Episode-2 Rumah Baru

Begitu menempuh perjalanan selama hampir tiga puluh menit, mobil mungil berwarna merah cerah milik Alfa itu akhirnya sampai pada gerbang depan sebuah rumah dan berhenti dua puluh sentimeter sebelum menyentuh besi pagar. Alfa bergegas turun membuka kunci gerbang, membuka pintunya lebar-lebar untuk menyambut kedatangan mobilnya sendiri. Kemudian, lelaki itu kembali duduk ke balik kemudi dan menancapkan gas untuk memasuki garasi rumah yang kokoh dengan dominasi warna hitam disetiap sisinya. Mobil itu berhenti tepat setelah garis pintu yang memanjang pada bagian bawahnya.

Tiara masih duduk memaku di dalam mobil dan hanya terdiam menatap Alfa yang tengah sibuk dengan aktivitasnya. Pikirannya berkecamuk dipenuhi pertanyaan dan ketidakpercayaan tatkala dirinya mengetahui bahwa suami barunya itu tidak membawanya pulang ke rumah orang tua Alfa yang setelah ia pelajari, rumah ini berada jauh dari wilayah rumah mertuanya itu.

Rumah siapakah ini?

Seolah memang tidak memberi izin Tiara untuk turun, Alfa justru langsung masuk ke dalam rumah begitu saja tanpa mengajaknya dan menerobos ke dalam setelah membuka kunci pada pintu depan.

Tiara hanya cemberut menanggapi Alfa yang tak mau memberi jawaban ke mana mereka akan pergi selama di dalam kendaraan. Tidak mungkin bukan, mereka akan mengakhiri hari yang lelah ini bertamu di rumah orang mengingat Alfa yang terlihat sangat lelah begitu pun dengan dirinya? Alfa malah membawanya ke rumah ini dan membiarkan Tiara berada dalam kebingungannya sendiri dengan masih duduk di dalam mobil.

Penasaran. Tiara pun menyambar tas pundaknya dan bergegas turun. Menebar pandangan ke segala arah lalu mendekat ke arah pintu. Menunggu. Tak lama kemudian, Alfa berdiri di ambang pintu dan tersenyum melihat Tiara memunggungi pintu di depannya dan berdiri kaku menunggunya.

Terdengar Alfa berdeham dan ia pun menoleh. Wanita itu mengangkat kedua alis sebagai ekspresi penuh tanya, karena, Alfa hanya seorang diri di sana, tidak membawa siapapun yang menjadi tuan rumah. Laki-laki itu malahan hanya tersenyum tanpa menjawab tanya yang dilontarkan perempuan itu dalam diam.

“Selamat datang di rumahku, pengantinku.” Alfa membuka kedua lengannya lebar-lebar sebagai tanda untuk meminta Tiara mendekat kepadanya. Ekspresi terkejut begitu nampak nyata di wajah istrinya itu. Tiara justru menatap kaget dan kembali menyapukan pandangan matanya ke dalam rumah dan membiarkan Alfa menunjukkan wajah gemas ketika wanita itu malah memperhatikan isi rumah dan tak lagi memandang ke arahnya.

Tiara telah mempersiapkan diri sebelumnya untuk bertemu dengan siapa saja yang akan ditemuinya di rumah asing ini. Pertanyaan-pertanyaan tentang siapa penghuni rumah, dan untuk tujuan apa mereka datang kemari itu begitu memutar di kepalanya, sehingga wanita itu lebih sibuk menyusun kata-kata untuk percakapan yang mungkin terjadi nantinya, tanpa memikirkan kemungkinan lain yang bisa saja terjadi, termasuk tidak sempat mengira bahwa rumah ini adalah milik suaminya.

Lelah karena kedua tangannya yang menggantung tak mendapat sambutan, Alfa menarik tangan Tiara dan memeluknya dengan erat.

“Ini ... ini rumahmu?” Tiara bertanya terbata dalam dekapan Alfa yang tak membiarkannya menatap dirinya karena tangannya mengeratkan kepala wanita itu agar terbenam ke dalam dadanya.

“Ya, sayang, ini untukmu.” Tiara melingkarkan pula tangannya dan mencengkeram erat punggung suaminya, lalu, tenggelam ke dalam pikiran masing-masing selama beberapa lama.

Wanita itu akhirnya mendongak dan menatap lembut ke arah Alfa yang juga tengah menatapnya dengan teduh sebelum berucap, “Terima kasih. Aku benar-benar tak tahu harus bagaimana berterima kasih padamu. Hari ini kau memberiku banyak sekali kejutan.”

Alfa menganggukkan kepala tipis lalu mulai menggodanya, “Kau tak tahu harus bagaimana berterima kasih padaku?” Alfa memandangi bola mata Tiara dengan penuh kasih dan mengangkat alis dengan mimik wajah mengejek.

