Di dalam kamar luxury bar itu terlihat seorang laki laki bermata tajam yang sedang menikmati minuman beralkohol Carlo Rossi red wine. Minuman itu memang salah satu minuman favorit di negara itu. Rey sudah menghabiskan beberapa botol red wine tersebut.
(Pov Rey? )
Entah siapa wanita aneh itu, aku sudah tiga kali bertemu dengan nya dan selalu berakhir dengan sial. Aku sudah geram dan ingin sekali meremukkan tulang nya saat ini juga.
***Flash back on
Pertemuan pertama ku dengan nya ku ingat ketika kami ingin berangkat ke San Diego, saat itu kami sedang mengejar important meeting dengan partner bisnis di bidang bahan bakar minyak.
Saat itu kami sudah terlambat sehingga aku meminta supirku untuk mengendarai mobilku dengan lebih laju. Tiba-tiba mobil kami mendadak di rem supir pribadiku. Aku sudah di landa emosi berat dengan benturan tiba tiba akibat mobil yang di rem dengan tiba tiba dan keras.
Aku meminta assisten ku untuk membereskannya, biasanya Beni menyelesaikan misi nya dengan cepat dan tepat. Tapi kali ini tak sesuai ekspektasi ku
aku harus turun tangan juga.
Aku keluar dari mobilku, karena sedari tadi aku menunggu di dalam mobil berharap Beni dan supirku menyelesaikan permasalahan kecil itu dengan segera. Aku sudah melirik wanita itu sedari tadi dari dalam mobil, tapi yang ku lihat dia hanya diam dan merasa ketakutan. Ia terlihat gemetaran dan mengeluarkan keringat.
Aku sudah menunggu berharap Beni dan supir masuk ke dalam mobil dan kami melanjutkan perjalanan kami, tapi hasilnya nihil. Aku keluar dari mobilku dengan membanting keras pintu mobil dan melirik tak suka kepada gadis itu. Aku juga meminta Beni memberikan kompensasi kepada wanita aneh itu.
"Beni berikan dia uang sebagai kompensasi", ucapku dengan nada penuh penekanan.
aku sungguh geram dan muak saat ini
aku memang susah mengendalikan emosi ku.
jaman sekarang banyak modus penipuan, pelaku berpura pura jadi korban kecelakaan sehingga korbannya harus memberi ganti rugi. Aku yakin wanita itu juga sedang melakonkan drama 'korban tabrak', buktinya ia terlihat baik-baik saja dan tidak kenapa-napa.
Aku tak mau repot dan ambil pusing mengenai itu, aku tak punya waktu untuk menginterogasi wanita aneh itu. Bagiku itu hal yang tidak penting. Lebih baik berikan dia uang dan pergi secepatnya, toh aku punya uang yang berlebih.
Baru saja aku berkata seperti itu wanita itu langsung berlari sekencang kencang nya menjauhi kami bertiga. Aku sekilas merasa heran kenapa dia tak mau menerima, sebenarnya apa yang dipikirkan dan di rencanakan?
Karena wanita itu sudah pergi kami kembali masuk ke dalam mobil dan melanjutkan perjalanan kami. Aku meminta supirku mengemudikan mobil nya dengan ngebut supaya bisa sampai ke tujuan tepat waktu.
Dua minggu kemudian aku bertemu dengan wanita aneh itu, lagi lagi aku bertemu dengan nya di saat yang tidak tepat. Saat itu aku sedang asyik bercumbu dengan wanita baruku, aku sedang menikmati permainan kami di dalam mobil.
Saat itu hasrat birahi ku sedang membara sehingga aku tak bisa menunda untuk melakukan nya di saat dan tempat itu juga. Aku yang sudah bagai cacing kepanasan meminta Beni untuk melakukan tugasnya. Beni sudah tau bagaimana aku dan apa yang harus ia kerjakan.
Ia berlalu keluar dari kantor mengendarai mobil pribadinya. Tak berselang 10 menit ia sudah membawa angelia ke hadapan ku. Beni kemudian berlalu meninggalkan kami,
aku sudah tak sabar ingin mencumbui wanita itu.
