benar-benar dipecat?" tanya Bulan antara percaya dan tidak percaya.

"Selain begook, telingamu itu budeg, ya? Kau dipecat dan aku sudah memperingatkanmu tadi, Sedikit kesalahan saja darimu ... maka aku akan memecatmu! Sekarang pergi dari sini dan bawa nenek compang camping ini bersamamu. Kau melakukan kesalahan besar dengan membelanya dan menantangku!" tegas Dinda meskipun hal ini terdengar tidak adil bagi Bulan, tapi itulah kehidupan.

"Tapi ..."

"Tidak ada tapi-tapian! Kau bukan karyawan lagi di hotel ini! Cepat pergi atau aku panggil keamanan untuk mengusir kalian," ancam Dinda dan ia tidak main-main dengan ucapannya.

Semua orang yang melihat kejadian tak terduga ini hanya bisa diam menyaksikan Bulan diperlakukan tidak adil oleh seniornya sendiri hanya karena ia membela nenek-nenek yang entah bagaimana caranya ia bisa masuk ke hotel ini. Sebab, tidak ada siapapun orang yang melihat nenek ini datang. Secara tiba-tiba itu nenek sudah main duduk saja di ruang VIP yang membuat Dinda langsung marah.

Rekan-rekan Bulan yang lain tidak bisa berbuat apa-apa saat seniornya memecat Bulan secara tiba-tiba dihadapan banyak orang. Dinda memang kepala pelayan yang berhak merekrut dan memberhentikan bawahannya. Termasuk apa yang ia lakukan pada Bulan sekarang. Namun, Bulan tidak salah tapi kenapa malah dipecat?

Tubuh gadis yang selalu bernasib malang alias Bulan, memang langsung lemas lunglai seolah ia tak punya tenaga lagi untuk berjalan. Sepertinya, ia sudah terbiasa mengalami nasib sial seperti ini karena dalam kurun waktu dua hari, gadis itu terus saja dirundung masalah bertubi-tubi. Bulan pun akhirnya memilih pasrah akan keadaan dan menerima keputusan sepihak Dinda yang memecatnya dengan sangat tidak adil. Apalagi hanya karena hal sepele.

Dalam diam, Bulan berjalan pelan menghampiri nenek renta berpakaian compang-camping itu untuk membantunya bangun berdiri dari tempat duduknya. "Ayo, Nek. Kita pergi dari sini. Hotel ini mungkin tidak pantas untuk orang seperti kita." Bulan tersenyum manis pada nenek itu dan mulai menggenggam erat tangan seorang nenek asing yang tidak ia kenal.

"Tapi, aku suka tempat ini Neng, tempatnya bagus," ujar nenek itu mulai buka suara. Mungkin nenek ini tidak mengerti dengan situasi yang tengah terjadi di sini. Bahkan gara-gara membela si nenek, Bulan kehilangan pekerjannya.

"Aku akan membawa Nenek ke tempat yang lebih nyaman daripada tempat ini. Hotel ini hanya khusus untuk orang-orang berkelas, Nek. Dan kita tidak termasuk. Percayalah padaku, tempat yang akan kutunjukkan pada Nenek, jauh lebih indah daripada tempat ini." Bulan membujuk nenek yang tak ia kenal agar mau pergi dengannya.

Melihat wajah cantik Bulan yang tersenyum ramah padanya, akhirnya si nenek menuruti ajakan gadis itu. Keduanya pergi berjalan keluar dengan disaksikan seluruh mata yang memandang trenyuh ke arah Bulan dan nenek renta yang dituntunnya. Dengan ketegaran hati yang kuat, Bulan mencoba mengikhlaskan semuanya dan ingin membuka lembaran hidup baru begitu dirinya keluar dari hotel ini.

