Episode-8 Kembali Bekerja

Dini hari mendekati waktu subuh ....

Udara dingin di sekitar terasa begitu menusuk, mengelus pipi Tiara hingga kembali membuatnya menggerak-gerakkan badan, padahal tubuhnya terasa hangat. Suara gemerisik air di luar memecah tidurnya. Matanya mengerjap-ngerjap dan barulah ia menyadari kalu dirinya sudah begitu lama tertidur dari semalam tadi. Bed cover menyelimuti hingga setengah pipinya, pantas saja ia merasa benar-benar hangat. Saat ia menoleh ke kiri, wajah Alfa yang terlelap terpampang jelas di sana dengan posisi miring menghadap ke arahnya, hampir menyentuh wajahnya dengan tangan dan kaki melingkari tubuhnya yang tidur dengan terlentang, berada di bawah selimut yang sama.

“Kenapa kau tidur usil sekali?” Bisiknya serak. Mengetatkan pelukannya.

“Eh … kau sudah bangun? Iyakah? Apa tidurku-"

“Aku hampir-hampir tak bisa tidur semalaman karena kau terus bergerak," selanya sebelum sempat Tiara menghabiskan kalimatnya.

Tiara hanya akan bertanya, apakah dengan begitu, membuatnya tak nyaman? melihat Alfa sepertinya juga turut tertidur dengan lelap di sampingnya dengan mata yang terlihat merah saat sempat sedikit terbuka tadi.

“Kalau begitu, tidurlah lagi ... aku harus mulai bekerja hari ini bukan? Aku akan bangun terlebih dulu untuk menyiapkan sarapan dan membersihkan rumah.” suara Tiara terdengar begitu jauh dari telinga Alfa. Wanita itu tengah duduk, menguncir rambutnya dan mendesakkan guling ke pelukan Alfa sebagai ganti dirinya.

“Buat aku tidur nyenyak dulu sayang ....” Alfa mencengkeram tangan Tiara namun masih dengan mata terpejam. “Kau harus bertanggung jawab, aku harus tidur lelap sebentar saja agar kepalaku tidak sakit.”

Tiara mendesah, paham akan makna tersirat yang dilontarkan suaminya dan tersenyum.

Dengan setengah berbaring miring bersandarkan bantal, ia akhirnya mendekati Alfa dan mulai mengelus kepala lelaki itu, meninabobokkannya. Alfa menendang guling dan selimut, melakukan stretching singkat dan dengan sergap memeluk perempuan itu dari samping.

Dan ... pagi yang panas tak bisa tertolak. Mengalirkan semburat cinta dan hasrat yang bergelora diantara keduanya.

******

Alfa berdiri di depan pintu mengantar keberangkatan Tiara. Wanita itu menolak saat Alfa memberi penawaran untuk mengantarnya berangkat menggunakan mobilnya. Tiara malahan telah memakai helm dan duduk di atas motornya siap menancapkan gas.

“Obatnya sudah dibawa?” Mengingatkan tentang obat dari Dokter Jeni yang masih ada beberapa butir tersisa untuk diminum.

“Iya. Nanti aku tidak akan lupa meminumnya.” Tiara tersenyum, kembali turun dari motor dan berjalan lurus ke arah Alfa berdiri.

Muah. Satu ciuman di pipi kanan. “Berangkat ya.” Tiara melambai-lambaikan tangan lalu berbalik lagi mengendarai motor. Alfa tersenyum hangat dan turut melambaikan tangan.

“Hati-hati.”

Tiara hanya mengacungkan jempol sebagai jawaban, lalu menyetir motornya keluar dari gerbang yang tadi sudah dibukanya.

Dengan berat hati ia membiarkan istrinya bekerja kembali setelah pembicaraan panjang tadi malam dengan Tiara yang terus merengek-rengek manja kepadanya untuk diijinkan kembali berkantor. Pikirannya sudah agak tenang sekarang. Tiara sudah pulih, tetapi sebenarnya ia tak bisa tidur nyenyak karena masih saja terus memikirkan tentang keadaan istrinya, bukan karena Tiara terus mengganggunya ketika tidur. Tanpa sadar, Alfa tersenyum sendiri mengingat Tiara yang malu-malu ketika ia menggodanya.

Lelaki itu sengaja memilih membeli rumah di area ini mengingat lokasinya yang dekat dengan tempat Tiara bekerja. Mengantisipasi jika Tiara berkeinginan untuk bekerja kembali. Paling tidak, istrinya tak harus menempuh perjalanan begitu lama ketika ia berangkat sendiri. Dan tepat. Tiara sangat berkeras hati untuk bekerja dan tak mau diantar.

******

Bekerja sebagai salah satu Manajer di perusahaan ayahnya sendiri membuat Tiara tak besar kepala dengan nepotisme, seperti perlakuan ayah dengan anaknya kebanyakan. Ia memilih jalan dari bawah. Memulai semuanya dari nol, mengajukan lamaran sesuai kualifikasinya dan bekerja keras. Kepemimpinan perusahaan diambil alih oleh pamannya karena Nicholas, ayahnya yang sangat berkeinginan menjadikan Tiara satu-satunya pewaris, terkalahkan oleh sifat keras kepala Tiara yang menolaknya dengan tegas. Perempuan itu lebih senang berbaur dengan rekan kerja sebayanya ketimbang bekerja secara tertutup sebagai atasan.

Walau baru berdiri selama 15 tahun, Nicholas bisa pergi dalam tidur panjangnya dengan damai karena berkat kekuasaannya semula sebagai seorang pejabat negara dan politikus, lengkap dengan koneksi-koneksi perusahaan yang dikenalnya dengan baik, perusahaan fashionnya cepat berkembang dan dikenal luas oleh masyarakat dengan merk namanya sendiri yang tertulis di setiap produk.

Dan, di sinilah Tiara sekarang. Sedang mengabsen kehadirannya di lobby sambil bercakap-cakap dengan para pegawai lainnya yang terlihat menyambut begitu ia datang.

"Hai Tiara ... wah, kau sudah berangkat hari ini? Kenapa terlalu terburu-buru bekerja?"

Roni salah seorang Direksi yang juga baru memasuki lobby itu turut menyambung obrolan para pegawai wanita yang tengah berkerumun, tapi tertuju pada Tiara tentunya.

"Aku tidak terburu-buru, hanya sedikit lebih bersemangat dan merindukan teman-teman." Mengangguk dengan hormat dan tersenyum.

"Ah, kau memang selalu bersemangat dalam bekerja. Baiklah, sampai jumpa, banyak pekerjaan menantimu," ucapnya sambil melenggang pergi.

"Baik. Terima kasih." Tiara turut undur diri juga dari ruang lobby, berjalan menuju ruangannya yang tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.

Wanita itu meletakkan tas, menata kertas-kertas yang ada di atas meja lalu memasukkannya ke dalam locker meja. Bersiap untuk memulai hari baru.

"Tiara, ikutlah denganku. Ada beberapa produk baru yang harus kau lihat."

"Baik."

Tiara mengangkat pandangannya dan dengan segera berdiri lalu mengikuti langkah staf itu yang terlebih dahulu berjalan di depannya.

******

Duduk di atas tangga lipat yang kini tengah ditegakkan di depan pagar rumahnya, Alfa memasang sebuah neon box bertuliskan Gheo's Photograph dengan tulisan menyala berwarna oranye terang. Lelaki itu berencana mengembangkan usahanya atas nama pribadi sebagai seorang fotografer, selain bekerja di bawah naungan Blueict Company yang telah merangkulnya lebih dari 10 tahun itu.

Puas dengan jerih payahnya sendiri, karena menurutnya bekerja sesuai passion lebih menyenangkan dan membuat hidupnya lebih hidup. Sama seperti Tiara, Yunus ayahnya adalah seorang CEO perusahaan yang bergerak di bidang produksi kamera. Anehnya, Alfa malahan senang menggunakan kamera itu untuk bekerja sebagai fotografer ketimbang menggunakan kamera sebagai bisnis jual beli seperti yang dilakukan ayahnya. Lelaki itu menolak mentah-mentah bekerja di perusahaan dan memilih jalannya sendiri. Kini ia sudah mempersiapkan ruang belakang sebagai studio foto yang telah dihiasnya sedemikian rupa dan memamerkan wajah Tiara dalam bentuk lukisannya sebagai satu-satunya dekorasi yang mencolok di sana.

Ditekannya nama Dony dalam ponselnya. Menempelkan ke telinga sambil menenggak air dingin yang langsung diminumnya dari botol. Melibas rasa haus hingga kekeringan di seluruh tenggorokannya karena sedari tadi beraktivitas.

"Halo Don, apa kita akan jadi rapat team?"

