Sepasang mata Michael memicing, melihat ekspresi Chania yang .... menggoda.
Michael semakin senang melihat ekspresi liar seperti itu. Tangan Michael merayap masuk ke dalam line A yang di kenakan Chania.
Sontak Chania membulatkan matanya menatap tangan kekar yang kini tengah mengusap paha mulusnya.
Tangan Chania saling bertautan dan meremas di atas pangkuannya. Jantungnya berdetak hebat.
Apa yang akan di lakukan bos mesumnya? meminta jatah sekarang? atau bagaimana? semua terasa terlalu cepat. Ini baru hari pertamanya bekerja. Bagaimana sang bos sudah melakukan hal seperti itu.
Tiba - tiba tangan Michael berhenti di tengah - tengah pada Chania. Chania menatap wajah bosnya. Ternyata sang bos sudah memperhatikan ekspresinya sejak tadi.
Chania segera membuang muka. Rasa malu melanda dirinya sekarang. Ingin rasanya ia menutup wajahnya dengan buku tebal yang ada di dalam rak buku.
Chania memberanikan diri melirik mata Michael yang ternyata belum lepas dari wajahnya.
'Sungguh tampan sekali!'
Batin Chania, namun ucapan di dalam batin itu bertabrakan dengan bibir dan pikirannya.
"Ternyata kau sangat mudah di rangsang," desis Michael tersenyum smirk. "Aku suka!" lanjutnya dengan suara berat.
Chania menunduk, dan mengerucutkan bibirnya. Merasa malu mendengar kalimat bosnya yang menurutnya terlalu frontal. Tentang sebuah kata di rangsang? kata - kata itu sungguh gila, pikir Chania.
"Dengan siapa kau pertama kali bercinta?" tanya Michael lirih dengan suara yang mendesis.
"Emm..." lidah Chania tercekat mendadak.
'Dengan siapa? aku saja tidak pernah pacaran! rasanya aku sudah salah masuk tadi'
Batin Chania berkecamuk.
"Jawab!" gertak Michael sambil mencubit paha Chania yang masih do sentuhnya di balik rok.
"Auh! tentu saja dengan laki - laki yang saya cintai!" jawab Chania reflek.
"Haah!" Michael tersenyum sinis. "Sekarang kau masih punya pacar?" tanya Michael memiringkan wajahnya. Dengan jari jemari tangan kanan yang masih usil di balik rok Chania.
"Emm.. tidak, Tuan!" jawab Chania menggeleng pelan, melirik wajah tampan yang menyungging senyuman miring.
"Baguslah!" jawab Michael dengan mengangkat kedua alisnya.
"Kalau saya masih punya pacar, apa Tuan akan memecat saya?" tanya Chania ragu dan mencoba memberanikan diri.
"Hahahaha!" Michael tertawa lantang, sembari mengeluarkan tangannya dari balik rok Chania. "Bukan kau yang aku pecat, tapi pacar mu yang aku buang keluar negeri sampai aku puas bermain dengan mu!" ucap Michael santai sambil tersenyum sinis.
'Sok berkuasa sekali pria ini! tapi dia memang sangat berkuasa!'
Chania menelan ludahnya sedikit susah. Pacaran saja tidak pernah, bagaimana bisa bercinta dengan laki - laki yang dia cintai.
Jika ditanya siapa cinta pertamanya? mungkin jawaban Chania adalah wajah tampan yang ada di depannya.
'Sungguh wajah ini sangat menyihir diriku'
Batin Chania berdegup kencang menatap wajah tampan sang Tuan muda.
Chania bahkan tidak sadar jika kedua tangan Michael sudah kembali berada di dalam rok nya. Dua tangan! dua tangan sekaligus menggeser paha Chania ke kiri dan ke kanan.
"Kau sangat menurut, aku suka!" ucap Michael.
Barulah Chania sadar dari lamunan. Ia melihat pahanya yang sudah terbuka. Dan rok yang sudah di angkat ke atas oleh tangan kiri sang bos.
Mata Chania kembali membulat saat melihat sang bos memiringkan wajahnya, berusaha melihat isi dalam roknya. Yang tak lain adalah selang.kangan Chania.
Chania semakin mendelik saat tangan bosnya merangsak masuk dan mengusap segitiga berwarna pink di dalam sana.
"Kenapa tebal?" tanya Michael.
"Em..." Chania gugup.
"Hm?" Michael melihat ekspresi Chania yang ragu.
"Saya... saya... saya sedang datang bulan, Tuan" Chania menunduk malu.
"Hemmh!" Michael menghela nafasnya kasar, menjatuhkan rok yang di singkapnya tadi dengan perasaan kesal. Ia bahkan mendorong kursi ya ke belakang.
Chania merasa bersalah melihat ekspresi kecewa sang bos. Tapi dia juga merasa beruntung, setidaknya mahkotanya aman untuk saat ini.
"Sejak kapan?" tanya Michael setengah kesal menatap Chania yang masih duduk di meja kerjanya. Terlihat gadis itu salah tingkah.
"Tadi pagi, Tuan!" jawab Chania.