Tiara mengerucutkan bibirnya dan ragu-ragu untuk berucap. Ada rona merah di pipi yang mulai nampak di sana mendengar kalimat tanya yang diucapkan suaminya itu.

“Tapi aku tahu caranya.” Mendadak Alfa memiringkan tubuh dan mengangkat Tiara ke dalam gendongannya dengan senyum penuh bahagia dan ekspresi sensual.

Tiara memekik terkejut. Namun tak urung, ia melingkarkan jua kedua tangannya ke leher Alfa, menerima dengan penuh suka cita perlakuan penuh romansa suaminya itu dihari pertama pernikahan mereka.

******

Di dalam ruang kamar yang redup bercahayakan lampu meja berwarna emas ....

Tiara masih belum bergerak dari tidur telentangnya di atas ranjang sejak tadi ia ditidurkan oleh Alfa, merasai sekujur tubuhnya yang gugup dengan rasa dingin pada ujung jari tangan dan kakinya. Alfa berbaring miring di sebelahnya, menatap Tiara yang sama gugupnya dengan dirinya, mengelus rambut, dahi, dan pipi berulang-ulang. Jantungnya berdebar kencang. Ini malam pertama mereka.

“Tiara ….,” ucapnya parau sambil terus menatap lekat istrinya. Memandanginya tanpa henti seperti takut saja jika Tiara hilang dari pandangannya.

Tiara akhirnya tersenyum dan memiringkan tubuhnya kemudian melakukan hal yang sama dengan Alfa. Ia menangkup kedua pipi Alfa dengan tangannya dan berkata, “Aku mencintaimu Alfa. Terima kasih telah memilihku. Aku bukan yang sempurna seperti yang kau harapkan, tetapi, aku berjanji, aku akan menyempurnakan apa yang belum sempurna di hidupmu. Aku akan berusaha menjadi istri yang baik.”

Alfa tersenyum mendengar kalimat penuh makna istrinya itu, kemudian menggenggam tangan Tiara yang masih menempel di pipinya dan mencium jemarinya sembari memejamkan mata sejenak dan terbuka kembali untuk menatap kembali wanitanya. “Aku sudah memilih wanita yang paling tepat untuk hidupku.”

Dengan gerakan perlahan, Alfa mulai menempatkan tangannya di leher Tiara. Menyibakkan rambut-rambut kecil yang menutupinya. Memeluk dengan mesra dan menempatkan kepalanya di antara pundak dan leher istrinya. Lelaki itu mengembuskan napasnya yang semakin memanas di sana. Menunjukkan dengan jelas apa yang diinginkannya. Dengan tergesa, Alfa menjauhkan kepalanya dan mendekatkan bibirnya untuk mencium bibir istrinya, sebelum kemudian mendadak Tiara mendorongkan kedua tangan pada dada suaminya untuk memberi jarak.

“Eh ... ehm….” Wanita itu mendeham keras demi keadaan canggung yang tengah melingkupinya. Sontak Alfa sedikit terperanjat menerima sikap istrinya itu yang seakan menolak sentuhannya.

“Kau … kau mau apa?” Tiara malah bertanya dengan polosnya yang tentu saja membuat Alfa mengerutkan kening.

“Aku … aku tak bisa…." Tiara kemudian kembali berbaring dengan telentang.

“Maksudku … ehm ... mungkin … kau harus bersabar beberapa hari lagi.” Tiara tak berani menatap suaminya dan menautkan kedua tangannya di depan dada mengusir kegugupan yang terus saja melandanya. Alfa melebarkan mata dan mengangkat alis dengan penuh keterkejutan dan tanya.

“Ah, aku tak bisa Alfa. Aku sedang … eh, aku sedang merah.” Tiara akhirnya memenuhi mulutnya dengan udara hingga menggembung dan mengembuskan napas panjang, merasa lega dan malu. Perempuan itu pun segera menoleh ke arah suaminya yang tengah menutup mukanya dengan telapak tangan.

“Oh.” Alfa akhirnya berbaring pula dan mencoba merilekskan tubuhnya yang sedikit kaku karena kejutan yang tak terduga itu.

“Oh ... astaga Tiara. Aku benar-benar terkejut," erangnya. “Terima kasih. Ini juga merupakan kejutan untukku,” ucapnya dengan senyum penuh ironi, kemudian terduduk dengan lesu.

Tiara menutupkan mulutnya dengan tangan, tertawa geli dalam suaranya yang tertahan, menyaksikan betapa frustrasinya suaminya itu di malam pertama mereka.

******

Malam semakin bergulir menuju puncaknya. Setelah adegan malam pertama yang gagal, Alfa akhirnya memutuskan untuk menenangkan diri dengan berada lama sekali di kamar mandi. Tiara yang merasa tak enak akhirnya memutuskan untuk melihat-lihat isi bangunan tempat tinggalnya.

