7. Kekejaman Bams

🍁🍁🍁

Jika biasanya Senja mengajarkan kita bahwa apapun yang terjadi hari ini pasti akan berakhir indah. Namun Senja sore itu malah memberi luka dihati dan punggung Lukas yang menerima cambukan dan injakan.

Selang setengah jam kemudian Senja menghilang digantikan malam.

Wiuwiuwiuwiu! Suara sirine polisi terdengar membuat sekelompok Gangster yang mengeroyok Lukas panik .

Prangg! Suara pemukul besi jatuh terlempar bersamaan dengan Bams yang terlihat linglung untuk melarikan diri.

"Berhenti!" Teriak salah satu polisi keluar dari mobilnya.

Dorr! Suara tembakan peringatan keatas dari polisi meminta semua berhenti.

Srakkk! Suara Lukas menarik kalung dari tangan Alex dan bangkit berdiri dengan kekuatan yang tersisa. Ia berjalan dengan langkah tertatih ke balik kolom penyangga gedung.

"Hah-hah-hah!" Suara nafas Lukas terengah-engah bersandar dibalik kolom. Ia bergerak pelan sambil melihat polisi yang berhasil meringkus satu persatu anak buah Alex.

"Aaaaaahhh!" Suara jeritan dari mereka yang dipukul oleh petugas terlihat dari balik kolom tempat Lukas bersembunyi. Lukas berpindah-pindah dari kolom ke kolom dengan tubuh bersimbah darah.

Dor Dor Dor! Suara tembakan berentet membuat Lukas jatuh tersungkur dengan penglihatan yang mulai kabur.

"Ayo Lukas!" Ucapnya pada diri sendiri dengan tubuh merangkak mencapai dermaga. "Kamu pasti bisa!" Geramnya bangkit. "Tidak ada akhir yang baik jika kamu sampai tertangkap!" Ucapnya dengan nafas terengah-engah berjalan kearah kapal kecil didepannya.

"Aaaaaahhh!" Suara teriakan kembali terdengar dari belakang membuat Lukas menggapai ekor kapal.

Brukk! Suara Lukas berguling jatuh telungkup ke dalam kapal. Ia kemudian merangkak ke sela-sela sudut kapal menghindar dari penglihatan polisi yang berlari kearah dermaga.

"Ada apa?" Tanya polisi yang menyusul rekannya ke tepi dermaga.

"Aku seperti melihat salah satu dari mereka berjalan kesini." Sahut polisi itu menginjak bekas tetesan darah Lukas di bawah sepatunya.

"Kau salah lihat kali!" Balas rekannya.

"Yaudahlah." Berbalik badan membelakangi Lukas yang menilik mereka dari atas kapal. "Hari ini kita dapat banyak!" Sambungnya. "Orang itu benar-benar sesuatu." Merangkul rekannya.

"Benar! Aku sudah salah mencurigainya." Sahutnya. "Aku pikir dia salah satu dari mereka." Jelasnya meninggalkan Lukas yang mendengar pembicaraan keduanya.

"Sial!" Umpat Lukas. "Seseorang telah menjebak Alex!" Gerammnya menahan sekujur tubuh yang begitu perih. "Tapi siapa?" Tanya Lukas pada dirinya selama belasan tahun lamanya.

"Apa itu kau?" Tanya Lukas melihat Bams yang masih membidik dengan senapan panjang ditangannya kearah gedung lantai dua miliknya.

Dor Dor Dor!! Suara tembakan yang di susul oleh jeritan dari orang dari atas. Selang beberapa menit kemudian seorang jatuh dari atas menembus kaca.

Prangg!

Bug! Tubuh Fero jatuh tepat dihadapan Lukas.

"Bo-Boss!" Sapa Fero memuntahkan darah dari mulutnya. "Mm-ma-maaf kan sa-saya Bos!" Sambung Fero dengan nafas yang tersisa membuat Lukas mengalihkan wajahnya. Ia tak sanggup melihat Fero yang dalam kondisi sekarat untuk menemui ajalnya.

Broom! Suara mobil dari gerbang depan membuat Lukas terjaga. Ia meraih pistol dari tangan Fero yang kaku.

"Apa sebenarnya yang kau lakukan?" Tanya Lukas menutup kedua mata Fero. "Sampai kau masuk perangkap dan berakhir menyedihkan begini." Melipat kedua tangan Fero. "Ponsel!" Meraih ponsel Fero dari balik saku jasnya.

"Semua periksa ke dalam!" Suara Bams memerintahkan anak buahnya yang melompat dari Jetsky ke atas dermaga.

"Heh!" Cibir Lukas pada Bams dan anak buahnya. "Apakah masih belum selesai?" Tanyanya menyelinap bersembunyi di bawah pantry.

"Hai Bams!" Sapa seorang pria yang mengenakan sarung pistol badan membuat Lukas menempelkan kupingnya pada dinding pantry. "Wah! Kau menghancurkan semuanya ternyata." Lanjut Pria itu menarik pistol dari ketiaknya.

Prangg! Suara pecahan box kaca yang ditembakan. Ia kemudian mengambil obat buatan Lukas yang masih dalam botol kemasan.

Prangg! Suara pecahan kembali terdengar oleh tembakan pria itu pada lemari kaca didepan Lukas yang sedang bersembunyi dibawa pantry.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Bams pada Pria itu yang memasukkan botol-botol sebesar kelingking orang dewasa kedalam kantong rompi senjatanya.

"Melihat wajah Bos kartel!" Jawab Ronal, 45 tahun. Detektif yang menangani kasus Narkotika dan orang yang mengejar Lukas selama dua tahun ini. "Kenapa?" Menoleh pada Bams yang terlihat tidak senang dengan keberadaannya disana.

"Periksa keatas!" Perintah Bams pada anak buahnya mengabaikan Ronal yang menyeringai tipis.

"Aku pernah dengar dia orang Indonesia asli." Ucap Ronal mengekang pistolnya. "Apa itu Benar?" Tanyanya pada Bams yang menendang kaki Fero yang tergeletak dilantai.

"Jika kau begitu penasaran. Kau bisa mengeceknya sendiri." Mengarahkan pistol dan menembakkan Fero untuk terakhir kalinya.

"Benar-benar kejam!" Cibir Ronal pada Bams. "Kau masih menembaknya bahkan setelah ia tak bernyawa lagi." Memakai sarung tangan. "Apa dia orangnya?" Menangkup wajah Fero ke arahanya.

"Yaa." Sahut Bams melihat serpihan kaca yang tertancap ditubuh Fero. "Kau bisa naik satu tingkat dengan melaporkan penangkapannya." Sambung Bams mengalihkan pandangannya dari Ronal yang memeriksa jasad Fero. "Atau mungkin mendapat promosi dari pimpinanmu." Lanjut Bams.

Ronal? Batin Lukas bertanya mendengar ucapan Bams.

"Jadi kau tak perlu lagi mengambil mencuri pekerjaan kami." Cibir Bams pada Ronal yang melirik kecil kearahnya dengan penuh kebencian.

Hah! Jadi Ronal si detektif sialan ini juga seperti Alex dan Bams. Batin Lukas dengan menyeringai tipis.

"Tak perlu mengejekku seperti itu bila kau sangat merindukan kehidupan di penjara." Sahut Ronal merongoh saku Fero mencari ponsel dan kartu identitasnya yang sudah berada ditangan Lukas.

"Bagaimana?" Seru Bams pada anak buahnya yang kembali dari atas.

"Kosong Bos!" Sahut mereka kompak.

"Bams!" Panggil Ronal beranjak diri dari jasad Fero.

"Apa?"

"Kau yakin dia orangnya?" Melepas sarung tangannya sambil terus menatap wajah Fero.

"Apa kau pernah melihatnya selama ini?" Tanya Bams balik yang dibalas anggukan kepala oleh Ronal. "Yaudah itu pasti dia." Sambungnya.

"Tapi instingku mengatakan bukan dia." Mengernyitkan keningnya melihat ke Bams.

"Apa kau masih berpikir kalau Bos Kartel yang sebenarnya adalah Lukas?" Tanya Bams.

"Yaa." Jawab Ronal membuat Lukas mengerutkan keningnya di balik pantry.

"Mana mungkin bocah ingusan itu memiliki ini semua." Sangkal Bams dengan menunjuka gedung dan segalan isinya.

"Tapi bukan kau pernah mengatakan anak itu cukup jenius!" Ucap Ronal mengingatkan Bams. "Kau juga mengatakan Alex mengistimewakan dia karna kecerdasan yang dia punya." Sambungnya.

"Ah! Apa aku pernah mengatakannya?" Tanya Bams dengan sinis.

"Cih!" Sahut Ronal. "Apa kau begitu membenci bocah itu?" Tanya Ronal melihat sekitar ruang laboratorium.

"Yaa!" Jawab Bams. "Aku bahkan ingin membunuhnya dengan tanganku sendiri." Geramnya.

"Apa karna Alex?" Melihat ke Bams dengan tatapan dingin. "Atau karna hal lain?" Sambungnya membuat Lukas mengingat ia tak pernah menyinggung Bams.

"Apa menurutmu aku ada alasan lain membencinya selain kematian Alex?" Balas Bams.

"Aku rasa memang ada." Jawab Ronal menujuk wajah Bams yang menyimpan suatu kebencian yang lain untuk Lukas selain kematian Alex. "Kau bahkan memanfaatkan tangan yang lain untuk melenyapkannya hari itu." Jelas Ronal mengingatkan kejadian 12 tahun lalu.

"Diam!" Ucap Bams mengarahkan pistolnya pada kepala Ronal disusul oleh anak buahnya yang ikut mengarahkan senapan pada detektif itu.

"Aku akan diam." Sahut Ronal menepis bibir pistol Bams ditangannya. "Heh!" Cibir Ronal berjalan meraih obat milik Lukas lainnya.

Kau benar-benar kejam,Bams! Batin Ronal dan Lukas bersamaan.

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

IG: Saya_Muchu

IG: Saya_Muchu

Semangat update thor

2022-04-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!