Tetap berada di hotel ini tak membuat Bulan bahagia apalagi setelah kejadian sial yang menimpanya sehingga ia harus kehilangan kesuciannya. Mungkin, ini dalah jalan yang terbaik bagi Bulan agar hati dan pikirannya tak lagi tersiksa. Akhirnya, Bulan sendiri memilih memantapkan hati dan jiwanya untuk mengambil keputusan penting dalam hidupnya.

Yah, sudah diputuskan. Bulan akan menerima perjodohan yang sudah diatur keluarganya dengan si pria tua cacat dan kembali melanjutkan pendidikannya di kampus yang tinggal hanya mengerjakan skripsi saja. Begitu lulus, ia akan mencari pekerjaan yang lebih layak ketimbang hanya menjadi seorang pelayan hotel. Itulah keputusan mutlak Bulan yang ia ambil.

BERSAMBUNG

***

Terpopuler

Comments

Tuty rahayu Rahayu

Tuty rahayu Rahayu

jgn2 it nenek ny raja LG,yg sedang mau prenk raja git,sedih jg Thor cerita ny

2022-10-23

0

🍊𝐂𝕦𝕞𝕚

🍊𝐂𝕦𝕞𝕚

si Dinda belagu bener dah seolah tuh hotel punya dia
mungkin Dinda jadi kesayangan para petinggi d itu hotel makannya dia berani bertindak sesuka hati