Rumah ini memang tidaklah besar, hanya rumah satu lantai. Namun, dengan struktur tanah yang bertingkat. Area depan gerbang merupakan tempat terendah, disusul garasi rumah dan area ruang tamu yang berada sedikit di atasnya. Area belakang menjadi area tertinggi dengan separuh ruangan terbuka. Memperlihatkan kursi-kursi yang ditata menjadi ruang santai oleh pemiliknya.

Ia tidak menyangka, kesibukan Alfa di hari-hari menjelang pernikahannya ternyata diisi dengan mengerahkan semua kemampuannya untuk merekonstruksi rumah ini. Rumah yang mewakili Alfa di semua areanya.

Lampu kelap-kelip mendadak menyala di sepanjang pagar kayu yang melingkup teras belakang rumah ini di tengah lamunan Tiara. Wanita itu memundurkan langkahnya dengan sedikit terkejut.

“Kau suka?” Alfa memeluk dari arah belakang.

“Ya. Aku selalu suka apa yang kau suka.” Tiara menoleh sebentar ke arahnya dan senyum puas tersungging di sana.

“Mari tidur. Tak baik malam-malam begini ada di luar rumah.” Alfa melepas pelukannya. “Ah ya, ada baiknya aku tak menyentuhmu sebelum aku benar-benar lepas kendali.” Alfa terlihat membalikkan badan dan meninggalkannya seorang diri sambil mengumpat-umpat yang membuat sekali lagi, Tiara tak henti-hentinya menahan tawa.

Terpopuler

Comments

Fitri Afrilia

Fitri Afrilia

ngasih kejutan mulu nah dkejutin balik dehh...hehehe yg sabar yaa

2020-12-29

0

Fitri Afrilia

Fitri Afrilia

haiii aq mampir d karya mu ya...