"Iya. Davian dan teman-teman yang lain sudah menyiapkan semuanya."

"Apa?" Alfa memekik terkejut karena biasanya masing-masing dari mereka harus membawa bahan yang dibutuhkan, terutama akan terus memaksa dirinya, karena ia termasuk senior.

Terdengar Dony tertawa di seberang sana.

"Iya. Bahan-bahan sudah siap. Kau tinggal berangkat. Jangan terlambat." Dony memutus sambungan terlebih dahulu.

Alfa mendecak dan menaruh ponselnya begitu saja di atas meja, melangkahkan kaki dengan gontai dan melempar diri ke atas ranjang. Ia harus tidur. Rasa kantuk karena semalam tak bisa tidur nyenyak dan lelahnya seharian karena telah bekerja bakti sendirian membereskan rumah membuatnya lemas luar biasa. Dipeluknya guling dengan erat seperti sedang memeluk Tiara saja, berharap bertemu istrinya dalam mimpi yang akan membuatnya senang.

Terpopuler

Comments

Vera Wilda

Vera Wilda

kok Tiaranya pakai motor ya thor.... 😊😊

2020-11-14

1

es dawet

es dawet

semangaaatttt mbaaa😉😘

2020-06-14

1

lihat semua
Episodes
1 Episode-1 Pernikahan
2 Episode-2 Rumah Baru
3 Episode-3 Keinginan
4 Episode-4 Perhatian Mama
5 Episode-5 Sakit
6 Episode-6 Kejutan Menyedihkan
7 Episode 7 - Lukisan Wajahmu
8 Episode-8 Kembali Bekerja
9 Episode-9 Kemarahan Alfa
10 Episode-10 Kegembiraan Bersama
11 Episode-11 Periksa Kandungan
12 Episode-12 Bertemu Mantan
13 Episode-13 Sebuah Rencana
14 Episode-14 Teka Teki
15 Episode-15 Kehilangan
16 Episode-16 Air Mata
17 Episode-17 Tersenyum Kembali
18 Episode-18 Gallery
19 Episode-19 Kesempatan
20 Episode-20 Bersekutu
21 Episode-21 Tanpa Sadar
22 Episode-22 Kedua Kali
23 Episode-23 Pertengkaran
24 Episode 24 - Melukis Harapan
25 Episode 25 - Lebih Dekat
26 Episode 26 - Pulang
27 Episode 27 - Kepedihan
28 Episode 28 - Melepas Rindu
29 Episode 29 - Lemah
30 Episode 30 - Bertahan
31 Episode 31 - Mati Bersamamu
32 Episode 32 - Tak Terduga
33 Episode - 33 Kecewa
34 Episode-34 Kembali Pulang
35 Author Menyapa
36 Episode-35 Merawatmu
37 Episode-36 Dilema
38 Episode 37 - Wonder Woman
39 Episode 38 - Hidroterapi
40 Episode 39 - Bukan Kejutan
41 Episode 40 - Kolam Renang
42 Episode 41 - Wanita itu
43 Episode 42 - Berbeda
44 Episode 43 - Menemani
45 Episode 44 - Asisten?
46 Episode 45 - Tanda Kehamilan
47 Episode 46 - Tempat Terbaik
48 Episode 47 - Balas Budi
49 Episode 48 - Bertemu Lagi
50 Episode 49 - Ayah Sejati
51 Episode 50 - Kabar Buruk
52 Episode 51 - Salam Perpisahan
53 Episode 52 - Sepercik Rindu
54 Episode 53 - Rencana Terselubung
55 Episode 54 - Keputusan
56 Episode 55 - Bersandiwara
57 Episode 56 - Menunggu Kabar Baik
58 Episode 57 - Lelaki Penggoda
59 Episode 58 - Mengintai
60 Episode 59 - Permintaan
61 Episode 60 - Bersabar
62 Episode 61 - Langkah Terbaik
63 Episode 62 - Tak Ada Pilihan
64 Episode 63 - Emosional
65 Episode 64 - Wanita dan Cinta
66 Episode 65 - Rencana Terakhir
67 Episode 66 - Kucing Persia
68 Episode 67 - Bahagia
69 Episode 68 - Mencari Kebenaran
70 Episode 69 - Kamuflase
71 Episode 70 - Muara Rindu
72 Episode 71 - Nadia
73 Episode 72 - Mendekap Luka
