🍁🍁🍁
"Pelayan!!" Panggil Salwa berbalik badan melarikan diri kedapur meninggalkan Lukas yang mengendikkan bahunya. "Apa dia sudah tidak tahan untuk melakukan i---" Ucap Salwa terjeda dengan memukul kepalanya. "---Salwa apa yang kau pikirkan???" Sambungnya menyalahkan otaknya yang memikir terlalu jauh. "Bagaimana mungkin kau memikirkan akan melakukan hubungan intim dengan pria yang bukan suamimu." Desisnya membuka kulkas meraih air mineral dar dalam. "Aku pasti sudah gila!" Membuka tutup botol lalu meneguknya.
Gleg gleg gleg! Suara Salwa menelan air.
"Ada yang bisa saya bantu Nona muda?" Suara wanita mengagetkan Salwa yang membuatnya tersedak.
Uhuk uhukk!
"Pelan-pelan Nona Salwa." Ucap wanita memberikan tissu pada Salwa yang melihat padanya.
"Ibu siapa?" Tanya Salwa melihat wanita yang seumuran dengan ibunya berdiri mengenakan setelan formal di depannya.
"Perkenalkan saya Veronika kepala pelayan di rumah ini." Jawabnya membungkukkan badan memberi hormat. "Nona Salwa bisa memanggil saya Madam Vero." Sambungnya masih membungkuk membuat Salwa merasa tidak enak.
"Madam Vero gak perlu bersikap sampai begini pada saya." Membantu Madam Vero menegakkan badannya kembali.
"Gak pa-pa Nona Salwa ini sudah kewajiban kami para pelayan memberi hormat pada majikan." Sahut Madam Vero.
"Sama saya gak usah ya." Pinta Salwa. "Saya gak terbiasa dengan hal seperti itu." Sambungnya mengembalikan botol dan menutup kembali kulkas.
"Nona ini merendah sekali pantesan Tuan Muda Luhan lebih memilih Nona ketimbang Non Salma." Sahut Madam Vero membuat Salwa mengeryitkan alisnya.
Salma? Bagaimana bisa kepala pelayan dirumah ini mengenalinya? Apa Luhan pernah membawa Salma kesini bersamanya saat aku tugas diluar kota! Batin Salwa menatap lama Madam Vero.
"Non Salwa mengapa melamun?" Tegur wanita itu pada Salwa yang kemudian terjaga dari pikirannya.
"Gak pa-pa." Memalingkan wajah ke arah lain. "Oh iya, Madam bisa tolong buatin kita makan malam?" Tanyanya kembali melihat pada Madam Vero.
"Baik Non Salwa." Sahut Madam Vero berbalik badan.
"Madam!" Panggil Salwa.
"Ya?" Sahutnya menoleh.
"Mau kemana?"
"Saya mau panggilkan koki untuk menyiapkan makan malam Non Salwa." Sahutnya membuat Salwa mengangguk-angguk dan mempersilahkan Madam meneruskan langkahnya.
"Orang kaya benar-benar tahu cara merepotkan orang lain." Melihat jam dinding menunjukkan pukul 22.30. "Kalau tahu bakal begini mending aku masak mie instan sendiri aja." Sambungnya merasa tidak enak telah mengganggu istirahat orang lain.
Sementara di tempat lain Lukas memandang potret dalam bingkai foto yang terpajang di atas cabinet dan dinding ruang tengah. Potret dua orang anak yang memiliki wajah sama dengannya. Namun ia tak menemukan potret saat kedua anak itu beranjak dewasa terpajang disana.
"Luhan!" Panggil suara dari lantai atas membuat Lukas terjaga. Ia berbalik badan dan melihat Pria 50 tahun itu menuruni satu persatu anak tangga. "Kenapa tidak menyahut?" Tanya David yang menghentikan langkahnya memandang Luhan yang menatap dingin padanya. "Luhan!" Panggilnya lagi sambil meneruskan langkahnya menuruni tangga. "Apa sebenarnya yang terjadi?" Menghampiri Lukas. "Kenapa sama sekali tidak mengangkat telpon?" Semakin dekat. "Kenapa tiba-tiba ada berita bahwa kamu menghilang?" Menangkup bahu Lukas. "Kau membuat kami sangat takut." Menariknya dalam pelukan mengagetkan Lukas yang kini mendengar tangisan Pria yang melemparkan botol sebelumnya saat ia tiba di rumah ini. "Luhan maafkan papa dan mama." Sambungnya dengan air mata yang kini jatuh membasahi wajah lelah itu.
"Iya Pah." Sahut Lukas mengangkat tangannya dan meletakkan di punggung David. "Luhan juga minta maaf." Menepuk lembut punggung David. "Sudah buat Papa dan Mama khawatir." Sambungnya sambil melihat Rose yang berdiri ditangga. Wanita itu memberi tatapan yang berbeda dari sebelumnya membuat Lukas mendorong David dari pelukan.
"Luhan!" Panggil Salwa mengagetkan ketiganya. Ia tak sengaja memergoki tatapan aneh Rose pada Lukas yang berpelukan dengan David sebelumnya. "Mama sama Papa belum tidur?" Tanya Salwa berjalan menghampiri Lukas sambil melihat ke Roda dan David bergantian.