"Tadi pagi!" tanya Michael mendelik dengan nada tinggi.
"I..iya, Tuan!" jawab Chania.
"Kapan selesainya?" nada bicara Michael kembali menurun.
"Satu minggu lagi, Tuan!"
"****!" umpat Michael kesal tiada tara. "Harus menunggu seminggu lagi aku baru bisa memakai milikmu itu, Chan?" tanya Michael sinis.
"Emm.. iya, Tuan!" jawab Chania.
"F*ck!" umpak Michael kesal.
Michael bersandar di sandaran kursinya dengan dengusan kesal. Ia menatap lekat Chania yang mengerucutkan bibirnya dengan salah tingkah.
"Saya di pecat, Tuan?" tanya Chania ragu dan berharap tidak di pecat gara - gara datang bulan.
Michael tidak menjawab, dia kembali menghela nafas dengan tatapan yang sama pada Chania. Chania semakin bingung dengan ekspresi Michael.
Chania hendak turun dari meja, karena pertanyaannya tidak di jawab. Ia pikir, pertanyaan yang tidak di jawab itu artinya IYA!
"Siapa yang menyuruhmu turun?" tanya Michael sinis.
"Hah!"
"Naik!" titah Michael.
Sampai akhirnya mata Michael teralihkan oleh gundukan di dada Chania yang baru saja bergerak, karena Chania kembali menghentakkan kaki ke lantai untuk duduk. Sehingga buah kenyal itu bergerak naik turun secara perlahan.
'Sepertinya benda itu bisa di jadikan pelampiasan!'
Ucap Michael dalam hati.
"Berapa ukuran br* mu?" tanya Michael sedikit berubah ekspresi, dari gusar jadi ada harapan.
"38, Tuan!"
"Besar juga!" Michael tersenyum sinis.
Ia kembali memajukan sedikit kursinya, kembali berdekatan dengan Chania. Tangannya merogoh laci, untuk mematikan semua CCTV di kantornya.
Kemudian mengambil remote pintu dan menguncinya secara otomatis. Senyuman sinis tersungging.
Sedangkan Chania mulai merinding. Melihat pergerakan bosnya dan pintu yang di kunci, ia yakin bos barunya akan melakukan sesuatu padanya.
"Tugasmu adalah menurut pada Tuan mu, Chania!" ucap Michael sedikit berbisik dan penuh penekanan.
"Saya tau, Tuan!" jawab Chania yang melihat kilatan hasrat di sepasang mata elang Tuannya.
Michael tersenyum puas dengan jawaban Chania. Ia mulai beraksi. Ia turunkan blazer yang menggantung di pundak Chania hingga terlepas. Menyisakan kaos ketat berwarna putih.
Pelan - pelan dengan di iringi mata lapar setengah mesum, tangan Michael mulai meraih gundukan di dada Chania.
"Mmmh!" Chania menutup mulutnya, merasa malu dengan suara yang keluar dari dalam sana tanpa bisa dia kontrol.
Michael tersenyum senang mendengar suara itu. Tapi dia juga heran, padahal ia hanya menyentuh dan meremasnya sekali. Kenapa Chania langsung bereaksi?
"Kau akan merasakan sensasi yang berbeda bersama ku, Chania. Aku pasti jauh lebih bisa memberimu kepuasan dari pada pacar - pacar mu dulu!" ujar Michael percaya diri.
'Pacar yang mana, Tuaan? saya saja jomblo seumur hidup!'
Gerutu Chania dalam hati.
Tangan Michael mulai meremas gundukan kembar itu. Meskipun masih tertutup br* dan kaos, tapai tangan Michael sudah merasakan kekenyalan dada Chania yang memang menggoda.
"Ssshhh!" Chania mendesis. Sontak ia tutup mulutnya dengan kedua tangan.
"Biarkan saja! aku menyukainya!" lirih Michael.
"Sangat memalukan, Tuan" ucap Chania merasa malu.
"Hah! kamu ini seperti perawan saja!" gerutu Michael. "Itulah kenapa aku tidak suka bermain dengan perawan. Selain harus mengajari dulu, mereka juga pasti belum bisa menggoyang junior ku dengan baik!" lanjut Michael tanpa malu mengucapkan itu pada Chania. "Dan lagi, aku tidak mau merusak mahkota seorang gadis!" lanjutnya.
Sedangkan mata Chania mendelik mendengar ucapan Michael. Karena dia sendiri adalah perawan. Bagaimana kalau Michael tau dia ternyata perawan?
'Aaaakkhh! bagaimana kalau dia tau aku perawan?''
'Apakah target tiga milyar ku akan melayang?'
"Noooo!'
Teriak Chania dalam hati.
.
.
🪴🪴🪴
Happy reading kakak 🙏🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 324 Episodes
Comments
Laise Jakum
gara2 uang jual diri.banar2 murahan..
2024-01-18
2
Hasma Andi Hamzah
gatal2 uang rela tuh dijamah.....dasar murahan ......
2023-07-13
1
Ilan Irliana
demi 30 jt...hrs hlng hrg diri....hoalah....
2023-06-24
2