74 Episode 73 - Secercah Harapan
75 Episode 74 - Romantika
76 Episode 75 - Titik Balik
77 Episode 76 - Melepas Beban
78 Episode 77 - Bertamu
79 Episode 78 - Restu Mama
80 Episode 79 - Antipati
81 Episode 80 - Panik
82 Episode 81 - Memulihkan Diri
83 Episode 82 - Penerimaan
84 Episode 83 - Mimpi Itu
85 Episode 84 - Persiapan
86 Episode 85 - Memaksa Diri
87 Episode 86 - Menjemput Waktu
88 Episode 87 - Akhir Penantian
89 Episode Penutup - Mencintaimu
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Episode-1 Pernikahan
2
Episode-2 Rumah Baru
3
Episode-3 Keinginan
4
Episode-4 Perhatian Mama
5
Episode-5 Sakit
6
Episode-6 Kejutan Menyedihkan
7
Episode 7 - Lukisan Wajahmu
8
Episode-8 Kembali Bekerja
9
Episode-9 Kemarahan Alfa
10
Episode-10 Kegembiraan Bersama
11
Episode-11 Periksa Kandungan
12
Episode-12 Bertemu Mantan
13
Episode-13 Sebuah Rencana
14
Episode-14 Teka Teki
15
Episode-15 Kehilangan
16
Episode-16 Air Mata
17
Episode-17 Tersenyum Kembali
18
Episode-18 Gallery
19
Episode-19 Kesempatan
20
Episode-20 Bersekutu
21
Episode-21 Tanpa Sadar
22
Episode-22 Kedua Kali
23
Episode-23 Pertengkaran
24
Episode 24 - Melukis Harapan
25
Episode 25 - Lebih Dekat
26
Episode 26 - Pulang
27
Episode 27 - Kepedihan
28
Episode 28 - Melepas Rindu
29
Episode 29 - Lemah
30
Episode 30 - Bertahan
31
Episode 31 - Mati Bersamamu
32
Episode 32 - Tak Terduga
33
Episode - 33 Kecewa
34
Episode-34 Kembali Pulang
35
Author Menyapa
36
Episode-35 Merawatmu
37
Episode-36 Dilema
38
Episode 37 - Wonder Woman
39
Episode 38 - Hidroterapi
40
Episode 39 - Bukan Kejutan
41
Episode 40 - Kolam Renang
42
Episode 41 - Wanita itu
43
Episode 42 - Berbeda
44
Episode 43 - Menemani
45
Episode 44 - Asisten?
46
Episode 45 - Tanda Kehamilan
47
Episode 46 - Tempat Terbaik
48
Episode 47 - Balas Budi
49
Episode 48 - Bertemu Lagi
50
Episode 49 - Ayah Sejati
51
Episode 50 - Kabar Buruk
52
Episode 51 - Salam Perpisahan
53
Episode 52 - Sepercik Rindu
54
Episode 53 - Rencana Terselubung
55
Episode 54 - Keputusan
56
Episode 55 - Bersandiwara
57
Episode 56 - Menunggu Kabar Baik
58
Episode 57 - Lelaki Penggoda
59
Episode 58 - Mengintai
60
Episode 59 - Permintaan
61
Episode 60 - Bersabar
62
Episode 61 - Langkah Terbaik
63
Episode 62 - Tak Ada Pilihan
64
Episode 63 - Emosional
65
Episode 64 - Wanita dan Cinta
66
Episode 65 - Rencana Terakhir
67
Episode 66 - Kucing Persia
68
Episode 67 - Bahagia
69
Episode 68 - Mencari Kebenaran
70
Episode 69 - Kamuflase
71
Episode 70 - Muara Rindu
72
Episode 71 - Nadia
73
Episode 72 - Mendekap Luka
74
Episode 73 - Secercah Harapan
75
Episode 74 - Romantika
76
Episode 75 - Titik Balik
77
Episode 76 - Melepas Beban
78
Episode 77 - Bertamu
79
Episode 78 - Restu Mama
80
Episode 79 - Antipati
81
Episode 80 - Panik
82
Episode 81 - Memulihkan Diri
83
Episode 82 - Penerimaan
84
Episode 83 - Mimpi Itu
85
Episode 84 - Persiapan
86
Episode 85 - Memaksa Diri
87
Episode 86 - Menjemput Waktu
88
Episode 87 - Akhir Penantian
89
Episode Penutup - Mencintaimu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!