"Belum sayang." Sahut Rose meneruskan langkahnya menuruni tangga. "Mama masih pengen ngobrol sama Luhan." Sambungnya membuat Salwa merangkul lengan Lukas untuk menghindari pandangan Rose yang terlihat curiga. "Kalau gitu gimana ngobrolnya di meja makan?" Tawar Salwa.
"Kalian belum makan malam?" Tanya Rose menghampiri ketiganya.
"Belum Mah." Sahut Luhan.
"Yaudah kalau gitu mama bakal minta koki buatin makan malam." Ucap Rose.
"Udah dibuatin kok Mah." Melihat semuanya bergantian.
"Kapan?" Tanya Rose.
"Baru aja mah." Jawab Salwa. "Tadi Salwa minta tolong sama Madam Vero pas Mama dan Papa---" Ucapnya terjeda melihat Rose dan David kini saling melihat satu sama lain. "---Eh, Salwa bawa Luhan makan ya Mah, Pah!" Pinta Salwa yang kemudian menarik Lukas pergi dari hadapan Rose dan David.
Fyuhhh! Suara helaan nafas Lukas dan Salwa sesampai di ruang makan.
"Silahkan Tuan Muda Luhan." Menarik kursi untuk Lukas.
"Makasih bu---"
"---Madam Vero!" Potong Salwa mengagetkan Madam Vero dan Lukas yang baru saja duduk.
"Iya Non." Sahut Madam.
"Bisa tolong buatkan teh hangat untuk saya." Pinta Salwa agar Madam pergi ke dapur meninggalkan mereka.
"Baik Non." Sahut Madam berbalik badan.
"Hampir aja kamu salah sebut." Desis Salwa pada Lukas yang masih kaget dengan Salwa yang sebelumnya memanggil Madam Vero. "Tatapan Mama aneh banget ke kamu barusan." Sambungnya melihat Lukas. "Kamu harus hati-hati saat bereaksi menjadi Luhan." Melirik Madam Vero yang datang dengan segelas teh untuknya.
"Ini Non tehnya." Meletakkan di depan Salwa.
"Makasih Madam." Meminum tehnya sambil melirik kecil pada Madam dan Lukas secara bergantian.
"Madam ke belakang dulu kalau ada yang perlu tinggal panggil aja."
"Iya Madam." Sahut Salwa yang kemudian menikmati makan malamnya bersama Lukas. Selang beberapa menit kemudian keduanya keluar dari ruang makan dan tak menemukan Rose dan David di ruang tengah.
"Kamu nyari apa?" Tanya Lukas pada Salwa saat keduanya berhenti di depan tangga.
"Mama sama Papa kemana ya?" Tanya Salwa mencari keberadaan mertuanya itu.
"Tidur kali." Jawab Lukas. "Kamu lihat ini udah jam berapa?" Menunjukkan jam ditangannya pada Salwa.
"Terus kita gimana?" Tanya Salwa. "Aku gak tahu kamar Luhan ada dimana." Sambungnya.
"Apa?" Tanya Lukas.
"Setelah pernikahan kami langsung pergi bulan madu."
"Selama pacaran emang dia gak pernah bawa kamu kekamarnya?" Tanya Lukas yang dibalas gelengan kepala oleh Salwa. "Jadi kalian belum pernah me---"
"---Tuan Muda Luhan kamarnya sudah siap!" Seru wanita mengagetkan Salwa dan Lukas. Dua wanita muda dengan baju pelayan keluar dari kamar yang berada didepan ruang tengah. "Silahkan Tuan dan Nona Muda." Sambung mereka pada Salwa dan Lukas yang berbalik dari tangga menuju kamar tempat pelayan berdiri.
"Makasih ya." Ucap Salwa yang akan menutup pintu kamar sesaat keduanya telah berada didalam.
"Sama-sama Nona." Balas mereka berbalik badan.
Srek! Suara Lukas menutup gorden yang tersikap memperlihatkan kolam renang dengan lilin terapi menyala terapung dipermukaan air.
"Luhan!" Panggil Salwa sambil menumpahkan isi ranselnya diatas lantai.
"Lukas! Bukan Luhan." Sangkal Lukas.
"Iyaa." Sahut Salwa yang sekarang meraih tangannya dan mendudukkan Lukas ditepi ranjang. "Kita ganti perban lukamu dulu setelah itu baru tidur." Meraih ujung baju Lukas dan menariknya keatas untuk melepas dari tubuhnya membuat kedua mata mereka saling bertemu.
"Salwa." Panggil Lukas pada Salwa yang duduk disampingnya. Wanita itu baru saja selesai mengobati lukanya dan membalutnya kembali dengan perban yang baru.
"Ya." Sahut Salwa mengangkat wajahnya disambut oleh bibir Lukas yang meraup kembali bibirnya.
Uhmmm! Suara Salwa memukul dada Lukas menolak bibir Lukas yang kini membungkam mulutnya. Lukas kemudian melepas bibirnya dan menjatuhkan Salwa dengan posisi telentang di atas ranjang.
"Kau----" Ucap Salwa terjeda untuk menarik nafas sambil menatap Lukas. "---Apa yang kau lakukan?" Tanya Salwa.
"Ciuman penghantar tidur dari suami pengganti." Jawab Lukas yang kemudian merebahkan badannya disamping Salwa yang membatu.
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments