Dini hari mendekati waktu subuh ....
Udara dingin di sekitar terasa begitu menusuk, mengelus pipi Tiara hingga kembali membuatnya menggerak-gerakkan badan, padahal tubuhnya terasa hangat. Suara gemerisik air di luar memecah tidurnya. Matanya mengerjap-ngerjap dan barulah ia menyadari kalu dirinya sudah begitu lama tertidur dari semalam tadi. Bed cover menyelimuti hingga setengah pipinya, pantas saja ia merasa benar-benar hangat. Saat ia menoleh ke kiri, wajah Alfa yang terlelap terpampang jelas di sana dengan posisi miring menghadap ke arahnya, hampir menyentuh wajahnya dengan tangan dan kaki melingkari tubuhnya yang tidur dengan terlentang, berada di bawah selimut yang sama.
“Kenapa kau tidur usil sekali?” Bisiknya serak. Mengetatkan pelukannya.
“Eh … kau sudah bangun? Iyakah? Apa tidurku-"
“Aku hampir-hampir tak bisa tidur semalaman karena kau terus bergerak," selanya sebelum sempat Tiara menghabiskan kalimatnya.
Tiara hanya akan bertanya, apakah dengan begitu, membuatnya tak nyaman? melihat Alfa sepertinya juga turut tertidur dengan lelap di sampingnya dengan mata yang terlihat merah saat sempat sedikit terbuka tadi.
“Kalau begitu, tidurlah lagi ... aku harus mulai bekerja hari ini bukan? Aku akan bangun terlebih dulu untuk menyiapkan sarapan dan membersihkan rumah.” suara Tiara terdengar begitu jauh dari telinga Alfa. Wanita itu tengah duduk, menguncir rambutnya dan mendesakkan guling ke pelukan Alfa sebagai ganti dirinya.
“Buat aku tidur nyenyak dulu sayang ....” Alfa mencengkeram tangan Tiara namun masih dengan mata terpejam. “Kau harus bertanggung jawab, aku harus tidur lelap sebentar saja agar kepalaku tidak sakit.”
Tiara mendesah, paham akan makna tersirat yang dilontarkan suaminya dan tersenyum.
Dengan setengah berbaring miring bersandarkan bantal, ia akhirnya mendekati Alfa dan mulai mengelus kepala lelaki itu, meninabobokkannya. Alfa menendang guling dan selimut, melakukan stretching singkat dan dengan sergap memeluk perempuan itu dari samping.
Dan ... pagi yang panas tak bisa tertolak. Mengalirkan semburat cinta dan hasrat yang bergelora diantara keduanya.
******
Alfa berdiri di depan pintu mengantar keberangkatan Tiara. Wanita itu menolak saat Alfa memberi penawaran untuk mengantarnya berangkat menggunakan mobilnya. Tiara malahan telah memakai helm dan duduk di atas motornya siap menancapkan gas.
“Obatnya sudah dibawa?” Mengingatkan tentang obat dari Dokter Jeni yang masih ada beberapa butir tersisa untuk diminum.
“Iya. Nanti aku tidak akan lupa meminumnya.” Tiara tersenyum, kembali turun dari motor dan berjalan lurus ke arah Alfa berdiri.
Muah. Satu ciuman di pipi kanan. “Berangkat ya.” Tiara melambai-lambaikan tangan lalu berbalik lagi mengendarai motor. Alfa tersenyum hangat dan turut melambaikan tangan.
“Hati-hati.”
Tiara hanya mengacungkan jempol sebagai jawaban, lalu menyetir motornya keluar dari gerbang yang tadi sudah dibukanya.
Dengan berat hati ia membiarkan istrinya bekerja kembali setelah pembicaraan panjang tadi malam dengan Tiara yang terus merengek-rengek manja kepadanya untuk diijinkan kembali berkantor. Pikirannya sudah agak tenang sekarang. Tiara sudah pulih, tetapi sebenarnya ia tak bisa tidur nyenyak karena masih saja terus memikirkan tentang keadaan istrinya, bukan karena Tiara terus mengganggunya ketika tidur. Tanpa sadar, Alfa tersenyum sendiri mengingat Tiara yang malu-malu ketika ia menggodanya.
Lelaki itu sengaja memilih membeli rumah di area ini mengingat lokasinya yang dekat dengan tempat Tiara bekerja. Mengantisipasi jika Tiara berkeinginan untuk bekerja kembali. Paling tidak, istrinya tak harus menempuh perjalanan begitu lama ketika ia berangkat sendiri. Dan tepat. Tiara sangat berkeras hati untuk bekerja dan tak mau diantar.
******
Bekerja sebagai salah satu Manajer di perusahaan ayahnya sendiri membuat Tiara tak besar kepala dengan nepotisme, seperti perlakuan ayah dengan anaknya kebanyakan. Ia memilih jalan dari bawah. Memulai semuanya dari nol, mengajukan lamaran sesuai kualifikasinya dan bekerja keras. Kepemimpinan perusahaan diambil alih oleh pamannya karena Nicholas, ayahnya yang sangat berkeinginan menjadikan Tiara satu-satunya pewaris, terkalahkan oleh sifat keras kepala Tiara yang menolaknya dengan tegas. Perempuan itu lebih senang berbaur dengan rekan kerja sebayanya ketimbang bekerja secara tertutup sebagai atasan.
Walau baru berdiri selama 15 tahun, Nicholas bisa pergi dalam tidur panjangnya dengan damai karena berkat kekuasaannya semula sebagai seorang pejabat negara dan politikus, lengkap dengan koneksi-koneksi perusahaan yang dikenalnya dengan baik, perusahaan fashionnya cepat berkembang dan dikenal luas oleh masyarakat dengan merk namanya sendiri yang tertulis di setiap produk.
Dan, di sinilah Tiara sekarang. Sedang mengabsen kehadirannya di lobby sambil bercakap-cakap dengan para pegawai lainnya yang terlihat menyambut begitu ia datang.
"Hai Tiara ... wah, kau sudah berangkat hari ini? Kenapa terlalu terburu-buru bekerja?"
Roni salah seorang Direksi yang juga baru memasuki lobby itu turut menyambung obrolan para pegawai wanita yang tengah berkerumun, tapi tertuju pada Tiara tentunya.
"Aku tidak terburu-buru, hanya sedikit lebih bersemangat dan merindukan teman-teman." Mengangguk dengan hormat dan tersenyum.
"Ah, kau memang selalu bersemangat dalam bekerja. Baiklah, sampai jumpa, banyak pekerjaan menantimu," ucapnya sambil melenggang pergi.
"Baik. Terima kasih." Tiara turut undur diri juga dari ruang lobby, berjalan menuju ruangannya yang tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.
Wanita itu meletakkan tas, menata kertas-kertas yang ada di atas meja lalu memasukkannya ke dalam locker meja. Bersiap untuk memulai hari baru.
"Tiara, ikutlah denganku. Ada beberapa produk baru yang harus kau lihat."
"Baik."
Tiara mengangkat pandangannya dan dengan segera berdiri lalu mengikuti langkah staf itu yang terlebih dahulu berjalan di depannya.
******
Duduk di atas tangga lipat yang kini tengah ditegakkan di depan pagar rumahnya, Alfa memasang sebuah neon box bertuliskan Gheo's Photograph dengan tulisan menyala berwarna oranye terang. Lelaki itu berencana mengembangkan usahanya atas nama pribadi sebagai seorang fotografer, selain bekerja di bawah naungan Blueict Company yang telah merangkulnya lebih dari 10 tahun itu.
Puas dengan jerih payahnya sendiri, karena menurutnya bekerja sesuai passion lebih menyenangkan dan membuat hidupnya lebih hidup. Sama seperti Tiara, Yunus ayahnya adalah seorang CEO perusahaan yang bergerak di bidang produksi kamera. Anehnya, Alfa malahan senang menggunakan kamera itu untuk bekerja sebagai fotografer ketimbang menggunakan kamera sebagai bisnis jual beli seperti yang dilakukan ayahnya. Lelaki itu menolak mentah-mentah bekerja di perusahaan dan memilih jalannya sendiri. Kini ia sudah mempersiapkan ruang belakang sebagai studio foto yang telah dihiasnya sedemikian rupa dan memamerkan wajah Tiara dalam bentuk lukisannya sebagai satu-satunya dekorasi yang mencolok di sana.
Ditekannya nama Dony dalam ponselnya. Menempelkan ke telinga sambil menenggak air dingin yang langsung diminumnya dari botol. Melibas rasa haus hingga kekeringan di seluruh tenggorokannya karena sedari tadi beraktivitas.
"Halo Don, apa kita akan jadi rapat team?"
"Iya. Davian dan teman-teman yang lain sudah menyiapkan semuanya."
"Apa?" Alfa memekik terkejut karena biasanya masing-masing dari mereka harus membawa bahan yang dibutuhkan, terutama akan terus memaksa dirinya, karena ia termasuk senior.
Terdengar Dony tertawa di seberang sana.
"Iya. Bahan-bahan sudah siap. Kau tinggal berangkat. Jangan terlambat." Dony memutus sambungan terlebih dahulu.
Alfa mendecak dan menaruh ponselnya begitu saja di atas meja, melangkahkan kaki dengan gontai dan melempar diri ke atas ranjang. Ia harus tidur. Rasa kantuk karena semalam tak bisa tidur nyenyak dan lelahnya seharian karena telah bekerja bakti sendirian membereskan rumah membuatnya lemas luar biasa. Dipeluknya guling dengan erat seperti sedang memeluk Tiara saja, berharap bertemu istrinya dalam mimpi yang akan membuatnya senang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Vera Wilda
kok Tiaranya pakai motor ya thor.... 😊😊
2020-11-14
1
es dawet
semangaaatttt mbaaa😉😘
2020-06-14
1