2020-12-29

0

Belinda Marchely

Belinda Marchely

Duh, jadi teringat pengalaman sendiri nih 🤣☺️

2020-08-26

1

lihat semua
Episodes
1 Episode-1 Pernikahan
2 Episode-2 Rumah Baru
3 Episode-3 Keinginan
4 Episode-4 Perhatian Mama
5 Episode-5 Sakit
6 Episode-6 Kejutan Menyedihkan
7 Episode 7 - Lukisan Wajahmu
8 Episode-8 Kembali Bekerja
9 Episode-9 Kemarahan Alfa
10 Episode-10 Kegembiraan Bersama
11 Episode-11 Periksa Kandungan
12 Episode-12 Bertemu Mantan
13 Episode-13 Sebuah Rencana
14 Episode-14 Teka Teki
15 Episode-15 Kehilangan
16 Episode-16 Air Mata
17 Episode-17 Tersenyum Kembali
18 Episode-18 Gallery
19 Episode-19 Kesempatan
20 Episode-20 Bersekutu
21 Episode-21 Tanpa Sadar
22 Episode-22 Kedua Kali
23 Episode-23 Pertengkaran
24 Episode 24 - Melukis Harapan
25 Episode 25 - Lebih Dekat
26 Episode 26 - Pulang
27 Episode 27 - Kepedihan
28 Episode 28 - Melepas Rindu
29 Episode 29 - Lemah
30 Episode 30 - Bertahan
31 Episode 31 - Mati Bersamamu
32 Episode 32 - Tak Terduga
33 Episode - 33 Kecewa
34 Episode-34 Kembali Pulang
35 Author Menyapa
36 Episode-35 Merawatmu
37 Episode-36 Dilema
38 Episode 37 - Wonder Woman
39 Episode 38 - Hidroterapi
40 Episode 39 - Bukan Kejutan
41 Episode 40 - Kolam Renang
42 Episode 41 - Wanita itu
43 Episode 42 - Berbeda
44 Episode 43 - Menemani
45 Episode 44 - Asisten?
46 Episode 45 - Tanda Kehamilan
47 Episode 46 - Tempat Terbaik
48 Episode 47 - Balas Budi
49 Episode 48 - Bertemu Lagi
50 Episode 49 - Ayah Sejati
51 Episode 50 - Kabar Buruk
52 Episode 51 - Salam Perpisahan
53 Episode 52 - Sepercik Rindu
54 Episode 53 - Rencana Terselubung
55 Episode 54 - Keputusan
56 Episode 55 - Bersandiwara
57 Episode 56 - Menunggu Kabar Baik
58 Episode 57 - Lelaki Penggoda
59 Episode 58 - Mengintai
60 Episode 59 - Permintaan
61 Episode 60 - Bersabar
62 Episode 61 - Langkah Terbaik
63 Episode 62 - Tak Ada Pilihan
64 Episode 63 - Emosional
65 Episode 64 - Wanita dan Cinta
66 Episode 65 - Rencana Terakhir
67 Episode 66 - Kucing Persia
68 Episode 67 - Bahagia
69 Episode 68 - Mencari Kebenaran
70 Episode 69 - Kamuflase
71 Episode 70 - Muara Rindu
72 Episode 71 - Nadia
73 Episode 72 - Mendekap Luka
74 Episode 73 - Secercah Harapan
75 Episode 74 - Romantika
76 Episode 75 - Titik Balik
77 Episode 76 - Melepas Beban
78 Episode 77 - Bertamu
79 Episode 78 - Restu Mama
80 Episode 79 - Antipati
81 Episode 80 - Panik
82 Episode 81 - Memulihkan Diri
83 Episode 82 - Penerimaan
84 Episode 83 - Mimpi Itu
85 Episode 84 - Persiapan
86 Episode 85 - Memaksa Diri
87 Episode 86 - Menjemput Waktu
88 Episode 87 - Akhir Penantian
89 Episode Penutup - Mencintaimu
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Episode-1 Pernikahan
2
Episode-2 Rumah Baru
3
Episode-3 Keinginan
4
Episode-4 Perhatian Mama
5
Episode-5 Sakit
6
Episode-6 Kejutan Menyedihkan
7
Episode 7 - Lukisan Wajahmu
8
Episode-8 Kembali Bekerja
9
Episode-9 Kemarahan Alfa
10
Episode-10 Kegembiraan Bersama
11
Episode-11 Periksa Kandungan
12
Episode-12 Bertemu Mantan
13
Episode-13 Sebuah Rencana
14
Episode-14 Teka Teki
15
Episode-15 Kehilangan
16
Episode-16 Air Mata
17
Episode-17 Tersenyum Kembali
18
Episode-18 Gallery
19
Episode-19 Kesempatan
20
Episode-20 Bersekutu
21
Episode-21 Tanpa Sadar
22
Episode-22 Kedua Kali
23
Episode-23 Pertengkaran
24
Episode 24 - Melukis Harapan
25
Episode 25 - Lebih Dekat
26
Episode 26 - Pulang
27
Episode 27 - Kepedihan
28
Episode 28 - Melepas Rindu
29
Episode 29 - Lemah
30
Episode 30 - Bertahan
31
Episode 31 - Mati Bersamamu
32
Episode 32 - Tak Terduga
33
Episode - 33 Kecewa
34
Episode-34 Kembali Pulang
35
Author Menyapa
36
Episode-35 Merawatmu
37
Episode-36 Dilema
38
Episode 37 - Wonder Woman
39
Episode 38 - Hidroterapi
40
Episode 39 - Bukan Kejutan
41
Episode 40 - Kolam Renang
42
Episode 41 - Wanita itu
43
Episode 42 - Berbeda
44
Episode 43 - Menemani
45
Episode 44 - Asisten?
46
Episode 45 - Tanda Kehamilan
47
Episode 46 - Tempat Terbaik
48
Episode 47 - Balas Budi
49
Episode 48 - Bertemu Lagi
50
Episode 49 - Ayah Sejati
51
Episode 50 - Kabar Buruk
52
Episode 51 - Salam Perpisahan
53
Episode 52 - Sepercik Rindu
54
Episode 53 - Rencana Terselubung
55
Episode 54 - Keputusan
56
Episode 55 - Bersandiwara
57
Episode 56 - Menunggu Kabar Baik
58
Episode 57 - Lelaki Penggoda
59
Episode 58 - Mengintai
60
Episode 59 - Permintaan
61
Episode 60 - Bersabar
62
Episode 61 - Langkah Terbaik
63
Episode 62 - Tak Ada Pilihan
64
Episode 63 - Emosional
65
Episode 64 - Wanita dan Cinta
66
Episode 65 - Rencana Terakhir
67
Episode 66 - Kucing Persia
68
Episode 67 - Bahagia
69
Episode 68 - Mencari Kebenaran
70
Episode 69 - Kamuflase
71
Episode 70 - Muara Rindu
72
Episode 71 - Nadia
73
Episode 72 - Mendekap Luka
74
Episode 73 - Secercah Harapan
75
Episode 74 - Romantika
76
Episode 75 - Titik Balik
77
Episode 76 - Melepas Beban
78
Episode 77 - Bertamu
79
Episode 78 - Restu Mama
80
Episode 79 - Antipati
81
Episode 80 - Panik
82
Episode 81 - Memulihkan Diri
83
Episode 82 - Penerimaan
84
Episode 83 - Mimpi Itu
85
Episode 84 - Persiapan
86
Episode 85 - Memaksa Diri
87
Episode 86 - Menjemput Waktu
88
Episode 87 - Akhir Penantian
89
Episode Penutup - Mencintaimu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!