2022-06-18

0

Shakila Rassya Azahra

Shakila Rassya Azahra

yg sabar ya bulan tenang aja bahagia sedang menantimu 😘

2022-05-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Raja dan Bulan
2 Bab 2 Permintaan
3 Bab 3 Pengakuan Raja
4 Bab 4 Coffe Kiss
5 Bab 5 Lemparan Sepatu High heels
6 Bab 6 Sesaat
7 Bab 7 Bulan Tertusuk Raja
8 Bab 8 Alasan
9 Bab 9 Amarah Raja
10 Bab 10 Ajakan Tari
11 Bab 11 Dugaan Ben
12 Bab 12 Ajakan Ben
13 Bab 13 Raja dan Ben
14 Bab 14 Keputusan Bulan
15 Bab 15 Identitas Asli Nenek
16 Bab 16 Tawaran Nenek
17 Bab 17 Pengakuan Kiran
18 Bab 18 Ben dan Kiran
19 Bab 19 Dua Wanita Cantik
20 Bab 20 Penghargaan
21 Bab 21 Kejelekan Dinda
22 Bab 22 Pengumuman Besar
23 Bab 23 Pertengkaran
24 Bab 24 Kabar Mengejutkan
25 Bab 25 Tekad Bulan
26 Bab 26 Bulan Bertemu Raja
27 Bab 27 Janji seorang Raja pada Bulan
28 episode 28 Pertanyaan
29 Bab 29 Perasaan Bulan
30 Bab 30 Diam-diam
31 episode 31 Tingkah Raja
32 Bab 32 Perhatian Raja
33 Bab 33 Raja vs Ben
34 Bab 34 Akting
35 Bab 35 Ketahuan
36 Bab 36 Pernikahan
37 Bab 37 Aksi sang nenek
38 Bab 38 Pelarian
39 Bab 39 Bulan dan Raja
40 episode 40 Pernyataan Bulan
41 Pengumuman Reward
42 episode 41 Pernikahan Raja dan Bulan
43 episode 42 Aku Suamimu
44 episode 43 Jatuh Cintalah Padaku!
45 episode 44 Raja Jatuh Cinta
46 episode 45 Bulan Tertusuk Raja 2
47 episode 46 Ben, Kena Mental
48 episode 47 Ben dan Ancamannya
49 episode 48 Kekuatan Cinta Mengubah Segalanya
50 episode 49 Diam adalah Emas
51 episode 50 Salah Tempat
52 episode 51 Perlindungan Raja untuk Bulan
53 episode 52 Usulan Bulan
54 episode 53 Cinta Bulan dan Raja
55 episode 54 Siap
56 episode 55 Tegang
57 episode 56 Kesabaran Bulan
58 episode 57 Fakta Baru dari Bulan untuk Raja
59 episode 58 Fans Fanatik Raja
60 episode 59 Berdua Saja
61 episode 60 Ungkapan Hati Raja
62 episode 61 Keputusan Besar seorang Raja
63 episode 62 Perasaan Ben
64 episode 63 Kiran dan Ben
65 episode 64 Keputusan Raja
66 episode 65 Pilihan
67 PENGUMUMAN GIVE AWAY
68 episode 66 Jumpa Pers
69 episode 67 Raja dan Bulan
70 episode 68 Bahagia
71 episode 69 Tawaran (Kembali seperti Semula)
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 Raja dan Bulan
2
Bab 2 Permintaan
3
Bab 3 Pengakuan Raja
4
Bab 4 Coffe Kiss
5
Bab 5 Lemparan Sepatu High heels
6
Bab 6 Sesaat
7
Bab 7 Bulan Tertusuk Raja
8
Bab 8 Alasan
9
Bab 9 Amarah Raja
10
Bab 10 Ajakan Tari
11
Bab 11 Dugaan Ben
12
Bab 12 Ajakan Ben
13
Bab 13 Raja dan Ben
14
Bab 14 Keputusan Bulan
15
Bab 15 Identitas Asli Nenek
16
Bab 16 Tawaran Nenek
17
Bab 17 Pengakuan Kiran
18
Bab 18 Ben dan Kiran
19
Bab 19 Dua Wanita Cantik
20
Bab 20 Penghargaan
21
Bab 21 Kejelekan Dinda
22
Bab 22 Pengumuman Besar
23
Bab 23 Pertengkaran
24
Bab 24 Kabar Mengejutkan
25
Bab 25 Tekad Bulan
26
Bab 26 Bulan Bertemu Raja
27
Bab 27 Janji seorang Raja pada Bulan
28
episode 28 Pertanyaan
29
Bab 29 Perasaan Bulan
30
Bab 30 Diam-diam
31
episode 31 Tingkah Raja
32
Bab 32 Perhatian Raja
33
Bab 33 Raja vs Ben
34
Bab 34 Akting
35
Bab 35 Ketahuan
36
Bab 36 Pernikahan
37
Bab 37 Aksi sang nenek
38
Bab 38 Pelarian
39
Bab 39 Bulan dan Raja
40
episode 40 Pernyataan Bulan
41
Pengumuman Reward
42
episode 41 Pernikahan Raja dan Bulan
43
episode 42 Aku Suamimu
44
episode 43 Jatuh Cintalah Padaku!
45
episode 44 Raja Jatuh Cinta
46
episode 45 Bulan Tertusuk Raja 2
47
episode 46 Ben, Kena Mental
48
episode 47 Ben dan Ancamannya
49
episode 48 Kekuatan Cinta Mengubah Segalanya
50
episode 49 Diam adalah Emas
51
episode 50 Salah Tempat
52
episode 51 Perlindungan Raja untuk Bulan
53
episode 52 Usulan Bulan
54
episode 53 Cinta Bulan dan Raja
55
episode 54 Siap
56
episode 55 Tegang
57
episode 56 Kesabaran Bulan
58
episode 57 Fakta Baru dari Bulan untuk Raja
59
episode 58 Fans Fanatik Raja
60
episode 59 Berdua Saja
61
episode 60 Ungkapan Hati Raja
62
episode 61 Keputusan Besar seorang Raja
63
episode 62 Perasaan Ben
64
episode 63 Kiran dan Ben
65
episode 64 Keputusan Raja
66
episode 65 Pilihan
67
PENGUMUMAN GIVE AWAY
68
episode 66 Jumpa Pers
69
episode 67 Raja dan Bulan
70
episode 68 Bahagia
71
episode 69 Tawaran (Kembali seperti Semula)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!