Aku menarik nya untuk masuk ke dalam mobil,
ini adalah area parkir pribadiku, special parking area of CEO. Aku tau tak akan ada orang yang berani mendekat ke area parkir ku.
Aku menariknya masuk ke dalam mobilku,
aku tak segan segan melakukan hal itu di dalam mobil. Aku sangat menikmati permainan wanita itu, ia memang ahli dalam di bidang itu.
Ia saat ini duduk di pangkuan ku, ia duduk di atas pahaku yang kekar. Ia sesekali menggerakkan tubuhnya seraya menggeliat ke daerah sensitif ku.
Hal itu sukses membuat darah ku mengalir dengan deras nya. Aku sudah merasa di awan awan, mataku kalang kabut menikmati setiap sentuhan wanita itu. Tapi tiba tiba aku terusik dengan kehadiran seseorang di balik kaca mobilku, aku tak bisa fokus lagi.
Perhatian ku kini sudah beralih ke wanita aneh yang ku temui saat itu, ia terlihat mondar mandir di sekitar mobilku. Tampak dia sedang memperhatikan sesuatu di sekitar mobil ku itu.
Aku tau dia tidak bisa melihat kami di dalam, namun aku sudah merasa risih dan terganggu. Aku menduga mungkin wanita itu datang untuk membalas dendam kepadaku.
Hawa nafsu ku mini mereda secara otomatis,
aku sudah tidak berselera lagi. Mood ku sudah rusak oleh kehadiran wanita aneh itu. Kini tangan ku sudah ku kepal dengan kuat, nafasku di dadaku sudah bergerak naik turun.
Lagi dan lagi aku harus berurusan dengan wanita aneh itu, ingin sekali ku patahkan tulang tangan dan kakinya serta mencongkel buah matanya saat ini juga.
Aku mendorong angela dari pangkuan ku, aku sudah tak membutuhkan nya saat ini. Sebenarnya ia terus melakukan aksi nya,
ia meminta ku tak usah menghiraukan wanita yang ada di balik mobil ku itu.
Namun emosi ku sudah berada di ubun-ubun kepala ku. Aku keluar dari mobilku dan menatap gadis itu dengan tajam.
Ia terlihat gemetaran seperti yang dilakukan saat kami pertama bertemu, ia juga terlihat sudah berkeringat. Aku melangkah mendekati nya, namun lagi lagi ia berlari menjauhi ku.
Ku tatap ia berlari se kencang kencang nya menuju pintu masuk perusahaan ku.
Aku tersenyum kecut, aku membatin kenapa dia berlari kesana?, aku berjalan masuk ke perusahaan ku dan menaiki lift menuju kantorku di lantai 17. Sesampainya di sana aku meminta sekretaris ku memanggil kepala HRD menghadap kepada ku. Sekitar 5 menit kemudian terdengar suara ketukan di pintu ruangan ku.
"Tok... tok... tok... "
"Masuk", ucapku dingin.
"Selamat siang tuan,, maaf tuan ada apa memanggil saya? ", ucap kepala HRD itu seraya berjalan mendekati ku.
"Apa ada pegawai baru", tanya ku dengan raut wajah emosi
"Iya tuan, ada satu orang pegawai yang masuk di bagian cleaning service tuan, ia baru bekerja selama 3 hari tuan", jelas pak Ronald dengan wajah tertunduk dan ekspresi ketakutan.
"Baik, keluar sekarang", pinta ku dengan suara keras
Aku marah dan emosi karena pegawai rendahan seperti nya berani mengacuhkan dan cari masalah denganku. Aku langsung turun ke lantai dua dan di ikuti pak ronald dari belakang,
aku tau pusat pegawai bidang cleaning service ada di lantai itu.
Aku berjalan cepat dengan hentakan keras sepatu fentovel ku, aku kini tak sabar lagi ingin bertemu dengan nya dan meluapkan emosi ku sepuas hati.
.
.
.
.
bersambungggggg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments