🍁🍁🍁
"Sebuah kecelakaan baru saja terjadi. Mobil Ferrari yang dikendarai Bos kartal Narkoba dalam pengejaran polisi menabrak mobil sedan dengan yang datang dari arah berlawanan. Dua orang pria terlempar ke jalan mengalami luka berat dan satu orang perempuan pingsan ditempat. Demikian berita terkini." Penyiar berita melaporkan.
Suara sirine dan desas-desus orang menyelimuti ketiganya yang diangkut masuk kedalam mobil ambulans.
Dua jam kemudian sekelompok berjas putih samar-samar terlihat berlari membawa dua orang pria yang terkulai lemas. Suami Salwa membuka mata sambil menjulurkan tangannya pada Lukas yang menghadapkan wajahnya padanya dalam keadaan tak sadarkan diri. Ketika jari yang berlumuran darah itu hendak menggapai Lukas.
"Minggir!" Teriak Dokter membawa dirinya masuk kedalam ruangan yang berbeda dengan Lukas.
Plakk! Suara tangan Suami Salwa terjatuh.
"Dokter datak jantung pasien melemah!" Suara samar-samar terdengar.
Satu jam berlalu satu persatu dokter dan perawat keluar melepas masker. Dokter kemudian menemui Salwa dan polisi yang menunggu di ruang tunggu operasi. Namun salah seorang perawat yang menemukan kejanggalan.
"Dokter bagaimana ini?" Tanya seorang perawat pada dokter lainnya yang akan keluar ruangan.
"Ada apa?" Tegur dokter ketika melihat perawat dan dokter yang keluar dari ruangan pasien. Keduanya kemudian menceritakan apa yang terjadi sambil sesekali melirik Salwa dan polisi.
*
*
*
Usai operasi kedua pasien dipindahkan ke ruangan yang berbeda. Setengah jam setelah itu salah seorang petugas polisi mengembalikan pada Salwa barang milik Luhan Kardinata yang ditemukan di TKP.
"Terimakasih." Ucap Salwa membuka ponsel Luhan sambil menilik pria yang terbaring lemas dari pintu kaca ruangan. Ia menemukan sepuluh panggilan tak terjawab dari Salma kakaknya. "Apa dia berencana mengganggu bulan madu kami?" Membuka lima pesan baru dari nama yang sama. "Apa-apaan ini?" Melihat begitu banyak chatt mesra keduanya didalam. "Heh!" Melihat foto Salma hanya mengenakan bikini hingga tanpa mengenakan apapun ditubuhnya.
Klik! Memutar rekaman yang ada di ponsel.
"Aaah...Aaahh...Aaaaah!" Suara Lenguhan dari wajah Salma yang memenuhi layar dengan Luhan yang menimpa tubuhnya dari atas tanpa mengenakan apapun.
Tup! Jari Salwa menghentikan rekaman persetubuhan yang dilakukan Luhan dan Salma kakaknya. Ia menangkup wajahnya dengan satu tangan sambil menangis sesenggukan.
"Permisi!" Tegur perawat yang menemukan kejanggalan pada kedua pasien sebelumnya di ruang operasi.
"Ada apa sus?" Tanya Salwa menyikap air matanya sambil beranjak berdiri dari kursi.
"Apa ada yang salah dari pasien?" Tanya Perawat dengan wajah panik.
"Suster."
"Ya?"
"Apa saya boleh membawa pasien pulang?" Tanya Salwa menggenggam erat ponsel Luhan dengan amarah.
"Tapi Nona pasien masih dalam---"
"---Tolong!" Menangkup tangan perawat. "Tolong bawa saya menemui dokter yang bisa melakukannya." Pinta Salwa.
*
*
Seminggu berlalu,Salwa duduk termenung dikamar dengan seorang pria yang masih terbaring oleh bantuan selang dan monitor yang mendeteksi denyut jantung. Ingin rasanya Salwa mencabut selang yang tertancap dihidung dan dipergelangan tangan itu.
Panggilan dan pesan terus berdatangan dari keluarga Kardinata dan keluarganya termasuk Salma. Untungnya sejak awal Salwa telah meminta pada polisi dan pihak rumah sakit agar tidak mempublikaskan identitas Luhan di media saat kecelakaan terjadi.
"Halo mah." Sambut Salwa menerima panggilan Rose,Ibu Luhan. "Kami baik-baik aja." Ucapnya melihat ke ranjang.
"Mama mau bicara dengan Luhan,boleh?" Pinta Rose dari ujung telpon.
"Luhan masih tidur mah." Jawab Salwa berbohong.
"Sampaikan pada dia untuk mengangkat telpon papanya."
"Iya mah." Mengakhiri panggilan. "Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Tanya Salwa berdiri menatap monitor jantung. "Mungkin akan lebih mudah untukku jika kau mati saja dalam kecelakaan itu." Ucapnya yang kemudian berbalik badan keluar meninggalkan kamar.
Slurpp! Suara Salwa menikmati mie instan yang hanya direndam oleh air panas. Ia duduk dikursi dengan kaki yang sedikit mengangkang. Sesekali ia menggoyangkan kakinya sambil menyantap mienya.
Tak! Suara Salwa meletakkan sumpitnya dengan keras di meja membuat mata pria yang terbaring terbuka.
"Akhirnya kau bangun juga!" Sapa Salwa bangkit dari kursinya meraih buket bunga yang ia genggam dihari pemberkatan.
Aku belum mati. Batin Pria itu mendapati langit-langit putih diatasnya sambil meletakkan kedua tangan didada.
Dag Dig Dug! Suara denyut jantung.
Ternyata benar Aku masih hidup. Batinnya lagi dengan memiringkan kepalanya kearah kanan mendapati beragam bunga mawar diatas vase.
Tunggu! Suara Batinnya sambil melihat ranjang dengan kelambu yang diikat pita di setiap tiangnya dan bunga mawar di setiap sudut kamar mirip sebuah kamar pengantin.
Apakah penjara untuk penjahat sepertiku sengaja di buat dengan konsep begini. Tanya Lukas dalam hati sambil bangkit terduduk di sambut oleh Salwa yang berdiri didepannya dengan sebuah buket bunga ditangannya.
Kringggg! Suara ponsel berdering. Panggilan masuk dari Salma untuk Luhan membuat Salwa melempar buket ditangannya.
"CK!" Decak Pria itu kesal yang kemudian meraih buket dan hendak melemparkannya balik,namun sayangnya selang infus yang masih terhubung ditangan menghalangi niatnya. "Apa kau sudah tak sabar mengintrogasiku?" Tanya Lukas mencabut selang infus dari tanganya. "Aaaaw!" Ringisnya.
"Apa masih ada yang sakit?" Tanya Salwa menghamburkan diri mendekat pada Lukas sambil memeriksa tubuh dan wajahnya.
"Singkirkan tanganmu dari wajahku!" Cibir Lukas pada Salwa.
"Maafkan akuuu." Balas Salwa yang malah memeluknya sambil menangis.
"Tidak usah berpura-pura lagi." Mendorong Salwa untuk melepas pelukan dari tubuhnya. "Aku paling benci melihat orang menangis." Sambungnya.
"Aku tahu kau pasti akan begini." Jawab Salwa melihat ke Lukas yang memalingkan wajahnya dari pandangannya. "Apa kau sangat tak ingin melihat wajahku?" Menangkup wajah Lukas dan mengarahkan padanya dengan air mata yang terus mengalir. "Kenapa?!!!" Teriaknya pada Lukas. "Kenapa kau melakukannya padaku?" Menatap Lukas dengan penuh kebencian di matanya.
"Berhenti berteriak di wajahku." Jawab Lukas dengan nada pelan. "Jika kau ingin mengintrogasiku menjauhlah sedikit." Sambungnya dengan nafas terengah-engah.
"Apa aku begitu menjijikan?" Balas Salwa. "Sampai kau memintaku untuk menjauh." Sambungnya dengan sesenggukan.
"Bukan." Sangkal Lukas.
"Lalu apa?" Tanya Salwa yang semakin mendekatkan wajahnya pada Lukas hingga mengikis jarak diantara mereka. "Karna Aku bukan dia?" Menangkup wajah Lukas. "Jawab aku?" Pintanya dengan tangisan.
"Dia siapa?" Tanya Lukas bingung.
"Salma!" Jawabnya. "Selingkuhanmu!" Sambungnya memeluk Lukas. "Kenapa kau harus selingkuh dengan Kak Salma?" Tanya Salwa dengan sesenggukan.
Tunggu! Sela Lukas dalam hatinya melihat sekitar ruangan dan mendapati sebuah bingkai foto besar yang terpajang pada dinding tepat dihadapannya.
"Kenapa wajahku bisa ada didalam sana?" Tanyanya Lukas pada Salwa yang melihat pada foto yang ditunjukan padanya.
"Itu Foto Prawedding kita." Jawab Salwa.
Apa. Batin Lukas kaget.
"Apa sebenarnya yang terjadi disini?" Tanya Lukas beranjak turun dari ranjang. "Kamar pengantin?" Melangkah ke arah Jendela. "Salma?" Menyibak gorden. "Selingkuhan?" Membuka Jendela. "Foto Prawedding?" Melihat pohon Cemara. "Heh!" Menyeringai tipis.
Polisi juga tidak ada disini. Batin Lukas yang kemudian berbalik badan menatap Salwa.
"Apa otakmu bermasalah?" Tanya Salwa.
Lalu siapa wanita ini. Tanya Lukas dalam hati melangkah dan berhenti di hadapan bingkai foto.
"Luhan!" Panggil Salwa.
"Apa nama pria ini Luhan?" Tanya Lukas yang kemudian melihat ke Salwa yang sigap meraba keberadaan pistolnya.
"Siapa kau?" Tanya Salwa berdiri dari ranjang.
"Aku?" Sahut Lukas yang kemudian menyeringai miring dengan salah satu alisnya naik ke atas. "Luhan." Sambungnya membuat Salwa mengeluarkan pistol dari balik celananya.
"Kau bukan dia." Sangkal Salwa mengarahkan pistolnya pada Lukas.
Krekk! Suara Salwa menarik pelatuknya dengan salah satu matanya membidik pada Lukas yang berdiri didepannya tanpa rasa takut.
Dorr!
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
𝓐𝔂⃝❥Ŝŵȅȩtŷ⍲᱅Đĕℝëe
mampir ya kak... 🤗
2022-05-04
0